You are on page 1of 9

TEACHERS CHARACTERISTICS AS PREDICTOR OF ACADEMIC PERFORMANCE OF STUDENTS IN SECONDARY SCHOOLS IN OSUN STATE NIGERIA

KARYA : F.O OLALEYE Departement Of Educational Foundations and Management Faculty of Education, University of Ado-Ekiti, Ekiti

Oleh NIM

: Ruslan : 0102512079

A. Pendahuluan

Jurnal yang berjudul Teachers characteristics As Predictor Of Academic Performance Of Students In Secondary Schools In Osun State Nigeria layak untuk direview/dianalisis karena jurnal ini meneliti persepsi siswa mengenai karakteristik guru dalam kaitannya dengan kinerja akademik siswa. Penelitian ini berhubungan dengan manajemen kepemimpinan. Manajemen yang dimaksud disini adalah manajemen guru hubungannya dengan pengorganisasian proses kegiatan belajar dikelas yang dilakukan oleh guru. Mulai dari proses penyampaian materi sampai dengan evaluasi yang dilakukan oleh guru.

B. Isi Jurnal

1. Pendahuluan Penelitian ini dilatarbelakangai oleh beragam kejadian pada Sekolah Menengah di Nigeria yang terjadi baru-baru ini. Kejadian yang terjadi diantaranya adalah laju kegagalan siswa dan tingkat drop-out yang meningkat pada School Sertificate Senior (SSCE). Stakeholder pendidikan menyalahkan siswa yang tidak siap untuk belajar sebagai salah satu penyebab kegagalan mereka. Disamping itu juga, guru patut
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 1

dipersalahkan karena disebabkan oleh dedikasi mereka yang kurang terhadap pekerjaan mereka akan mempengaruhi kinerja akademik anak didik. Siapapun yang patut dipersalahkan dalam kasus ini, pandangan umum menyatakan bahwa guru yang berkualitas merupakan sumberdaya dan asset pendidikan yang bagus (Ayodelle, 2004). Adeogun (2001) berpendapat bahwa kualitas dari system pendidikan tergantung dari kualitas tenaga pengajar dan sebuah sekolah tanpa sumber daya mustahil dapat mencapai tujuan dan sasaran system pendidikan. Adesina (1980), juga mengungkapkan bahwa guru merupakan indicator utama dan penentu dari kualitas pendidikan. Guru yang sangat professional, yang berdedikasi dibutuhkan di sekolah. Telah diketahui bahwa ada hubungan antara pengetahuan guru dengan apa yang mereka ajarkan. Dengan demikian, kemampuan untuk mengajar secara efektif tergantung pada pengetahuan guru dan pengetahuan itu terjadi dalam berbagai bentuk. Efektifitas guru akan terhambat jika guru tidak akrab dengan kumpulan pengetahuan yang diajarkan dan efektifitas guru merupakan hal yang spesifik. Implikasi dari hal ini bagi guru adalah bahwa para guru harus benar-benar memahami isi dari apa yang mereka ajarkan. Para guru yang menguasai materi akan menyampaikannya dengan bahasa yang lebih jelas dan memberikan penjelasan yang lebih baik dibandingkan dengan mereka yang latar belakangnya lemah. Cara pandang siswa terhadap guru dalam hal ini penguasaan materi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja akademik siswa. Menurut Eggen dan Kaunchak (2001), sikap positif para guru merupakan hal yang mendasar untuk pembelajaran yang efektif. Fisher et al (1980) menyatakan bahwa tingkat belajar yang tinggi akan terjadi pada peserta didik ketika mereka merasa bahagia akan diri mereka sendiri dan materi yang dipelajari manakala guru menggunakan waktu intruksional secara efektif. Cara guru untuk menangani siswa mempengaruhi sikap siswa terhadap sekolah dan kinerja akademik siswa tersebut. Bagaimana persepsi siswa terhadap sikap guru mereka saat mengajar di kelas akan diukur dalam penelitian ini. Kualifikasi, Pengalaman Mengajar dan Ketrampilan Mengajar adalah variable yang tercatat memiliki pengaruh pada kinerja akademik siswa. Ehindro dan Ajibade (2000) menegaskan bahwa siswa merupakan pihak yang berkepentingan pada dunia pendidikan, dan telah menduga dan berspekulasi mengenai
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 2

beberapa guru mereka tidak memiliki kualifikasi professional yang diperlukan. Dalam artian, skil, teknik-teknik, strategi yang dibutuhkan untuk menyampaikan konsep, ide, prinsip-prinsip merupakan suatu sarana yang memfasilitasi pembelajaran yang efektif. Mereka beranggapan bahwa kekurangan-kekurangan ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap laju pertumbuhan kegagalan dan drop-out siswa di sekolah menengah.

2. Permasalahan : Sebagai akibat kejadian-kejadian tersebut, muncul pertanyaan sebagai berikut : 1. Apakah penguasaan guru mengenai materi pelajaran di kelas memiliki pengaruh terhadap kinerja akademik siswa di SSCE pada sekolah menengah umum di Negara Bagian Osun? 2. Apakah ada hubungan antara sikap guru untuk mengajar dan kinerja akademik siswa di sekolah menengah Negara Bagian Osun? 3. Apa efek ketrampilan mengajar yang dimiliki oleh guru dan kinerja akademik siswa.

3. Hipotesis : 1. Tidak da hubungan yang signifikan antara prestasi akademik siswa sekolah menengah dan persepsi mereka terhadap penguasaan guru pada materi pelajaran. 2. Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi sikap siswa tentang sikap guru di kelas dan prestasi akademik siswa. 3. Tidak ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa mengenai ketrampilan mengajar guru dan kinerja akademik siswa.

4. Temuan-Temuan 1. Prestasi akademik rata-rata siswa pada lima mata pelajaran ( Bahasa Inggris, Bahasa Nigeria, Matematika, Biologi dan Ekonomi) pada sekolah yang terpilih berhubungan dan bergantung secara signifikan kepada persepsi siswa
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 3

terhadap penguasaan guru pada materi pelajaran. Hasil ini sejalan dengan temuan sebelumnya (Ehindro dan Ajibade 2001). Oleh karena itu, jika guru menguasai materi pelajaran dengan baik, maka sangat wajar bagi siswa untuk menyukai mereka dan kinerja siswa akan baik di pelajaran tersebut. 2. Prestasi akademik siswa berkorelasi positif dan signifikan terhadap sikap guru untuk mengajar di kelas. Temuan ini juga sesuai dengan temuan Durojaiye (1976) dan Nakpodia (2001). Akomofale (2004) yang menyatakan bahwa sikap guru yang positif dan kualitas personal yang baik mempengaruhi prestasi akademik siswa. Hasil ini membantah hipotesis kedua. 3. Penemuan ketiga adalah, kinerja akademik siswa berkorelasi positif dan bergantung secara signifikan pada ketrampilan mengajar guru. Temuan ini sejalan dengan pandangan Sotonwa (2003) yang mengidentifikasi kualitas yang berhubungan dengan ketrampilan mengajar sepertian pengetahuan konsep, kejelasan ekspresi, bertanya dll. (Mushra, Shard dan Bansal 2007) juga menegaskan bahwa kemampuan verbal guru atau kemampuan intelektual selalu berkorelasi dengan kinerja akademik siswa yang lebih baik. Ini menunjukkan bahwa persepsi siswa pada penguasaan guru akan materi pelajaran, sikap dan ketrampilan mengajar terhadap prestasi akademik siswa pada penelitian ini menunjukkan hubungan yang signifikan. Temuan ini sekaligus membantah hipotesis ketiga.

5. Kesimpulan Inti dari system pendidikan Nigeria adalah guru. Guru merupakan indicator utama dalam penentu kualitas pendidikan. Seperti yang diungkapkan oleh Obanyan (2000) mengatakan bahwa guru dianggap berperan untuk menerjemahkan standar isi menjadi materi pelajaran di kelas, para guru tetap merupakan factor konstan dalam keberhasilan pelaksanaan
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 4

program pendidikan. Senada dengan itu, Ajayi (1986) berpendapat bahwa guru kelas merupakan salah satu penentu utama prestasi siswa, disamping itu pelatihan professional adalah variable lain yang paling signifikan sebagai penentu kinerja akademik siswa. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa memperkerjakan guru yang tidak berkualifikasi tanpa pengecualian dapat mempengaruhi kinerja akademik siswa.

6. Metode Penelitian Metode Penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah penelitian deskriftif jenis survey. Deskriftif dalam artian, bentuk yang direncanakan untuk pengumpulan data dari populasi yang besar dengan tujuan menganalisis antar variable (Oppenheim, 1992). Populasi Populasi penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Menengah (SSIII) di Negara bagian Osun Nigeria. Sampel yang digunakan sebanyak 1600 siswa kelas III yang dipilih secara acak dari 16 sekolah menengah yang ada di Negara bagian Osun. Dari 16 sekolah tersebut terdiri dari sepuluh sekolah negeri dan 6 sekolah swasta. Instrumen Penelitian Angket dipilih dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data. Angket (kuisioner) terbagi menjadi empat bagian yaitu A, B, C, D. Bagian A berisi item informasi demografis mengenai responden, seperti nama, sekolah, jenis kelamin, kelas. Bagian B berisi 10 item yang dirancang untuk mengetahui persepsi siswa tentang penguasaan guru tentang materi pelajaran, dan pengetahuan pedagoogis umum. Item Kauchak (2001). Bagian C berisi 10 item persepsi terhadap sikap guru di dalam kelas. Bagian D terdiri dari 10 item yang esensial pada ketrampilan mengajar guru seperti diungkapkan dalam literatur.

Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan

C. Pembahasan Untuk melaksanakan tugas-tugas dengan baik, guru memerlukan kemampuan. Cooper (dalam Zahera, 1997) mengemukakan bahwa guru harus memiliki kemampuan merencanakan pengajaran, menuliskan tujuan pengajaran, menyajikan bahan pelajaran, memberikan pertanyaan kepada siswa, mengajarkan konsep, berkomunikasi dengan siswa, mengamati kelas, dan mengevaluasi hasil belajar. Kompetensi guru adalah kemampuan atau kesanggupan guru dalam mengelola pembelajaran. Titik tekannya adalah kemampuan guru dalam pembelajaran bukanlah apa yang harus dipelajari (learning what to be learnt), guru dituntut mampu menciptakan dan menggunakan keadaan positif untuk membawa mereka ke dalam pembelajaran agar anak dapat mengembangkan kompetensinya (Rusmini, 2003). Guru harus mampu menafsirkan dan mengembangkan isi kurikulum yang digunakan selama ini pada suatu jenjang pendidikan yang diberlakukan sama walaupun latar belakang sosial, ekonomi dan budaya yang berbeda-beda (Nasanius Y, 1998). Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. Agar guru mampu berkompetensi harus memiliki jiwa inovatif, kreatif dan kapabel, meninggalkan sikap konservatif, tidak bersifat defensif tetapi

mampumembuat anak lebih bersifat ofensif (Sutadipura, 1994). Penguasaan seperangkat kompetensi yang meliputi kompetensi keterampilan proses dan kompetensi penguasaan pengetahuan merupakan unsur yang dikolaborasikan dalam bentuk satu kesatuan yang utuh dan membentuk struktur kemampuan yang harus dimiliki seorang guru. Disamping faktor guru, faktor teman sejawat juga memberikan andil terhadap keberhasilan peserta didik. Sejumlah penelitian menunjukkan baik atau buruknya hubungan antar siswa dengan teman sebaya yang diikutinya memberikan kontribusi yang besar terhadap diri peserta didik itu. Penelitian Rubin, Bukowski dan Parker; Rubin, Coplan, Nelson, Cheah dan Lagace-Seguin (Sternberg, 2001) menemukan penolakan teman kelompok teman sebaya merupakan factor yang paling banyak mempengaruhi kegagalan dan drop-out anak dari sekolah. Anak-anak yang ditolak oleh kelompok teman sebaya seringkali mengalami masalah penyesuaian diri yang lebih serius di kehidupan
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 6

nantinya (Kupersmidt & Patterson, dalam Santrock, 1995). Senada dengan penelitian sebelumnya, Horowitz (Lefrancois, 1986) menemukan anak-anak yang dinilai tidak popular oleh teman-temannya cenderung memiliki konsep diri yang negatif. Dan dari penelitian-penelitian sebelumnya diperoleh kesimpulan prestasi yang dimiliki individu sebagai pengaruh keyakinan diri akademiknya membentuk konsep diri akademik yang positif. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Marsh, Smith, dan Barnes (1985, h. 145). Penelitian yang melibatkan 559 siswa kelas lima Catholic School di Sydney Australia ini menunjukkan bahwa prestasi matematika (mathematic achievement) berhubungan positif secara signifikan dengan konsep diri matematika, dan prestasi membaca (reading achievement) berhubungan positif secara signifikan dengan konsep diri membaca. Hasil penelitian ini didukung juga oleh Marsh dan Yeung (1997, h. 49-50) yang melakukan penelitian serupa. Marsh dan Yeung meneliti hubungan antara prestasi akademik dengan konsep diri akademik pada 603 siswa Chatolic Boys School di Metropolitan Sydney. Penelitian tersebut mendapatkan hasil bahwa prestasi matematika (mathematic achievement) berhubungan positif secara signifikan dengan konsep diri matematika. Sehingga dapat dikatakan penelitian ini mengulang kembali penelitian-penelitian terdahulu dan cenderung tidak melahirkan konsep baru. Penelitian ini sebatas pengungkapan persepsi siswa terhadap guru. Seharusnya peneliti membandingkan kinerja akademik siswa yang diajarkan oleh guru yang memiliki karakteristik sebagai guru yaitu menguasai materi pelajaran, mampu mengelola kelas, mampu melakukan evaluasi, sehingga akan menghasilkan suatu kesimpulan atas masalah yang ada. Penarikan sampel yang dilakukan oleh peneliti menggunakan non-probability sampling yang artinya penarikan sampel penelitian ini tidak menggunakan dasar peluang tapi berdasarkan kebutuhan peneliti. Samsudi (2009, h. 43) menyatakan keuntungan non probability sampling lebih praktis, sebab menghemat waktu, tenaga dan biaya; namun kelemahannya tidak menjamin elemen sampel dapat mewakili elemen populasinya, sehingga kesimpulan sampel tidak shahih menaksir atau mengestimasi populasinya. Agar

Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan

diperoleh hasil penelitian yang lebih baik, maka penentuan sampel harusnya menggunakan persentase. Jenis penelitian deskriptif jenis survey yang digunakan oleh peneliti bertujuan untuk mengumpulkan data yang sebanyak-banyak, dengan maksud sebagai penelitian awal yang nantinya akan ditindaklanjuti dengan upaya lain.

D. Penutup Kesimpulan 1. Guru merupakan salah satu faktor utama dalam menunjang keberhasilan peserta didik. Guru yang menguasai materi pelajaran akan mudah menyampaikannya kepada anak didiknya sehingga transfer pengetahuan dari guru kepada peserta didik berjalan dengan baik. 2. Kemampuan mengajar guru yang baik akan memberikan kontribusi kepada suasana pembelajaran di kelas, dimana akan mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Implikasi 1. Dengan adanya penelitian ini diharapkan sebagai tindakan awal yang nantinya ditindaklanjuti dengan penelitian berikutnya. 2. Kompetensi professional dan kompetensi pedagogik tenaga pengajar sangat menentukan dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

Rekomendasi 1. Penelitian ini hendaknya ditindaklanjuti dengan penelitian berikutnya untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan-permasalahan di dunia pendidikan. 2. Kepada pendidik, hendaknya mengambil manfaat postif dari kegiatan penelitian ini, sehingga nantinya sebagai masukan bagi mereka dalam mempersiapkan diri mereka dalam proses pembelajaran. 3. Pemerintah hendaknya secara berkelanjutan melakukan pembinaan terhadap tenaga pendidik melalui kegiatan pelatihan dan pendidikan guna peningkatan kompetensi tenaga pendidik.
Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan 8

Daftar Pustaka 1. Samsudi. 2009. Desain Penelitian Pendidikan (edisi 2). Semarang. Unnes Press. 2. Suharsini Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (edisi VII). Yogyakarta. Rineka Cipta 3. Umar Tirtarahardja, La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan (edisi revisi). Yogyakarta. Rineka

Laporan Jurnal Internasional tentang Manajemen Pendidikan oleh Ruslan

You might also like