You are on page 1of 47

Assalamualaikum.

, subtitle Click to edit Master

Start Here..,
9/29/12

style

L/O/G/ www.themegallery.com O

FOOD BORNE DISEASE


Click to edit Master subtitle style

KELOMPOK 9 FKM UJ 2012

9/29/12

L/O/G/O

PENDAHULUAN

Penyakit bawaan makanan atau keracunan makanan terjangkit kalau makan atau minum bahan tercemar 3 penyebab sakit pada makanan : kuman, virus, dan racun dalam makanan baik yang alamiah dicampurkan. Bahaya keracunan berkurang bila makanan disimpan dan disiapkan semestinya.

9/29/12

PENYEBAB DAN GEJALA


Penyebab : 1. kuman, misalnya Salmonella, Campylobacter dan Listeria, 2. virus, misalnya Norovirus dan Hepatitis A, 3. racun, misalnya racun yang dibuat oleh kuman seperti Staphylococcus aureus atau Bacillus cereus, dan Ciguatoxin. . Gejala tergantung dari penyebab. Berkembangnya gejala bisa berjam-jam, 9/29/12 berhari-hari atau lebih lama lagi dan

FAKTOR RESIKO DAN PENGOBATAN

Rentan terhadap anak kecil,orang lansia,orang yang sistem ketahanannya tertekan,wanita hamil. Pengobatan : Orang yang diare dan muntah sebaiknya tidak masuk kerja atau sekolah dulu dan minum banyak. Orang yang bisa kehabisan cairan tubuh patut ke dokter lebih dini. Biasanya tidak diperlukan antibiotika kecuali 9/29/12 jika rumit.

PENCEGAHAN

9/29/12

Menjaga kebersihan/ personal higiene Pemantauan suhu : lemari es 5C, makanan panas 60C, makanan yang harus dipanaskan lagi segera dipanaskan sampai semua bagiannya mencapai suhu 75 C Penyimpanan yang baik dan benar seperti makanan mentah disimpan di tempat tertutup, menutup makanan sebelum disimpan di dalam lemari es bawah maupun atas atau di lemari agar terhindar dari pencemaran.

KOLERA (CHOLERA)
KODE ICD: Click to edit Master subtitle style ICD-9: 001 ICD-10: A00

9/29/12

DEFINISI

Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, Bakteri ini masuk kedalam tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam waktu hanya beberapa hari 9/29/12 kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk

9/29/12

AGENS ETIOLOGI

Bakteri: Vibrio cholerae 01 (enterotoksin dalam usus). Penyakit Kolera sering dijumpai di Negara-negara berkembang seperti Indonesia.Penyakit kolera terdiri atas dua jenis, Yaitu : Cholera Asiatica atau klasik (A00.0) disebabkan oleh baksil Vibrio comma Cholera Eltor (A00.1) disebabkan oleh baksil Vibrio eltor

9/29/12

Bakteri gram-negatif, anaerob fakultatif, motil, berbentuk batang yang tidak membentuk spora, Dapat tumbuh pada suhu 1842C dengan suhu optimal 37C. Pertumbuhan V. cholerae akan menurun pada aw 0,97 dan pH di luar kisaran 611; pH optimal adalah 7,6. Pertumbuhannya distimulasi oleh kadar salinitas sekitar 3% namun akan dicegah jika kadar salinitas mencapai 6%. Organisme ini resisten terhadap pembekuan dingin tetapi sensitif terhadap panas serta asam, dan dapat hidup selama beberapa hari pada sayuran serta buah. V. cholerae bersifat non-invasif dan gejala diare diperantarai oleh toksin kolera yang terbentuk di dalam usus.
9/29/12

KARAKTERISTIK AGENS

PREVALENSI

Afrika, Asia, beberapa bagian dari Eropa dan Amerika Latin. Di daerah endemik, penyakit kolera terutama menyerang anak-anak karena kurangnya imunitas pada anak; pada kondisi epidemik, anak-anak dan orang dewasa sama-sama rentan terhadap infeksi ini. Angka fatalitas kasus bisa kurang dari 1% jika pasien mendapatkan terapi yang memadai; pada kasus yang tidak diobati, angka fatalitas kasus dapat melampaui 50%. Di sebagian besar negara industri, kasus penyakit kolera yang dilaporkan Jjarang terjadi karena biasanya penyakit tersebut diimpor atau dibawa oleh para pelancong atau terjadi karena makanan yang dibawa oleh pelancong, terutama terjadi Di Afrika dan Afrika Tengah serta Selatan +/++ dan di bagian dunia lain +.
9/29/12

EPIDEMIOLOGI

Endemi dan epidemi kolera sering memperlihatkan pola musiman. Air serta makanan yang tercemar , terutama jenis kerang-kerangan, memegang peranan besar dalam transmisi penyakit. Penyebaran dari orang ke orang jarang ditemukan pada daerah-daerah endemis kolera. Penyakit ini merupakan penyakit anak-anak, di daerah pedesaan Banglades angka serangan penyakit adalah 5-10 kali lebih besar pada anak-anak berusia antara 2-9 tahun. Dibandingkan dengan orang-orang dewasa, hal ini terjadi diakibatkan karena kekebalan yang timbul karena paparan yang berulang terhadap V. Kolera 01. Kolera jarang dilaporkan terjadi pada anak-anak berusia kurang dari 1 tahun, mungkin disebabkan oleh imunitas pasif yang didapat dari ASI.
9/29/12

MASA INKUBASI

13 hari Sampai 7 hari

DURASI

RESERVOIR/SUMBER
Manusia V. cholerae kerap kali ditemukan pada lingkungan yang berair dan merupakan bagian flora normal dalam air payau dan muara 9/29/12 sungai.

PATOGENESIS

Setelah tertelan, vibrio melewati lingkungan asam lambung, lalu membentuk koloni di usus kecil bagian atas yaitu pada permukaan sel-sel epitel di dalam lapisan mukosa. Perlekatan terutama diperantarai oleh Toxin Coregulated Pilus (TCP). Toksin kolera adalah suatu toksin protein yang dapat menimbulkan diare cair yang merupakan ciri khas kolera. Toksin kolera tersusun dari sebagian enzimatikmonomerik (sub unit A) dan sebagian ikatan pentamerik (sub unit B). Selanjutnya dapat meningkatkan kadar AMP siklik (CAMP) dalam akumulasi intraseluler yang menghambat sistem transpor ekskresi florida dalam sel kriptus sehingga menimbulkan akumulasi natrium klorida dalam lumen usus. Sejak air bergerak pasif untuk mempertahankan osmolitas, cairan isotonik terakumulasi dalam lumen. Ketika volume cairan melebihi kapasitas penyerapan usus, sehingga terjadi diare cair.
9/29/12

Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feces (kotoran) manusia. Makanan dan air yang telah terkontaminasi melalui kontak dengan materi tinja yang terinfeksi. Kontaminasi pada sayuran dapat terjadi melalui air limbah atau selokan yang digunakan untuk irigasi. Penularan antarmanusia melalui jalur fekaloral. 9/29/12 Contoh makanan yang terlibat meliputi

CARA PENULARAN

MANIFESTASI KLINIS

Diare cair dan muntah timbul sesudah masa inkubasi 6 jam sampai 72 jam (rata-rata 2-3 hari) kadang-kadang sampai 7 hari. Kolera dimulai dengan diare berair tanpa rasa nyeri (tenesmus) dengan tiba-tiba yang mungkin cepat menjadi banyak dan disertai muntah. Nyeri abdominal di daerah umbilikal sering terjadi. Pada kasus-kasus berat sering dijumpai muntah-muntah, biasanya timbul setelah awitan diare kurang lebih 25 % penderita anak-anak mengalami peningkatan suhu rektum (3839C), pada saat dirawat atau pada 24 jam pertama perawatan gejala klinisnya sesuai dengan penurunan volume cairan, pada kehilangan 3-5 % BB normal, mulai timbul rasa haus.
9/29/12

Kehilangan 5-8 %, hipotensi postural, kelemahan, takikardia dan penurunan turgor kulit, di atas 10% BB atau lebih merupakan diare masif, dimana terdapat dehidrasi berat dan kolaps peredaran darah, dengan tanda-tanda tekanan darah menurun (hipotensi) dan nadi lemah dan sering tak terukur, pernafasan cepat dan dalam, oliguria, mata cekung pada bayi, ubun-ubun cekung, kulit terasa dingin dan lembab disertai turgor yang buruk, kulit menjadi keriput, terjadi sianosis dan nyeri kejang pada otot-otot anggota gerak, terutama pada bagian betis. Penderita tampak gelisah, disertai letargi, somnolent dan koma. Pengeluaran tinja dapat berlangsung hingga 7 hari. Manifestasi selanjutnya tergantung pada pengobatan-pengobatan pengganti yang memadai atau tidak. Komplikasi biasanya disebabkan karena penurunan volume cairan dan elektrolit.
9/29/12

GEJALA PENYAKIT

Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau tenesmus. Feces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun amis, tetapi seperti manis yang menusuk, namun apabila cairan ini diendapkan akan mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak. Muntah setelah diare tanpa merasakan mual sebelumnya. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat. DEHIDRASI: detak jantung cepat, mulut kering, lemah fisik, mata cekung, hipotensi dan lain-lain yang bila tidak segera mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat mengakibatkan kematian.
9/29/12

DIAGNOSIS
1. Gejala klinik Kolera yang tipik dan berat dapat dikenal dengan adanya berak-berak yang sering tanpa mulas diikuti dengan muntah- muntah tanpa mual, cairan tinja berupa air cucian beras, suhu tubuh yang tetap normal atau menurun dan cepat bertambah buruknya keadaan pasien dengan gejala-gejala akibat dehidrasi, renjatan sirkulasi dan asidosis yang jelas. 2. Pemeriksaan Fisik. 9/29/12 Adanya tanda-tanda dehidrasi yaitu keadaan

3. Kultur Bakteriologis Diagnosis pasti kolera tergantung dari keberhasilan mengisolasi V. Kolera 01 dari tinja penderita, lalu penanaman pada media seletif agar gelatin tiosulfat-sitrat-empedu-sukrosa (TCBS) dan TTGA. Tampak pada TCBS organisme V. Kolera menonjol sebagai koloni besar, kuning halus berlatar belakang medium hijau kebiruan. Pada TTGA koloni kecil, opak dengan zone pengkabutan sekelilingnya. 4. Reaksi aglutinasi dengan antiserum spesifik Yaitu melalui penentuan antibodi-antibodi vibriosidal, aglutinasi dan penetralisasi toksin, titer 9/29/12 memuncrat dan ke 3 antibodi tersebut akan terjadi

PENGOBATAN
a. Terapi cairan Penggantian cairan elektrolit dan keseimbangan asam basa yang cepat dan adekuat, yaitu dengan pemberian cairan yang tergantung pada dehidrasi ringan, sedang, berat menurut WHO yaitu sebagai berikut;

Penderita dehidrasi berat dengan shock hipovolemik harus segera diberi cairan pengganti secara intravena. Penderita dengan dehidrasi sedang mendapatkan 100 mg/kg larutan garam dehidrasi oral selama 4 jam. Penderita dengan dehidrasi ringan mendapatkan 50 ml/kg larutan garam dehidrasi oral selama 4 jam.

9/29/12

b. Terapi causal Pemberian antibiotika untuk membunuh kuman vibrio dan memperpendek masa dan volume diare. Antibiotik tersebut seperti Tetrasiklin, chloramphenikol atau doksisiklin. c. Terapi berdasarkan simtomatik Pemberian antipiretik dengan preparat salisilat (asetosal, aspirin) untuk menurunkan panas akibat dehidrasi atau karena infeksi penyerta, serta mengurangi sekresi cairan yang keluar bersama tinja. Pemberian antiemetik seperti chlorpromazine (largactil) dapat mencegah muntah serta mengurangi sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. d. Terapi dietetik Pemberian bahan makanan yang kaya energi atau tinggi kalori, protein dan mengandung kalium. Bayi yang disusui ASI tetap diberikan secara libitum untuk mengatasi kehilangan cairan dan mencegah gangguan status gizi penderita.

9/29/12

PROGNOSIS

Prognosis tergantung pada kecepatan dimulainya pemberian terapi yang sesuai. Dengan pengobatan yang adekuat, hampir semua pasien kolera benar-benar sembuh dan angka kematian dapat diturunkan sampai 0%.

9/29/12

TINDAKAN PENGENDALIAN

Industri: upaya pengendalian yang meliputi pembuangan ekskreta dan limbah/air limbah secara aman; proses pengolahan air minum. misalnya dengan klorinasi, iradiasi, perlakuan panas pada makanan seperti pengalengan. Tempat penjualan makanan/rumah tangga: higiene perorangan (kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air); memasak makanan sampai matang dan mencuci buah serta sayuran sampai benarbenar bersih; merebus air minum kalau pasokan air yang aman tidak tersedia. Konsumen harus menghindari konsumsi makanan laut mentah. Di beberapa negara, para pelancong harus mendapatkan vaksinasi.
9/29/12

PENCEGAHAN PRIMER
a)

b)

c)

d) e) f)

g)

Pemberian vaksin kolera oral seperti Dukoral (diproduksi oleh PME Vaksin) yang telah mendapat lisensi dari WHO untuk 60 negara. Serta ShanChol (diproduksi oleh Shantha Biotec di India) dan sedang menunggu tahap prakualifikasi WHO. Gunakan air bersih untuk memasak, mencuci piring, sikat gigi, mandi, mencuci baju dan memasak air minum dengan matang. Jangan makan daging mentah atau makanan laut yang kurang matang seperti kerang ataupun meminum dengan air mentah. Kupas buah atau sayuran saat akan memakannya. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Miliki fasilitas MCK dengan pembuangan limbah yang baik agar tidak mengontaminasi air bersih di sumur. Benda yang tercemar muntahan atau tinja penderita harus di sterilisasi, serangga lalat (vektor) penular lainnya segera diberantas.
9/29/12

PENCEGAHAN SEKUNDER

Melakukan screening atau pengujian diagnosis pada orang yang diduga menderita kolera serta anggota keluarga lainnya. Bila dalam anggota keluarga ada yang terkena kolera, sebaiknya diisolasi dan secepatnya mendapatkan pengobatan. Pemberian antibiotik, seperti Tetrasiklin, chloramphenikol atau doksisiklin. Segera melakukan terapi pengobatan, seperti terapi cairan, terapi diatetik, dll.

PENCEGAHAN TERSIER

Istirahat yang cukup Melakukan rehabilitasi, baik fisik, psikologis, ataupun sosial.
9/29/12

ESCHERICHIA COLI
Click to edit Master subtitle style

9/29/12

PENDAHULUAN

merupakan bakteri fakultatif anaerob, kemoorganotropik, mempunyai tipe metabolisme fermentasi dan respirasi tetapi pertumbuhannya paling sedikit banyak di bawah keadaan anaerob. Pertumbuhan yang baik pada suhu optimal 37C pada media yang mengandung 1% peptone sebagai sumber karbon dan nitrogen. Escherichia coli memfermentasikan laktosa dan memproduksi indol yang digunakan untuk 9/29/12

Escherichia coli berbentuk besar (2-3 mm), circular, konveks dan koloni tidak berpigemn pada nutrient dan media darah. Escherichia coli dapat bertahan hingga suhu 60C selama 15 menit atau pada 55C selama 60 menit. merupakan kuman yang menyebabkan diare terutama pada negara negara dengan tingkat sanitasi (kebersihan) kurang.

9/29/12

9/29/12

JENIS E.COLI

Enterotoxigenic E. coli (ETEC) yang merupakan penyebab diare pada orang yang mengadakan perjalanan (travellers). Enteropathogenic E. coli (EPEC) merupakan penyebab diare pada masa kanak kanak. Enteroinvasive E. coli (EIEC) menyebabkan disentri seperti Shigella . Enterohemorrhagic E. coli (EHEC) penyebab kolitis hemoragik atau HUS (hemolytic uremic syndrome). 9/29/12 Enteroaggregative E. coli (EAggEC)

EPIDEMIOLOGI

Kejadian infeksi Escherichia coli pada manusia di Negara-negara maju cukup tinggi. CDC melaporkan bahwa Escherichia Coli adalah termasuk salah satu bakteri penyebab food-borne disease diantara 9 agen penyebab food-borne disease yang lainnya yaitu Salmonella, Campylobacter, Shigella, Yersinia, Listeria, Vibrio, Cyclospora, dan Cryptosporidium.

9/29/12

PATOGENESIS

Sumber utama patogen ini adalah ternak dan ruminasia lainnya termasuk unta. Transmisi ke manusia diawali dengan konsumsi makanan yang terkontaminasi seperti daging mentah atau daging yang dimasak tidak sempurna dan susu mentah atau dari penderita ke manusia lain melalui kontak atau berdekatan. Daging dapat terkontaminasi selama pemotongan dan mikroorganisme bisa tercampur ke dalam 9/29/12

Selain itu kebiasaan anak-anak suka mandi atau berenang dan bermain-main di air-air kotor menjadi salah satu penyebab EHEC sering kali menginfeksi anak-anak. Kontak dari manusia ke manusia dalam satu keluarga, tempat penitipan bayi dan anak, sekolah merupakan salah satu transmisi infeksi. Bakteri dari kotoran penderita diare dapat ditularkan ke manusia lain jika kurangnya kebiasaa nhigienis dan cuci 9/29/12

TANDA DAN GEJALA

Bloody diare adalah gejala utama dari infeksi E.coli. Mungkin juga memiliki keram perut dan mual dan muntah-muntah. Beberapa orang tidak akan melihat adanya gejala. Anak-anak orang dewasa lebih mungkin untuk memiliki gejala. Masa inkubasi selama 3 atau 4 hari. Bila E. coli penyebab masalah serius dengan darah atau ginjal, gejala-gejala termasuk: kulit pucat, demam, kelemahan, bruising, lulus hanya 9/29/12

PENYEBAB
EPEC : diare berair yang disertai dengan muntah dan demam, enteritis kronis yang berkepanjangan. Gejalanya dialami koleh bayi dan anak-anak di bawah usia 3 tahun. EIEC : diare akut dan berair, demam dan kejang perut, tinja berdarah dan mukoid. ETEC : diare berair, demam, kejang perut, malaise, dan muntah. VTEC : menyebabkan hemoragik colitis 9/29/12 (HC) dan sindroma hemolitik uremik

GEJALA DAN DIAGNOSA


Umumnya keluhan saluran cerna seperti diare bisa dengan air atau darah, sembelit, mual- mual, muntah, nyeri perut, nafas bau tinja, nafsu makan berkurang, sakit kepala, dan berat badan turun. Apabila sitemukan gejala diatas besar kemungkinan untuk dicurigai terinfeksi Balantidium coli. Penyakit yang ditimbulkan oleh balantidium coli hampir mirip dengan 9/29/12 penyakit yang disebabkan oleh Entamoeba

PENGOBATAN

Pengobatan dapat menggunakan antibiotik controversial. Pasien dengan komplikasi mungkin memerlukan perawatan intensif termasuk dialisis, transfusi dan / atau infus trombosit.

9/29/12

PENGOBATAN
Beberapa jenis obat dapat membunuh B. coli ini yaitu: Idiiodohydroxyquin, yang bekerja membunuh amoeba di dalam lumen usus halus. Tetracycline, penggunaan tetrasiklin akan menghambat sintesis protein parasit. Flagyl, sebagai antiprotozoa dan antibakteri. 9/29/12 Metronidazole

PENCEGAHAN
Pencegahan primordial . Sasaran : orang sehat . Tujuan : untuk menghindari terbentuknya pola hidup social ekonomi dan kultural yang diketahui mempunyai konstribusi untuk meningkatkan risiko penyakit. Cara : . Memasak segala jenis daging sapi (71 derajat C) 9/29/12 . Selalu mencuci tangan dengan baik
1.

Jika bepergian ke Negara yang mungkin tidak aman air minum, tidak menggunakan es atau keran air. Hindari buah dan sayur yang mentah. Memeriksa label dan produk susu. Pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secar higienis. Memilih rumah makan yang kebersihannya terjaga. Penanganan, penyimpanan, dan persiapan makanan dengan baik 9/29/12 Makanan dingin harus disimpan dingin dan

Pencegahan primer . Sasaran : orang sehat . Tujuan : Peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan khusus terhadap penyakit tertentu. Cara: . Promosi kesehatan : memberikan penyuluhan kepada masyarakat dengan mempromosikan perilaku hidup bersih dan sehat, terutama dalam pengolahan makanan. . Spesific Protection : mencegah perkembangbiakan E.coli ( mengurangi kejadian infeksi E.coli pada sapi ternak pada 9/29/12 saat pemeliharaan dan mencegah kontaminasi
2.

Pencegahan sekunder . Sasaran : pada mereka yang baru terkena penyakit. . Tujuan : - Mencegah meluasnya penyakit atau terjadinya wabah pada penyakit menular - Menghentikan proses penyakit lebih lanjut dan mencegah kompilasi. - Melakukan diagnosa dan pengobatan
3.

9/29/12

Cara : - Diagnosis dini : Ditemukannya bakteri E.coli pada usus halus. - Uji laboratorium - Pengobatan secara tepat

9/29/12

4. . .

Pencegahan tersier Sasaran : orang yang sedang sakit Tujuan : Mencegah cacat dan Mencegah kematian pada penderita. Cara : Melakukan rehabilitasi yaitu pengembalian fungsi fisik, psikologi dan sosial seoptimal mungkin

9/29/12

TERIMAKASIH..,^.^

9/29/12

You might also like