You are on page 1of 20

HUBUNGAN TANAH DENGAN TANAMAN DALAM KONSEP EDAPOLOGI

MAKALAH

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I

KELOMPOK 8 MUHAMMAD IQBAL DESY VERONIKA RIVAN ADITYA BANGUN DIAH FITRIAH SARI 150510110043 150510110047 150510110053 150510110063

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa, bahwa penulis telah menyelesaikan tugas Mata Kuliah Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I dengan membahas Hubungan Tanah dengan Tanaman dalam Konsep Edapologi dalam bentuk makalah. Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Seperti pepatah mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak, maka penulis menerima kritik dan saran yang membangun. Penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen bidang studi Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman I yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini. 2. Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna bagi yang membacanya dan khususnya bagi penulis sendiri sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amin.

Penulis

Daftar Isi Kata Pengantar..i Daftar isi...ii BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang...1 1.2 Perumusan Masalah...2 1.3 Tujuan Penulisan........2 Tinjauan Pustaka..3 Metode.4 BAB II Pembahasan 2.1 5 2.1.1 .5 2.1.2 ...8 2.1.3 ....8 2.2 2.2.1 ...11 2.2.2 .......13 BAB III Penutup Kesimpulan..15 Daftar Pustaka....17

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang

Dalam pertanian, tanah diartikan lebih khusus yaitu sebagai media tumbuhnya tanaman darat. Definisi ilmiahnya tanah adalah kumpulan dari benda alam di permukaan bumi yang tersusun dalam horizon-horison, terdiri dari campuran bahan mineral, bahan organik, air dan udara, dan merupakan media untuk tumbuhnya tanaman.

Kajian tanah dari aspek proses-proses pembentukan tanah beserta faktor-faktor pembentuknya, klasifikasi tanah, survai tanah, dan cara-cara pengamatan tanah di lapang disebut pedologi (pedo = gumpal tanah). Kajian Pedodoli antara lain meliputi agrogeologi, fisika, kimia dan biologi tanah, morfologi dan klasifikasi Tanah, survai dan pemetaan tanah, analisis bentang lahan, ilmu ukur tanah, perencanaan dan pengembangan wilayah. Dalam hal ini tanah dipandang sebagai suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.

Pemahaman tanah dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman tingkat tinggi untuk mendapatkan produksi pertanian seekonomis mungkin disebut edapologi (edaphos = bahan tanah subur). Dalam hal ini dipelajari sifat-sifat tanah dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan tanaman, serta usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk memperbaiki sifat-sifat tanah bagi pertumbuhan tanaman. Kajian edapologi meliputi kesuburan tanah, konservasi tanah dan air, agrohidrologi, pupuk dan pemupukan, ekologi tanah dan bioteknologi tanah.

1.2.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah dari makalah ini adalah : Pengertian tanah Tanah dalam Edapologi Hubungan tanah dengan tanaman Pengaruh sifat-sifat tanah terhadap tumbuhan Kesuburan tanah Agrohidrologi, pupuk dan pemupukan Ekologi tanah dan bioteknologi tanah

1.3.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk lebih memahami dan mengetahui hubungan tanah dengan tumbuhan dalam konsep edapologi. Dan diharapkan pembaca dapat mengaplikasikannya dikehidupan seharihari.

Tinjauan Pustaka

Menurut Soil Survey Staff, 1999 Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan, menempati ruang, dan dicirikan oleh salah satu atau kedua berikut: horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan, kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alam Menurut Schoeder (1972) mendefinisikan tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara dan bahan-bahan mineral dan organik serta jasad-jasad hidup, yang karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki ciri-ciri morfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-macam tanaman

Menurut Jooffe dan Marbut (1949), dua orang ahli Ilmu Tanah dari Amerika Serikat, Tanah adalah tubuh alam yang terbentuk dan berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam terhadap bahan-bahan alam dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mieneral maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.

Menurut Darmawijaya (1990) mendefinisikan tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas, menduduki sebagain besar permukaan palnet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula.

Metode Penulisan

Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi kepustakaan. Metode studi kepustakaan yaitu suatu metode dengan membaca telaah pustaka tentang edapologi. Selain itu, tim penulis juga memperoleh data dari internet.

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Tanah Dalam Edapologi Definisi tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh-berkembangnya akar, penopang tegak-tumbuhnya tanaman dan penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organic dan anorganik sederhana dan unsure-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl dan lain-lain); dan secara biologis berfungsi sebagai habitat biota (0rganisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh dan proteksi) bagi tanaman. Secara terintegrasi ketiganya dapat menunjang produktifitas tanah menghasilkan biomassa dan produksi tanaman (tanaman pangan, obat-obatan, industri, perkebunan dan tanaman kehutanaman). Berdasarkan definisi tersebut maka tanah sebagai media tumbuh mempunyai empat fungsi utama yaitu sebagai: 1. Sebagai tumbuh dan berkembangnya perakaran yaitu penyokong tegaktumbuhnya bagian atas tanaman (trubus) dan penyerap zat-zat yang dibutuhkan tanaman. 2. Penyedia kebutuhan primer tanaman berupa air, udara dan unsur hara yang berguna dalam proses fisiologis dan metabolism tanaman sejak awal pertumbuhan hingga proses produksi dan panen. 3. Penyedia kebutuhan sekunder tanaman berupa zat-zat aditif yang berfungsi dalam menunjang proses fisiologis dan metabolism agar berlangsung optimum. Zat-zat aditif dapat diproduksi oleh biota tanah terutama mikroflora tanah. Zatzat aditif tersebut dapat berupa zat-zat pemacu tumbuh (hormone, vitamin dan asam-asam organik tertentu), za-zatt antibiotik dan toksin yang berfungsi sebagai anti hama penyakit tanaman asal tanah dan enzim yang berfungsi dalam meningkatkan ketersediaan kebutuhan primer, transformasi zat-zat toksik esternal seperti pestisida dan limbah industri berbahaya (bioremidasi).

4. Habitat biota tanah yang berdampak posiitif karena terlibat langsung maupun tidak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman, maupun yang berdampak negative karena sebagai hama dan penyakit tanaman.

2.2 Tanah Sebagai Media Tumbuh Tanaman Mengingat pentingnya tanah sebagai media tumbuh, maka perlu di pahami komponen-komponen penyusun tanah yang mendukung pertumbuhan dan

perkembangan tumbuhan yang dalam memproduksi biomasa atau pruduksi guna memenuhi kebutuhan umat manusia.

Tanah tersusun dari empat komponen utama, yaitu : bahan mineral, bahan organic, air dan udara. 50% (volume) bahan padatan (bahan mineral dan 5% bahan organik), 25% air dan 25% udara. Khusus tanah gambut yang tersebar di pulau-pulau besar Indonesia seperti: Sumatera, Kalimantan, Papua, komposisi ini sangat berbeda. Pada tanah gambut hampir 100% bahan padatan tanah terdiri dari bahan organik yang pori-porinya 100% bahkan lebih terisi oleh air, sehingga kadar air tanah gambut dapat mencapai 300 300%. Proporsi komponen penyususn tanah secara alamiah tergantung pada: (1) Ukuran partikel bahan padatan, makin halus ukurannya semakin padat tanah tersebut, sehingga ruang dan total ruang porinya semakin kecil, sebaliknya jika semakin kasar, (2) Jumlah bahan organik tanah, tanah gambut lebih besar kadar bahan organiknya dibandingkan tanah mineral, tanah mineral bervegetasi lebat mengandung bahan organic lebih besar dibandingkan tanah gundul (lahan kritis), umumnya semakin tinggi kadar bahan organik semakin besar kadar air tanah. (3) Iklim (curah hujan dan temperature), tanah-tanah di daerah bercurah hujan rendah tetapi temperature tinggi akan mempunyai kadar air tanah lebih rendah dibandingkan dengan tanah di daerah bercurah hujan tinggi walaupun temperaturnya juga tinggi. Daerah yang pertama evapotranspirasi tinggi tetapi penambahan air melalui hujan sangat sedikit, sehingga kehilangan air tanah cukup tinggi. Agar tanah dapat berfungsi sebagai media tumbuh maka keempat komponen penyususn tanah (bahan mineral, bahan organic, air dan udara) harus ada di dalam tanah, semakin mendekati komosisi ideal maka semakin baik pertumbuhan tanaman, karena setiap komponen tersebut mempunyai fungsi yang berbeda dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Bahan mineral berfungsi sebagai sumber unsure hara bagi tumbu-tumbuhan, berasal dari pelapukan batu-batuan, biasanya berukuran pasir (50 2 mm), debu (2 50 ) dan liat <2 ) dan yang lebih besar 2 mm terdiri dari kerikil atau batu. Oleh sebab itu susunan mineral di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral dalam

batuan yang melapuk. Jenis dan komposisi unsur-unsur yang terdapat dalam mineral yang berbeda akan berbeda pula, karena itu mineral tanah berfungsi sebagai sumber unsur hara esensial bagi tumbuhan. Berikut ini beberapa contoh mineral dan fungsinya sebagai sumber hara: kalsit (Ca); dolomite (Ca, Mg); Feldspar (ortoklas (K), plagioklas (Na, Ca); Mika (muskovit (K), biotit (K, Mg, Fe); Amfibole/hornblende (Ca, Mg, Fe, Na); pyroksin (Ca, Mg, Fe); olivine (Mg, Fe); leusit (K); apatit (P) dan lain-lain. Udara tanah dibutuhkan tumbuhan karena berfungsi sebagai sumber gas, terutama gas oksigen (O2), gas nitrogen (N2) dan gas karbon dioksida (CO2). (1) Gas O2 sebagai komponen penyususn udara tanah di butuhkan oleh sel-sel akar tumbuhan untuk respirasi dan dalam reaksi oksidasi enzimatik oleh mikroorganisme aututrofik yang menghasilkan gas CO2. (2) Gas CO2 yang di lepas akan dimanfaatkan oleh organism fosintetik (mikro organisme dan tumbuhan). (3) Gas N2 akan di manfaatkan oleh mikroorganisme fiksasi N2 udara baik cara bersimbiosis dengan tumbuhan tingkat tinggi maupun tanpa. Selain gas O2, CO2 dan N2 di dalam udara tanah juga terdapat gas NH3, H2, NO2 dan lain-lain yang dihasilkan selama proses dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme atau yang berasal dari sisa pestisida dan limbah industri. Gas-gas tersebut dapat menghambat pertumbuhan tanaman bahkan besifat meracun pada konsentrasi tertentu. Perubahan komposisi gas-gas penyususn udara tanah sangat ditentukan oleh sirkulasi udara (aerasi) tanah. Aktivitas mikroorganisme dalam mendekomposisi bahan organik sangat dipengaruhi oleh komposisi gas dalam udara terutama O2, karena O2 di butuhkan dalam proses respirasi oleh mikroorganisme aerob. Dengan demikian udara tanah berpengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap penyediaan hara bagi tanaman. Air terdapat dalam tanah karena diserap oleh masa tanah atau tertahan dalam pori-pori tanah, karena drainase buruk atau tertahan oleh lapisan kedap air. Air dibutuhkan tumbuhan karena berfungsi sebagai:

(1) Sebagai sumber unsur hara terutama unsur H dan O, H2O bersama CO2 dibutuhkan dalam pembentukan karbohidrat dan gula dalam proses fotosintesis. (2) Sebagai pelarut unsur hara dan transportasi unsur hara ke akar tanaman dan keseluruh jaringan tanaman. (3) Sebagai bagian dari sel tanaman yaitu bagian dari protoplasma. 2.3Kesuburan Tanah dan Pemupukan Kesuburan tanah adalah kemampuan tanah untuk menyediakan unsur hara dalam jumlah seimbang untuk pertumbuhan dan produksi tanaman. Kesuburan tanah tidak terlepas dari keseimbangan biologi, fisika dan kimia; ketiga unsur tersebut saling berkaitan dan sangat menentukan tingkat kesuburan lahan pertanian. Tanpa disadari selama ini sebagian besar pelaku tani di Indonesia hanya mementingkan kesuburan yang bersifat kimia saja, yaitu dengan memberikan pupuk anorganik seperti : urea, TSP/SP36, KCL dan NPK secara terus menerus dengan dosis yang berlebihan. Pemupukan akan efektif jika pupuk yang ditebarkan dapat menambah atau melengkapi unsur hara yang telah tersedia di dalam tanah. Karena hanya bersifat menambah atau melengkapi unsur hara, maka sebelum digunakan harus diketahui gambaran keadaan tanahnya, khususnya kemampuan awal untuk mendukung pertumbuhan tanaman. 2.4 Hubungan Sifat Tanah dan Tanaman Tanah memiliki beberapa sifat yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Sifat tersebut adalah sifat fisik tanah, sifat kimia tanah, dan sifat biologi tanah. 2.4.1 Sifat Fisik Tanah a. Profil Tanah Jika tanah digali sampai kedalaman tertentu, dari penampang vertikalnya dapat dilihat gradasi warna yang membentuk lapisan-lapisan (horison) atau biasa disebut profil tanah. Di tanah hutan yang sudah matang terdapat tiga horison penting yaitu horison A, B dan

C. Horison A atau Top Soil adalah lapisan tanah paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologis. Pada lapisan ini sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan. Horison B disebut juga dengan zona penumpukan (illuvation zone). Horison ini memiliki bahan organik yang lebih sedikit tetapi lebih banyak mengandung unsur yang tercuci daripada horizon A. Horison C adalah zona yang terdiri dari batuan terlapuk yang merupakan bagian dari batuan induk. Kegiatan pertanian umumnya berada pada horison A dan B. b. Warna Tanah Warna adalah petunjuk untuk beberapa sifat tanah. Biasanya perbedaan warna permukaan tanah disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik. Semakin gelap warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya. Warna tanah dilapisan bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase (serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah berbentuk Fe2+. 3. Tekstur Tanah Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron 2 mm; Debu, berukuran 2 50 mikron dan Liat, berukuran dibawah 2 mikron. Tanah bertekstur pasir sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering.

Tekstur tanah sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah. Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera hilang terbawa air atau menguap. 2.4.2 Sifat Kimia Tanah Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah. Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen), pH adalah nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH-, sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OHlarutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya kation Kalsium, Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman. Di Indonesia pH tanah umumnya berkisar 3-9 tetapi untuk daerah rawa seeperti tanah gambut ditemukan pH dibawah 3 karena banyak mengandung asam sulfat

sedangakan di daerah kering atau daerah dekat pantai pH tanah dapat mencapai di atas 9 karena banyak mengandung garam natrium. Ada 3 alasan utama nilai pH tanah sangat penting untuk diketahui : 1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. 2. pH tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumanium yang selain bersifat racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Pada tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi tanaman. 3. pH tanah sangat mempengaruhi perkembangan mikroorganisme di dalam tanah. Pada pH 5.5 7 bakteri jamur pengurai organik dapat berkembang dengan baik Tindakan pemupukan tidak akan efektif apabila pH tanah diluar batas optimal. Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang diharapkan, karenanya pH tanah sangat penting untuk diketahui jika efisiensi pemupukan ingin dicapai. Pemilihan jenis pupuk tanpa mempertimbangkan pH tanah juga dapat memperburuk pH tanah. Derajat keasaman (pH) tanah sangat rendah dapat ditingkatkan dengan menebarkan kapur pertanian, sedangkan pH tanah yang terlalu tinggi dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Dapat disimpulkan, secara umum pH yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Namun kenyataannya setiap jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang berbeda. 2.4.2 Sifat Biologi Tanah Beberapa Sifat Biologi Tanah antara lain :

a. Hewan besar pelubang tanah Tikus, kelinci, kadang dapat memperbaiki tata udara tanah dan mengubah kesuburan serta struktur tanah, tetapi hewan ini juga makan dan menghancurkan tanaman sehingga secara umum lebih mengganggu daripada menguntungkan. Selain itu terdapat cacing tanah, cacing tanah tersebar diseluruh penjuru dunia dengan sekitar 7000 spesies. Tiga spesies yang paling umum yaitu helodrilus calliginosus (cacing kebun), hellodrilus feotidus (cacing merah) dan lumbridus terrestris (night crawler). Cacing tanah tidak makan vegetasi hidup tetapi makan bahan organik mati sisa-sisa hewan atau tanaman. Bahan organik yang dimakan kemudian dikeluarkan berupa agregat-agregat banyak mengandung unsur hara yang berguna bagi tanaman. Cacing memperbaiki tata udara tanah sehingga infiltrasi air menjadi lebih baik dan lebih mudah ditembus akar tanaman. Kebanyakan cacing hidup di kedalaman kurang dari 2m. cacing suka hidup pada tanah-tanah lembab. Tata udara baik, hangat sekitar 21 derajat c, pH 5,0-8,4,. Banyak bahan lorganik, kandungan garam renda, tetapi Ca tersedia tinggi, tanah agak dalam, tekstur sedang sampai halus. Lalu ada Arthropoda dan mollusca. Arthropoda dalam tanah digolongkan kedalam beberapa famili yaitu crustacea (kepiting, lobster, crayfish) chilopoda (sejenis kelabang), arachnida (laba-laba), insek (belalang, jangkrik). Crustacea banyak ditemukan di rawa pasang surut. Hewan ini membuatt lubang yang menyebabkan terjadinya perpindahan tanah dalam (under) ke permukaan (top) yang banyak mengandung sulfida, sehingga teroksidasi menjadi sulfat dengan tingkat keasaman yang sangat tinggi. Jenis mollusca yang hidup diatas tanah yang terpenting adalah bekicot. Hewan ini memakan sisa tanaman yang membusuk maupun yang masih hidup b. Mikrofauna Terdiri dari Protozoa dan Nematoda. Protozoa merupakan hewan bersel satu yang memakan bakteri, sehingga dapat menghambat daur ulang unsur hara atau menghambat berbagai proses dalam tanah yang melibatkan bakteri. Nematoda merupakan cacing yang sangat kecil seperti benang, berdasarkan jenis makanannya nematoda dibedakan menjadi omnivorus makan sisa bahan organik, predaceous, makan hewan-hewan tanahtermasuk nematoda yang lain, parasitik merusak akar tanaman,

c. Makroflora Akar tumbuhan yang mati di dalam tanah menyediakan energi dan makanan hewan dan mikroflora. Akar tanamanmeningkatkan agregasi tanah, dan karena akar menembus ke lapisan tanah yang dallam maka ia membusuk dan mmenjadi humus. akar tanaman yang masih hidup mempengaruhi keseimbangan hara tanah akibat penyerapan unsur hara oleh akar tersebut. Selain itu akar juga mempengaruhi ketersediaan unsur hara karna dapat membentuk asam organik dipermukaannya yang dapat meningkatkan kelarutan unsur hara. Dikeluarkannya asam AMINO yang mudah dihancurkan dan terlepasnya beberapa bagian kulit akar dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme disekitar akar . jumlah organisme disekitar akar ini 10-100 kali lebih banyak daripada diluar daerah perakaran. Jadi ketersediaan unsur hara sangat dipengaruhi oleh bahan yang dikeluarkan oleh akar dan aktivitas mikroorganisme di rhizophere (daerah sekitar perakaran) d. Mikroflora Terdiri dari bakteri, fungi, actinomycetes, algae, dan virus. 1. Bakteri Bakteri dapat dibedakan menjadi dua yaitu autotroph dan heterotroph. Autotroph yaitu bakteri yang menghasilkan makanannya sendiri dari bahan anorganik, misalnya melalui proses photosintesis. Heterotroph yaitu bakteri yang mendapatkan makanannya dari bahan organik yang telah ada. Bakteri autotroph bermanfaat karena mempengaruhi sifat-sifat tanah. Misalnya merubah nitrit menjadi nitrat, sulfida menjadi sulfat dsb. Nitrifikasi berpengaruh terhadap kualitas lingkungan karena oksidasi dari NH4 menjadi NO3 yang mudah larut, dapat menyebabkan pencemmaran nitrat pada air tanah . konsentrasi nitrat yang tinggi dalam air dapat mempengaruhi kesehatan manusia. Bakteri heterotroph dalam tanah dapat dibedakan menjadi bakteri pengikat nitrogen dan bukan pengikat nitrogen. 2. Fungi Dapat dibedakan menjadi parasitik, saprohitik, dan simbiotik, dan simbiotik.

v Parasitik yang dapat menyebabkan bercak pada tanaman. v Saprophitik yang mendapatkan makanan dari dekomposisi bahan organik v Simbiotik hidup pada akar dimana keduanya terjadi simbiosis mutualisme. Mycorhiza /jamur akar, adalah asosiasi simbiosis mycelia fungi dengan akar tanaman tertentu. Membantu tanaman induk menyerap unsur hara tertentu. 3. Actinomycetes Secara taksonomi dan morfologi dapat digolongkan sebagai fungi ataupun bakteri, tetapi akhir-akhir ini diklasifikasikan sebagai bakteri. Fungsi utamanya yaitu dalamm dekomposisi bahan organik terutama selulosa dan bahan organik lain yang resisten. Keadaan yang baik untuk perkembangan actinomycetes yaitu banyak tersedia bahan organik segar, pH tanah netral sampai agak masam, tanah lembab, tetapi lebih tahan kekeringan daripada fungi. 4. Algae Algae mempunyai chlorophyl dan terdiri dari green algae, blue green algae, yellow green algae, dan diatomae. Berkembang biaka pada tanah yang subur. Pada tanaman padi sawah algae membantu mempertahankan jumlah N dalam tanah dengan mengikat N yang ada di udara. 5. Virus Berbeda dengan mikroflora yang lain, virus tidak dapat hidup lama didalam tanah, dan tidak dapat berkembang biak tanpa induk semangnya. Virus dapat diberantas dengan memberantas pembawa virus seperti nematoda, fungi dan akar akar tanaman.

BAB III PENUTUP

Daftar Pustaka

http://nurafni.com/2011/04/27/dasar-dasar-teknologi-tanah/ http://usupress.usu.ac.id/files/Kesuburan%20Tanah%20dan%20Pemupukan%20%20Final_bab%201.pdf

http://setengahbaya.info/arsip/hubungan-tanah-dan-tanaman-kesuburan-tanah.html

http://haryanthogeo.blogspot.com/2011/10/sifat-biologi-tanah.html

You might also like