Professional Documents
Culture Documents
A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Peluap didefinisikan sebagai bukaan pada salah satu sisi kolam atau tangki sehingga zat cair ( biasanya air ) didalam kolam tersebut melimpas di atas peluap. Peluap ini serupa dengan lubang besar dimana elevasi permukaan zat cair sebelah hulu lebih rendah dari sisi atas lubang.
B.
ALAT YANG DIGUNAKAN 1. Multi purpose teaching flume 2. Ambang tajam Model ambang tajam dibuat dari bahan baja tahan karat (stainless stell). Debit yang lewat di atas ambang tajam ini merupakan fungsi dari tinggi aliran di atas ambang. 3. Point Gauge 4. Stop Watch 5. Mistar ukur 6. Alat ukur debit (ember plastik, stop watch, gelas ukur)
C.
DASAR TEORI Jenis peluap ambang tajam ini merupakan salah satu konstruksi pengukur debit yang banyak dijumpai di saluran - saluran irigasi maupun laboratorium.
32
33
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
Debit aliran yang terjadi pada ambang tajam dihitung dengan menggunakan formula sebagai berikut : Q= (3.1)
Dengan (h) adalah tinggi muka air di atas ambang. Keterangan : Q h P = debit aliran ( m 3 /dtk ) = tinggi air di atas ambang = tinggi ambang (m) (m)
h H Q P
D.
PROSEDUR PELAKSANAAN
1. Memasang ambang tajam pada model saluran terbuka 2. Mengalirkan air ke dalam model saluran terbuka 3. Menghitung volume 4. Mencatat harga h 5. Mengamati pengaliran yang terjadi 6. Mengulang percobaan untuk debit yang lain 7. Menggunakan rumus di atas untuk menentukan besarnya nilai koefisien debit pada ambang tajam.
34
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
E.
ANALISIS PERHITUNGAN
1. Pada kondisi bukaan I P= 0,15 m B= 0,0984 m Tabel 1.1 Kondisi Bukaan I Menggunakan Ambang Tajam
V (m3) 0.00035 0.00050 0.00060 t (dtk) 1.15 1.0 1.16 = Q (m3/dtk) 0.000304 0.0005 0.000517 0.002338 Yo (m) 0.317 0.317 0.317 h (m) 0.167 0.167 0.167 h 3/2 0.0682 0.0682 0.0682 Cd 7.216x10-3 0.0103 0.0105
Dengan :
H = Yo
35
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
= =
Q1 Q2 Q3 3
= 4.40x10-3 m 3 /dtk
Rumus
Vrata
V1 V2 V3 3 =
= = 4.833x10-4 m3
-Menghitung h 2 h h
3 2
= 0.167 = 0,0682 m
3 2
-Menghitung Cd Rumus : Cd 1 =
Cd1 Cd 2 Cd 3
Cd
= =
Cd1 Cd 2 Cd 3 3
36
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
= = 9.338x 2. Pada kondisi bukaan II P= 0,15 m B= 0,0983 m Tabel 1.2 Kondisi Bukaan II Menggunakan Ambang Tajam
V (m3) 0.00102 0.00124 0.00060 t (dtk) 1.0 1.03 1.09 = Q (m3/dtk) 0.001396 0.001464 0.001588 0.004448 Y0 (m) 0.328 0.328 0.328 h (m) 0.178 0.178 0.178 h 3/2 0.0750 0.0750 0.0750 Cd 0.013 0.015 0.014
Dengan :
H = Yo
37
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
= =
Q1 Q2 Q3 3
= 1.116x10-3 m 3 /dtk
V1 V2 V3 3
= 1.166x10-3 m3
-Menghitung h
3 2
h h
3 2
= 0.178 m = 0.0750 m
3 2
-Menghitung Cd Rumus : Cd =
3Q 2b 2 g (Yo P)3 / 2
Cd 1 Cd 2 Cd 3
Cd
Cd1 Cd 2 Cd 3 3
38
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
= = 0.014 3. Pada kondisi bukaan III P= 0,15 m B= 0,0983 m Tabel 4.3 Kondisi Bukaan III Menggunakan Ambang Tajam
V (m3) 0.0025 0.0021 0.00275 t (dtk) 1.16 1.03 1.03 = Q (m3/dtk) 0.002155 0.002038 0.002669 0.005120 Y0 (m) 0.344 0.344 0.344 h (m) 0.194 0.194 0.194 h 3/2 0.0854 0.0854 0.0854 Cd 0.025 0.024 0.031
Dengan :
H = Yo
Q3
= = 2.669x10-3 m 3 /dtk
39
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
= = =
Q1 Q2 Q3 3
= 2.287x10-3 m 3 /dtk
V1 V2 V3 3
-Menghitung h 2 h
3
= 0.194 m
3
h2
= 0.0854 m 2
-Menghitung Cd Rumus : Cd Cd 1 Cd 2 Cd 3 =
3Q 2b 2 g (Yo P)3 / 2
40
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
Cd1 Cd 2 Cd 3 3
41
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
F.
Bukaan I II
Q (m /detik)
3
Cd
4.40x10-3 1.116x10-3
III 2.287x10-3 0.026 0.0854 Sumber : hasil praktikum mekanika fluida dan hidraulika 2010
Q debit
0.02 0.015 0.01 0.005 0 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 y = -2.1939x + 0.0222 R = 0.1804 0.014 0.009338 Q Linear (Q)
Cd
Cd
h3/2
42
Kelompok 13 Praktikum Mekanika Fluida dan Hidraulika 2010
G.
PEMBAHASAN Dalam mencari koefisien debit (Cd) pada ambang tajam dibutuhkan hubungan data dari percobaan. Q= Dengan (h) adalah tinggi muka air di atas ambang. Keterangan : Q h P = debit aliran (m3/dtk) = tinggi air di atas ambang (m) = tinggi ambang (m)
Dari hasil grafik regresi dapat dilihat : a. Hubungan antara Cd dan Q adalah berbanding terbalik hasil-hasilnya, karena semakin besar nilai Cd semakin kecil debit. b. Hubungan antara h3/2 dan Cd adalah berbanding lurus hasil-hasilnya, karena semakin besar nilai h3/2 semakin besar nilai Cd.
H.
KESIMPULAN Peluap ambang tajam yang biasanya dijadikan bukaan pada salah satu sisi suatu kolam atau tangki, dapat juga digunakan untuk mencari debit aliran. Elevasi permukaan air di hulu lebih rendah dari sisi atas lubang. Dari perhitungan data di atas di dapat nilai nilai : Cd rata-rata : Bukaan I Bukaan II Bukaan III Q rata-rata : Bukaan I Bukaan II = 9.338x10-3 = 0.014 = 0.026 = 4.40x10-3 m 3 /dtk = 1.116x10-3 m 3 /dtk