You are on page 1of 35

Definisi: Infeksi odontogenik: Infeksi yang berasal dari gigi Etiologi : Penyebab utama : gigi non vital, perikoronitis,

, ekstraksi gigi, granuloma periapikal Penyebab lain : trauma post operative, cacat akibat fraktur, lesi kelenjar ludah/limfa, anestesi lokal

Karies yang mendekati pulpa pulpitis kematian pulpa gigi (nekrosis pulpa) bakteri menembus masuk ruang pulpa sampai apeks gigiForamen apikalis dentis pada pulpa tidak bisa mendrainase pulpa yang terinfeksiinfeksi tersebut menyebar progresif ke ruangan atau jaringan lain yang dekat dengan struktur gigi yang nekrosis tersebut.

Gejala klinis
. 1. trismus 2. disfagia 3. nafas yang pendek karena kesulitan bernafas

Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda-tanda infeksi yaitu ;


1. Rubor : permukaan kulit yang terlibat infeksi terlihat kemerahan akibat
vasodilatasi, efek dari inflamasi 2. Tumor : pembengkakan, terjadi karena akumulasi nanah atau cairan exudat

3. Calor
infeksi 4. Dolor jaringan

: teraba hangat pada palpasi karena peningkatan aliran darah ke area

: terasa sakit karena adanya penekanan ujung saraf sensorik oleh

yang bengkak akibat edema atau infeksi 5. Fungsiolaesa : terdapat masalah denagn proses mastikasi, trismus, disfagia, dan gangguan pernafasan.

Bakteri endogen 60% bakteri anaerob = alpha-hemolytic streptococcus, peptostreptococcus, peptococcus, eubacterium, bacteroids(protella) melaninogenicus dan fusobacterium 35% bakteri campuran aerob anaerob 5% bakteri aerob : streptococcus

Lokasi anatomi : kondisi akut, inflamasi yang difus pada jaringan ikat longgar dibawah kulit Etiologi : gigi yang terinfeksi, bakteri aerob dan anaerob, streptokokus dan stafilokokus Gambaran klinis : edema, sakit kepala, kulit kemerahan, edema yang difus muncul pada daerah wajah tergantung gigi yang terinfeksi Perawatan : antibiotik dosis tinggi (penisilin, amfisilin) secara parenteral, drainase , rujuk RS

Berasal dari kata: Ludwig Ahli bedah jerman Wilhem Von Ludwig yang pertama melaporkan kasus tersebut Angina Karena gejala berupa perasaan tercekik dan sulit bernafas dengan cepat mirip saat terjadinya serangan jantung yang biasa dikenal angina pectoris

A.

Anamnesa Gejala awal biasanya berupa nyeri pada area gigi yang terinfeksi. Dagu terasa tegang dan nyeri saat menggerakkan lidah. Penderita mungkin akan mengalami kesulitanmembuka mulut, berbicara, dan menelan, yang mengakibatkan keluarnya air liur terus-menerus serta kesulitan bernapas. Penderita juga dilaporkan mengalami kesulitan makandan minum. Dapat dijumpai demam dan rasa menggigil

B.

Pemeriksaan fisik Dasar mulut akan terlihat merah dan membengkak. Saat infeksi menyebar kebelakang mulut, peradangan pada dasar mulut akan menyebabkan lidah terdorong keatas-belakang sehingga menyumbat jalan napas. Jika laring ikut membengkak, saatbernapas akan terdengar suara tinggi (stridor). Biasanya penderita akan mengalamidehidrasi akibat kurangnya cairan yang diminum maupun makanan yang dimakan. Demam tinggi mungkin ditemui, yang menindikasikan adanya infeksi sistemik

C.

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium: Pemeriksaan darah: tampak leukositosis yang mengindikasikan adanya infeksi akut.Pemeriksaan waktu bekuan darah penting untuk dilakukan tindakan insisi drainase. Pemeriksaan kultur dan sensitivitas: untuk menentukan bakteri yang menginfeksi(aerob dan/atau anaerob) serta menentukan pemilihan antibiotik dalam terapi. Pencitraan: R: walaupun radiografi foto polos dari leher kurang berperan dalam mendiagnosisatau menilai dalamnya abses leher, fotopolos ini dapat menunjukkan luasnyapembengkakkan jaringan lunak. Radiografi dada dapat menunjukkan perluasanproses infeksi ke mediastinum dan paru-paru. Foto panoramik rahang dapatmembantu menentukan letak fokal infeksi atau abses, serta struktur tulang rahangyang terinfeksi.

USG: menunjukkan lokasi dan ukuran pus, serta metastasis dari abses.USG dapat membantu diagnosis pada anak karena bersifat non-invasif dan non-radiasi. USG juga membantu pengarahan aspirasi jarumuntuk menentukan letakabses. CT-scan: metode pencitraan terpilih karena dapat memberikanevaluasi radiologik terbaik pada abses leher dalam, mendeteksi akumulasi cairan, penyebaran infeksi serta derajat obstruksi jalan napas sehingga dapat sangat membantu dalam memutuskan kapan dibutuhkannya pernapasan buatan. M RI : menyediakan resolusi lebih baik untuk jaringan lunak dibandingkan denganCT-scan. Namun, MRI memiliki kekurangan dalam lebih panjangnya waktu yangdiperlukan untuk pencitraan sehingga sangat berbahaya bagi pasien yang mengalami kesulitan bernapas

Pasien harus rawat inap untuk mendapat terapi antibiotik IV dan pemantauan teratur. Prosedur bedah yang ekstensif untuk drainase Insisi dilakukan ekstraoral dan intraoral dengan memasang rubber drain selama 3 hari. Trakeostomi sebagai jalan napas buatan Perawatan gigi penyebab infeksi (sumber infeksi) baik perawatan endodontik maupun periodontik

Gambaran Klinis: Abses periapikal akut: Abses periapikal berukuran kecil (d<1 cm) sampai menutupi vestibulum. Mukosa mengkilap, eritematus, tegang dan kencang. Abses periodontal akut: Pembengkakan yang besar dan pergeseran papila yang jelas. Abses perikoronal akut: Melibatkan gigi yang erupsi sebagian, menunjukkan pembengkakan, eritematus, pergeseran jaringan yang menutupinya (operkulum)

Tanda dan gejala: Abses odontogenik akut menimbulkan gejala yang kompleks, pembengkakan, kemerahan, supurasi, gang.pengecapan dan bau mulut. Penatalaksanaan: 1. Lokal: irigasi, aspirasi, insisi, dan drainase 2. Sistemik: analgesik, antibiotik dan terapi pendukung.

You might also like