You are on page 1of 8

KONSTITUSI NEGARA PERSEMAKMURAN AUSTRALIA

A. Sejarah Persemakmuran Australia Negara Persemakmuran Australia (Commonwealth of Australia) atau dikenal sebagai Australia saja adalah sebuah negara di belahan bumi selatan yang juga menjadi nama benua terkecil di dunia. Wilayahnya mencakup seluruh benua Asutralia dan beberapa pulau disekitar Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Negara tetangga Australia di sebelah utara termasuk Indonesia, Timor Leste, dan Papua Nugini. Di sebelah timur laut bertetangga dengan Pulau Solomon, Vanuatu, dan Kaledonia Baru (secara administratif milik Perancis), sementara di bagian tenggara bertetangga dengan Selandia Baru. Australia, walaupun terletak lebih dekat ke Benua Asia, lebih sering disebut sebagai bagian dari dunia barat karena kehidupannya yang mirip Eropa Barat dan Amerika Serikat. Penduduknya pun sebagian besar terdiri dari orang kulit putih. Benua Australia selama 40.000 tahun lebih telah didiami oleh penduduk asli Australia, namun pada abad ke- 17 setelah kunjungan secara sporadis dari para nelayan di utara dan penjelajah Eropa serta para pedagang, separuh wilayah bagian timur Australia kemudian diakui sebagai wilayah Kerajaaan Inggris di tahun 1770 dan secara resmi dijadikan pemukiman koloni terhukum (penjahat) di New South Wales pada tanggal 26 Januari 1778. Sejalan dengan pertambahan penduduk dan perambahan wilayah-wilayah baru, maka lima wilayah besar yang mengelola sendiri jajahan yang diperintah oleh Pusat (Crown Colony) didirikan satu demi satu sepanjang abad ke -19. Pada 1 Januari 1901, ke enam federasi koloni ini mendirikan Persemakmuran Australia. Semenjak berdirinya federasi, Australia telah berhasil mempertahankan sistem politik Liberal yang tunduk dalam wadah Persemakmuran. Jumlah penduduk terakhir yang tercatat adalah 20,4 juta jiwa dan umumnya terpusat di kota-kota sepanjang garis pantai seperti Sydney, Melborne, Adelaide, dan Perth dengan Canberra sebagai ibukotanya. B. Garis-garis besar Konstitusi Australia Menurut sistematikanya, secara umum Konstitusi Australia terdiri atas delapan bab, yang secara umum mengatur tentang : 1) Parlemen; 2) Kekuasaan eksekutif; 3) Kekuasaan yudikatif;

4) Masalah keuangan dan perdagangan; 5) Hubungan dengan negara-negara bagian; 6) Pembentukan negara bagian baru; 7) Hal-hal umum; 8) Cara perubahan konstitusi. BAB I tentang Parlemen, dibagi menjadi lima bagian. Bagian pertama berkenaan dengan istilah-istilah dari parlemen, menentukan bahwa undang-undang harus mendapat persetujuan dari parlemen yang terdiri atas unsur Ratu, Majelis Tinggi dan Majelis Rendah (Pasal 1). Gubernur Jenderal merupakan wakil Ratu (Pasal 2), dan Parlemen melakukan persidangan paling sedikit sekali dalam setahun (Pasal 6) dan paling lambat 30 hari setelah diadakannya pemilu (Pasal 5). Bagian kedua yang berkaitan dengan Senat (Pasal 7 16), tugas dan wewenang dari senat (Pasal 1718, dan 22, 23) serta mengatur tentang pengunduran diri anggota Senat (Pasal 19-21). Bagian ketiga mengatur tentang Majelis Rendah dan keanggotannya, Bagian keempat mengatur tentang dua tentang dua Majelis yang terdapat dalam parlemen (pasal 41), syarat-syarat keanggotaan Majelis (Pasal 43-46). Diatur juga tentang Pemilu (Pasal 47), gaji anggota parlemen (Pasal 48), hak-hak istimewa yang dimiliki anggota Majelis (Pasal 49). Bagian kelima mengatur tentang kekuasaan yang dimiliki oleh Parlemen, seperti menguraikan jenis undang-undang apa saja yang dapat dibuat oleh parlemen federal, bidang-bidang kekuasaan parlemen federal (Pasal 51), bagian ini juga menguraikan tentang batas kekuasaan majelis tinggi (Pasal 53). BAB I diakhiri dengan pasal 58-60 tentang pengesahan suatu RUU oleh Ratu/Gubernur Jenderal. BAB II tentang Kekuasaan Eksekutif, menempatkan kekuasaan eksekutif pemerintah federal pada Ratu/Gubernur Jenderal (Pasal 61). Bab ini mengatur pula tentang pengangkatan para menteri negara, termasuk jumlah keanggotaan dan gaji (Pasal 64-66) serta pengangkatan pegawai negeri (Pasal 67). Dalam pasal selanjutnya dinyatakan bahwa Gubernur Jenderal adalah pimpinan tertinggi angkatan bersenjata (Pasal 68), dan penyerahan berbagai departemen pada kekuasaan pemerintah federal (Pasal 69-70).

BAB III tentang Kekuasaan Peradilan, dijalankan oleh Mahkamah Agung (High Court), juga pemberian wewenang pada parlemen untuk membentuk peradilan federal (Pasal 71) dan menentukan cara pengangkatan hakim, masa jabatannya, serta syarat-syarat pengangkatannya (Pasal 72). Diatur juga tentang kekuasaan Mahkamah Agung dalam bidang peradilan (Pasal 75-76) serta menguraikan kekuasaan parlemen dalam hubungannya dengan kekuasaan pemerintah federal (Pasal 77-78). Pasal berikutnya mengatur pembentukan peradilan juri terhadap kejahatan menentang pemerintah federal (Pasal 80). BAB IV tentang Keuangan dan Perdagangan, dimulai dengan sumber keuangan federal dan penggunaannya (Pasal 81-83). Pegawai negeri negara bagian dan kekayaan negara bagian yang harus dialihkan ke pemerintah federal bilamana di perlukan (Pasal 84-86). Perdagangan dilakukan secara bebas sepenuhnya (pasal 92). Pasal 96 memberikan wewenang kepada pemerintah federal untuk memberikan bantuan keuangan kepada negara bagian dengan jangka waktu dan persyaratan tertentu, kemudian Pasal 98 memberikan kekuasaan di bidang navigasi dan jalan kereta api . BAB V tentang Negara-negara Bagian, dimulai dengan jaminan berlakunya konstitusi negara-negara bagian, kecuali bila di tentukan lain oleh konstitusi federal (Pasal 106) serta kekuasaan parlemen negara-negara bagian (Pasal 107-108). Pasal 111 mengatur tentang penyerahan batas wilayah negara bagian kepada pemerintah federal. Negara bagain dilarang memiliki angkatan bersenjata sendiri, mengenakan pajak terhadap kekayaan pemerintah federal tanpa persetujuan (Pasal 114). Warga negara harus diperlakukan sama di setiap negara bagian (Pasal 117). Demikian pula hukum yang dikeluarkan oleh suatu negara bagian harus diakui oleh negara-negara bagian lainnya serta mendapat perlindungan dari pemerintah federal. (Pasal 118-119). BAB VI tentang Pembentukan negara bagian baru ke dalam Commonwealth Australia, diatur didalam Pasal 121 dan adanya kekuasaan mutlak pemerintah federal terhadap seluruh wilayah Australia, termasuk mewakilinya di parlemen federal (Pasal 122). Perubahan batas wilayah negara bagian diatur dalam Pasal 123-124. BAB VII tentang Hal-hal Umum, terdiri atas tiga bagian. Bagian pertama (Pasal 125) berkenaan dengan pembentukan pusat pemerintahan (wilayah ibukota Australia) yang berpusat di Canberra, bagian kedua memberikan kewenangan kepada Gubernur Jenderal untuk menunjuk pembantunya (Pasal 126).

Bagian ketiga yang tidak mengakui kaum Aborigin sebagai bagian dari warga Australia, dihapus beradasarkan referendum tahun 1967. BAB VIII tentang Perubahan Konstitusi, dalam teori (dalam praktek tidak akan terjadi), parlemen Inggris dapat mengubah konstitusi Australia karena parlemen Inggris yang mulanya mengeluarkan/mensahkan konstitusi tersebut malalui The Commonwealth of Australia Constitusion Act 1900. Perubahan terhadap konstitusi Australia berdasar pada Pasal 128 yang mengatur bahwa rancangan perubahan harus di setujui oleh mayoritas dari masing-masing majelis dalam parlemen, dan paling cepat selama dua bulan dan selambat-lambatnya enam bulan setelah disetujui oleh parlemen maka rancangan perubahan harus disampaikan kepada masing-masing negara bagian dan teritori. Namun bila mayoritas dalam salah satu majelis di parlemen menyetujui dan majelis yang lain tidak dan dalam waktu tiga bulan pada persidangan berikutnya tetap tidak disetujui maka Gubernur Jenderal yang berwenang mendukung rancangan perubahan yang diajukan oleh majelis pertama, dan harus diterima oleh majelis kedua yang tidak menyetujui dengan atau tanpa perubahan. Berbeda dengan di Amerika Serikat yang perubahan konstitusinya tergolong mudah, dalam hal ini konstitusi Australia merupakan konstitusi yang termasuk sulit untuk dirubah. C. Parlemen Australia Parlemen Australia menggunakan sistem dua kamar yaitu majelis Tinggi (the Senate) dan Majelis Rendah (The House of Representatatives). Selain dua lembaga tersebut, terdapat satu komponen lagi dalam parlemen Australia yaitu Ratu yang dimandatkan kepada seorang Gubernur Jenderal sebagaimana dalam pasal 1 Konstitusi Australia. a. Senat Para senator dipilih langsung oleh rakyat berdasarkan Pasal 7 Konstitusi Australia yang pemilihannya dilakukan setiap tiga tahun sekali. Senat terdiri dari senator masingmasing negara bagian yang dipilih langsung oleh rakyat negara bagian tersebut. Parlemen federal berwenang menentukan untuk menambah atau mengurangi jumlah senator masing-masing negara bagian dengan mempertahankan keseimbangan perwakilan dari negara bagian murni dan tidak satupun dari negara bagian murni yang mempunyai jumlah senator kurang dari enam orang. Ketua senat dipilih oleh para anggota senat berdasarkan ketentuan dalam pasal 17. Senat berfungsi sebagai wakil rakyat dari negara bagian dan menjamin

adanya persamaan hak bagi setiap negara bagian tanpa adanya perbedaan. Selain ketua, Senat juga memilih seoprang deputi dan ketua komite yang berperan saat ketua Senat berhalangan. Setiap anggota senat berhak mengajukan RUU kecuali RUU di bidang keuangan, dan mengubah RUU di bidang keuangan yang berkenaan dengan anggaran belanja negara. Selain menjalankan fungsi legislasi, Senat berfungsi juga sebagai lembaga pengawas, yaitu mengawasi jalannya birokrasi pemerintahan, mengawasi penggunaan uang negara dan hal-hal umum lainnya. b. The House of Representatives Majelis kedua dari parlemen Australia adalah The House of Representatives atau lower house (majelis rendah). Anggota lower house juga dipilih langsung melalui suatu pemilihan umum. Jumlah anggota House of Representatives paling tidak dua kali lipat anggota Senat. Pasal 24 Konstitusi Australia menyatakan bahwa keanggotaan Majelis Rendah terdiri dari anggota yang dipilih langsung oleh rakyat Commonwealth dengan jumlah yang sedekat mungkin dua kali lipat dari jumlah anggota Majelis tinggi. Majelis Rendah memiliki ketua yang disebut The Speaker sebagaimana ketentuan dalam Pasal 35. Dalam praktek, Speaker selalu berasal dari partai pemerintah yang berkuasa. Majelis Rendah merupakan lembaga yang mewakili kepentingan seluruh rakyat Australia tanpa membeda-bedakan negara bagian tertentu. Hal ini berbeda dengan Majelis tinggi yang mewakili kepentingan golongan rakyat tertentu saja yaitu rakyat negara bagian yang mereka wakili. Secara singkat peran Majelis Rendah adalah sebagai berikut : 1. Berwenang untuk membentuk pemerintahan. 2. Dapat menjatuhkan pemerintah apabila dianggap melanggar konstitusi. 3. Usul RUU umumnya berasal dari Majelis Rendah. 4. Mengatur dan mengawasi pengeluaran pemerintah. 5. Memeriksa hasil laporan Akuntan Publik guna menjamin anggaran digunakan sesuai dengan yang telah disetujui parlemen dengan memperhatikan kepentingan para pembayar pajak. 6. Membicarakan kebijakan pemerintah dalam keadaan darurat, baik kebijakan dalam maupun luar negeri. 7. Berwenang membentuk komite khusus/mengadakan penyelidikan terhadap kebijakan pemerintah yang selanjutnya dibawa ke persidangan.

D. Kekuasaan Eksekutif a) Pemerintah Pusat / Federal Di Australia, secara teori kekuasaan eksekutif pusat dipegang oleh Gubernur Jenderal sebagai wakil ratu. Dalam praktek, kekuasaan Gubernur Jenderal dijalankan oleh para menteri yang bertugas memimpin departemen. Sekalipun secara konstitusional Gubernur Jenderal adalah kepala pemerintahan, pelaksanaan kekuasaan eksekutif dijalankan oleh para menteri dibawah pimpinan seorang perdana menteri yang tergabung didalam sebuah kabinet. Kabinet inilah yang merupakan lembaga terpenting dalam menentukan kebijakan pemerintah. Kabinet merupakan pusat kekuasaan eksekutif di Australia, karena kabinet yang membuat sebagian besar kebijakan negara dan mengusulkan berbagai undang-undang di parlemen sebagai dasar hukum bagi penerapan berbagai kebijakan negara. Pembentukan kabinet di Australia dimulai dengan Instruksi Gubernur Jenderal setelah pemilu kepada partai/gabungan partai pemenang pemilu untuk membentuk pemerintahan. Kemudian perdana menteri berwenang mencari anggota partai/koalisinya yang duduk di parlemen untuk menjabat sebagai menteri dalam kabinetnya (Pasal 63). Konstitusi Australia menentukan bahwa para menteri negara merupakan anggota dari salah satu majelis tanpa menentukan berapa menteri yang berasal dari masing-masing majelis. Untuk bisa terus berkuasa, partai politik harus berusaha memperoleh dukungan mayoritas di parlemen, terutama di Majelis Rendah. Patut diperhatikan bahwa kekuasaan eksekutif di Australia didasarkan pada sistem yang berlaku di Inggris dimana kabinet bertanggung jawab kepada Parlemen. Dalam sistem ketatanegaraan Australia, perdana menteri memiliki peran yang relatif besar dalam pemerintahan. Tetapi disisi lain, ternyata tidak ada satu pasal pun yang menyebut kata perdana menteri sehingga hal ini hanya didasarkan pada kebiasaan praktek ketatanegaraan yang berupa konvensi (kebiasaan) yang telah berlaku selama ini. b) Pemerintah Negara Bagian dan Teritori Hal-hal yang tidak diatur oleh Pemerintah Federal merupakan tanggung jawab Pemerintah Negara Bagian dan Teritori. Setiap negara bagian dan teritori mempunyai parlemen dan peraturan perundang-undangan (akta parlemen) sendiri (yang dapat diamandemen parlemen setempat) tetapi mereka juga tetap terikat konstitusi negara. Bilamana suatu UU/Peraturan Negara Bagian masih berada di bawah wewenang konstitusional Federasi, maka UU/Peraturan Pemerintah Federal berlaku di atas wewenang UU/Peraturan negara bagian. Semua parlemen negara bagian kecuali Queensland, bersifat bikameral yakni mempunyai majelis rendah dan majelis tinggi.

Sementara parlemen dari dua teritori (Northern Territory dan Australian Capital Territory) hanya memiliki satu majelis. Pemerintah negara bagian dan teritori menangani masalah kesehatan masyarakat, pendidikan, sarana jalan, pemanfaatan lahan publik, perangkat kepolisian, pemadam kebakaran dan pelayanan ambulans, serta keberadaan pemerintah lokal dalam wilayahnya masing-masing. c) Pemerintah Lokal Terdapat sekitar 900 badan pemerintah lokal di Australia. Wewenang pemerintah lokal berbeda untuk setiap negara bagian dan merupakan tanggung jawab pemerintah negara bagian masing-masing. Beberapa badan pemerintah lokal bertanggungjawab menjalankan perusahaan perhubungan/transportasi dan energi. Negara-negara bagian menetapkan besar tarif pajak dan menerima pemasukan dari tingkat pemerintahan yang lebih tinggi. Pemerintah lokal secara khusus ditugaskan untuk menangani perencanaan atau tata daerah, pengawasan izin bangunan, sarana jalan setempat, penyediaan air bersih, saluran pembuangan, pelayanan sampah dan kebersihan, penyelenggaraan perpustakaan umum serta fasilitas hiburan masyarakat. E. Kekuasaan Peradilan a) Federal Courts Sistem peradilan federal Australia dibagi menjadi : High Court of Australia atau mahkamah Agung Australia. Adalah lembaga peradilan yang menangani kasus-kasus kasasi dan kasus tingkat pemerintahan federal, atau kasus yang tercantum dalam konstitusi sebagai wewenang Mahkamah Agung. Menurut P.H Lane ada sembilan kasus yang menjadi wewenang pemerintah federal : kasus yang berkaitan dengan perjanjian internasional. kasus yang berkaitan dengan konsulat. kasus dimana pihak yang mengatasnamakan commonwealth terlibat. Kasus antar negara bagian, atau antara pemerintah bagian dengan warga negara bagian lain. Kasus konstitusi yan berkaitan dengan penafsiran dari pasal tertentu dalam konstitusi. Kasus yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan commonwealth law. Kasus perkapalan dan kelautan.

Federal Court of Australia, terdiri atas dua bagian, yaitu bagian umum dan bagian industri.

Family Court of Australia, terbentuk tahun 1975 yang menangani kasus-kasus sebagai berikut : Berkaitan dengan perselisihan dan perceraian, penyelesaian sengketa harta kekayaan antara suami istri, sengketa anak akibat perkawinan. Kasus yang berkaitan dengan Federal Marriage Act. Kasus anak seperti masalah pengangkatan anak, dan lain-lain.

b) State Courts Pada setiap negara bagian terdapat pengadilan tertinggi yang disebut Supreme Court. Pengadillan ini berkaitan dengan kasus-kasus banding, baik yang berkenaan dengan ketentuan pemerintah federal maupun yang menyangkut negara bagian. State Courts terdiri atas tiga tingkatan yaitu : State Supreme Courts, menangani kasus-kasus yang tergolong berat atau kasus-kasus yang dikategorikan penting. Bisa karena ancaman hukuman dari tindak pidana yang dilakukan, atau pada isu dari suatu kasus. Intermediate Courts, terdapat di semua negara bagian, kecuali negara bagian Tasmania, dengan sebutan yang berbeda-beda. Di Queensland, New South Wales pengadilan ini dikenal dengan nama District Courts, sedangkan di Victoria menggunakan istilah County Courts. Inferior Courts, tingkat peradilan paling bawah, biasanya menangani kasus-kasus pidana/perdata yang tergolong ringan. Negara-negara bagian juga menggunakan istilah yang berbeda-beda terhadap pengadilan ini, New South Wales menggunakan istilah Local Courts, Queensland dan Victoria menggunakan istilah Magistrates Courts, dan di Tasmania di kenal dengan istilah Court of Request.

Referensi :

Amzulian Rifai, Pengantar Konstitusi Australia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 1994, hal. 17 http: //www.abc.net.au/ra/federasi http://id.wikipedia.org/wiki/australia The House of Representatives Information Kit, dikutip oleh Amzulian Rifai, Pengantar Konstitusi Australia, Gramedia Pustaka Utama, 1994 hal. 34

You might also like