You are on page 1of 14

Tugas filsafat hukum :

Filsafat tentang Teori Gagne

Oleh : Kelompok 11
Nama : 1. Rusman la.mike 2. Nursan Syahmir 3. Astiyanti Bahrun 4. Julaiha Husaleka 5. Irwan Gelamona

Program Studi kewarganegaraan Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Khairun 2012

Teori Belajar Gagne Tentang Filsafat


Pengertian Hasil Belajar teori belajar yang sistimatis, dasar pemikiran teoritis memandang bahwa manusia adalah sebagai pemrosesan, pemikir dan pencipta informasi. Oleh itu yang terpenting dalam belajar menurut Bruner (1961:23)adalah cara-cara bagaimana seseorang memilih, mempertahankan dan mentransformasikan informasi yang diterimanya secara aktif. Sehubungan dengan itu Bruner sangat memperhatikan masalah apa yang dilakukan manusia dengan informasi yang diterima itu untuk mencapai pemahaman dan membentuk kemampuan belajar yang sering disebut dengan istilah "scholastic achievement" atau

"academic achievement" adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai-nilai berdasarkan tes hasil Belajar (Briggs, 1979:147) . Menurut Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner 's performance). Gagne dan Driscoll (1988:36) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (learner 's performance). Gagne dan Briggs (1979:52) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan internal (capability) yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah menjadi milik pribadi seseorang dan memungkinkan orang itu melakukan sesuatu. Sedangkan Bloom, et.al (19667) membedakan hasil belajar menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif (pengetahuan), ranah afektif (sikap), dan ranah psikomotorik (keterampilan motor).Setiap ranah diklasifikasikan lagi dalam beberapa tingkat atau tingkat kemampuan yang harus dicapai (level of competence). Untuk ranah pengetahuan mulai dari tingkat yang paling ringan yaitu mengingat penilaian (evaluation). Ranah sikap mulai dari menangkap merespon pasif, bereaksi dengan sukarela merespon aktif, mengapresiasi, menghayati internalisasi, sampai akhirnya menjadi karakter atau jiwa di alam dirinya (life style).

Implementasi teori gagne dalam pembelajaran Dalam pembelajaran menurut Gagne peranan guru lebih banyak membimbing peserta didik, guru dominan sekali peranannya dalam membimbing peserta didik. Di dalam mengajar memberikan serentetan kegiatan dengan urutan sebagai berikut : Membangkitkan dan memelihara perhatian Merangsang siswa untuk mengingat kembali konsep, aturan dan keterampilan yang

relevan sebagai prasyarat. Menyajikan situasi atau pelajaran baru Memberikan bimbingan belajar Memberikan Feedback atau balikan Menilai hasil belajar. Mengupayakan transfer belajar Memantapkan apa yang dipelajari dengan memberikan latihan-latihan untuk menerapkan

apa yang telah dipelajari. A. Hasil-hasil Belajar menurut Gagne Gagne mengemukakan lima macam hasil belajar, tiga diantaranya bersifat kognitif, satu bersifat afektif, dan satu lagi bersifat psikomotorig. Penampilan-penampilan yang diamati sebagai hasil-hasil dasar disebut kemampuan-kemampuan atau kapabeliti. Menurut Gagne ada lima kemampuan-kemampuan, yaitu kemampuan pertama disebut kemempuankemampuan intelektual, karena keterampilan itu merupakan penampilan-penampilan yang ditunjukkan oleh siswa tentang operasi-operasi intelekual yang dapat dilakukannya. Kemampuan kedua meliputi penggunaan strategi-strategi kognitif, nomor tiga, berhubungan dengan sikap atau memungkinkan sekumpulan sikap-sikap yang dapat ditunjukkan oleh prilaku yang mencerminkan pilihan tindakan terhadap kegiatan-kegiatan sains. Nomor empat dari hasil belajar gagne ialah informasi verbal, dan yang terakhir adalah keterampilanketerampilan motorik.

1.Keterampilan intelektual Keterampilan-keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengguaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan. Belajar keterampilan inteektual telah dimulai sejak tingkat-tingkat pertama sekolah dasar dan dilanjutkan sesuai dengan perhatian dan kemampuan intelektual seseorang. Belajar memprngaruhi perkembangan intelektual seseorang dengan cara yang disarankan oleh digram. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi, yaitu aturan-aturan yang kompleksdemikian pula diperlukan aturan-aturan dan konsepkonsep terdifinisi. Untuk memperoleh aturan-aturan ini, siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkrit, dan untuk belajar konsep-konsep konkrit ini, siswa harus menguasai deskriminasi-deskriminasi. a. Deskriminasi-deskriminasi deskriminasi merupakan suatu kemampuan untuk mengadakan respons-respons yang berbeda terhadap stimulus-stimulus yang berbeda dalam satu atau lebih dimensi fisik. b. Konsep-konsep konkrit Menurut gagne, satu keteramilan intelektual ialah konsep konkrit, dan suatu konsep konktir menunjukkan suatu sifat objek atau atribut objek dimana bentuk, dll. Konsep ini disebut konkrit, penampilan manusia yang dibutuhkan konsep-konsep ini adalah mengenal satu objek yang konkrit. Contoh-contoh sifat konkrit adalah bulat, persegi, biru, merah, lurus, dll. Kita dapat mengatakan bahwa orang tertentu telah mempelajari suatu konsep konkrit, dengan meminta orang untuk menunjukkan dua atau lebih anggota-anggota yang termasuk kedalam kelas sifat objek sama; misalnya dengan menunjukkan pada suatu uang logam, suatu ban mobil, dan bulan purnama sebagai bulat. Operasi menunjuk dapat dilakukan dengan berbagai cara; dapat dengan memilih, melingkari; atau memegang.

c. Konsep terdefinisi Seseorang dikatakan telah belajar suatu konsep terdefinisi bila ia dapat mendemonstrasikan arti dari kelas tertentu tentang objek-objek, kejadian-kejadian, atau hubungan-hubungan. Misalnya, kita perhatikan konsep asam, suatu zat yang yang memerahkan kertas lakmus biru. Seorang siswa yang telah memelajari konsep itu,akan dapat memilih zat sesuai dengan definisi, dengan memperlihatkan jika dimasukkan kertas lakmus biru kedalam zat itu. Demonstrasi tentang arti, membedakan proses mental ini dari proses mental yang menyangkut mengingat informasi verbal, seperti Asam adalah zat yang dapat memerahkan kertas lakmus biru. d. Aturan-aturan Seorang telah belajar suatu aturan, bila penampilannya mempunyai semacam keteraturan dalam berbagai situasi-situasi khusus, banyak contoh mengenai perilaku yang dikuasai oleh aturan. Sebagian besar dari perilaku manusa termasuk perilaku ini. Misalnya dalam membuat suatu kalimat ibu mencium adik dengan penuh kasih sayang, kata kerja mencium ditempatkan sesudah kata ibu, tidak sebelumnya. Demikian pula kata-kata yang lain dalam kalimat itu sudah mengikuti suatu aturan dalam bahas kita. Dengan aturan yang telah kita pelajari ini, kita dapat menyusun kalimat-kalimat lain dengan menyusun struktur yang sama. Setelah kita mengenal apakah aturan itu, ddapat kita menerima bahwa suatu konsep terdefinisi seperti yang telah dijelaskan terdahulu, pernyataannya tidak berbeda dengan suatu aturan, dan dipelajari dengan cara yang sama. Dengan lain perkataan, suatu konsep terdefinisi meruakan suatu bentuk khusus dari aturanyang bertujuan untuk mengelompokkan objekobjek dan kejadian-kejadian; konsep terdefinisi adalah suatu aturan pengklasifikasian. e. Aturan-aturan tingkat tinggi Ada kalanya aturan-aturan yang kita pelajari merupakan gabungan yang kompleks tentang aturan-aturan yang lebih sederhana. Lagi pula, kerap kali aturan-aturan yang kompleks atau aturan-aturan tinkat tinggi ini ditemukan untu memecahkan masalah praktis atau sekelompok masalah. Kemampuan untuk memecahkan suatu masalah pada dasarnya, merupakan tujuan utama proses pendidikan. Bila para siswa memecahkan suatu masalah mewakili kejadiankejadian nyata, para siswa juga mencapai suatu kemampuan baru. Mereka telah belajar

sesuatu yang dapat digeneralisasikan pada masalah-masalah lain yang mempunyai ciri-ciri formal yang mirip. Ini berarti, mereka telah memperoleh suatu aturan baru atau mungkin juga suatu set baru tentang aturan-atSuran. Aturan-aturan memegang peranan penting dalam pemecahan masalah. Tidak mungkin bagi siswa untuk memperoleh semua aturan yang diperlukan bagi setiap situasi, konsep-konsep dan aturan-aturan harus disintesis menjadi bentuk-bentuk kompleks yang baru agar siswa dapat menghadapi situasi-situasi masalah yang baru. Pemecahan masalah merupakan suatu kegiatan manusia yang menggabungkan konsepkonsep dan aturan-aturan yang telah diperoleh sebelumnya dan tidak sebagai keterampilan genetik. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah matematika tidak secara otomatis pindah ke pemecahan masalah-masalah mekanik suatu mobil. 2. Strategi-Strategi Kognitif Suatu macam keterampilan intelektual khusus mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir ialah strategi kognitif. Dalam teori belajar modern, suaatu strategi kokginitif merupakan suatu proses kontrol, yaitu proses internal yang digunakan siswa (orang yang belajar) untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan, perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa tulisan Bruner dalam memecahkan masalah. Berbagai macam strategi kognitif : a. Strategi-stratei mengaafal (rehearsal strategies) Dengan pertolongan strategi ini, para siswa melakukan latihan mereka sendiri tentang materi yang dipelajari. Dalam bentuk yang paling sederhana, latihan itu berupa mengulang-ngulang nama-nama dalam suatu urutan misalnya, nama pahlawa-pahlawan, tahun-tahun, pecahnya perang Dunia. Dalam empelajari tugas-tugas yang lebih kompleks, misalnya mempelajari gagasan-gagasan yang penting, menghaafal dapat dilakukan dengan menggaris bawahi gaagasan-gagasan penting itu, atau dengan menyalin bagian-bagian teks. b. Strategi-strategi elaborasi Dalam menggunakan teknik elaborasi, siswa mengasosiasikan hal-hal yang akan ddipelajari dengan bahan-bahan lain yang tersedia. Bila diterapkan pada belajar dari teks prosa missalnya, kegiatan elaborasi merupakan pembuatan paraprase, pemuatan rngkasan, pembuatan catatan, dan perumusan pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban-jawaban.

c. Strategi-strategi pengaturan (organizing strategi) Penyusunan materi yang akan dipelajari kedalamm ssuatu kerangka, merupakan teknik dasar dari strategi-strategi ini. Sekumpulan kata yang harus diingat diatur oleh siswa menjadi kategori-kategori yang bermakna. Hubungan-hubungan antara fakta-fakta disusun menjadi tabel-tabel , memungkinkan penggunaan pertolongan penyusunan ruang. d. Strategi metakognitif Menurut Brown, strategi-strategi metakognitif meliputi kemampuan-kemampuan siswa untukk menentukan tujuan-tujuan belajar, memperkirakan keberhasialan pencapaian tujuantujuan itu. e. Strategi-strategi Afektif Teknik-teknik ini digunakan para siswa untuk meemusatkan dan mempertahankan perhatian, untuk mengendalikan kemarahan, dan menggunakan waktu secara efektif. 3. Invormasi Verbal Informasi verbal juga disebut pengetahuan verbal;menurut teori, pengeetahuan ini disimpan seebagai jaringan proposisi-proposisi (Anderson.1985; E.D Gagne, 1985). Nama lain untuk pengetahuan verbal ialah pengetahuan deklaratif. 4. Sikap-Sikap Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari, dan dapat mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda-benda, kejadian-kejadian, atau mkluk-mahkluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Karena itu, gagne juga memperhatikan bagaimana siswa-siswa memperoleh sikap-sikap sosial ini. Suatu sikap mempengaruhi sekumpulan besar perilaku-perilaku khusus seseorang, oleh karena itu ada beberapa prinsi-prinsip belajar umum yang dapat diterapkan untuk memperoleh dan mengubah sikap-sikap keterampilanketerampilan motorik tidak dapat membahas yang mendalam dalam buku ini.

5. Keterampilan-keterampilan motorik Keterampilan-keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan-kegiatan fisik, melainkan juga kegiatan-kegiatan motorik yang digabung dengan keterampilan intelektual, misalnya bila membaca, menulis atau dalam pelajaran sains bagaimana menggunakan berbagai macam alat, seperti mikroskop, berbagai alat-alat listrik dalam pelajaran fisika, dan biuret, alat destilasi dalam pelajaran kimia. B. Kejadian-Kejadian Belajar Bertitik tolak dari model belajarnya, yaitu model pemrosesan informasi, Gagne mengemukakan enam proses dalam satu tindakan belajarr proses itu merupakan kejadiankejadian eksternal yang dapat distrukturkan oleh siswa(yang belajar) atau guru. 1. proses motifasi Siswa (yang belajar harus diberi motifasi untuk belajar dengan harapan, bahwa belajar akan memperoleh hadiah. Misalnya siswa-siswa dapat mengharapkan bahwa informasi akan memenuhi keingintahu mereka tentang suatu pokok bahasan, akan berguna bagi mereka, atau dapat menolong mereka untuk memperoleh angka yang lebih baik. 2. proses pengenalan Siswa harus memberikan perhatian pada bagian-bagian yang esensial dari suatu kejadian instruksional, jika belajar akan terjadi, misalnya siswa memperhatikan asek-aspek yang relevan tentang apa yang dikatakan guru, atau tentang gagasan-gagasan utama buku teks. 3. proses perolehan Bila siswa memperhatikan informasi yang relevan, maka ia telah siap untuk menerima pelajaran. Sudah dikemukakan sebelumnya, bahwa informasi tidak langsuung disimpan dalam memori. Informasi-informasi tersebut diubah kedalam bentuk yang bermakna yang diubungkan dengan infomasi yang telah ada dalam memori siswa.

4. proses retensi Informasi baru harus dipindahkan dari memori jangka pendek ke memori jangka panjang. Ini dapat terjadi mellalui pengulangan kembali (rehearsal), praktek, elaborasi, dan lain-lainnya. 5. proses pemanggilan (recall) Mungkin saja kita dapat kehilangan hubungan dengan informasi dalam memori jangka anjang. Jadi, bagian penting dalam belajar adalah untuk belajar memperoleh hubungan apa yang telah kita pelajari, untuk memanggil informasi yang telah dipelajari sebelumnya. 6. proses generalisasi Biasanya ini kurang nilainya, jika tidak dapat diterapkan diluar konteks dimana informasi itu dipelajari. Jadi, generalisasi, atau transfer informasi pada situasi-situasi baru merupakan fasa kritis dalam belajar. C. Kejadian-Kejadian Instruksi Berdasarkan analisisnya tentang kejadian-kejadian belajar, Gagne menyarankan kejadian-kejadian instruksi. Menurut Gagne, bukan hanya guru yang dapat memberikan instruksi. Mengajar dapat kita pandang sebagai usaha mengontrol kondosi eksternal. Kondisi eksternal merupakan satu bagian dari proses belajar, namun termasuk tugas guru dalam mengajar. Menurutnya mengajar terdiri dari sejumlah kejadian-kejadian tertentu yang dikenal dengan Kejadian-Kejadian instruksiyang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Mengaktifkan motivasi (activating motivation) Langkah pertama dalam suatu pelajaran adalah memotivasi para siswa untuk belajar.Kerap kali ini dilakukan dengan membangkitkan perhatian mereka dalam isi pelajaran, dan dengan mengemukakan kegunaannya. 2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar Kejadian instruksi kedua ini sangat erat hubungannya dengan kejadian instruksi pertama. Sebagian dari mengaktifkan motivasi para siswa adalah dengan memberi tahu mereka tentang

mengapa mereka belajar apa yang mereka pelajari, dan apa yang akan mereka pelajari. Memberi tahu para siswa tentang tujuan-tujuan belajar juga menolong memusatkan perhatian para siswa terhadap aspek-aspek yang relevan tentang pelajaran. 3. Mengarahkan perhatian Gagne mengemukakan dua bentuk perhatian. Yang satu berfungsi untuk membuat siswa saiap menerima stimulus-stimulus. Bentuk kedua dari perhatian disebut persepsi selektif . Dengan cara ini,siswa memilih informasi yang mana yang akan diteruskan ke memori jangka-pendek. Dalam mengajar, seleksi stimulus-stimulus relevan yang akan dipelajari dapat ditolong guru dengan cara mengeraskan ucapan suatu kata selama mengajar, atau menggarisbawahi suatu kata atau beberapa kata dalam suatu kalimat, atau dengan menunjukkan sesuatu yang harus diperhatikan para siswa. 4. Merangsang ingatan tentang pelajaran yang telah lampau Guru dapat berusaha dalam menolong siswa-siswa dalam mengingat atau mengeluarkan pengetahuan yang disimpan dalam memori jangka-panjang itu. Cara menolong ini dialakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada para siswa, yang merupakan suatu cara pengulangan. 5. Menyediakan bimbingan belajar Untuk memperlancar masuknya informasi ke memori jangka-panjang, diperlukan bimbingan langsung dalam pemberian kode pada informasi. Untuk mempelajari informasi verbal, bimbingan itu dapat diberikan dengan cara mengaitkan informasi baru itu pada pengalaman siswa. Dalam belajar konsep dapat diberikan contoh-contoh dan noncontoh-noncontoh. 6. Melancari Retensi Retensi atau bertahannya materi yang dipelajari (tidak dilupakan) dapat diusahakan oleh guru dan para siswa itu sendiri dengan cara banyak kali mengulangi pelajaran itu. Cara lain adalah dengan memberi banyak contoh-contoh. Dapat pula diusahakan dengan menggunakan jembatan keledai. Dengan cara ini, materi pelajaran disusun demikian rupa hingga mudah diingat.

7. Membantu transfer belajar Tujuan transfer belajar ialah menerapkan apa yang telah dipelajari pada situasi baru. Ini berarti, bahwa apa yang telah dipelajari itu dibuat umum sifatnya. Melalui tugas pemecahan masalah dan diskusi kelompok guru dapat membantu transfer belajar. Untuk dapat melaksakan ini para siswa diharapkan telah menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, dan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan. 8. Memperlihatkan penampilan dan memberikan umpan balik Hasil belajar perlu diperlihatkan melalui suatu cara, agar guru dan siswa itu sendiri mengetahui apakah tujuan belajar telah tercapai. Untuk itu, guru sebaiknya tidak menunggu hingga seluruh pelajaran selesai. Sebaiknya guru memberikan kesempatan sedini mungkin kepada siswa untuk memperlihatkan hasil belajar mereka, agar dapat diberi umpan balik, sehingga pelajaran akan berjalan dengan lancar.

D.Fase-fase dalam belajar


Gagne membagi proses belajar berlangsung dalam empat fase utama, yaitu: (1) receiving the stimulus situation (apprehending), (2) stage of acquisition, (3) storage, (4) retrieval. 1. Fase Receiving the stimulus situation (apprehending), merupakan fase seseorang

memperhatikan stimulus tertentu kemudian menangkap artinya dan memahami stimulus tersebut untuk kemudian ditafsirkan sendiri dengan berbagai cara. Misalnya golden eye bisa ditafsirkan sebagai jembatan di amerika atau sebuah judul film. Stimulus itu dapat spontan diterima atau seorang Guru dapat memberikan stimulus agar siswa memperhatikan apa yang akan diucapkan. 2. Fase Stage of Acquition, pada fase ini seseorang akan dapat memperoleh suatu

kesanggupan yang belum diperoleh sebelumnya dengan menghubung-hubungkan informasi yang diterima dengan pengetahuan sebelumnya. Atau boleh dikatakan pada fase ini siswa membentuk asosiasi-asosiasi antara informasi baru dan informasi lama. 3. Fase storage /retensi adalah fase penyimpanan informasi, ada informasi yang disimpan

dalam jangka pendek ada yang dalam jangka panjang, melalui pengulangan informasi dalam memori jangka pendek dapat dipindahkan ke memori jangka panjang.

4.

Fase Retrieval/Recall, adalah fase mengingat kembali atau memanggil kembali

informasi yang ada dalam memori. Kadang-kadang dapat saja informasi itu hilang dalam memori atau kehilangan hubungan dengan memori jangka panjang. Untuk lebih daya ingat maka perlu informasi yang baru dan yang lama disusun secara terorganisasi, diatur dengan baik atas pengelompokan-pengelompokan menjadi katagori, konsep sehingga lebih mudah dipanggil. Kemudian ada fase-fase lain yang dianggap tidak utama, yaitu (5) fase motivasi sebelum pelajaran dimulai guru memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, (6) fase generalisasi adalah fase transfer informasi, pada situasi-situasi baru, agar lebih

meningkatkan daya ingat, siswa dapat diminta mengaplikasikan sesuatu dengan informasi baru tersebut. (7) Fase penampilan adalah fase dimana siswa harus memperlihatkan sesuatu penampilan yang nampak setelah mempelajari sesuatu, seperti mempelajari struktur kalimat dalam bahasa mereka dapat membuat kalimat yang benar, dan (8) fase umpan balik, siswa harus diberikan umpan balik dari apa yang telah ditampilkan (reinforcement). Setelah selesai belajar, penampilan yang dapat diamati sebagai hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan (capabilities). Kemampuan-kemampuan tersebut dibedakan

berdasarkan atas kondisi mencapai kemampuan tersebut berbeda-beda. Ada lima kemampuan (kapabilitas) sebagai hasil belajar yang diberikan Gagne yaitu : 1. Verbal Information (informasi verbal), adalah kemampuan siswa untuk memiliki

keterampilan mengingat informasi verbal, ini dapat dicontohkan kemampuan siswa mengetahui benda-benda, huruf alphabet dan yang lainnya yang bersifat verbal. 2. Intellectual skills (keterampilan intelektual), merupakan penampilan yang ditunjukkan

siswa tentang operasi-operasi intelektual yang dapat dilakukannya. Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya melalui pengunaan simbolsimbol atau gagasan-gagasan. Yang membedakan keterampilan intelektual pada bidang tertentu adalah terletak pada tingkat kompleksitasnya. Untuk memecahkan masalah siswa memerlukan aturan-aturan tingkat tinggi yaitu aturan-aturan yang kompleks yang berisi aturan-aturan dan konsep terdefinisi, untuk memperloleh aturan aturan ini siswa sudah harus belajar beberapa konsep konkret, dan untuk belajar konsep konkret ini siswa harus menguasai diskriminasi-diskriminasi.

3.

Cognitive strategies (strategi kognitif), merupakan sustu macam keterampilan

intelektual khusus yang mempunyai kepentingan tertentu bagi belajar dan berpikir. Proses kontrol yang digunakan siswa untuk memilih dan mengubah cara-cara memberikan perhatian, belajar, mengingat dan berpikir. Beberapa strategi kognitif adalah : (1) strategi menghafal, (2) strategi elaborasi, (3) strategi pengaturan, (4) strategi metakognitif, (5) strategi afektif. 4. Attitudes (sikap-sikap) merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat

mempengaruhi perilaku seseorang terhadap benda, kejadian atau mahluk hidup lainnya. Sekelompok sikap yang penting ialah sikap-sikap kita terhadap orang lain. Bagaimana sikapsikap sosial itu diperoleh setelah mendapat pembelajaran itu yang menjadi hal penting dalam menerapkan metode dan materi pembelajaran. 5. Motor skills (keterampilan motorik) merupakan keterampilan kegiatan fisik dan

penggabungan kegiatan motorik dengan intelektual sebagai hasil belajar. Keterampilan motorik bukan hanya mencakup kegiatan fisik saja tapi juga kegiatan motorik dengan intelektual seperti membaca, menulis, dllnya

Biografi Robert M. Gagne Robert Mills Gagne (21 Agustus 1916 28 April 2002), Gagne lahir diAndover Utara, Massachusetts.25 Ia mendapatkan gelar A.B dari Universitas Yalepada tahun 1937 dan gelar Ph.D dari Universitas Brown pada tahun 1940. Dia adalah seorang Professor dalam bidang psikologi dan psikologi pendidikan diConnecticut College khusus wanita (1940-1949), Universitas Negara bagianPensylvania (1945-1946), Professor di Departemen penelitian pendidikan diUniversitas Negara bagian Florida di Tallahasse mulai tahun 1969. Gagne juga menjabat sebagai direktur riset untuk angkatan udara (19491958) di Lackland,Texas dan Lowry, Colorado. Ia pernah bekerja sebagai konsultan dari departemen pertahanan (19581961) dan untuk dinas pendidikan Amerika Serikat (1964-1966), selain itu ia juga bekerja sebagai direktur riset pada Institut penelitian Amerika di Pittsburgh (1962-1965).Hasil kerja Gagne memiliki pengaruh besar pada pendidikan Amerika danpada pelatihan militer dan industri. Gagne dan L. J. Briggs ada diantara pengembangan awal dari teori desain sistem instruksional yang menunjukkan bahwa semua komponen dari pelajaran atau periode instruksi dapat dianalisis dan semua komponen yang dapat dirancang untuk beroperasi bersama-sama sebagai suatu rencana untuk pengajaran. Dalam suatu artikel signifikan berjudulTeknologi Pendidikan dan Proses Pembelajaran (peneliti pendidikan, 1974),Gagne mendefinisikan instruksi sebagai serangkaian kegiatan yang direncanakan untuk kegiatan eksternal yang mempengaruhi proses pembelajaran dan itu mempromosikan pendidikan.Gagne juga dikenal untuk teori stimulus-responnya yang muthakir dari delapan jenis pembelajaran yang dibedakan dalam hal kualitas dan kuantitas dari respon stimulus yang mempunyai keterkaitan. Dari yang paling mudah hingga yang paling sulit atau komplek, ini adalah Signal learning (PavlovianConditioning) Stimulus response learning (operant conditioning) Chaining(Complex Operant Conditioning) Verbal association, Discrimination learning,Concept learning, Rule learning, Problem solving.Gagne berpendapat bahwa banyak keterampilan bisa dianalisis dalam suatu perilaku hirarki yang disebut pembelajaran hirarki. Seorang instruktur akan mengembangkan pembelajaran hirarki untuk sesuatu yang diajarkan dengan menyatakan keahlian untuk dipelajari sebagai perilaku tertentu dan untuk kemudian bertanya dan menjawab pertanyaan apa yang ingin anda ketahuitentang bagaimana cara untuk melakukan tugas ini, setelah diberikan suatupetunjuk. Gagne menguji Teori pembelajaran hirarki belajar, terutama menggunakan keterampilan aritmatika sederahana. Temuannya cenderung mendukung gagasan hirarki pembelajaran dan menujukkan bahwa individu jarang mempelajari keterampilan yang lebih tanpa sebelumnya tahu keahlian atau keterampilan yang lebih rendah.26 Pendekatan Gagne pada pembelajaran dan pengajaran, terutama pada pendekatan desain sistem pengajaran, yang kadang-kadang dikritik sebagai yang paling pantas untuk kemahiran belajar informasi dan obyek ketrampila nintellektual, tidak diragukan lagi untuk sikap dan strategi kognitif, hasilnya tidak diragukan lagi hasil kerja Gagne mempunyai dampak yang cukup besar pada teoridan pemikirannya di kalangan pendidikan.Teori hirarkinya tentang langkah-langkah prasyaratan dalam pembelajaran mempunyai banyak implikasi untuk peruntunan instruksi dan ia merasa banyakmemberikan konstribusi untuk pengembangan pendekatan ilmu pengetahuan pada pengajaran. Dibidang bahasa Inggris, contohnya ia diijinkan guru bahasa Inggrisuntuk menjabarkan keterampilan bahasa Inggris kedalam komponen yang lebih sederahana dan untuk mengajarkan komponen ini kedalam suatu urutan,memperkuat tanggapan yang benar dalam sepanjang perjalanan. Gagne befokuspada instruksi sistematis yang tepat yang juga membantu meletakan dasar untuk pengajaran individual dan sekolah akuntasi di kalangan masyarakat Amerika.

You might also like