You are on page 1of 14

Hindu-Budha-Islam

PERKEMBANGAN AGAMA HINDU DI INDIA


MUNCULNYA AGAMA HINDU Perkembangan agama Hindu-Budha tidak dapat lepas dari peradaban lembah Sungai Indus, di India. Di Indialah mulai tumbuh dan berkembang agama dan budaya Hindu dan Budha. Dari tempat tersebut mulai menyebarkan agama Hindu-Budha ke tempat lain di dunia. Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa melalui celah Kaiber (Kaiber Pass) pada 2000-1500 SM dan mendesak bangsa Dravida (berhidung pesek, kulit gelap) dan bangsa Munda sebagai suku bangsa asli yang telah mendiami daerah tersebut. Bangsa Dravida disebut juga Anasah yang berarti berhidung pesek dan Dasa yang berarti raksasa. Bangsa Aria sendiri termasuk dalam ras Indo Jerman. Awalnya bangsa Aria bermatapencaharian sebagai peternak kemudian setelah menetap mereka hidup bercocok tanam. Bangsa Aria merasa ras mereka yang tertinggi sehingga tidak mau bercampur dengan bangsa Dravida. Sehingga bangsa Dravida menyingkir ke selatan Pegunungan Vindhya. Orang Aria mempunyai kepercayaan untuk memuja banyak Dewa (Polytheisme), dan kepercayaan bangsa Aria tersebut berbaur dengan kepercayaan asli bangsa Dravida. Oleh karena itu, Agama Hindu yang berkembang sebenarnya merupakan sinkretisme (percampuran) antara kebudayaan dan kepercayaan bangsa Aria dan bangsa Dravida. Selain itu, istilah Hindu diperoleh dari nama daerah asal penyebaran agama Hindu yaitu di Lembah Sungai Indus/ Sungai Shindu/ Hindustan sehingga disebut agama dan kebudayaan Hindu. Terjadi perpaduan antara budaya Arya dan Dravida yang disebut Kebudayaan Hindu (Hinduisme). Daerah perkembangan pertamanya terdapat di lembah Sungai Gangga, yang disebut Aryavarta (Negeri bangsa Arya) dan Hindustan (tanah milik bangsa Hindu). DEWA,KITAB SUCI dan SISTEM KASTA Dalam ajaran agama Hindu dikenal 3 dewa utama, yaitu: Brahma sebagai dewa pencipta segala sesuatu. Wisnu sebagai dewa pemelihara alam Siwa sebagai dewa perusak Ketiga dewa tersebut dikenal dengan sebutan Tri Murti Kitab suci agama Hindu disebut Weda (Veda) artinya pengetahuan tentang agama. Pemujaan terhadap para dewa-dewa dipimpin oleh golongan pendeta/Brahmana. Ajaran ritual yang dijadikan pedoman untuk melaksanakan upacara keagamaan yang ditulis oleh para Brahmana disebut kitab Veda/Weda yang terdiri dari 4 bagian, yaitu: Reg Veda, berisi tentang ajaran-ajaran Hindu, merupakan kitab tertua (1500-900 SM) kira-kira muncul saat bangsa Aria ada di Punjab. Yajur Veda, berisi doa-doa yang dibacakan waktu diselenggarakan upacara agama, lahir saat bangsa Aria menguasai daerah Gangga Tengah. Sama Veda, berisi nyanyian puji-pujian yang wajib dinyanyikan saat diselenggarakan upacara agama. Atharwa Veda, berisi kumpulan mantera-mantera gaib, doa-doa untuk menyembuhkan penyakit. Doa/mantra muncul saat bangsa Arya menguasai Gangga Hilir. Hindu mengenal pembagian masyarakat atas kasta-kasta tertentu, yaitu Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra. Pembagian tersebut didasarkan pada tugas/ pekerjaan mereka. Brahmana bertugas mengurus soal kehidupan keagamaan, terdiri dari para pendeta.

Ksatria berkewajiban menjalankan pemerintahan termasuk pertahanan Negara, terdiri dari raja dan keluarganya, para bangsawan, dan prajurit. Waisya bertugas berdagang, bertani, dan berternak, terdiri dari para pedagang. Sudra bertugas sebagai petani/ peternak, para pekerja/ buruh/budak, merupakan para pekerja kasar. Di luar kasta tersebut terdapat kasta Paria terdiri dari pengemis dan gelandangan. Perkawinan antar kasta dilarang dan jika terjadi dikeluarkan dari kasta dan masuk dalam golongan kaum Paria seperti bangsa Dravida. Paria disebut juga Hariyan dan merupakan mayoritas penduduk India. Pembagian kasta muncul sebagai upaya pemurnian terhadap keturunan bangsa Aria sehingga dilakukan pelapisan yang bersumber pada ajaran agama. Pelapisan tersebut dikenal dengan Caturwangsa/Caturwarna, yang berarti empat keturunan/ empat kasta. Pembagian kasta tersebut didasarkan pada keturunan. KEMUNDURAN AGAMA HINDU Pada abad ke 6 SM agama Hindu mengalami kemunduran disebabkan oleh faktor-faktor, yaitu: 1. Kaum Brahmana yang memonopoli upacara keagamaan membuat sebagai dari mereka bertindak sewenang-wenang. Contoh: rakyat dibebankan untuk memberikan korban yang telah ditetapkan. 2. Sistem kasta membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahirannya. Golongan Brahmana merasa berada pada kasta tertinggi dan paling berkuasa terutama untuk mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu lainnya. Sehingga hal ini menimbulkan rasa anti agama. 3. Timbul golongan yang berusaha mencari jalan sendiri untuk mencapai hidup abadi yang sejati. Golongan tersebut disebut golongan Buddha yang dihimpun oleh Sidharta.

PERKEMBANGAN AGAMA BUDHA DI INDIA


MASUKNYA AGAMA BUDHA DI INDIA Agama Budha tumbuh di India tepatnya bagian Timur Laut. Agama Budha muncul sebagai reaksi terhadap domonisi golongan Brahmana atas ajaran dan ritual keagamaan dalam masyarakat India. Selain itu adanya larangan bagi orang awam untuk mempelajari kitab suci. Bahkan sebelumnya kaum ksatria dan raja harus tunduk kepada Brahmana. Sidharta memandang bahwa sistem kasta dapat memecah belah masyarakat bahkan sistem kasta dianggap membedakan derajat dan martabat manusia berdasarkan kelahiran. Oleh karena itu, Sidharta berusaha mencari jalan lain untuk mencapai moksa yang kemudian berhasil ia peroleh di Bodhgaya (tempat ia memperoleh penerangan agung). Pahamnya disebut

agama Budha. Menurut agama Budha kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai setiap orang tanpa harus melalui bantuan pendeta/ kaum Brahmana. Setiap orang mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mencapai kesempurnaan tersebut asalkan ia mampu mengendalikan dirinya sehingga terbebas dari samsara. Sidharta Gautama dikenal sebagai Budha atau seseorang yang telah mendapat pencerahan. Sidharta artinya orang yang mencapai tujuan. Sidharta disebut juga Budha Gautama yang berarti orang yang menerima bodhi. KITAB SUCI Ajaran agama Budha dibukukan dalam kitab Tripitaka (dari bahasa Sansekerta Tri artinya tiga dan pitaka artinya keranjang). Kitab Tripitaka terdiri atas 3 kumpulan tulisan, yaitu : 1. Sutta (Suttanata) Pitaka berisi kumpulan khotbah, pokok-pokok atau dasar ajaran sang Buddha 2. Vinaya Pitaka berisi kodefikasi aturan-aturan yang berkenaan dengan kehidupan pendeta atau segala macam peraturan dan hukum yang menentukan cara hidup para pemeluknya. 3. Abhrdharma Pitaka berisi filosofi (falsafah agama), psikologi, klasifikasi, dan sistematisasi doktrin PERKEMBANGAN dan PERPECAHAN dalam AGAMA BUDHA Perkembangan Agama Budha mencapai puncaknya kejayaannya pada masa pemerintahan raja Ashoka dari Dinasti Maurya. Ia menetapkan agama Budha sebagai agama resmi negara. Dan berkembang cepat serta dapat diterima masyarakat India. Hal tersebut dikarenakan, sebagai berikut : 1. Didukung oleh bahasa yang digunakan adalah bahasa Prakrit yaitu bahasa rakyat sehari-hari dan bukan bahasa Sansekerta yang hanya dimengerti oleh kaum Brahmana. 2. Agama Budha bersifat non-eksklusif, artinya agama Budha bisa diterima siapa saja dan tidak mengenal pembagian masyarakat atas kasta. 3. Tidak mengenal perbedaan hak antara pria dan wanita Setelah 100 tahun Sang Budha wafat timbul bermacam-macam penafsiran terhadap hakikat ajaran Budha. Perpecahan dalam agama Budha terjadi karena masing-masing mempunyai pandangan/ aliran sendiri. Diantaranya aliran yang terkenal yaitu Hinayana dan Mahayana. 1. Hinayana artinya kendaraan kecil. Menurut aliran ini tiap orang wajib berusaha sendiri untuk mencapai nirwana. Untuk mencapai Nirwana sangat tergantung pada usaha diri melakukan meditasi. Hinayana, lebih tertutup hanya mengejar pembebasan bagi diri sendiri. Yang berhak menjadi Sanggha adalah para biksu dan biksuni yang berada di Wihara. Ajarannya lebih mendekati Budha semula. Pengikutnya sebagian besar berada di daerah Srilanka, Myanmar (Birma), dan Muangtai. 2. Mahayana artinya kendaraan besar. Mahayana, sifatnya terbuka. Penganut aliran ini mengajarkan pembebasan bagi diri sendiri serta bermisi pembebasan bagi orang lain. Setiap orang berhak menjadi Sanggha sejauh sanggup menjalankan ajaran dan petunjuk sang Budha. Jadi aliran Mahayana mengajarkan untuk mencapai Nirwana setiap orang harus mengembangkan kebijaksanaan dan sifat welas asih (belas kasih). Setiap manusia berusaha hidup bersama/ membantu setiap orang lain dalam mencapai Nirwana. Ajarannya sudah berbeda dengan ajaran Budha semula. Para pengikutnya sebagian besar ada di daerah Indonesia, Jepang, Cina, dan Tibet. KEMUNDURAN AGAMA BUDHA Kemunduran agama Budha di India disebabkan karena : 1. Setelah Asoka wafat (232 SM) tidak ada raja yang mau melindungi dan mengembangkan agama Budha di India. 2. Agama Hindu berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahannya sehingga pengikutnya bertambah banyak. PERSAMAAN dan PERBEDAAN AGAMA HINDU-BUDHA

Persamaan Hindu dan Budha : Sama-sama tumbuh dan berkembang di India Selalu berusaha untuk meletakkan dasar-dasar ajaran kebenaran dalam kehidupan manusia di dunia ini. Diarahkan pada tindakan-tindakan yang dibenarkan oleh agama. Tujuan untuk menyelamatkan umat manusia dari rasa kegelapan/ mengantarkan umat manusia untuk dapat mencapai tujuan hidupnya. Perbedaan Hindu dan Budha : HINDU Muncul sebagai perpaduan budaya bangsa Aria dan bangsa Dravida Kehidupan masyarakat dikelompokkan menjadi 4 golongan yang disebut Kasta (kedudukan seseorang dalam masyarakat diterima secara turuntemurun/didasarkan pada keturunan). Dibenarkan untuk mengadakan korban Kitab suci, WEDA Mengakui 3 dewa tertinggi (Trimurti) Agama Hindu hanya dapat dipelajari oleh kaum pendeta/Brahmana Adanya pembedaan harkat dan martabat/hak dan kewajiban seseorang Agama Hindu hanya bisa dipelajari dengan menggunakan bahasa Sansekerta Kesempurnaan (Nirwana) dapat dicapai dengan bantuan pendeta

BUDHA Muncul sebagai upaya pencarian jalan lain menuju kesempurnaan yang dipimpin Sidharta Tidak diakui adanya kasta dan memandang kedudukan seseorang dalam masyarakat adalah sama. Tidak dibenarkan mengadakan korban Kitab Suci, TRIPITAKA Sidharta Gautama sebagai pemimpin agama Budha Agama Budha dapat dipelajari dan diterima oleh semua orang tanpa memandang kasta Tidak mengenal pembagian hak antara pria dan wanita Agama Budha disebarkan pada rakyat dengan menggunakan bahasa Prakrit Setiap orang dapat mencapai kesempurnaan asal dapat mengendalikan diri sehingga terbebas dari samsara

MASUK dan BERKEMBANGNYA AGAMA dan KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA di INDONESIA


Masuknya Agama Hindu di Indonesia Terdapat beberapa teori mengenai masuknya agama dan kebudayaan Hindu di Indonesia. Teori-teori tersebut antara lain: 1. Teori Sudra Teori ini berpendapat bahwa penyebaran agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang-orang India yang berkasta Sudra. Teori ini dikemukakan oleh Van Feber. Faktor yang memperkuat teori ini: Orang India berkasta Sudra (pekerja kasar) menginginkan kehidupan yang lebih baik daripada mereka tinggal menetap di India sebagai pekerja kasar bahkan tak jarang mereka dijadikan sebagai budak para majikan.

Orang berkasta sudra tidak jarang dianggap sebagai orang buangan karena posisinya berada pada kasta terendah di India. Sehingga mereka meniggalkan daerahnya pergi ke daerah lain bahkan keluar dari India agar kedudukan mereka dapat lebih baik dan dihargai. Kelemahan(sanggahan/bantahan) teori ini : Golongan Sudra tidak mengetahui seluk beluk mengenai ajaran agama hindu. Golongan Sudra tidak dapat membaca kitab suci Weda (dalam kitab suci ini terdapat semua ajaran dan aturan mengenai agama Hindu) sebab tidak sembarang orang dapat menyentuhnya, membaca dan mengetahui isinya. Lagipula, bahasa yang digunakan dalam kitab suci Weda adalah bahasa Sansekerta. Golongan Sudra tidak menguasai bahasa Sansekerta sebab bahasa sansekerta merupakan bahasa kelas tinggi yang hanya mampu dikuasai oleh para pendeta. Tujuan utama golongan Sudra meninggalkan India adalah untuk mendapat penghidupan yang lebih baik/ memperbaiki keadaan mereka. Sehingga jika mereka dikatakan yang menyebarkan agama Hindu yang merupakan milik kaum brahmana di India rasanya tidak mungkin. Dalam sistem kasta saja posisi mereka sudah yang paling rendah, mereka sudah dibuang dan diperlakukan kurang baik oleh kasta diatasnya, mana mungkin mereka mau mengembanggkan ajaran yang akan merendahkan posisinya dan mengagungkan posisi kasta lain. 2. Teori Waisya (dikemukakan oleh NJ.Krom) NJ.Krom berpendapat bahwa masuknya agama Hindu ke Indonesia dibawa oleh orang India berkasta Waisya yaitu golongan pedagang. Mereka datang dan berperan sebagai penyebar agama Hindu ke Indonesia.Seperti bangsa Gujarat yang menjadi pedagang pada zaman Islam atau bangsa Barat pada zaman modern. Faktor yang memperkuat teori ini: Teori ini mudah diterima oleh akal sebab dalam kehidupan, faktor ekonomi menjadi sangat penting dan perdagangan merupakan salah satu bentuk dalam kegiatan berekonomi. Sehingga melalui kegiatan perdagangan dirasa akan lebih mudah untuk berhubungan dengan orang dari berbagai daerah. Para pedagang dari India akan sampai ke Indonesia untuk berdagang. Masuknya agama HinduBudha ke Indonesia di bawa oleh para pedagang India yang singgah dan berasimilasi dengan penduduk sekitar/setempat di Indonesia. Ketika para pedagang tersebut singgah di Indonesia ada yang kemudian tertarik dengan penduduk setempat dan memutuskan untuk menikah dengan wanita setempat atau bahkan tinggal menetap dan berketurunan. Dari situlah agama Hindu disebarkan. Adanya bukti yang menunjukkan bahwa terdapat perkampungan para pedagang India di Indonesia yang disebut Kampung Keling yang terletak di beberapa daerah di Indonesia bagian Barat (Sumatera) Kelemahan(sanggahan/bantahan) teori ini : a. Hubungan yang terbentuk antara penduduk setempat bahkan pada raja dengan para saudagar (pedagang India) hanya seputar perdagangan sehingga tidak akan membawa perubahan besar terhadap penyebaran agama Hindu. b. Meskipun ada perkampungan para pedagang India di Indonesia tetapi kedudukan mereka tidak berbeda dengan rakyat biasa di tempat itu, mereka yang tinggal menetap sebagaian besar hanyalah pedagang-pedagang keliling sehingga kehidupan ekonomi mereka tidak jauh berbeda dengan penduduk setempat. Sehingga pengaruh budaya yang mereka bawa tidaklah membawa perubahan besar dalam tatanegara dan kehidupan keagamaan masyarakat setempat. c. Mereka lebih banyak menetap di daerah pantai untuk memudahkan kegiatan perdagangannya. Mereka datang ke Indonesia untuk berdagang dan jika mereka singgah mungkin hanya sekedar mencari perbekalan untuk perjalanan mereka selanjutnya atau untuk menunggu angin yang baik yang akan membawa mereka melanjutkan perjalanan. Sementara itu kerajaan Hindu di Indonesia lebih banyak terletak di daerah pedalaman seperti Pulau Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Sehingga, penyebarluasan agama Hindu tidak mungkin dilakukan oleh kaum Waisya yang menjadi pedagang.

Kaum Waisya tidak mempunyai tugas untuk menyebarkan agama sebab yang bertugas menyebarkan agama Hindu adalah Brahmana. e. Golongan Waisya kurang memahami bahasa Sansekerta serta mereka tidak menguasai pengetahuan keagamaan yang mendalam seperti upacara keagamaan serta ajaran agama dalam kitab Weda. f. Kitab Weda hanya boleh dibaca dan diajarkan oleh kaum Brahmana, oleh karena itu kasta lain tidak mungkin dapat menyebarkan ajaran agama Hindu. g. Tulisan dalam prasasti dan bangunan keagamaan Hindu yang ditemukan di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta yang hanya digunakan oleh Kaum Brahmana dalam kitab-kitab Weda dan upacara keagamaan. 3. Teori Ksatria (dikemukakan oleh FDK Bosch) Menurut teori ini, golongan bangsawan/ksatrialah yang menyebarkan agama Hindu sampai di Indonesia. Faktor yang memperkuat teori ini: 1. Raja dan bagsawan serta ksatria dari India yang kalah perang meninggalkan daerahnya menuju ke daerah lain termasuk Indonesia. Mereka berusaha menaklukkan daerah baru dan membentuk pemerintahan baru seperti ketika mereka di India. Dari situ mereka mulai menanamkan ajaran agama Hindu pada penduduk setempat. 2. Kekacauan politik di India menyebabkan para ksatria melarikan diri sampai di Indonesia dan sesampainya di Indonesia mereka membentuk dan mendirikan koloni dan mulaia menyebarkan agama Hindu. 3. Adapula raja dan para bangsawan India yang datng ke Indonesia sengaja untuk menyerang dan menaklukkan suku-suku di Indonesia. Setelah mereka berhasil akan mendirikan kerajaan dan mulai menyebarkan agama Hindu. Teori Ksatria sering juga disebut dengan teori Kolonisasi . Hal ini disebabkan karena dilakukan penyerbuan dan penklukkan. Kelemahan(sanggahan/bantahan) teori ini : Tidak mungkin pelarian ksatria dari India bisa mendapatkan kedudukan mulia sebagai raja di wilayah lain, sedangkan di Indonesia masa itu,seseorang dapat menjadi pemimpin suatu wilayah karena dia dirasa mempunyai kemampuan lebih daripada yang lainnya. Tidak mungkin rakyat menginginkan orang yang telah mengalahkan rakyat di wilayah itu untuk menjadi raja mereka karena mereka pasti harus hidup dalam tekanan dari orang yang tidak mereka kenal. Serbuan bangsa India terhadap Indonesia hanya terjadi 2 kali dalam waktu singkat oleh kerajaan Colamandala (raja Rajendra Coaldewa) atas kerajaan Sriwijaya yaitu pada tahun 1023 M dan 1030 M. Meskipun berhasil menawan raja Sriwijaya tetapi serangan tersebut berhasil dipatahkan/dikalahkan. Tidak ada bukti yang kuat baik itu di Indonesia maupun di India bahwa penyerbuan yang dilakukan bertujuan untuk menyebarkan agama Hindu. Selain itu tidak ada bukti pendudukan atas beberapa daerah di Indonesia oleh bangsa India yang bertujuan untuk menyebarkan agama. Padahal suatu penaklukkan pasti akan dicatat sebagai sebuah kemenangan. Jika terjadi kolonisasi /penaklukkan pasti akan disertai dengan pemindahan segala aspek/unsur budaya masyarakat India secara murni di Indonesia seperti sistem kasta, tatakota, pergaulan, bahasa, dsb. Tetapi kehidupan masyarakat di Indonesia tidak menunjukkan hal yang sama persis (tidak asli) dengan kehidupan masyarakat India dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi penguasaan secara mendasar pada segala aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Budaya Indonesia memiliki peran yang besar dalam proses pembentukan budaya IndiaIndonesia sehingga yang tampak adalah bentuk akulturasi budayanya. 4. Teori Brahmana (dikemukakan oleh J.C. Van Leur) Van Leur berpendapat bahwa kaum pendetalah yang menjadi penyebar agama Hindu di Indonesia. Penyebar agama Hindu dilakukan oleh kaum Brahmana. Teori ini memang paling mudah diterima.

d.

Faktor pendukung teori tersebut: 1. Agama Hindu adalah milik kaum Brahmana sehingga merekalah yang paling tahu dan paham mengenai ajaran agama Hindu. Urusan keagamaan merupakan monopoli kaum Brahmana bahkan kekuasaan terbesar dipegang oleh kaum Brahmana sehingga hanya golongan Brahmana yang berhak dan mampu menyiarkan agama Hindu. 2. Prasasti Indonesia yang pertama menggunakan berbahasa Sansekerta, sedangkan di India sendiri bahasa itu hanya digunakan dalam kitab suci dan upacara keagamaan. Bahasa Sansekerta adalah bahasa kelas tinggi sehingga tidak semua orang dapat membaca dan menulis bahasa Sansekerta. Di India hanya kasta Brahmana yang menguasai bahasa Sansekerta sehingga hanya kaum Brahmana-lah yang dapat dan boleh membaca kitab suci Weda. 3. Karena kepala suku yang ada di Indonesia kedudukannya ingin diakui dan kuat seperti rajaraja di India maka mereka dengan sengaja mendatangkan kaum Brahmana dari India untuk mengadakan upacara penobatan dan mensyahkan kedudukan kepala suku di Indonesia menjadi raja. Dan mulailah dikenal istilah kerajaan. Karena upacara penobatan tersebut secara Hindu maka secara otomatis rajanya juga dinyatakan beragama Hindu, jika raja beragama Hindu maka rakyatnyapun akan nebgikuti rajanya. 4. Ketika menobatkan raja kaum Brahmana pasti membawa kitab Weda ke Indonesia. Sebelum kembali ke India tak jarang para Brahmana tersebut akan meniggalkan Kitab Weda-nya sebagai hadiah bagi sang raja. Kitab tersebut selanjutnya akan dipelajari oleh sang raja dan digunakan untuk menyebarkan agama Hindu di Indonesia. 5. Karena raja telah mengenal Brahmana maka secara khusus raja juga meminta Brahmana untuk mengajar di lingkungan istananya. Dari hal inilah maka agama dan budaya India dapat berkembang di Indonesia. 6. Sejak itu mulailah secara khusus kepala suku-kepala suku yang lain yang tertarik terhadap budaya dan ajaran Hindu mengundang kaum Brahmana untuk datang dan mengajarkan agama dan budaya India kepada masyarakat Indonesia. 7. Teori ini didukung dengan adanya bukti bahwa terdapat koloni India di Malaysia dan pantai Timur Sumatera (populer dengan nama Kampung Keling) yang banyak ditempati oleh orang Keling dari India Selatan yang memerlukan kaum Brahmana untuk upacara agama (perkawinan dan kematian). Kelemahan(sanggahan/bantahan) teori ini : Mempelajari bahasa Sansekerta merupakan hal yang sangat sulit jadi tidak mungkin dilakukan oleh raja-raja di Indonesia yang telah mendapat kitab Weda untuk mengetahui isinya bahkan menyebarkan pada yang lain. Sehingga pasti memerlukan bimbingan kaum Brahmana. Menurut ajaran Hindu kuno seorang Brahmana dilarang untuk menyeberangi lautan apalagi meninggalkan tanah airnya. Jika ia melakukan hal tersebut maka ia akan kehilangan hak akan kastanya. Sehingga mendatangkan para Brahmana ke Indonesia bukan merupakan hal yang wajar. 5. Teori Arus Balik Berpendapat bahwa agama dan kebudayaan Hindu tersebar karena adanya orang Indonesia yang belajar agama Hindu ke India. Setelah kembali, ia ikut menyebarkan di Indonesia. Teori arus balik ini untuk saat ini dinyatakan para ahli sebagai teori yang paling tepat bagi tersebarnya agama Hindu dan Budha di Indonesia. Adapun prosesnya sebagai berikut. Agama Hindu Para Brahmana datang ke Indonesia untuk menyebarkan agama Hindu. Tetapi sebenarnya dalam ajaran agama Hindu, seorang Brahmana tidak dibebankan pada kewajiban untuk menyebarkan agama Hindu. Jadi kemungkinan mereka datang ke Indonesia awalnya tidak secara sengaja untuk menyebarkan agama Hindu, mungkin mereka sekedar ingin mengetahui daerah lain atau ikut para pedagang. Ketika para Brahmana mengunjungi suatu daerah dan jika perkembangannya kepala wilayah (kepala suku) itu suka/ tertarik dengan kebiasaan atau bahkan ajaran agama sang Brahmana yaitu agama Hindu, maka pendeta tersebut akan melakukan upacara Vratyastoma untuk

meresmikan penduduk Indonesia tersebut sebagai seorang Hindu dan anggota kasta dengan pertimbangan kedudukan sosial/ derajat yang bersangkutan. Dalam Dasar agama Hindu, seseorang tidak dapat menjadi Hindu tetapi dilahirkan sebagai Hindu. Jadi jika ada orang Indonesia yang ingin beragama Hindu maka akan mendatangkan para pendeta dari India untuk meng-Hindu-kan orang Indonesia. Lama kelamaan para Brahmana tersebut memiliki kedudukan terhormat bahkan menjadi orang kepercayaan mereka menjadi penasehat penguasa bukan hanya dalam keagamaan tetapi juga pemerintahan, peradilan, perundang-undangan, dsb. Para pendeta yang datang dari India tersebut tidak bisa langsung menyebarkan agama Hindu sebab setelah menyebrangi lautan mereka akan kehilangan hak atas kastananya, maka mereka harus mengadakan upacara untuk pengembalian kastanya. Baru kemudian mereka bisa mengadakan berbagai upacara seperti Abhiseka, (upacara untuk mentahbiskan seseorang menjadi raja), Wratyastoma (upacara untuk memberi kasta kepada orang bukan Hindu menjadi keluarga masyarakat Hindu) Perkembangan selanjutnya, karena raja semakin mempunyai ikatan yang erat dengan pendeta India maka dia akan mengirim utusan atau bahkan anaknya untuk mengetahui budaya dan ajaran agama Hindu langsung dari negara asalnya yaitu India secara lebih mendalam. Setelah mereka mengetahui lebih lanjut dan kembali ke tanah air maka mereka akan menceritakan, mengajarkan, dan menyebarkan ajaran dan kebudayaan yang mereka dapat dari India. Dari situ agama Hindu mulai berkembang di masyarakat. Terlebih jika seorang raja telah beragama Hindu maka rakyatnya akan ikut untuk menganut agama Hindu.

MASUK dan BERKEMBANGNYA ISLAM di INDONESIA


Islam tumbuh di Jazirah (Semenanjung) Arab tepatnya di Mekkah. Islam pertama kali diperkenalkan oleh Muhammad SAW (Salallahu Allaihi Wassalam). Masuk ke Indonesia pada sekitar abad ke-7 M I. KEHIDUPAN MASYARAKAT ARAB sebelum ISLAM Kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam disebut dengan masa Jahiliyah (masa kebodohan, masa yang penuh kegelapan, masa yang penuh ketidak tahuan) Kehidupan masyarakat Arab sebelum Islam yaitu : 1. Masyarakat Arab saat itu tidak mempunyai pemerintahan yang rapi 2. Rakyat Arab masih buta huruf 3. Mereka seringkali berpindah tempat untuk mencari penghidupan yang layak sebab lingkungan alam Arab memiliki keadaan yang bergunung pasir dan bergunung-gunung. 4. Masyarakat Arab merupakan bangsa pemberani jika berperang sampai titik darah penghabisan. Meskipun begitu bangsa tersebut tetap teguh dalam kepribadian, tidak mau berubah dari tata kehidupan atau adat istiadat yang dimiliki. 5. sebelum masuknya Islam mereka mempunyai kepercayaan : a. Menyembah berhala, yaitu sesuatu yang dipuja, didewakan, dan disembah.

Ada pada masa Kabah berada dalam kekuasaan Jurhum dan ketika sebuah pasukan yang dipimpin oleh Amr bin Lubayi datang berhasil mengalahkan Jurhum, kemudian meletakkan berhala besar bernama Hubal di sisi Kabah yang harus disembah oleh penduduk Hijaz. Sejak saat itu penduduk Arab menyembah berhala hingga suku Quraisy berkuasa kembali di Hijaz. b. Menyembah Malaikat, binatang, jin, hantu (Syetan) syetan yang paling jahat disebut Ifrit. Bila ada orang mati rohnya akan menjadi burung bernama HAMMAH. 6. Mereka sudah mempunyai tatanan kehidupan masyarakat menurut kebiasaan. Adapun kebiasaan mereka adalah sebagai berikut. a. Masyarakatnya hidup penuh dengan takhayul b. Masyarakatnya memiliki akhlak yang tidak pantas seperti bermain judi, minum-minuman keras, berfoya-foya, dsb. c. Melakukan pencurian dan perampokkan pada suku-suku lain bahkan menimbulkan perselisihan dan peperangan antar suku bangsa. d. Ada tindak kekejaman yaitu dengan mengubur anak perempuannya hidup-hidup. II. MASUKNYA ISLAM DI ARAB Islam yang berkembang di Arab dibawa oleh nabi Muhammad SAW. Kronologi penyebaran dan perkembangan Islam di Arab masa nabi Muhammad sebagai berikut. Muhammad SAW lahir pada tanggal 20 April 571 M di Mekkah, dia merupakan ketrurunan suku Quraisy. Pada 596 M (saat usia 25 tahun), ia menikah dengan Siti Khadijah (janda) yang saat itu berusia 40 Tahun 6 Agustus 610 M, Muhammad mendapatkan wahyu pertamanya setelah ia menyepi di gua Hira. Wahyu pertama tersebut adalah perintah untuk membaca. 2,5 tahun kemudian kira-kira 612 M, Muhammad menerima wahyu kedua. Setelah ia menerima perintah untuk memuliakan nama Tuhan, Muhammad mulai menyebarkan Islam awalnya hanya kepada istri dan anaknya lalu kerabatnya dan yang lainnya. Selanjutnya ia mulai mengajarkan agama Islam ke orang-orang Mekkah akan tetapi ditentang oleh orang-orang Quraisy yang dipimpin Abu Sofyan. Perkembangan Islam pada periode Mekkah adalah sebagai berikut. Islam awalnya berkembang di Mekkah dan penyebarannya dilakukan sembunyi-sembunyi. Agama Islam hanya diterima oleh kalangan bawah seperti orang miskin, wanita pekerja maupun budak. Ketika dilakukan secara terbuka muncul berbagai reaksi perlawanan menentang penyebaran Islam seperti penyiksaan, ancaman keselamatan terhadap pengikut Islam. Penentangan terhadap agama Islam tersebut disebabkan karena : - Islam dianggap bertentangan dengan kepercayaan asli masyarakat - Faktor Politik, khawatir terhadap adanya kemungkinan keluarga Abu Muthalib menguasai Mekkah - Faktor Ekonomi, menurunnya pendapatan para pemahat patung karena orang tidak lagi membeli patung sebagai alat pemujaan. - Fraktor Sosial, karena kaum bangsawaan/ raja tidak setuju derajatnya disamakan dengan rakyat biasa. Perlawanan semakin gencar sehingga pada tahun 615 M Muhammad mengungsikan pengikutnya ke Habsyah (Abbesenia/ Etiopia). Karena semakin banyak orang yang disiksa maka pengikut Muhammad di Madinah menyarankan agar beliau pindah ke Madinah (Yatsrib) tapi beliau tidak mau sampai akhirnya beliau mengalami peristiwa Isra Miraj. Terjadi peristiwa Isra Miraj merupakan sebuah peristiwa sebelum hijrahnya nabi Muhhammad dari Mekkah ke Madinah. Terjadi pada tanggal 27 Rajab 621 M. Peristiwa ini terjadi hanya dalam waktu satu malam.

Isra artinya perjalanan malam nabi Muhammad dari Masjid Al-Harram di Mekkah ke Masjid Al-Aqsa di Bait Al-Maqdis di Palestina. Setelah sholat di Al-Aqsa maka nabi melakukan peristiwa Miraj. Miraj merupakan meneruskan perjalanannya ke langit ke-7 terus ke Sidratul Muntaha menghadap Allah SWT. Pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk melakukan sholat 5 waktu. Setelah melakukan IsraMiraj pada malam itu juga nabi kembali ke Mekkah. Atas desakan pengikutnya maka 12 Rabiulawwal 622 M Muhammad melakukan Hijrah dari Mekkah dan Madinah (Yatsrib). Peristiwa ini sebagai awal dimulainnya tahun Hijriah. Di Madinah nabi disambut gembira karena kedatangannya memang sudah lama diharapkan. Sejak itu diawalilah Islam periode Madinah. Sejak nabi menetap di Madinah maka terdapat 4 golongan dalam kehidupan masyarakatnya, yaitu: 1. Kaum Muhajirin, yaitu orang Mekkah yang ikut hijrah nabi ke Madinah 2. Kaum Anshor, merupakan orang Madinah yang membantu nabi Muhammad 3. Kaum Munafiqin, yaitu oarng yang memeluk Islam untuk mencari keuntungan lahiriah. 4. Kaum Yahudi, merupakan pengikut Nabi Musa yang mengetahui agama Islam tetapi tidak sudi meyakini Muhammmad sebagai nabi. Pada tahun 630 M terjadi peristiwa Jihad, merupakan peristiwa melawan Mekkah dan mempertahankan Kabah. Pertempurannya terjadi di Gurun Badar dan Uhud. Akhirnya Kabah berhasil dikuasai dan penduduk Mekkah tunduk serta mau memeluk Islam. Kurang lebih 2 tahun kemudian seluruh Jazirah Arab telah memeluk agama Islam. Kemenangan umat Islam membawa bangsa Arab ke persatuan setelah bangsa itu lama hidup dalam perpecahan. Agama Islam merupakan ikatan bagi orang Arab dalam suatu negara. Pada 12 Rabiullawwal/ 8 April 632 M beliau wafat di Madinah.

III. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA 1. Waktu Kedatangan Islam Mengenai waktu masuknya Islam ke Indonesia ada beberapa pemikiran, yaitu: a. Abad ke-7 Islam diperkirakan masuk ke Indonesia pada abad ke-7 yaitu pada masa kekuasaan kerajaan Sriwijaya. Terbukti dengan adanya sumber berupa : Berita Arab : Para pedagang Arab telah datang ke Indonesia sejak masa kerajaan Sriwijaya yang menguasai jalur pelayaran-perdagangan Indonesia bagian barat. Buktinya di kerajaan Sriwijaya terdapat adanya sebutan Zabaq, Zabay, Sribusa untuk para pedagang Arab Catatan Sejarah Kerajaan Cina (674) : Pada masa dinasti Tang terdapat rencana orangorang Ta-shih untuk menyerang kerajaan Holing. Ta-sih dalam berita tersebut ditafsirkan sebagai orang-orang Arab. Berita Chou Ku-Fei (1178 M) : Di Indonesia terdapat 2 tempat yang menjadi komunitas orang Ta-shih, yaitu Fo-lo-an dan Sumatera Selatan. Fo-lo-an dikenal sebagai Kuala Brag, Trengganu, Malaysia. b. Abad ke-11 Pada abad 11 Islam sudah masuk ke Jawa terbukti dengan di daerah Leran (Gresik) ditemukan sebuah batu bertuliskan dalam huruf Arab yang memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah Binti Maimun (1082 M). c. Abad ke-13 Islam sudah masuk sejak abad ke-13, buktinya : Catatan Perjalanan Marco Polo (1292)

Marco Polo adalah orang Venesia. Dalam catatan perjalanannya tersebut diceritakan bahwa tahun 1292 dalam perjalanan dari Tiongkok ke Eropa melalui jalur laut, Marco Polo mendapat tugas dari kaisar Cina untuk mengantarakan putrinya yang dipersembahkan kepada kaisar Romawi. Dalam perjalanannya ia singgah ke Sumatra bagian Utara. Ia menemukan kerajaan Islam yaitu kerajaan Samudra dengan ibu kotanya Pasai. Di sana ia menjumpai penduduk yang beragama Islam dan juga banyak pedagang dari India (Gujarat) yang giat menyebarkan agama Islam. Pada akhir abad 13 Islam sudah berkembang di Indonesia. Berita dari Ibn Battutah (1297 M) Ditemukan adanya nisan Sultan Malik Al Saleh (seorang pengajar tasawuf yang kemudian menjadi raja Samudera Pasai di Sumatera Utara). Kesimpulan : Pada abad ke-7 kemungkinan Islam sudah mulai dikenalkan di Indonesia. Baru pada abad ke-11 mulai ada orang-orang Indonesia yang memeluk agama Islam Dan baru pada abad ke-13 Islam sudah mulai berkembang di berbagai daerah pesisir di Jawa itu Islam berkembang luas ke berbagai Pulau di Indonesia. 2. Asal Kedatangan Islam a. Berasal dari Persia Menurut Husein Jayadiningrat :Di Minangkabau dan Aceh ada yang menyebut bulan Muharam sebagai bulan Tabut yaitu bulan untuk memperingati wafatnya Hasan dan Husein (cucu Muhammad) di Karbala. Di Persia ada upacara peringatan wafatnya Husein+Hasan diadakan dengan mengarak peti yang disebut Tabut. Kebiasaan tersebut masuk ke Indonesia melalui para pedagang dari Persia (Umar Amin Husen). Upacara tersebut di Indonesia diperingati di daerah Bengkulu. Di Persia ada suku Leran.Suku tersebut dimungkinkan dulu datang ke Jawa sebab di Gresik ada kampung bernama Leran. Di Persia ada nama Suku Jawi, suku tersebut terdapat juga di Indonesia dan didugamerekalah yang mengajarkan huruf Arab di Jawa yang disebut huruf Arab Pegon. b. Berasal dari Gujarat/ Malabar/Decan di India Islam masuk dibawa oleh pedagang dari Gujarat, buktinya: Adanya makam raja Islam di Samudra Pasai (Malik Al Saleh) yang terbuat dari marmer yang diperkirakan nisan tersebut didatangkan dari Gujarat. Dalam masyarakat Jawa, masyarakat menyebut pemakaman dengan istilah Jaratan yang dimungkinkan berasal dari nama Gujarat. Pendapat tersebut diperkuat dengan adanya berita Marco Polo bahwa ketika dia singgah di Samudra Pasai telah menemukan orang-orang India yang menyebarkan Islam. c. Berasal dari Arab/ Parsi Menurut Ibnu Batutah Raja Samudra Pasai bermazab Syafii. Penganut terbesar mazab tersebut adalah di Mesir dan Mekkah sehingga raja selalu mengikuti musyawarah para ulama syafii. Jika dari Persia dan India tentu di Indonesia banyak yang menganut aliran syiah seperti di Persia dan Hanafi seperti di India. Raja Samudra Pasai bergelar Al Malik seperti digunakan di Mesir dan Arab. Di Persia digunakan istilah syah, dimana di Indonesia baru muncul dan digunakan oleh raja Malaka pada abad ke-15. Tidak ditemukan karya-karya yang berasal dari India sebelum abad XVII tetapi pengarang dengan nama-nama dari Arab dan Parsi Menurut Historiografi lokal Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan adanya ungkapan utusan Makah yang diperkirakan berarti utusan dari Mekah di Arab. Menurut Riwayat Aceh, Islam diperkenalkan oleh Syaikh Abdullah Arif.

IV. PERKEMBANGAN MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA Perkembangan masuknya agama Islam di Indonesia adalah sebagai berikut. Agama Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh para pedagang, Mubaligh, dan kaum Sufi/ahli Tasawuf (ajaran/cara mendekatkan diri pada Tuhan) yang berasal dari Arab. Tetapi perkembangannya tidak menutup kemungkinan orang-orang dari India dan Persia masuk dan menyebarkan agama Islam tapi bukti-bukti menunjukkan agama Islam yang berkembang pesat di Indonesia adalah Islam yang berasal dari Arab. Agama Islam masuk ke Indonesia diterima oleh beberapa golongan yaitu golongan elite (terdiri dari raja, bangsawan, penguasa) dan golongan wong cilik (merupakan golongan lapisan bawah seperti pedagang serta rakyat biasa/jelata). Dari ketiga golongan tersebut penyebaran melalui perdagangan dirasa yang paling efisien, sebab saat itu pelayaran dan perdagangan sangat berkembang pesat. Sehingga Agama Islam masuk ke Indonesia melalui kegiatan perdagangan yang tumbuh dan berkembang sebagai kegiatan ekonomi yang sangat penting di Nusantara. Para pedagang tersebut datang ke Indonesia untuk berdagang, mereka masuk ke Indonesia melalui Selat Malaka dan pada perkembangnya melanjutkan perjalananya ke Pelabuhan Jepara, Tuban, Gresik, Banjarmasin, Gowa, Awan, dan Ternate untuk mencari rempahrempah. Aktivitas para pedagang tersebut selanjutnya memunculkan lahirnya kota-kota pelabuhan sebagai tempat persinggahan atau tempat tinggal sementara. Melalui komunikasi para pedagang Arab dan pribumi tersebut maka secara tidak langsung dan damai mulailah diperkenalkan kebudayaan dan ajaran agama Islam kepada penduduk nusantara. Selanjutnya karena para pedagang tersebut harus menunggu angin yang baik untuk melanjutkan perjalanan maka mereka menjalin hubungan dengan penduduk setempat. Dari hubungan tersebut mungkin ada orang Asing tersebut yang menyukai orang pribumi dan mengajak untuk menikah sebelum menikah wanita pribumi tersebut diIslamkan terlebih dahulu dengan mengucapkan kalimat Syahadat. Dari pernikahan kemudian terbentuk keluarga Islam, yang akan mengembangkan ajaran agama Islam. Awalnya kebudayaan dan ajaran agama Islam dikenalkan pada masyarakat Indonesia yang ada di pesisir pantai dan semakin berkembang ke pedalaman. Selanjutnya semakin berkembangan. Penyebaran Islam ke daerah pedalaman sebenarnya ditujukan kepada kalangan istana, yaitu raja, keluarga raja dan kaum bangsawan. Secara politik, jika seorang Raja telah masuk Islam, maka rakyatnya pun akan mengikuti jejaknya mengingat rakyat daerah pedalaman sangat patuh dan taat terhadap perintah raja (paternalistik). Selain itu raja sebagai panutan/ teladan bagi rakyat. Semakin lama Islam berkembang di suatu kerajaan, maka selalu ada upaya untuk menaklukkan kerajaan yang lain, dimana upaya penaklukan itu disertai dengan penyebaran agama. Selain melalui perdagangan, pernikahan, dan politik, Islam berkembang pula melalui jalur Pendidikan, Tasawuf, dan Kesenian. Dari berbagai metode tersebut agama Islam dapat berkembang ke seluruh nusantara. Tetapi masuknya Islam ke Indonesia tidak dilakukan secara bersamaan untuk tiap daerah. Daerah pertama yang memeluk Islam ialah pesisir sebab merupakan tempat pertemuan dan melakukan transaksi. Daerah di Indonesia yang pertama memeluk Islam adalah Sumatera terbukti dengan ditemukan prasasti yang menggambarkan kerajaan di Pulau ini sebagai kerajaaan Islam. Islam akhirnya dapat berkembang pesat di Indonesia salah satu penyebabnya menyebarkan agama Islam merupakan sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Faktor komunikasi, situasi dan kondisi politik serta latar belakang sosial budaya masyarakat setempat ikut menentukan proses tersebut. Selain melalui perdagangan, pernikahan, dan politik, Islam berkembang pula dengan metode Pendidikan, Tasawuf, dan Kesenian. 1. Pendidikan Para ulama/mubalig/kyai mendirikan pesantren di beberapa tempat di Indonesia. Di Pesantren para pemuda dari berbagai daerah menerima pendidikan agama Islam. Setelah tamat

merekapun menjadi mubalig dan mendirikan pondok pesantren di daerah masing-masing. Semakin terkenal pada pesantren tersebut semakin besar pengaruhnya untuk menyebarkan agama. Contoh : Pesantren di Ampel Denta di Surabaya yang didirikan oleh Raden Rahmat/ Sunan Ampel. Pesantren Sunan Giri, kebanyakan muridnya berasal dari Maluku. Pada perkembangannya banyak raja yang mendatangkan kyai sebagai guru/ penasehat agama raja/ bangsawan. 2. Tasawuf Tasawuf adalah ajaran/cara mendekatkan diri pada Tuhan. Memudahkan orang yang telah punya dasar ketuhanan lain untuk mengerti dan menerima ajaran Islam. Ajarannya banyak dijumpai melalui cerita babad dan Hikayat seperti Sejarah Banten, Babad Tanah Jawi, Hikayat Raja-raja Pasai. Tulisannya yang ada antara abad ke-13 sampai abad ke-18, ajarannya yang mengandung alam pikiran mistik Indonesia-Hindu seperti ajaran Hamzah Fansuri, Syekh Lemah Abang, Sunan Panggung, Syamsudin, Syekh Abdul Hamad, Nuruddin ar-Raniry. Ajaran pada abad 19 seperti Sumarah, Sapta Darma, Bratakesawa Pangestu. 3. Kesenian Sarana kesenian digunakan sebab saat itu budaya Hindu sudah sangat kuat mengakar dalam kehidupan masyarakat sehingga tidak ada upaya untuk melakukan perubahan yang besar terhadap kesenian tersebut. Bahkan menggunakannya untuk menyebarkan agama Islam, contoh: seni gamelan dan wayang kulit. Selain itu berkembang pula cabang seni yang lain seperti, seni bangunan, seni pahat/ukir, seni tari, seni musik, dan seni sastra. Hasilnya terlihat dengan adanya bangunan-bangunan Masjid kuno seperti di Demak, Cirebon, Banten dan Aceh. Wayang adalah alat Islamisasi yang terkenal. Dengan Sunan Kalijaga sebagai tokoh yang paling mahir mementaskan wayang. Terkadang sebagai ganti dari upah menonton pertunjukkan wayang, para penonton diminta mengucapkan kalimat syahadat. Sunan Kalijaga terkadang menghubungkan cerita dalam kisah Mahabarata dan Ramayana dengan Islam. Sebagai contoh dalam kisah Mahabarata dikenal adanya senjata yang paling ampuh yaitu Jimat Kalimasada, hal ini oleh Sunan Kalijaga diartikan sebagai Kalimat Syahadat. Kesusatraan, contohnya Primbon-primbon pada abad ke-16 yang disusun oleh Sunan Bonang. VI. ISLAM MUDAH DITERIMA RAKYAT Agama Islam yang masuk ke Indonesia dengan mudah dapat diterima rakyat hal ini disebabkan karena faktor-faktor sebagai berikut. 1.Faktor Intern Faktor intern terdiri dari : 1) Islam bersifat terbuka sehingga penyebaran agama Islam dapat dilakukan oleh siapa saja asalkan dia muslim. 2) Penyebaran Islam dilakukan dengan jalan relatif damai (tanpa melalui kekerasan) disesuaikan dengan keadaan. 3) Islam tidak membedakan kedudukan seseorang dalam masyarakat, Islam tidak mengenal kasta sehingga setiap orang mempunyai kedudukan yang sama sebagai Hamba Allah. 4) Upacara-upacara dalam agama Islam dilakukan dengan lebih sederhana dibanding upacara keagamaan masa Hindu. 5) Syarat untuk masuk Islam sangatlah mudah yaitu dengan mengucapkan kalimat syahadat. 6) Ajaran Islam berupaya untuk menciptakan kesejahteraan kehidupan masyarakat, dengan adanya kewajiban Zakat bagi yang mampu. 2.Faktor Ekstern Faktor eksternnya terdiri dari :

1. 2. 3.

4.

5. 6.

Agama Islam dapat dijalankan dimanapun sebab disetiap daerah terdapat tempat ibadah, sehingga tidak seperti ketika mereka memeluk agama Hindu dan Budha mereka hanya bisa melakukan kegiatan keagamaan di kampung mereka. Para pedagang Muslim yang datang ke Indonesia tampak seperti orang kaya sehingga memunculkan adanya anggapan bahwa perdagangan penduduk pribumi akan berhasil jika mereka menganut agama para saudagar muslim tersebut. Orang Indonesia melihat bahwa Islam merupakan kekuatan spiritual dan militer mereka. Para pedagang Islam yang datang ke Indonesia biasanya membawa berbagai senjata sebagai alat untuk menjaga keamanan mereka selama diperjalanan. Orang Indonesia melihat itu sebagai sesuatu yang sanagat hebat dan berarti kekuatan orang Islam itu tinggi. Adanya konflik politik internal di kerajaan-kerajaan Hindu-Budha, hal ini menyebabkan kontrol yang kurang baik antara pusat dan daerah di sekitar pesisir. Sehingga ketika para pedagang muslim datang ke dan mendukung mereka maka mereka berusaha melepaskan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan tersebut bahkan melepaskan diri dari kerajaan tersebut. Bangsa Indonesaia memiliki sifat yang terbuka, ramah, kekeluargaan sehingga mudah menerima budaya asing yang masuk termasuk masuknya Islam di Indonesia. Adanya perkawinan yang dilakukan oleh pedagang Islam dengan wanita pribumi memberi pengaruh yang besar dalam penyebaran Islam.

You might also like