You are on page 1of 35

ENERGI GEOTHERMAL (GEOTHERMAL ENERGI CONVERSION)

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Konversi Energi (KJ 711) Dosen: Dr. Tedjo Narsoyo Reksoatmodjo, ST., M. Pd

Oleh : Nelly Syarifah 1102640

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2012

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum,Wr. Wb. Saya panjatkan puji serta syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkah dan rahmat-Nyalah saya dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya, dan semoga sampai kepada kita selaku umatnya. Konversi energi merupakan perubahan bentuk energi dari yang satu menjadi bentuk energi lainnya, dalam hukum konversi energi mengatakan bahwa energi tidak dapat diciptakan (dibuat) ataupun dimusnahkan akan tetapi dapat berubah bentuk dari bentuk yang satu kebentuk lainnya. Makalah ini akan membahas mengenai Energi Geothermal dan Pemanfaatannya. Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Konversi Energi yang diberikan oleh Dr. Tedjo Narsoyo Reksoatmadjo, ST., M.Pd. Makalah ini dirancang dari hasil study komparatif dan kajian teoritis. Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa ada bantuan, kritik, saran dan juga dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat teriring doa dan rasa syukur saya mengucapkan terima kasih kepada Dr. Tedjo Narsoyo Reksoatmadjo, ST., M.Pd sebagai dosen mata kuliah Konversi Energi yang telah memberikan pembelajaran, membimbing dan memberikan pengarahan dalam proses perkuliahan. Saya ucapkan terima kasih kepada orang tua saya atas dorongan motivasinya serta doa yang senantiasa tercurah selama penyusunan makalah ini dan kepada rekan-rekan Pendidikan Teknologi Kejuruan Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah membantu dalam penulisan

dan penyusunan makalah ini, terima kasih. Saya telah mencoba menyusun tulisan ini dengan sungguh-sungguh agar dapat menjadi sebuah penulisan yang baik dan dapat berguna untuk menambah wawasan kita semua. Tetapi jelas bahwa hingga sekarang ini, saya masih dalam tahap belajar dan oleh sebab itu saya menyambut baik segala saran dan komentar yang membangun dari pembaca untuk perbaikan dan penyempurnaan penulisan ini. Wassalamualaikum Wr Wb. Bandung, September 2012

Nelly Syarifah NIM.1102640

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1 1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3 BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 4 2.1 Energi Geothermal ..................................................................................... 5 2.2 Perhitungan Energi Panas Bumi ................................................................ 12 2.3 Konsep Energi Panas Bumi ....................................................................... 13 BAB III ANALISA PEMANFAATAN ENERGI GEOTHERMAL .............. 20 3.1 Geothermal di Indonesia ............................................................................ 20 3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi ................................................... 22 3.3 Potensi Energi Geothermal di Indonesia ................................................... 26 BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 29 4.1 Kesimpulan ................................................................................................ 29 4.2 Rekomendasi .............................................................................................. 30 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 31

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Energi panas bumi (geothermal) merupakan energi yang bersih dan ramah lingkungan dan mulai menjadi perhatian dunia karena energi yang dihasilkan dapat dikonversi. Energi yang mempunyai sifat dapat berubah ke bentuk energi lainnya, seperti dalam hukum kekekalan energi yaitu energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan tetapi dapat diubah ke bentuk energi lain, berubahnya bentuk energi satu kebentuk energi lainnya yang disebut dengan konversi energi. Energi panas bumi telah dipergunakan untuk memanaskan (ruangan ketika musim dingin atau air) sejak peradapan Romawi, namun sekarang lebih populer untuk menghasilkan energi listrik. Dengan potensi sumber energi panas bumi yang dapat membangkitkan listrik, dan sebagai salah satu sumber energi terbaharukan yang juga ramah lingkungan maka energi panas bumi sangat berpotensi sebagai alternatif pengganti sumber energi fosil yang tidak terbaharukan dan menghasilkan dampak lingkungan berupa emisi gas dan rumah kaca. Saat ini panas bumi yang dimanfaatkan untuk pembangkit listrik telah terpasang di mancanegara seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Italia, Swedia, Swiss, Jerman, Selandia Baru, Australia dan Jepang. Amerika saat ini bahkan sedang sibuk dengan riset besar mereka di bidang geothermal dengan nama Enhanced Geothermal Systems (EGS). EGS diprakarsai oleh US Department of Energy (DOE) dan bekerja sama dengan beberapa universitas seperti MIT, Southern Methodist University, dan University of Utah. Proyek ini merupakan program jangka panjang dimana pada 2050

geothermal merupakan sumber utama tenaga listrik Amerika Serikat. Program EGS bertujuan untuk meningkatkan sumber daya geothermal, menciptakan teknologi terbaik dan ekonomis, memperpanjang life time sumur-sumur produksi, ekspansi sumber daya, menekan harga listrik geothermal menjadi seekonomis mungkin, dan keunggulan lingkungan hidup. Program EGS telah mulai aktif sejak Desember 2005 yang lalu. Seiring dengan laju pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi, kebutuhan energi primer di Indonesiapun semakin meningkat, dan juga menyebabkan peningkatan pada kebutuhan listrik. Kebutuhan energi primer tersebut sebagian disuplai oleh energi fosil, yang pada tahun 2003 terdiri dari 54,4% minyak bumi, gas alam 26,5%, batubara 14,1 % dan sisanya adalah energi baru dan terbarukan. Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia, Kita memiliki potensi energi panas bumi sebesar 27.000 MW yang tersebar di 253 lokasi atau mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia. Dengan kata yang lebih ekstrim, kita merupakan negara dengan sumber energi panas bumi terbesar di Dunia. Namun, hanya sekitar kurang dari 4% yang baru dimanfaatkan. Oleh karena itu, untuk mengurangi krisis energi nasional kita, pemerintah melalui PLN akan melaksanakan program percepatan pembangunan pembangkit listrik nasional 10.000 MW tahap ke-II yang salah satu prioritas sumber energi-nya adalah panas bumi (Geothermal). semakin tinggi, namun tidak didukung dengan optimalisasi potensi energi itu sendiri. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa energi dapat dikonversi tak terkecuali energi panas bumi yang dapat dikonversi menjadi energi listrik. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pembahasan dalam makalah ini akan menganalisis potensi pemanfaatan energi geothermal di Indonesia.

1.2 Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui potensi pemanfaatan energi geothermal di Indonesia, mengetahui kelemahan dan keuntungan dalam pemanfaatan energi geotermal, serta upaya peningkatan pemanfaatan energi geothermal di Indonesia

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.1 Geothermal Energi Pada prinsipnya, menurut teori bumi merupakan pecahan yang terlempar dari matahari. Karenanya bumi hingga kini masih mempunyai satu inti panas sekali yang meleleh Energi panas bumi berasal dari panas dalam bumi. Kata panas bumi berasal dari kata Yunani yaitu geo, yang berarti bumi; dan therme, bermakna panas. Orang-orang diseluruh dunia menggunakan energi panas bumi untuk menghasilkan listrik, pemanasan rumah dan bangunan dan untuk menyediakan air panas untuk berbagai penggunaaan. Inti bumi terletak hampir 4.000 mil dibawah permukaan bumi. Inti bumi ini berlapis ganda terdiri dari besi cair yang sangat panas yang mengelilingi pusat besi padat dengan ketebalan sekitar 3450 kilometer. Lapisan ini mempunyai temperatur dan tekanan yang sangat tinggi sehingga lapisan ini berupa lelehan yang sangat panas yang diperkirakan mempunyai density sekitar 10.2 - 11.5 gr/cm3. Diperkirakan suhu dalam inti berkisar 5.000 oF hingga 11.000oF.

Gambar 2.1 Temperatur dalam Bumi

Sekitar inti bumi terdapat mantel sebagian batu dan sebagian magma. Mantel memiliki ketebalan 1.800 mil. Lapisan bumi terluar adalah kulit bumi (crust), kulit ini tidak satu lembar terus menerus seperti cangkang telur, namun dipecah menjadi potongan-potongan yang disebut lempengan. Ketebalan dari kulit bumi bervariasi, tetapi umumnya kulit bumi di bawah suatu daratan (continent) lebih tebal dari yang terdapat di bawah suatu lautan. Di bawah suatu daratan ketebalan kulit bumi umumnya sekitar 35 kilometer sedangkan di bawah lautan hanya sekitar 5 kilometer. Batuan yang

terdapat pada lapisan ini adalah batuan keras yang mempunyai density sekitar 2.7 - 3 gr/cm3.

Gambar 2.2 Bagian Dalam Bumi Bagian teratas dari selubung bumi dinamakan litosfir (80-200 km). Bagian yang terletak dibawah litosfir merupakan batuan lunak tetapi pekat dan jauh lebih panas dinamakan astenosfer (200-300 km), dan dibawah dari lapisan ini terdapat materialmaterial cair, pekat dan panas dengan density sekitar 3,3-5,7 gr/cm3. Seperti yang dijelaskan sebelumnya lapisan terluar dari bumi atau litosfer bukan merupakan permukaan yang utuh tetapi terdiri dari sejumlah lempengan-lempengan tipis dan kaku.

Gambar 2.3 Bagian-bagian bumi Lempeng-lempeng tersebut merupakan bentangan batuan setebal 64 145 km yang mengapung di atas astenosfer. Lempeng-lempeng ini bergerak secara perlahanlahan dan menerus. Di beberapa tempat lempeng-lempeng bergerak memisah sementara di beberapa tempat lainnya lempeng-lempeng saling mendorong dan salah satu diantaranya akan menujam di bawah lempeng lainnya (lihat Gambar 2.3). Karena panas di dalam astenosfere dan panas akibat gesekan, ujung dari lempengan tersebut hancur meleleh dan mempunyai temperatur tinggi (proses magmatisasi).

Gambar 2.4 Lempengan bumi Adanya material panas pada kedalaman beberapa ribu kilometer di bawah permukaan bumi menyebabkan terjadinya aliran panas dari sumber panas tersebut 6

hingga ke pemukaan. Hal ini menyebabkan tejadinya perubahan temperatur dari bawah hingga ke permukaan, dengan gradien temperatur rata-rata sebesar 300C/km. Di perbatasan antara dua lempeng (di daerah penujaman) harga laju aliran panas umumnya lebih besar dari harga rata-rata tersebut. Hal ini menyebabkan gradien temperatur di daerah tersebut menjadi lebih besar dari gradien tempetatur rata-rata, sehingga dapat mencapai 70-800C/km, bahkan di suatu tempat di Lanzarote (Canary Island) besarnya gradien temperatur sangat tinggi sekali hingga besarnya tidak lagi dinyatakan dalam 0C/km tetapi dalam 0C/cm. Pada dasarnya sistem panas bumi terbentuk sebagai hasil perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya yang terjadi secara konduksi dan secara konveksi. Perpindahan panas secara konduksi terjadi melalui batuan, sedangkan perpindahan panas secara konveksi terjadi karena adanya kontak antara air dengan suatu sumber panas. Perpindahan panas secara konveksi pada dasarnya terjadi karena gaya apung (bouyancy). Air karena gaya gravitasi selalu mempunyai kecenderungan untuk bergerak kebawah, akan tetapi apabila air tersebut kontak dengan suatu sumber panas maka akan terjadi perpindahan panas sehingga temperatur air menjadi lebih tinggi dan air menjadi lebih ringan. Keadaan ini menyebabkan air yang lebih panas bergerak ke atas dan air yang lebih dingin bergerak turun ke bawah, sehingga terjadi sirkulasi air atau arus konveksi. Energi panas bumi disebut energi terbarukan karena air diisi kebali oleh curah hujan, dan panas secara terus-menerus diproduksi dalam bumi dan perluruhan lambat dari partikel radioaktif yang terjadi alami dalam batuan.

2.1.1 Sejarah dan Penggunaan Geothermal Energy Banyak manusia kuno termasuk Roma, Cina dan Amerika menggunakan mata air mineral panas untuk mandi, memasak, pemanasan dan air dari mata air panas yang sekarang digunakan diseluruh dunia di spa, untuk memanaskan bangunan, dan untuk keperluan pertanian dan industri. banyak orang percaya mata air panas mineral memiliki kekuatan penyembuhan alami. Saat ini, kami mengebor sumur ke reservoir panas bumi jauh di bawah tanah dan menggunakan uap dan panas untuk menggerakkan turbin di pembangkit tenaga listrik. Air panas juga digunakan secara langsung untuk memanaskan bangunan, untuk meningkatkan laju pertumbuhan ikan di pembenihan dan tanaman di rumah kaca, untuk pasteurisasi susu, produk makanan kering dan kayu, dan untuk mandi mineral 2.1.2 Dimana Terdapat Geothermal Energy? Geolog menggunakan berbagai metode untuk menemukan reservior panas bumi. Mereka mempelajarai daru foto dan peta geologi, mereka menganalisis kimia, sumber air, dan konsentrasi logam dalam tanah. Mereka mungkin mengukur variasi fravitasi dan medan magnet. Namun satu-satunya cara yang mereka dapat yakin adalam reservior panas bumi adalah dengan pengeboran eksplorasi yang baik. Daerah panas bumi terpanas ditemukan di sepanjang batas lempeng utama di mana gempa bumi dan gunung berapi terkonsentrasi. Sebagian besar kegiatan panas bumi dunia terjadi di daerah yang dikenal sebagai Ring of Fire, yang pinggiran Samudera Pasifik dan berbatasan dengan Indonesia, Filipina, Jepang, Kepulauan Aleutian, Amerika Utara, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Energi panas bumi umumnya dimanfaatkan dalam bidang-bidang aktivitas gunung berapi. Cincin Pasifik merupakan tempat utama untuk pemanfaatan kegiatan

panas bumi karena itu adalah wilayah di mana proses tektonik selalu terjadi. Gambar di bawah ini menunjukkan lokasi umum Cincin Api (Ring Of Fire)

Gambar 2.5 Ring Of Fire (Sumber : Geothermal Education Office)

Di Indonesia sendiri, geothermal terbentuk akibat proses tektonik lempeng. Di Indonesia, 3 lempeng tektonik aktif bergerak di Indonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Indo-Australia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan pembentukan energi panas bumi yang sangat penting di Indonesia. Pada akhirnya Indonesia termasuk zona subduksi, dimana pada zona ini terjadi penunjaman di sekitar pulau Sumatra, Jawa-Nusa Tenggara, Maluku, dan Sulawesi. Lempeng tektonik merupakan pengalir panas dari inti bumi sehingga banyak sekali geothermal yang dapat didirikan pada zona lempeng tektonik. Pada di zona ini juga terbentuk gunung api yang berkontribusi pada reservoir panas di pulau jawa yang menempati batuan vulkanik.

Gambar 2.6 Posisi Lempengan USGS mendefinisikan proses tektonik sebagai serangkaian tindakan dan perubahan yang berkaitan dengan, menyebabkan, atau yang dihasilkan dari struktural deformasi kerak bumi. [Diadaptasi dari American Heritage Dic. Bahasa Inggris, 4th ed.] gambar ini mengilustrasikan proses-proses tektonik istilah (Geothermal Dinas Pendidikan).

Gambar 2.7 Proses Lempengan Teknonik (Sumber : Geothermal Education Office)

10

Gambar 2.8 Proses Lempengan Teknonik

Peta di bawah menunjukkan di mana batas lempeng terletak dan peta berikut menggambarkan lokasi umum listrik tenaga panas bumi yang digunakan di seluruh dunia.

Gambar 2.9 Peta lempengan (Sumber : Geothermal Education Office) 11

Menurut Budihardi (1998) Tumbukan antara lempeng India-Australia di sebelah selatan dan lempeng Eurasia di sebelah utara mengasilkan zona penunjaman (subduksi) di kedalaman 160 - 210 km di bawah Pulau Jawa-Nusatenggara dan di kedalaman sekitar 100 km (Rocks et. al, 1982) di bawah Pulau Sumatera. Hal ini menyebabkan proses magmatisasi di bawah Pulau Sumatera lebih dangkal dibandingkan dengan di bawah Pulau Jawa atau Nusatenggara. Karena perbedaan kedalaman jenis magma yang dihasilkannya berbeda. Pada kedalaman yang lebih besar jenis magma yang dihasilkan akan lebih bersifat basa dan lebih cair dengan kandungan gas magmatik yang lebih tinggi sehingga menghasilkan erupsi gunung api yang lebih kuat yang pada akhirnya akan menghasilkan endapan vulkanik yang lebih tebal dan terhampar luas. Oleh karena itu, reservoir panas bumi di Pulau Jawa umumnya lebih dalam dan menempati batuan volkanik, sedangkan reservoir panas bumi di Sumatera terdapat di dalam batuan sedimen dan ditemukan pada kedalaman yang lebih dangkal. 2.2 Perhitungan Energi Panas Bumi Dengan pengeboran, uap air yang bersuhu dan bertekanan tinggi dapat diambil dari dalam bumi dan dialirkan ke genarator turbin yang selanjutnya menghasilkan tenaga listrik. Perkiraan atau penilaian potensi panas bumi pada prinsipnya mempergunakan data-data geologi, geofisika dan geokimia. Analisis-analisis kimia memberikan parameter-parameter yang dapat digunakan untuk memperkirakan potensi panas bumi disuatu daerah. Diantara rumus perhitungan dan metode yang sering dipakai disebut metode perry dan metode bandwell, yang pada umumnya merupakan rumus empiris.

12

Metode perry pada dasarnya mempergunakan prinsip energi dari panas yang hilang. Rumus untuk mendapatkan energi metode perry adalah sebagai berikut:

E= D x Dt x P
Dimana :

KCAL perdetik

E = Energi D = Debit (dalam liter/detik) Dt= Perbedaan suhu permukaan air panas dan air dingin P = panas jenis (kilo kalori/kilogram) diambil berat jenis air = 1:1 kilo kalori/perdetik = 4.186 kW. Untuk perhitungan-perhitungan ini, data-data suhu dinyatakan dalam derajat celcius (oC) debit air dalam satuan liter perdetik. Sedangkan isi klorida dalam larutan air panas dapat dinyatakan dalam miligram per liter. Metode kedua adalah metode Bandwell, rumus untuk mendapatkan energi panas bumi oleh bandwell adalah sebagai berikut:

E = M [H1H2] kWh.
Dimana: E = Panas M = Massa dari waduk uap panas bumi yang terdiri atas cairan dan uap (kg) H1 = entalphy uap pada t1 (BTU/b) H2 = entalphy uap pada t2 (BTU/b) t1 = suhu waduk uap panas bumi mula-mula (oF) t2 = suhu waduk uap panas bumi mula-mula (oF) Massa dari waduk uap panas bumi (M) tergantung pada volume waduk uap panas, dan prosentase uap yang terkandung dalam waduk. 2.3 Konsep Energi Panas Bumi Energi panas bumi dihasilkan dari batuan panas yang terbentuk beberapa kilometer di bawah permukaan bumi yang memanaskan air di sekitarnya sehingga akan menghasilkan sumber uap panas atau geiser (Gambar 2.10). Sumber uap panas ini di

13

bor. Uap panas yang keluar dari pengeboran setelah disaring, digunakan untuk menggerakkan generator sehingga menghasilkan energi listrik.

Gambar 2.10 Sumber Uap Panas

Agar uap panas selalu keluar dengan kecepatan tetap, air dingin harus dipompakan untuk mendesak uap panas. Semburan uap panas dengan kecepatan tertentu akan menggerakkan turbin yang dihubungkan ke genertaor sehingga generator menghasilkan energi listrik. Energi panas bumi yang ada di Indonesia pada saat ini dapat dikelompokkan menjadi: Energi Panas Bumi Uap Basah Energi Panas Bumi Air Panas Energi Panas Bumi Batuan Panas

2.3.1 Uap Basah Keadaaan yang ideal, mudah dan menguntungkan untuk memanfaatkan sumber daya panas bumi adalah bila energi yang keluar dari perut bumi langsung berbentuk uap kering. Tapi kenyataanya bahwa uap yang keluar dari perut bumi kebanyakan adalah dalam bentuk uap basah, dimana uap basah tersebut mengandung sejumlah air yang

14

harus dipisahkan dulu sebelum uap tersebut dapat dipakai dalam turbin. Yang berbanya didapat adalah air panas tekanan yang setelah mencapai permukaan, mencetus dan memisah menjadi kira-kira 20% uap dan 80% air. Atas dasar ini maka untuk dapat memanfaatkan jenis uap basah ini diperlukan separator untuk memisahkan antara uap dan air. Uap yang telah dipisahkan dari air diteruskan ke turbin untuk menggerakkan generator listrik, sedangkan airnya disuntikkan kembali ke dalam bumi untuk menjaga keseimbangan air dalam tanah. Skema pembangkitan tenaga listrik atas dasar pemanfaatan energi panas bumi "uap basah" dapat dilihat pada Gambar 2.11.

Gambar 2.11. Pembangkitan tenaga listrik dari energi panas bumi "uap basah".

Pada gambar diatas tampak bahwa uap yang diambil dari separator dibawa keturbin, sisa sebagain uap yang digunakan untuk menggerakkan turbin diteruskan kepenampungan sehingga berubah dalam wujud cair. Air yang masih dalam keadaan panas yang ada dipenampungan diteruskan ke cooling water (pendingin). Air yang terjadi pada pendingin kembali dipompa kedalam tanah, sedang sisa uap dibuang keudara. Dari keterangan diatas tampak jelas bila yang didapat bukan uap basah tapi uap kering, maka separator tidak diperlukan dan uap dapat langsung digunakan untuk menggerakkan turbin. Untuk menjaga kelangsungan hidup turbin, pada umumnya uap masih dibersihkan dulu sebelum dimasukkan kedalam turbin. 15

2.3.2 Air Panas Dari perut bumi sering didapatkan air panas atau lebih tepat air asin panas (brine) yang suhunya tidak seberapa tinggi dan mengandung banyak mineral. Karena banyaknya kandungan mineral ini, maka air panas tidak dapat digunakan langsung sebab dapat menimbulkan penyumbatan pada pipa-pipa sistim pembangkit tenaga listrik.. Untuk dapat memanfaatkan energi panas bumi jenis ini, digunakan sistem biner (dua buah sistem utama) yaitu wadah air panas sebagai sistem primemya dan sistem sekundernya berupa alat penukar panas (heat exchanger) yang akan menghasilkan uap untuk menggerakkan turbin. Energi panas bumi "uap panas" bersifat korosif, sehingga biaya awal pemanfaatannya lebih besar dibandingkan dengan energi panas bumi jenis lainnya. Skema pembangkitan tenaga listrik panas bumi "air panas" sistem biner dapat dilihat pada Gambar 2.12

Gambar 2.12 Skema pembangkitan tenaga listrik energi panas bumi "air panas"

Air panas dibawa kesuatu penukar panas (heat exchanger) untuk kemudia diinjeksi kembali ketanah. Siklus pertama dinamakan siklus primer. Melalui penukar 16

panas energi yang terkandung dalam air panas dipindahkan kesirkuit kedua yang diisi dengan air. Air dalan sirkuit kedua setelah meningkalkan penukar pas menjadi uap, yang dimasukkan dalam turbin. Sirkuit kedua dinamakan sistem sekunder. Bila tekanan air panas dari bumi kurang tinggi perlu dipakai pompa, yang mempunyai konstruksi khusus, karena harus tahan air asin yang sangat korosif. Medium pada sistem sekunder dapat dipakai suatau bahan yang mempunyai titik didih yang rendah, misal amonia (NH3) atau gas propan (C3H6), bila suhu air tidak terlalu tinggi.

Pompa panas geothermal 2.3.3 Batuan Panas Telah dikemukakan dimuka, bahwa didalam perut bumi lebih banyak terdapat uap basah daripada uap kering, begitu juga lebih banyak terdapat energi dalam bentuk batuan panas yang kering. Panas ini tidak datang keatas melainkan harus diambil sendiri. hal ini dapat dilakukan dengna memasukkan ke dalam tanah air dingin biasa, yang menyedotnya kembali ketempat lain sebagai uap atau sebagian air panas.

17

Pembangkit tenaga listrik panas bumi dari batuan panas Dapat dilihat dari gambar, tanah dibor suatu lubang atau sumur yang mencapai batu padat yang panas. Kemudian batu padat diledakan dengan alat nuklir. Dengan demikian sebagaian batu pada menjadi pecah dan berlubang. Kemudian dibor lagi satu sumur sampai batu pecah. Kemudian air dipompa dengan tekanan tinggi kedalam batubatu pecah yang panas. Karena dalam keadaan pecah, batu-batu ini memungkinkan air mengalir didalam sehingga menjadi panas. Pada ujung lainnya air panas ini, yang kini telah menjadi uap, diambil kembali untuk dipakai dalam pusat listrik tenaga panas bumi. Diperkirakan luas wilayah ini akan mempunyai ukuran panjang dan lebar sekitar 500meter. Perlu dikemukakan bahwa pemanasan lapisan batu pecah bukan saja dilakukan oleh batu panas, melainkan juga oleh energi sisa dari ledakan nuklir yang dipakai untuk membuat pecah lapisan batu. Cara untuk mendapatkan panas bumi dengan metode ini hingga kini masih merupakan gagasan. 2.4. Sumber Energi Panas Bumi Energi panas-bumi (geothermal energy) adalah energi panas yang berasal dari kedalaman bumi yang berada di bawah daratan antara 32-40 km dan di bawah lautan antara 10-13 km.

18

Panas geotermal ini dijumpai dalam 3 kondisi alamiah: (1) Steam (uap), (2) Hot water (air panas), dan (3) Dry rock (batuan panas). Adapun sumber panas-bumi dikelompokkan menjadi 3 macam,

yaitu: hydrothermal, geopressured, dan petrothermal. Sistem hydrothermal terdiri dari 2 macam yaitu vapor -dominated system dan liquid-dominated system. Pergerakan lapisan bumi yang saling bertumbukan menyebabkan terjadinya proses radioaktif di kedalaman lapisan bumi sehingga menyebabkan terbentuknya magma dengan temperatur lebih dari 2000 C. Setiap tahun air hujan serta lelehan salju meresap ke dalam lapisan bumi, dan tertampung di suatu lapisan batuan yang telah terkena arus panas dan magma. Lapisan batuan itu disebut dengan geothermal reservoir yang mempunyai kisaran temperatur antara 200 - 300 C. Siklus air yang setiap tahun berlangsung menyebabkan lapisan batuan reservoir sebagai tempat penghasil energi panas bumi yang dapat terus menerus diproduksi dalam jangka waktu yang sangat lama. Itulah sebabnya mengapa panas bumi disebut sebagai energi terbarukan dan sumber energi panas bumi tersebut berasal dari magma.

19

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Geothermal di Indonesia Jumlah sumber energi yang berasal dari panas bumi di Indonesia cukup tinggi, hal ini disebabkan oleh letak Indonesia yang dihimpit oleh 3 lempeng tektonik aktif bergerak di Indonesia, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng IndoAustralia. Tumbukan antar tiga lempeng tektonik ini telah memberikan pembentukan energi panas bumi yang sangat penting di Indonesia.

Gambar 3.1 Potensi Geotermal Indonesia Seperti dijelaskan oleh Rina W (2005) dalam makalahnya sebanyak 252 lokasi panas bumi di Indonesia tersebar mengikuti jalur pembentukan gunung api yang

20

membentang dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Sulawesi, sampai Maluku. Dengan total potensi sekitar 27 Gwe. Dibandingakan dengan negara lainnya, Indonesia jauh lebih unggul. Tabel 3.1 di bawah menunjukkan MW Geothermal Energi di berbagai negara di seluruh dunia. (Untuk informasi lebih lanjut tentang tanaman panas bumi lainnya di seluruh dunia mengunjungi situs ini, Dipilih Geothermal Power Plants (ORMATGreEnergy Power).) Tabel 3.1 Geothermal Energy
Zunil, Guatemala So Miguel, Aores Islands, Portugal Leyte, The Philippines Olkaria, Kenya Nagqu, Tibet, P.R. of China Reykjanes Peninsula, Iceland 24 MW 14 MW 125 MW 100 MW 1.0 MW 9.1 MW

Tabel di bawah ini menunjukkan negara-negara yang menggunakan Geothermal Energi dan jumlah megawatt pembangkit listrik yang mereka hasilkan. Tabel 3.2 Producing countries in 1999 United States Philippines Italy Mexico Indonesia Japan New Zealand Costa Rica Iceland El Salvador Nicaragua Kenya China Megawatts 2,850 1,848 768.5 743 589.5 530 345 120 140 105 70 45 32

21

21 Turkey 11 Russia 11 Portugal (Azores) 5 Guatemala 4 French West Indies (Guadeloupe) 3 Taiwan 0.3 Thailand 0.2 Zambia Menurut WWF Indonesia, dalam sebuah laporan berjudul Menyalakan Cincin Api : Sebiah Visi Membangun Potensi Panas Bumi Indonesia Igniting the Ring of Fire: A Vision for Developing Indonesias Geothermal Power sebuah kajian yang mengelaborasi tantangan dan peluang pengembangan energi panas bumi di Indonesia, dan memberikan peta kemungkinan solusinya. 3.2 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) pada prinsipnya sama

sepertiPembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), hanya pada PLTU uap dibuat di permukaan menggunakan boiler, sedangkan pada PLTP uap berasal dari reservoir panas bumi. Apabila fluida di kepala sumur berupa fasa uap, maka uap tersebut dapat dialirkan langsung ke turbin, dan kemudian turbin akan mengubah energi panas bumi menjadi energi gerak yang akan memutar generator sehingga dihasilkan energi listrik, untuk penjelasaannya silahkan lihat artikel "Prinsip Dasar Thermodinamika". Apabila fluida panas-bumi keluar dari kepala sumur sebagai campuran fluida dua fasa (fasa uap dan fasa cair) maka terlebih dahulu dilakukan proses pemisahan pada fluida. Hal ini dimungkinkan dengan melewatkan fluida ke dalam separator, sehingga fasa uap akan terpisahkan dari fasa cairnya. Fraksi uap yang dihasilkan dari separator inilah yang kemudian dialirkan ke turbin. Banyak sistem pembangkitan listrik dari fluida panas bumi yang telah diterapkan di lapangan, diantaranya:

22

1. Direct Dry Steam 2. Separated Steam 3. Single Flash Steam 4. Double Flash Steam 5. Multi Flash Steam 6.Brine/Freon Binary Cycle Brine/Isobutane Binary Cycle 7. Combined Cycle 8. Hybrid/fossilgeothermal conversion system Secara garis besar, Teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi dapat dibagi menjadi 3(tiga), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir. Saat ini terdapat tiga macam teknologi pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal power plants), pembagian ini didasarkan pada suhu dan tekanan reservoir.Yaitu dry steam, flash steam, dan binary cycle. Ketiga macam teknologi ini pada dasarnya digunakan pada kondisi yang berbeda-beda. Uap Kering (dry steam) Teknologi ini bekerja pada suhu uap reservoir yang sangat panas (>235 derajat celcius), dan air yang tersedia di reservoir amat sedikit jumlahnya. Seperti terlihat digambar, cara kerja nya adalah uap dari sumber panas bumi langsung masuk ke turbin melalui pipa. kemudian turbin akan memutar generator untuk menghasil listrik. Teknologi ini merupakan teknologi yang tertua yang telah digunakan pada Lardarello, Italia pada tahun 1904. Jenis ini adalah cocok untuk PLTP kapasitas kecil dan untuk kandungan gas yang tinggi.

23

Contoh jenis ini di Indonesia adalah PLTP Kamojang 1 x 250 kW dan PLTP Dieng 1 x 200

Gambar 2.5.1. Dry Steam Power Plant Bilamana uap kering tersedia dalam jumlah lebih besar, dapat dipergunakan PLTP jenis condensing, dan dipergunakan kondensor dengan kelengkapan nya seperti menara pendingin dan pompa, Tipe ini adalah sesuai untuk kapasitas lebih besar. Contoh adalah PLTP Kamojang 1 x 30 MW dan 2 x 55 MW, serta PLTP Drajad 1 x 55 MW. Flash steam Teknologi ini bekerja pada suhu diatas 1820C pada reservoir, cara kerjanya adalah Bilamana lapangan menghasilkan terutama air panas, perlu dipakai suatu separator yang memisahkan air dan uap dengan menyemprotkan cairan ke dalam tangki yang bertekanan lebih rendah sehingga cairan tersebut menguap dengan cepat menjadi uap yang memutar turbin dan generator akan menghasilkan listrik. Air panas yang tidak menjadi uap akan dikembalikan ke reservoir melalui injection wells. Contoh ini adalah PLTP Salak dengan 2 x 55 MW.

24

Gambar 2.5.2. Flash Steam Power Plant Binary cycle Teknologi ini menggunakan suhu uap reservoir yang berkisar antara 107-1820C. Cara kerjanya adalah uap panas di alirkan ke salah satu pipa di heat exchanger untuk menguapkan cairan di pipa lainnya yang disebut pipa kerja. pipa kerja adalah pipa yang langsung terhubung ke turbin, uap ini akan menggerakan turbin yang telah dihubungkan ke generator. dan hasilnya adalah energi listrik. Cairan di pipa kerja memakai cairan yang memiliki titik didih yang rendah seperti Iso-butana atau Iso-pentana.

Gambar 2.5.3. Binary Steam Power Plant Keuntungan teknologi binary-cycle adalah dapat dimanfaatkan pada sumber panas bumi bersuhu rendah. Selain itu teknologi ini tidak mengeluarkan emisi. karena alasan tersebut teknologi ini diperkirakan akan banyak dipakai dimasa depan. Sedangkan teknologi 1 dan 2 diatas menghasilkan emisi carbondioksida, nitritoksida

25

dan sulfur, namun 50x lebih rendah dibanding emisi yang dihasilkan pembangkit minyak. 3.3 Potensi Energi Geothermal di Indonesia Indonesia memiliki potensi energi panas bumi terbesar di dunia, dengan setidaknya 29 Giga Watt total potensi panas bumi. Dari jumlah tersebut, baru dimanfaatkan sekitar 1,2 Giga Watt. Kebijakan Energi Nasional telah menargetkan agar panas bumi dapat menyokong 5% bauran energi nasional pada 2025, namun hingga saat ini panas bumi baru berkontribusi 1% dengan perkembangan yang lambat. UU no.20 Tahun 2002 Tentang Ketenaga listrikakan memberikan kesempatan pengembangan pembangkit tenaga listrik dari sumber energi baru terbarukan setempat diwilayah kompetisi dan non kompetisi pada Potensi energi panas bumi di Indonesia, (Hasbulloh, 2009) dijelaskan dalam tabel dibawah ini : Daerah sumber Energi Panas Bumi Sumatera Jawa Sulawese Nusa Tenggara Maluku Irian Jaya Jumlah Keseluruhannya Potensi Energi Panas Bumi (MW) 9.562 5.331 1.300 200 100 165 16.658

Jawa Barat merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya panas bumi yang terbesar di Indonesia. Potensi panas bumi di Jawa Barat mencapai 5411 MW atau 20% dari total potensi yang dimiliki Indonesia. Sebagian potensi panas bumi tersebut dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik, seperti : PLTP Kamojang didekata Garut, memiliki unit 1,2,3 dengan kapasitas total 140 MW. Potensi yang masih dapat dikembangkan sekitar 60 MW.

26

PLTP Darajat, 60 Km sebelah tenggara Bandung dengan Kapasitas 55 MW. PLTP Gunung Salak di Sukabumi, terdiri dari unit 1,2,3,4,5,6 dengan kapasitas total 330 MW.

PLTP Wayang Windu di Panggalengan dengan Kapasitas 110 MW.

Walaupun pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) hanya mengolah sumber panas yang tersimpan di reservoir perut bumi, bukan berarti tidak memerlukan biaya. Investasi untuk menggali energi panas bumi tidak sedikit karena tergolong berteknologi dan berisiko tinggi. Investasi untuk kapasitas di bawah satu MW, berkisar US$ 3.000-5.000 per kilowatt (kW). Sementara untuk kapasitas di atas satu MW, diperlukan investasi US$ 1.500-2.500 per kW. Karakter produksi dan kualitas produksi akan berbeda dari satu area ke area yang lain. Penurunan produksi yang cepat, merupakan karakter produksi yang harus ditanggung oleh pengusaha atau pengembang, ditambah kualitas produksi yang kurang baik, dapat menimbulkan banyak masalah di pembangkit. Misalnya, kandungan gas yang tinggi mengakibatkan investasi lebih besar.Dalam pembangkitan listrik, harga jual per kWh yang ditetapkan PLN dinilai terlalu murah sehingga tak sebanding dengan biaya eksplorasi dan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Dalam hat ini, PLN tidak bisa disalahkan karena tarif dasar listrik yang ditetapkan pemerintah masih di bawah harga komersial, yaitu tujuh sen dollar AS per kWh. Adapun keuntungan dan kelebihan PLTP adalah sebagai berikut, Keuntungan: 1. Bebas emisi (binary-cycle). 2. Dapat bekerja setiap hari baik siang dan malam

27

3. Sumber tidak fluktuatif dibanding dengan energi terbarukan lainnya (angin, Solar cell dll) 4. Tidak memerlukan bahan bakar 5. Harga yang kompetitive Kelemahan : 1. Cairan bersifat Korosif 2. Effisiensi agak rendah, namun karena tidak perlu bahan bakar, sehingga effiensi tidak merupakan faktor yg sangat penting. 3. Untuk teknologi dry steam dan flash masih menghasilkan emisi walau sangat kecil

28

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Kesimpulan Energi panas-bumi mempunyai banyak kelebihan dalam hal keramahannya terhadap lingkungan dibanding energi yang lain. Energi panas-bumi dapat menghasilkan 1. Tenaga listrik langsung di lokasi, 2. Dengan biaya relatif rendah, 3. Tanpa mencemari lapisan udara, air, ataupun menciptakan limbah yang berbahaya. 4. Tidak akan mempengaruhi persediaan air tanah di daerah tersebut karena sisa buangan air disuntikkan ke bumi dengan kedalaman yang jauh dari lapisan aliran air tanah. 5. Limbah yang dihasilkan juga hanya berupa air sehingga tidak mengotori udara dan merusak atmosfer. 6. Kebersihan lingkungan sekitar pembangkit pun tetap terjaga karena pengoperasiannya tidak memerlukan bahan bakar, tidak seperti pembangkit listrik tenaga lain yang memiliki gas buangan berbahaya akibat pembakaran. Ungkapan bahwa panas bumi tidak mencemari lingkungan disebabkan sebagian besar problem yang timbul dapat dikontrol atau dieliminasi, dan pencemaran ini lebih bersifar lokal. Meskipun demikian gas-gas yang terkandung, antara lain gas hidrogen sulfida (H2S), perlu mendapat perhatian. Walau penggunaan energi panas-bumi dampak positifnya lebih menonjol untuk pembangkitan tenaga listrik, sebenarnya energi panas-bumi juga dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti: polusi suhu, penurunan permukaan tanah,

29

dan tumpang tindih lahan. Selain itu simpulan yang dapat diambil dari pemaparan makalah ini adalah 1. Energi panas-bumi potensial untuk mengisi atau bahkan mengganti kebutuhan sumber energi berbahan bakar fosil untuk pembangkitan tenaga listrik. 2. Potensi energi panas-bumi di pulau Sumatra perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk pembangkitan tenaga listrik dengan perhitungan kemungkinan penjualan energi listrik ke negara tetangga terdekat. 3. Dampak terhadap lingkungan relatif sangat kecil atau dapat dikatakan tidak ada. Hal ini dikarenakan polusi yang timbul dapat dikontrol oleh sistim pemanfaatan energi panasbumi yang dipergunakan 4.2 Rekomendasi Untuk memanfaatkan potensi panas bumi di Indonesia maka beberapa pertimabangan yang dapat menjadi pertimbangan : 1. Dukung pemerintah untuk mengurangi krisis energi nasional yang salah satu nya dengan memanfaatkan sumber energi panas bumi Indonesia 2. Investasi dalam pembangunan kapasitas daerah (provinsi, kabupaten) untuk pendukung utama energi panas bumi dan dalam pengembangannya. 3. Kedalaman reservior tidak terlalu besar, biasanya tidak lebih dari 300m dibawah permukaan tanah 4. Faktor yang menjadi pertimbangan lain adalah mempunyai kandungan panas atau cadangan yang besar sehingga mampu memproduksi uap untuk jangka waktu yang cukup lama yaitu sekita 25-30tahun

30

DAFTAR PUSTAKA ________. http://id.wikipedia.org/wiki/Energi_panas_bumi _________. (2012). Mengembangkan Energi Pasnas Bumi. [Online]. Tersedia: http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/11021. 2012) Citrosiswoyo Wahyudi.Tenaga Listrik Panas Bumi.pdf. ITS:Surabaya. Kadir abdul.1996.Pembangkit Tenaga Listrik. Universitas Indonesia : Jakarta. Dunia.Listrik.2009.pembangkit-listrik-panas-bumi-2. http://www.dunialistrik.com Wikipedia.Indonesia.2009.EnergiPanasBumi. http://www.wikipediaindonesia.com Hermawan. (2005) Pengakjian Sumber Energi Alternatif. ________. (2006). Blue Print Pengelolaan Energi Nasional 2006-2025. \Martin Djamin. (2008) Geothermal Energy In Indonesia. The Need Project. www.NEED.org Wahyuningsih, Rina. Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi di Indonesia. Kolokium Hasil Lapangan (2005) _________(2000). Gothermal Education Office. [Online]. Hasbullah.(2009). Konversi Energi Panas Bumi. (Online) (September

31

You might also like