Professional Documents
Culture Documents
DEFINISI
Definisi fr. Zygoma: Patah tulang dari zygoma yang tanpa atau bersama dengan tlg disekitarnya
ETIOLOGI
Karena trauma : 1. Kecelakaan lalu lintas 2. Kecelakaan kerja 3. Kecelakaan olah raga 4. Perkelahian 5. Penganiayaan
INSIDEN
Insiden fraktur zygoma : 86.20% - kecelakaan lalu lintas Facial fracture terbanyak no 2 setelah fr nasal. Insiden fraktur arkus zygoma: Sekitar 10 persen dari fraktur komplek zygoma (Knight dan North) ; Kelompok umur : usia 21-30 thn (usia produktif)
S. Ravi Raja Kumar, K. Venkata Raju, and K. Sunanda ,Stabilization of the Isolated Zygomatic Arch Fracture Using Foleys Balloon Catheter,Journal maxillofacial and oral surgery Etiology and Management of Zygomaticomaxillary Complex Fractures in the Armed Forces
HISTORY
Tahun 1751, Du verney : teknik intraoral dan eksternal untuk mereduksi dislokasi medial zygomatic arch.
ANATOMI
ANATOMI
KLASIFIKASI : FR ZYGOMA
Knight dan North (1961) paling sering dipakai : Group 1. No significant displacement (simple). Group 2. Arch fractures (arkus zygoma) Group 3. Unrotated body fractures (corpus tanpa rotasi) Group 4. Medially rotated body fractures (corpus rotasi kemedial) Group 5. Laterally rotated body fractures (corpus rotasi ke lateral) Group 6. Include all cases with fracture lines cross the main fragment (kommunitif)
Farouk,Yusuf, Etiology and mechanism of injury of midfacial fractureJohannesburg,2008
Group 4: Medially rotated body fractures Group 5: Laterally rotated body fractures
Group 6: . Communitiva
LANJUT
Menurut Knight dan North : 100% group II dan V tetap stabil setelah reposisi Gillies dan tidak membutuhkan fiksasi. 100% group IV, 40% group III, dan 70% group VI tidak stabil setelah reposisi dan membutuhkan beberapa bentuk fiksasi. Pozatek et all : hasil penelitian sama dengan Knight dan North kecuali group V tidak stabil untuk 60% kasus. Lund et all : semua group III tetap stabil setelah reposisi
DIAGNOSA
Anamnesa : Mekanisme trauma
Palpasi
Nyeri Krepitasi Deformitas False Movement
Pemeriksaan Penunjang Foto Waters Foto submentovertex view CT Scan Coronal dan Aksial
PENATALAKSANAAN (1)
Tindakan pertama ABCD
METODE REPOSISI
Undisplaced
Nonoperative
Displaced
Isolated Zygomatic Arch - Gilles Elevation Orbitozygomatic Fractures - Open reduction dan Stabilisasi Dan lain-lain
17
18
GILLIES REPOSITION
Fraktur Arcus zygoma terisolasi: Waktu optimal untuk repair sampai 72 jam setelah kejadian ( arkus mudah direduksi tanpa membutuhkan internal fiksasi atau eksternal splint )* Waktu operasi tidak boleh ditunda lebih dari 1 minggu setelah kejadian*
OPERASI
ARCH BAR
PENDAHULUAN
alat fiksasi pada fraktur mandibula sederhana Berupa bar (batang)
INDIKASI
Pasien yang tidak memiliki jumlah gigi yang cukup untuk interdental eyelet wiring. Fraktur mandibula sederhana (korpus)
GAMBAR
OPERASI
Anestesi lokal dan Petidin Mengukur panjang arch bar untuk bagian atas dan bawah. Memasang wire pada setiap gigi Meletakkan arch bar pada gigi,dan diikat dengan wire dengan putaran searah jarum jam pada semua gigi pada bagian apex gigi.Mandibula distabilkan dengan tangan yg lain. Menyuruh pasien mengigit sambil mereduksi fraktur . Mempererat wire pada gigi diatas fraktur. Menstabilkan reduksi dengan memasang kawat pada arch bar atas dan bawah
POST OP
Diet lunak Oral higiene dengan kumur kumur betadin Arch bar diangkat setelah 4-5 minggu
Patofisiologi : Trauma yang sedang separasi dari sutura zygomatico frontal, sutura zygomatico sphenoidal juga patahnya permukaan lateral dan anterior dari maxilla serta facies orbita dari zygoma. Pada fraktur tulang zygoma dan tulang orbita (margo inferior) laserasi sinus maxillaris epistaxis, hematoma pada daerah pipi dan canthus lateralis. Trismus bila terjadi dislokasi ke antero medial dari zygoma terjepitnya otot temporalis dan prosesus coronoid mandibula diatasi fibrous ankylosis trismus yang permanent.
OPTEK
TEHNIK OPERASI : - Pada waktu induksi diberikan injeksi antibiotika profilaksis - Gentamisin 1,5 mg/kgBB i.v kombinasi dengan Clindamisin 300 mg i.v - Gillies prosedur : Anestesi umum , intubasi orotrakeal dengan fiksasi tube kearah kontralateral sisi fraktur Posisi telentang,kepala miring kekontralateral dan hiperekstensi dengan ganjal bantal dipundaknya. Desinfeksi lapangan operasi dengan larutan hibitane-alkohol 70% 1:1000 batas atas dahi garis rambut , lateral 2 cm belakang telinga , medial 2 cm kontralateral dari midline , bawah sampai mandibula. Lapangan operasi dipersempit dengan duk steril . Insisi pada 3 cm diatas telingan sejajar garis rambut sepanjang 2 cm , diperdalam sampai fasia temporalis . Perdarahan dirawat . Dipasang hak tajam , fasia temporalis diinsisi , nampak m.temporalis . Rasparatorium dimasukkan dibawah fasia temporalis , digerakkan menyusuri perios kedistal sampai ujungnya dibawah korpus sigomatikus. Denmgan elevator dilakukan elevasi fragmen sigoma yang impresi,biasanya terdengar klik. Dicek , bila stabil maka operasi selesai . bila tidak stabil/kembali deformitas, maka lakukan reposisi terbuka dan fiksasi dengan kawat (interosseus wiring), atau dengan plat mini & sekerup
Ellis Edward DDS : Surgical Approaches to the Facial skeleton , Williams & Wilkins,Rose Tree Corporate Center , Texas , 1995 , pp.
Algorithm
RADIOLOGY
1- Occipitomental (standard ,10, 15 and 30) 2- True lateral 3- Soft tissue lateral 4- Occlusal 5- Intra orals 6- Submento-vertex 7- C.T Scan 8- 3D C.T Scan 9- MRI (to detect CSF leaks and fistula)
Occipitomental view
(Posterioanterior oblique)
(waters view)
39
Zygoma
Anatomy
Tetrapod Structure
Frontal Bone Temporal Bone Maxilla Greater Wing Of Sphenoid
anatomy
Muscular Attachments
Masseter Temporalis Zygomaticus Zygomatic Head of Quadratus Labii Superioris
Clinical inspection
Circumorbital Swelling / Ecchymosis Subconjunctival Hemorrage Abnormal Sensation V2 Distribution Diplopia or Globe Displacement Increased Facial Width Depressed Malar Prominence Palpable Step Deformities Unilateral Epistaxis Hematoma Upper Buccal Sulcus Trismus Due To Coronoid Process Impingement
Radiographic
X-Ray
Waters View Most Useful
CT Scan
Coronal Cuts For Orbital Anatomy
Manson
Low Energy
minimal displacement do not require operative reduction
Early complication
Bleeding Infection Exacerbation of Sinus Disease Malfunction of Extraocular Muscles Blindness
Late complication
Nonunion / Malunion Diplopia (10% initial, 5% permanent) Persistent V2 Anesthesia (24%) Orbital Dystopia Chronic Maxillary Sinusitis (4-7%) Scarring Ectropion Problems With Mandible Motion Enophthalmos (3%) Soft Tissue Descent With Loss of Malar Prominence
Fraktur Mandibula
Mentum Korpus Angulus Alveolaris Koronoid Kondilus Ramus
Kombinasi
Anamnesa
Mekanisme trauma Keluhan
Nyeri Perdarahan hidung/mulut Trismus Gangguan mengunyah
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Perdarahan hidung/mulut Edema Deformitas Brill hematoma Rinore Trismus Maloklusi
Pemeriksaan Imaging
X-foto
Sasaran Madibula -mentum,korpus,angulus -korpus,angulus,ramus, koronoid,kondilus -seluruh mannibula Posisi Mandibula AP/lat Mandibula Eisler Panoramik
Penatalaksanaan
Tanpa gangguan kesadaran
P3K
Fr.mandibula perban Barton
Tindakan awal
Fraktur terbuka debrideman
Tindakan definitif
Fr.madibula plating/IOID wiring
Tindakan definitif
Tindakan Definitif
Saat
Fr.mandibula < 2 minggu
Prinsip
Reposisi Fiksasi Immobilisasi Rehabilitasi
Reposisi
Anatomis Mengembalikan oklusi
Fiksasi
Kawat Pen Plat
Immobilisasi
Fr.mandibula ID wiring ( 1 bl)
Rehabilitasi
Fr.mandibula fisioterapi buka tutup mulut higiene mulut dijaga