You are on page 1of 2

Galena (PbS) Bayah

Gambar 1. Galena Bayah Melihat Banten Selatan dari segi geologi dan Metalurgi Ekstraksi, rasanya akan begitu mencengangkan. Karena begitu banyaknya cadangan -terlepas dari besar dan kecilnya- Sumber Daya Alam disana. Sudah barang tentu, kita tak asing lagi dengan penambangan emas di cikotok, batu bara di Bayah serta batu Kapur di gugusan gunung-gunung di pasir curi, cikatomas,dskt. Salah satu batuan yang tak kalah menarik disana adalah batuan Galena. Galena atau dikenal sebagai timah hitam di alam berupa senyawa PbS. Batuan galena merupakan bahan baku dari logam timah hitam (Pb). Melalui sebuah proses, batuan yang masih banyak mengandung unsur-unsur pengotor kemudian dimurnikan dan diambil logam timah hitamnya. Di Indonesia, kebutuhan Pb masih belum dapat dipenuhi oleh ketersediaannya sehingga logam ini sangat dicari. Terlebih lagi, dengan adanya regulasi yang baru menyebabkan para eksportir tidak dapat lagi mengirim langsung dalam bentuk batuan/mineral ke luar negeri, tetapi harus diolah dulu setidaknya menjadi bullion (batangan). Galena Galena banyak dijumpai di sekitar batuan metamorf dan batuan beku. Galena tersebut membentuk suatu jalur di antara rekahan batuan beku dan metamorf. Singkapan mineral galena ini bisa terlihat di lereng bukit atau tepian sungai di daerah batuan metamorf. Pada beberapa tempat, mineral galena ini berdekatan dengan unsur lain seperti tembaga (Cu). Batuan galena Indonesia saat ini kebanyakan diekspor untuk memenuhi kebutuhan industri di China. Metode eksploitasi galena umumnya menggunakan peledakan atau secara tradisional membuat suatu jalur bawah tanah (terowongan) diantara rekahan batuan beku. Untuk memisahkan mineral dari batuan galena, sifat masing-masing mineral baik fisik, kimia dan mineralogi harus dikenali dengan baik. Mineral galena PbS memiliki karakteristik sebagai berikut kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 7,2 s/d 7,6, metal mengkilap, warna abu-abu dengan garis hitam saat digores. Sedangkan Sphalerit ZnS sebagai mineral pendamping dengan karateristik kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 3,9 s/d 4,2, metal mengkilap, warna kuning, coklat atau hitam, goresan warna orange kuning. Pendamping lainnya, Chalcopyrit CuFeS2 bercirikan kekerasan mosh 3,5 s/d 4, berat jenis 4,1 s/d 4,3, metal mengkilap, warna kuning tembaga, goresan hitam kehijauan. *** Kembali ke Bayah,, daerah yang kaya SDA tersebut ternyata belum teroptimalkan, termasuk Galena ini. Masih banyak pengusaha yang hanya menjual bahan bakunya saja, tanpa memperdulikan lingkungan tentunya. Padahal secara metalurgi proses, pengolahan Galena bisa kita lakukan dengan teknologi sederhana dan ramah lingkungan guna mendapatkan added value. Disamping itu, adanya pengolahan galena didaerah sana akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat. Sehingga mungkin program pengentasan kemiskinan yang dicanangkan setidaknya sedikit-demisedikit dapat terealiasi. Sebagai orang asli sana sebetulnya kadang merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Makin hari kekayaan terkeruk tanpa menambah nilai apapun untuk masyarakat sekitar. Dilain sisi sebagai orang yang memang lulusannya dibidang metalurgi, merasa prihatin juga, penerapan ilmu sesungguhnya terbuka lebar disana. Tapi masih sedikit sekali -bahkan tidak ada- orang yang peduli akan hal tersebut. Mungkin ini hanya sekedar opini, tanpa data-data yang akurat. Dari sebuah keterpanggilan anak daerah. Yang pasti saya berkeyakinan pengolahan Galena bayah bisa dilakukan. Dan saya yakin sebetulnya orang daerah asli pun dapat melakukannya. Masih terngiang kata-kata orangtua dulu: tong jadikeun daerah ieu doang randa,,,, geus beunang amisna geura-geura ditingalkeun

Jangan jadikan daerah kami layakna seorang janda, yang setelah habis manisnya dicerai begitu saja, ditinggalkan Setelah dikeruk habis-habisan, hanya ditinggalkan terowongan-terowongan yang membahayakan masyarakat

You might also like