Professional Documents
Culture Documents
MODUL I
KELOMPOK 28
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Struktur kontrol di dalam bahasa pemrograman adalah perintah dengan bentuk (struktur) tertentu yangdigunakan untuk mengatur (mengontrol) jalannya program. Dalam visual basic 6.0, struktur kontrol keputusan ada dua jenis, yaitu : 1. Struktur kontrol keputusan 2. Struktur kontrol pengulangan Struktur kontrol keputusan - digunakan untuk memutuskan kode program mana yang akan dikerjakan berdasarkan suatu kondisi. Struktur keputusan memungkinkan untuk mengatur jalannya program, jika membiarkan tanpa diperiksa oleh statement control-flow, suatu logika program akan berjalan dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Hanya program yang sangat sederhana dapat ditulis tanpa statement control-flow. Struktur keputusan dibagi menjadi 2, yaitu : 1. Struktur If . . .Then 2. Struktur Select Case
1.2
TUJUAN
Untuk melakukan pengulangan suatu kode program. Mengeksekusi blok code berulang-ulang dalam kurun nilai tertentu. Mengeksekusi bagian spesifik dari kode sesuai dengan angka yang merupakan jumlah pengulangannya. Untuk melakukan pengulangan eksekusi program atau code, sejumlah yang telah ditentukan. Untuk mengeksekusi kode yang bernilai sama, berulang ulang.
1.3
MANFAAT
Agar kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan struktur kontrol pengulangan. Untuk dapat membuat program yang memerlukan struktur kontrol pengulangan. Kita dapat mengetahui apa saja tipe - tipe dari struktur kontrol pengulangan tersebut. Kita bisa mengetahui bagaimana koding dari struktur pengulangan. Untuk dapat mengaplikasikan struktur kontrol pengulangan pada sebuah program.
1.4
Terdapat beberapa struktur kontrol keputusan, yaitu antara lain : 1. If Then Struktur If Then disebut juga dengan Branch structure merupakan struktur percabangan di mana suatu ekspresi akan dikerjakan bila kondisinya terpenuhi. Tetapi jika kondisinya tidak terpenuhi maka ekspresi di dalam struktur If tidak akan dijalankan dan blok If akan dilompati serta program akan melakukan tindakan selanjutnya. Bentuk penulisan dari struktur If Then seperti gambar berikut : If kondisi Then Pernyataan 2. If Then Else Struktur If Then Else disebut juga dengan Selection Structure merupakan struktur percabangan di mana suatu ekspresi akan dikerjakan bila kondisinya terpenuhi. Tetapi jika kondisinya tidak terpenuhi maka ekspresi yang lainnya yang dikerjakan. Bentuk penulisan dari struktur If Then Else seperti gambar berikut : If kondisiThen Pernyataan 1 Else Pernyataan 2 End If 3. If Then Else If Bentuk statemen If bertingkat merupakan variasi statemen If yang lengkap. Dalam pengambilan keputusan disediakan lebih dari 2 alternatif. Bentuk umum statemen kendali If bertingkat seperti gambar berikut : If Kondisi 1 Then Pernyataan jika Kondisi 1 bernilai True ElseIf Kondisi 2 Pernyataan jika Kondisi 2 bernilai True Elself Kondisi 3 Pernyataan jika Kondisi 3 bernilai True Else Pernyataan jika tidak ada Kondisi yang bernilai True End If 4. Select Case Struktur Select Case digunakan untuk menjalankan satu blok perintah yang jumlahnya banyak atau bertingkat-tingkat. Struktur ini mirip dengan struktur If Then Else, tetapi Select Case mempunyai penulisan yang lebih mudah sehingga penulisan programnya lebih efisien dan mudah dibaca oleh pembuat program.
Perbedaan antara struktur Select Case dengan struktur If Then Else adalah bila struktur If Then Else menyeleksi suatu kondisi dan terpenuhi, selanjutnya proses penyeleksian masih dilakukan terhadap struktur If Then Else berikutnya. Sedangkan pada struktur Select case bila salah satu kondisi sudah terpenuhi dan blok program telah terproses, selanjutnya blok program dalam lingkungan Select Case tidak akan diseleksi lagi. Bentuk penulisan Struktur Select Case seperti gambar berikut : Select Case Pilihan Case Pilihan1 Case Pilihan1 Pernyataan program yang dilaksanakan jika Pilihan = Pilihan1 Case Pilihan2 Pernyataan program yang dilaksanakan jika Pilihan = Pilihan2 Case Pilihan n Pernyataan program yang dilaksanakan jika Pilihan = Pilihan n Case Else Pernyataan Program yang dilaksanakan jika Plilihan1 sampai n tidak ada yang sesuai maka pernyataan ini akan dikerjakan End Select
1.4.2 Teori Program yang Dipakai 1.4.2.1 Program Pengawasan dan Perencanaan Persediaan
Fungsi utama persediaan yaitu: Sebagai penyangga, penghubung antar proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Sebagai stabilitor harga terhadap fluktuasi permintaan.
Komponen biaya dalam rangka penentuan persediaan: 1. 2. Biaya pembelian (Purchasing Cost = 0) Biaya yang dikeluarkan untuk membeli barang persediaan. Besarnya biaya tergantung dari jumlah barang yang dibeli dan harga satuan. Biaya pengadaan (Procurement Cost) Biaya pengadaan dibedakan atas 2 jenis yaitu: - Biaya pemesanan (Ordering Cost = k) Semua pengeluaran yang timbul untuk mendatangkan barang dari luar. - Biaya penentuan pemasok, administrasi pesanan, pengiriman pesanan, pengangkutan, penerimaan dsb. 3. Biaya persiapan (Setup Cost = k) - Semua pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi suatu barang. - Biaya menyusun peralatan produksi, menyetel mesin, persiapan gambar kerja dsb. 4. Biaya penyimpanan (Holding Cost) Semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang, meliputi: - Biaya modal - Biaya gudang
5. -
Biaya asuransi Biaya administrasi Biaya kadaluarsa Biaya kerusakan dan penyusutan Biaya kekurangan persediaan/kehabisan stock (Shortage Cost = p) Biaya yang timbul sebagai akibat terjadinya persediaan lebih kecil dari jumlah yang diperlukan. - Metode Pengendalian Persediaan Metode Tradisional Metode Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Metode Kanban Metode Pengendalian Persediaan Tradisional/EOQ Dalam metodee ini pada dasarnya mencari jawaban optimal dalam menentukan: - Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) - Titik pemesanan kembali (RO) - Jumlah cadangan pengaman yang diperlukan (SS) Tujuan model ini adalah menentukan jumlah ekonomis setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga total biaya persediaan minimal. Biaya Total Persediaan = Ordering Cost + Holding Cost + Purchasing Cost dengan: D k h c t : jumlah kebutuhan barang selama satu periode : ordering cost sekali pesan : holding cost persatuan nilai persediaan persatuan waktu : purchasing cost persatuan nilai persediaan : waktu antara satu pesanan ke pesanan berikutnya Perhitungan biaya-biaya: Biaya pesan = k ] k : biaya pesan setiap kali pesan D : permintaan per periode Q : jumlah pemesanan optimal Biaya simpan = h[ ] h : biaya simpan per unit per periode Q : jumlah pemesanan optimal Biaya pembelian = c Rumus persediaan model Q(EOQ) adalah sbb: Q(EOQ) =
b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan proses produksi (process Technology) Energi adalah merupakan faktor production input yang sangat memegang peranan kuat untuk kelangsungan industry. Hampir semua industri akan memerluakan energy listrik dalam jumlah yang besar untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya, sehingga pada penentuan lokasi sebuah pabrik akan mempertimbangkan hal tersebut Pendirian pabrik dalam suatu lokasi juga mempertimbangkan tersedianya tenaga kerja dalam jumlah dan skillyang diperlukan. Tingkat upah yang harus diberikan seringkali menjadi daya tarik untuk meletakkan lokasi industry pada wilayah tertentu. Selain factor energy dan tenaga kerja, terdapat beberapa factor yang juga mempengaruhi yaituketersediaan air yang cukup besar untuk kebutuhan proses maupun minum. c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi lingkungan luar Penetapan lokasi pabrik juga akan dipengaruhi oleh factor-faktor luar (environmental factors) yang memiliki hubungan dengan proses produksi maupun sumber-sumber input. Faktor-faktor luar itu antara lain sarana dan prasarana produksi, transportasi, kondisi sosial budaya masyarakat, norma/adat istiadat tradisi, tingkat pendidikan anggota masyarakat, kebijakan pemerintah seperti UU, sistem perpajakan, stabilitas keamanan dan politik menjadi pertimbangan khusus dalam evaluasi serta penetapan alternatif lokasi yang feasible. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa permasalahan pemilihan alternative lokasi yang harus diputuskan oleh manajemen industry akan sangat bersifat strategis, dengan biaya produksi seminimal mungkin. Dalam menentukan alternatif lokasi pabrik, terdapat beberapa cara/ metode, salah satu contohnya adalah dengan menggunakan metode analisis pusat gravitasi. Metode analisis pusat gravitasi dalam hal ini dibuat dengan memperhitungkan jarak masing-masing lokasi sumber material atau wilayah pemasaran tadi dengan lokasi pabrik yang direncanakan. Dalam metode analisis pusat gravitasi harus diperoleh ramalan kebutuhan finished goods output maupun material input, serta koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan. Dalam metode ini ada dua faktor yang dapat mempengaruhi yaitu : - Lokasi sumber bhn baku/material (input produksi) - Lokasi daerah pemasaran (output produksi). Dalam metode ini diasumsikan bahwa : Biaya produksi dan distribusi tidak diperhitungkan (biaya produksi dan distribusi untuk masingmasing lokasi baik dari sumber material, pemasaran menuju lokasi pabrik dianggap sama). Untuk menganalisa dengan metode ini input yang diperlukan adalah : - Kebutuhan/demand produk jadi atau baham baku dari masing-masing daerah pemasaran atau lokasi sumber bahan baku. - Koordinat geografis dari lokasi pabrik yang direncanakan, daerah pemasaran ataupun daerah sumber bhn baku. Fungsi Tujuan adalah : ... ... .min
: : Jumlah alternatif lokasi : Jumlah daerah pemasaran atau sumber material : Koordinat lokasi pabrik : Koordinat lokasi pasar atau sumber material : Besar demand pada dasar atau jumlah source material yang tersedia