You are on page 1of 8

Shalat Dhuha, Do'a dan Keutamaannya

Sholat Dhuha adalah sholat yang dilakukan pada waktu matahari sedang naik. Waktunya dimulai ketika matahari telah naik kira-kira satu tombak (7 hasta) dan berakhir ketika masuknya waktu istiwa', yakni ketika matahari tepat ditengah. Yang lebih utama, sholat ini dilakukan pada waktu setelah lewat seperempat siang. Hadits yang menerangkan tentang kesunahan Sholat Dluha banyak sekali diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:


"Di waktu pagi, seluruh persendian dari salah satu dari kalian semua bisa menjadi shodaqoh, dan mengerjakan sholat dua raka'at dari Dluha mencukupi dari shodaqoh tersebut." Sholat Dhuha dikerjakan paling sedikit dua rokaat, dan menurut Imam An-Nawawi serta mayoritas Ulama' Sholat Dluha dikerjakan paling banyak delapan rokaat. Waktu dan jumlah rakaat Yang dimaksud shalat Dhuha adalah shalat yang dilakukan pada waktu Dhuha. Waktu Dhuha memanjang semenjak matahari naik kira-kira dalam pandangan mata kita setinggi satu tombak. Atau kira-kita 15 menit setelah terbitnya dan berakhir pada saat mendekati posisi tengah-tengah di atas kepala kita. Atau kira-kira 5 menit sebelum masuk waktu Zhuhur. Jika seseorang melakukan shalat Dhuha ini, dua rakaat saja, berarti ia telah menzakati tubuhnya. Sebab tersebut dalam hadits, sebagaimana telah dikutip di atas, bahwa dua rakaat ini cukup menggantikan tugas setiap ruas tulang untuk melakukan sedekah harian. Allahumma waffiqna lihadza. Shalat Dhuha sendiri dapat dilakukan dalam pilihan 2 rakaat, 4 rakaat, 6 rakaat, 8 rakaat dan 12 rakaat. Diriwayatkan dalam sebuah hadits, dari Abud-Darda ra, ia berkata, Rasulullah saw bersabda, Siapa yang shalat Dhuha 2 rakaat, maka ia tidak tercatat sebagai orang yang lalai, dan siapa yang shalat Dhuha 4 rakaat, maka ia tercatat sebagai Abid (ahli ibadah), dan siapa yang shalat Dhuha 6 rakaat, cukuplah baginya pada hari itu, dan siapa yang shalat Dhuha 8 rakaat, Allah swt mencatatnya sebagai Qanit (ahli taat), dan siapa yang shalat Dhuha 12 rakaat, Allah swt membangunkan rumah untuknya di surga, dan tidak ada hari, juga tidak ada malam kecuali ada pemberian Allah swt yang diberikannya kepada hamba-Nya sebagai sedekah untuknya, dan tidak ada pemberian Allah yang diberikan kepada seorang hamba-Nya yang lebih afdhal daripada ilham kepadanya untuk mengingat-Nya. (Hadits dhaif, diriwayatkan oleh ath-Thabarani, lihat Dhaif at-Targhib wa at-Tarhib, no. 405). Hadits dhaif ini disebutkan di sini untuk menjelaskan bahwa jumlah rakaat Dhuha memiliki opsi-opsi jumlah rakaat demikian. Imam Nawawi berkata, Dalam hadits ini (hadits yang menjelaskan tentang opsi jumlah rakaat shalat Dhuha) terdapat kelemahan, namun jika digabungkan dengan hadits lain, maka ia menjadi kuat dan layak dijadikan argumentasi untuk hal ini. Dalam Sholat Dluha, pada 2 raka'at pertama, setelah membaca Surat Al-Fatihah disunahkan untuk membaca : [1] Raka'at pertama Membaca Surat Asy-Syams Raka'at kedua Membaca Surat Adl-Dluha Dan jika mengerjakan Sholat Dluha lebih dari 2 raka'at, maka pada masing-masing 2 raka'at setelah 2 raka'at yang pertama setelah Al-Fatihah membaca :

Raka'at pertama :Surat Al-Kafirun Raka'at kedua : Surat Al-Ikhlas Niat Sholat Dhuha


"Aku berniat melakukan Sholat Dluha dua roka'at karena Allah Ta'ala" Doa setelah Sholat Dhuha [2] Setelah selesai Sholat Dluha membaca do'a :

, , , , , , , , ,
"Ya Allah, sesungguhnya waktu Dluha adalah waktu Dluha-Mu, dan keelokan adalah keelokan-Mu, dan keindahan adalah keindahan-Mu, dan kekuatan adalah kekuatan-Mu, dan kekuasaan adalah kekuasaan-Mu, dan kesucian dari dosa adalah kesucian-Mu, Ya Allah jika adanya rizqiku di langit maka turunkanlah rizqiku, dan jika adanya rizqiku di dalam bumi maka keluarkanlah rizqiku, dan jika adanya rizqiku sulit maka mudahkanlah rizqiku, dan jika adanya rizqiku haram maka halalkanlah rizqiku, dan jika adanya rizqiku jauh maka dekatkanlah rizqiku, dengan haq waktu Dluha-Mu dan keindahan-Mu dan kekuatan-Mu dan kekuasaanMu datangkanlah kepadaku apa yang telah Engkau datangkan kepada hamba-hamba-Mu yang Sholeh." Keutamaan dan Fadhilahnya Shalat Dhuha sebagai tanda syukur Pada kajian hadits Arbain ke-26 bagian pertama telah dijelaskan bahwa hadits ini juga menjelaskan fadhilah shalat Dhuha. Yang demikian ini karena salah satu redaksinya menyatakan: Setiap salah seorang di antara kamu memasuki pagi harinya, pada setiap ruas tulangnya ada peluang sedekah; setiap ucapan tasbih (subhanallah) adalah sedekah, setiap hamdalah (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan la ilaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (ucapan Allahu akbar) adalah sedekah, amar maruf adalah sedekah, nahi munkar adalah sedekah, semua itu cukup tergantikan dengan dua rakaat dhuha. (HR Muslim, hadits no. 720). Hal di atas menjelaskan betapa Allah swt adalah Dzat Yang Maha Pemurah, betapa tidak; Kenikmatan Allah kepada manusia sangat banyak dan begitu melimpah, sekiranya manusia diminta menghitungnya, niscaya tidak akan mampu (QS An-Nahl: 18), dan semua nikmat ini menuntut manusia untuk mensyukurinya. Jika menghitung saja tidak mampu, bagaimana menunaikan syukurnya? Manusia diciptakan memiliki 360 ruas. Bersama 360 ruas ini terdapat berbagai kenikmatan yang juga tidak dapat dihitung. Setiap ruang tulang ini memiliki tugas untuk bersedekah, sebagai rasa syukur kepada Allah yang telah menciptakannya dan tugas ini mesti ditunaikan manusia pada setiap harinya. Artinya, paling tidak, setiap hari manusia harus bersedekah sebanyak 360 kali atas nama 360 ruas ini. Hal ini tentunya sangat berat dan sulit. Namun, Allah Yang Maha Pengasih dan Pemurah, melalui Rasulullah saw, menjelaskan bahwa tugas bersedekah sebanyak 360 kali itu cukup tergantikan oleh dua rakaat shalat Dhuha. Subhanallah ar-Rahman arRahim, al-Jawwad al-Karim. Shalat Dhuha adalah shalat Awwabin Tersebut dalam hadits Rasulullah saw yang lain bahwa shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. Artinya, shalat yang merefleksikan sikap orang-orang yang senantiasa merujuk dan kembali kepada Allah swt dalam segala urusannya. Shalat Awwabin dilakukan saat anak-anak unta mulai merasakan panasnya pasir sehingga mereka bangkit. (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Muslim [748]) Dalam hadits yang lain, Tidak konsisten menjaga kontinuitas shalat Dhuha kecuali ia seorang awwab, dan shalat Dhuha adalah shalat Awwabin. (Hadits hasan, diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dan al-Hakim, lihat Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah, hadits no. 703)

Shalat Dhuha ini adalah salah satu dari tiga wasiat Rasulullah kepada Abu Hurairah ra. Abu hurairah berkata, Kekasihku (maksudnya, Rasulullah saw) berwasiat kepadaku dengan tiga hal, dan aku tidak akan meninggalkannya sehingga aku mati; berpuasa tiga hari setiap bulan, melakukan shalat Dhuha dan melakukan shalat witir sebelum tidur. (Hadits muttafaqun alaih, lihat Bukhari [1107, 1845], Muslim [1182]) Shalat Dhuha merupakan bagian dari haji dan umrah yang sempurna. Bukan haji dan umrah dalam arti pergi ke Mekah, akan tetapi, pahala haji dan umrah. Rasulullah saw bersabda, Siapa yang shalat Subuh berjamaah, lalu duduk dzikir kepada Allah swt sehingga matahari terbit,kemudian shalat dua rakaat, maka untuknya pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna. (Hadits Hasan, diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, lihat Shahih wa Dhaif Sunan at-Tirmidzi, hadits no. 586) Rasulullah melakukan shalat Dhuha Ummul Mukminin Aisyah ra berkata, Rasulullah saw melakukan shalat Dhuha 4 rakaat dan menambahnya sesuai dengan kehendak Allah swt. (Hadits shahih diriwayatkan oleh Muslim [1176]) Ummu Hani ra bercerita bahwa Rasulullah saw memasuki rumahnya pada hari fathu Makkah (penaklukan kota Makkah), lalu mandi dan shalat 8 rakaat. (Hadits shahih, diriwayatkan oleh Bukhari [1105]) Dan ia menjelaskan lebih lanjut bahwa shalat Dhuha yang dilakukan Rasulullah saw termasuk shalat yang cepat. Maksudnya surat yang dibaca oleh beliau saw adalah surat-surat pendek, ruku sujudnya juga pendekpendek. Hanya saja, ruku dan sujudnya dilakukan secara sempurna. (Shahih Bukhari, no. 1105) Shalat Dhuhanya Asma binti Abi Bakar Imam Nawawi menuturkan kisah Asma binti Abi Bakar ra, bahwasanya pada suatu hari Ubadah bin Hamzah memasuki rumahnya. Ia mendapati Asma sedang membaca QS At-Thur: 27-28. Selesai membaca ayat ini Asma ra berhenti untuk melakukan perenungan dan penghayatan terhadap kandungannya, lalu berdoa. Membacanya lagi, merenung lagi, berdoa lagi, membaca lagi, merenung lagi, berdoa lagi, begitu seterusnya. Ternyata hal ini berlangsung sangat lama, sehingga Ubadah keluar dari rumah dan pergi ke pasar untuk menyelesaikan urusannya di pasar. Lalu ia balik lagi ke rumah Asma. Ternyata ia masih dalam keadaan seperti saat ditinggalkan. (lihat At-Tibyan fi Adab Hamalatil Quran pembahasan tentang mengulang-ulang bacaan ayat dalam rangka melakukan tadabbur). Besar kemungkinan, hal ini dilakukan saat Asma ra melakukan shalat Dhuha, sebab Ubadah yang datang kepadanya, lalu pergi ke pasar dan balik lagi. Riwayat lain mengatakan bahwa kisah ini terkait dengan Ummul Mukminin Aisyah binti Abi Bakar ra, dan bahwasanya doa yang dibacanya berbunyi: Allahumma munna alaina, waqina adzabas-samum, innaka anta al-Barru ar-Rahimu. Artinya, ya Allah, berikanlah suatu pemberian kenikmatan kepada kami, lindungi kami dari azab neraka, sesungguhnya Engkau adalah Dzat Yang Maha Pemberi Kebajikan dan Dzat Yang Maha Penyayang. (lihat Tafsir Ibn Abi Hatim, saat menafsirkan ayat 27-28 surat Ath-Thur) Semoga Allah swt memberikan taufiq, hidayah dan kekuatan kepada kita agar bisa konsisten melakukan shalat Dhuha. Amiin. Referensi: [1] Ibnu Hajar Al-Haitami, Tuhfah Al-Muhtaj Juz II hal.232 Namun menurut Imam Ar-Romli surat yang dibaca setelah Al-Fatihah pada raka'at pertama adalah Surat AlKafirun dan raka'at kedua Surat Al-Ikhlas , dan kedua surat tersebut juga dibaca pada masing-masing 2 raka'at selain 2 raka'at pertama. Dan yang lebih utama adalah menggabungkan kedua pendapat tersebut yaitu dengan cara pada raka'at pertama membaca Surat Asy-Syams dan Al-Kafirun, pada raka'at kedua membaca Surat Adl-Dluha dan Al-Ikhlas. Kemudian pada masing-masing 2 raka'at setelahnya membaca Surat Al-kafirun pada raka'at pertama dan AlIkhlas pada raka'at kedua. (I'anah Al-Tholibin Juz I hal.255) [2] Sayid Abu Bakar, I'anah Al-Tholibin juz1 hal.255, Dar Al-Fikr Dan bisa ditambah dengan do'a :

"Ya Allah hanya dengan kekuatanMu aku mengerjakan urusanku, dan hanya dengan kekuatanMu aku menolak penganiayaan, dan hanya dengan kekuatanMu aku berperang" Dan setelah itu membaca :

.
(100X / 40X) Ya Tuhanku, ampunilah aku, dan berilah rahmat kepadaku, dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau adalah dzat yang Maha Menerima Taubat lagi Maha Penyayang"

Tata cara sholat Dhuha

SHOLAT DHUHA Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik. Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur. Jumlah rakaat shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 rakaat. Dan dilakukan dalam satuan 2 rakaat sekali salam A. Tata Cara Shalat Dhuha Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir bahwa Rosulullah saw bersabda: Sholatlah kalian dua rokaat dari sholat Dluha dengan membaca dua surat tentangnya: wasy-syamsi wa dluhaha dan surat adh-Dluha

Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha

Dan diriwayatkan dari al Uqaili bahwa Rosulullah saw dalam dua rokaat sholat Dluha membaca Qul ya ayyuhal kafirun dan Qul huwallahu ahad

Pada rakaat pertama Al kafirun Pada rakaat kedua Al Ikhlas

Niat shalat dhuha adalah: Ushallii sunnatadh-dhuhaa rakataini lillaahi taaalaa. Artinya: Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah.

Dzikir setelah Dhuha Diriwayatkan setelah shalat dhuha Nabi S.A.W membaca


Robbigh firly watub alayya innaka antat-tawwaabul Ghofur ( dibaca 100 x ) Ya Robbi, Ampunilah aku dan terimalah taubatku, Sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan ampunan

Doa yang dibaca setelah shalat dhuha:

ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ADHUHAA UKA, WAL BAHAA ABAHAA UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA I FA ANZILHU, WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU, WA IN KAANA MUASSARAN FA YASSIRHU, WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA IN KAANA BAIIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI DHUHAA IKA, WA BAHAA IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA AATINII MAA ATAITA IBAADAKASH-SHAALIHIIN. Artinya: Ya ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu Dhuha-MU dan kecantikan adalah kecantikanMU dan keindahan adalah keindahan-MU dan kekuatan adalah kekuatan-MU dan kekuasaan adalah kekuasaan-MU dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU. YA ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas langit, maka turunkanlah, Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah dan jikalau sukar maka mudahkanlah dan jika haram maka sucikanlah dan jikalau masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-MU. Limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hambamu yang shaleh. B. Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya: 1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda: Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah,

setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala (HR Muslim). 2. Ghanimah (keuntungan) yang besar Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata: Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; Ya! Rasul berkata lagi: Barangsiapa yang berwudhu, kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya. (Shahih al-Targhib: 666) 3. Sebuah rumah di surga Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw: Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat maka akan dibangunkan sebuah rumah di surga. (HR. Ath Thabarani) 4. Memperoleh ganjaran di sore hari Dari Abu Darda ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata: Allah ta`ala berkata: Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya (Shahih al-Jami: 4339). Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar biarba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika (Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu). Pahala Umrah Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah.(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna (Shahih alJami`: 6346). 5. Ampunan Dosa Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan. (HR Tirmidzi) Kebenaran Mutlak milik Allah dan Kesalahan dari saya Waallahu alam bi-showab

Wa Naudzubillah min ilmin laa yanfau Dan Kita berlindung kepada Allah, dari ilmu yang tidak bermanfaat


Tunjukilah kami jalan yang lurus

You might also like