You are on page 1of 2

EDISI 9/ Oktober 2012

Hajrul Quran (Acuh terhadap alQuran) dapat dilihat dari: 1. Tidak mau mendengarkan al-Quran dan mempercayai isinya. 2. Tidak mengamalkan ajaran al-Quran 3. Tidak menjadikan al-Quran sbg pedoman hukum dan perundangan 4. Tidak berusaha merenungkan makna bacaan al-Quran untuk memahami maksud Allah 5. Tidak menggunakan al-Quran sbg obat untuk segala macam kegalauan hati

MENJUAL AYAT ALLAH


Maksud dari menjual Ayat Allah bukan berarti menjual mushaf atau kaligrafi Al-Quran di pasaran atau toko-toko tetapi maksudnya menukar hidayah Allah dengan kesesatan. Sedangkan hidayah hanya bisa di dapatkan dari ayat-ayat Allah. Konteks Menjual Ayat Allah dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. At Taubah ayat 9 Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan 2. al-Baqarah ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa-apa keterangan Kitab suci yang telah diturunkan oleh Allah, dan membeli dengannya harga yang sedikit, mereka itu tidak mengisi dalam perut mereka selain daripada api neraka, dan Allah tidak akan berkata-kata kepada mereka pada hari kiamat, dan ia tidak membersihkan mereka (dari dosa), dan mereka pula akan beroleh azab yang perit. 3. Sumber penghasilan Dekonstruksi ayat untuk merusak pemahaman seorang muslim.. 4. Ulama yg disetir penguasa Memberikan fatwa san statemen rusak yang merugikan umat dan melestarikan kedzaliman .

TENTANG REDAKSI

Pelindung :

Info kegiatan Mengharap kehadiran calon peserta Islamic Training 1 (IT1) pada acara Technical Meeting yang akan diselenggarakan pada: Hari : Rabu, 03 Oktober 2012 Pukul : 15.15 WITK Tempat : Gedung E-401/402

Ketua Jurusan Teknik Kimia Prof. Dr. Tri Widjaja, M.Eng Ketum KINI Riza Afifudin

Pimpinan Redaksi :
Rozi

Tim Reporter :
Denta, Joko Erm, Irwan, Azis, Daru, Cahyo, Iswan, Hasan, Ave, Risky, Hamida, Nana, Imsi. Joko San

Editor :
Denta

Salman, Rani

Jazakumullah Khairan Katsiran

Design Layout :
4 1

KEINDAHAN AL-QURAN
BERSANDING DENGAN ALQURAN = BERSANDING DENGAN KEMULIAAN Al-Quran merupakan Mujizat Rasulullah SAW yang sangat agung. Karena keagungannyalah Allah SWT menjanjikan kepada Makhluk-Nya akan memberikan kemuliaan apabila selalu berpegang kepada Al-Quran dalam setiap aspek kehidupan. Dalam Hadist Rasulullah Muhammad SAW bersabda : Sesungguhnya Allah meninggikan derajat seseorang dengan Kitab ini (Al-Quran) dan merendahkan seseorang yg lainnya dengannya pula. (HR Muslim.) Salah satu kisah yang menjadi bukti bahwa kemuliaan bagi orang yang bersanding dengan alquran adalah kisah pengangkatan Ibnu Abza sbg Amir Al-Waadi. Dalam suatu riwayat hadist Nabi Bersabda : Dari Amir bin Watsilah bahwasanya Nafi' bin Abdul Harits bertemu dengan Umar bin Khathab di Usfan. Nafi' adalah pejabat yang diangkat oleh Umar sebagai gubernur Makkah. Umar bertanya, "Siapa yang engkau angkat sebagai gubernur sementara atas penduduk lembah Makkah ini?" Nafi' menjawab, "Ibnu Abza." Umar bertanya, "Siapa itu Ibnu Abza?" Nafi' menjawab, "Seorang budak yang telah kami merdekakan." Umar bertanya, "Engkau mengangkat seorang budak yang telah dimerdekakan sebagai gubernur sementara atas penduduk Makkah?" Nafi' menjawab, "Tetapi dia hafal Al-Qur'an dan ahli di bidang faraidh (ilmu pembagian warisan)." Umar bin Khathab berkata, "Adapun Nabi kalian shallallahu 'alaihi wa salam telah bersabda: "Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat beberapa kaum dengan AlQur'an ini dan merendahkan derajat beberapa kaum lainnya dengan Al-Qur'an ini." (HR. Muslim no. 817)

Dalam perjalanannya, Alquran merupakan Kitab Allah yang paling tersusun rapi dan paling teratur dibanding kitab-kitab pendahulunya. Selain dari aspek keteraturan, ternyata Al-Quran memiliki estetika dan tata bahasa indah yang berbeda dengan syair yang pada saat turunnya al-quran, syair dan tata bahasa sangat digemari oleh bangsa Arab dan sangat berpengaruh pada politik dan sosial sehingga sebagai Mukjizat, Al-Quran mempermudah Rasulullah dalam berdakwah kepada bangsa Arab pada masa itu. Salah seorang hakim Quraisy yang sangat terkenal dan merupakan seorang penyair mengatakan: Sungguh padanya ada kenikmatan, atasnya ada keindahan, buahnya segar menggiurkan. Sungguh kalimat yg tinggi, tak ada yg mampu menandingi, dan pastilah kalah apapun yg menyaingi.. Dalam Alquran Allah SWT berfirman : Dan apabila mereka mendengarkan apa yg diturunkan kepada Rasul, kamu lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al-Quran) yg telah mereka ketahui. {QS 5:83}. Keindahan Al-Quran sangatlah sempurna. Hal inilah yang membuat para muslim terdahulu banyak yang masuk islam. Salah satunya adalah Khalifah Umar bin Al-Khattab yang masuk Islam setelah mendengar bacaan Al-Quran. Dalam sebuah Riwayat Atha dan Mujahid yang dinukil oleh Ibnu Ishaq dari Abdullah bin Abi Nujaih. Riwayat tersebut menyebutkan bahwa Umar ra berkata,Dahulu aku sangat jauh dari Islam. Saat itu aku gemar sekali minum khamr. Kami memiliki suatu majelis yang disitu para lelaki Quraisy berkumpul bersama Maka suatu saat keluarlah aku untuk menemui mereka di majelis tersebut, namun aku tidak mendapatkan siapasiapa. Maka aku pun berkata,Bagaimana seandainya aku mendatangi si Fulan dengan membawa khamr!. Maka aku pun pergi kesana namun aku tidak mendapatinya. Maka aku pun berkata,Bagaimana seandainya aku datang ke Kabah lalu bertawaf tujuh atau tujuh puluh
2

kali!. Maka aku pun datang ke Masjidil Haram untuk bertawaf mengelilingi Kabah. Saat itu ternyata Rasulullah saw sedang berdiri sholat. Saat itu beliau shalat menghadap ke arah Syam dan menjadikan Kabah berada diantara beliau dan Syam. Beliau berdiri diantara dua rukun: Rukun Aswad dan Rukun Yamani. Saat melihatnya aku berkata,Demi Allah, bagaimana seandainya aku mendengarkan apa yang diucapkan oleh Muhammad untuk satu malam ini saja! Maka aku pun berdiri dan berjalan mendekatinya. Aku mendekat dari arah Hijr (Ismail) sampai aku masuk dibawah kelambu Kabah. Tidak ada apaapa diantara aku dan beliau kecuali kelambu Kabah. Ketika aku mendengar Al-Quran, hatiku jadi tersentuh sehingga aku pun menangis. Itulah yang menyebabkan aku masuk Islam. Kisah berimannya Umar bin Al-Khattab dan kisah berpalingnya Al-Walid bin Al-Mughirah merupakan dua contoh dari sekian banyak kisah tentang keimanan dan keberpalingan. Kedua kisah tersebut telah menyingkap adanya sihir Al-Quran yang dialami oleh bangsa Arab sejak awal Islam. Kedua kisah tersebut juga menjelaskan tentang ekstensifnya sihir dahsyat Al-Quran, yang diakui baik oleh kaum beriman maupun oleh kaum kafir.

Allah yaitu kisah sahabat urwah ibn zubair yang mampu mengkhatamkan AlQuran dalam waktu 2 hari. Suatu ketika beliau sakit yang mengharuskan kakinya untuk diamputasi. beliau sanggup diamputasi asalkan dalam keadaan posisi sholat. Karena kekhusyukannya dalam membaca ayat-ayat Al-Quran pada saat sholat beliau tidak merasakan sakit apapun. Dalam sebuah riwayat beliau berkata : Ya
Allah, segala puji hanya untuk-Mu. Sebelum ini, aku memiliki dua kaki dan dua tangan, kemudian Engkau ambil satu. Alhamdulillah, Engkau masih menyisakan yang lain. Dan walaupun Engkau telah memberikan musibah kepadaku namun masa sehatku masih lebih panjang hari-hari sakit ini. Segala puji hanya untuk-Mu atas apa yang telah Engkau ambil, dan atas apa yang telah Engkau berikan kepadaku dari masa sehat.

HAJRUL QURAN
Kata hajr bisa disandingkan dengan kata hijrah. Karena keduanya, memiliki pengertian yang sama, yaitu meninggalkan. Hijrah yang senantiasa kita dengar, biasanya berkonotasi positif. Karena selalu diidentikan dengan perubahan kearah yang baik. Seperti hijrahnya Rasul dan para sahabatnya dari Makkah menuju Madinah, atau hijrahnya seorang muslim dari jalan syetan menuju jalan Allah. Tapi, dalam salah satu ayat al-Quran, Allah s.w.t. menggunakan kata hajr untuk sesuatu yang sangat negatif. yaitu, berkenaan dengan sikap Ummat Islam yag cenderung meninggalkan nilai dan ajaran Al-Quran. Atau, yang disebut oleh Muhammad Ali AlShobuni dengan Hajrul Quran.

Ketika Firman-Nya tak ngefek di Hati


Tingkat kesehatan hati bisa diukur dengan Al-Quran. Dalam suatu riwayat Utsman bin Affan berkata : Andai hati kita bersih, niscaya tidak ada bosan membaca Al-Quran. . ketika Al-Quran tidak memberikan efek bagi manusia, maka hatilah yang masih kotor. Hati yg bersih ditandai dengan respon positif dalam bentuk membenarkan al-Quran. Kerinduan Khalid bin Walid terhadap Al-Quran merupakan salah satu contoh bagaimana hati manusia yang bersih. Lantas bagaimana dengan kita.?

Salah satu kisah betapa dahsyatnya efek dari hati yang bersih karena Firman
3

You might also like