You are on page 1of 2

Unsur dari Wawancara Penelitian Kualitatif Ada 3 unsur penting dalam wawancara penelitian Kualitatif yaitu: 1.

Tujuan yang tegas Peneliti seharusnya mempunyai tujuan khusus dalam wawancara dan nara sumber harus mengerti tujuan tersebut sehingga memahami arah pembicaraan. Dan menghindari sikap otoriter dalam pembicaraan, langsung kepada pokok pembicaraan sehingga memperoleh pengetahuan yang sesuai dari nara sumber. 2. Penjelasan etnografi Peneliti harus memberikan penjelasan/keterangan tentang etnografi kepada nara sumber 3. Pertanyaan etnografi Apa yang ditanyakan, bagaimana yang ditanyakan, dan bagaimana topik tersebut dibawakan menentukan kualitas dari informasi yang diperoleh. Macam - macam wawancara Penelitian Kualitatif Menurut Judith Goetz and Margaret LeCompte membagi wawancara penelitian kualitatif ke dala 3 bentuk yaitu: 1. Wawancara Nara sumber Kunci (Key- Informant Interviews) Nara sumber kunci adalah anggota dari penelitian yang memiliki pengetahuan/persepsi khusus dan tidak mungkin menjadi seorang peneliti. Dalam beberapa kasus mereka bias mengobservasi namun tidak dapat menjadi peneleliti kualitatif. Mereka biasanya tidak memiliki keahlian khusus tapi mereka memiliki pengetahuan lebih, kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, atau perspektif yang berbeda dari anggota kelompok lain. Sebagai contoh: penelitian tentang struktur social anak kelas 5 SD, peran dari orang dewasa sangat terbatas. Bahkan tanpa seorang pengamat, orang dewasa mungkin kehilangan banyak informasi yang secara intuisi diketahui peserta. 2. Wawancara Riwayat Kerja (Career History Interviews) Pada tipe ini wawancara memiliki tujuan menimbulkan narasi dari subjek untuk melengkapi data dari keahlian seorang subjek. 3. Wawancara Survei (Survey Interviews) Survey biasanya didasarkan atas data yang diperoleh dari prosedur yang sebelumnya dilakukan secara tidak terstruktur,,, Kaidah Wawancara dalam Penelitian Kualitatif 1. Menggambarkan pertanyaan yang sama dalam rentang waktu yang berbeda 2. Menyusun pertanyaan dalam bahasa yang jelas dan memiliki arti kepada subjek 3. Selama tahap pembicaraan dari penelitian, peneliti boleh menggunakan pertanyaan yang ambigu untuk meningkatkan respon yang bervariasi dan dapat menentukan narasumber yang paham dan interpretasi tanpa perkenalan dari subjek. 4. Menghindari penuntunan pertanyaan

5. Menanyakan pertanyaan yang mengandung hanya satu ide 6. Menggunakan pertanyaan yang tidak terbatas (open-ended) sebagai pemicu respon yang lebih luas. 7. Mengefektifkan penyelidikan adalah penting untuk menghasilkan informasi yang lengkap. Penyelidikan dapat digunakan untuk lebih jauh memperoleh elaborasi, penjelasan, klarifikasi, dan detail penyelesaian 8. Pewawancara harus lebih sedikit berbicara dibandingkan responden. Dengan kaidah, pewawancara sedikit berbicara, akan menghasilkan informasi yang lebih banyak. 9. Menghindari pertanyaan yang bersifat kebencian atau kontroversi hal ini akan mempengaruhi proses wawancara selanjutnya. 10. Test-pandu agar memperbaiki pertanyaan, identifikasi jenis dari penyelidikan yang diperlukan, dan kembangkan menjadi rangkaian yang menarik. 11. Menggunakan gaya percakapan sehari-hari dalam wawancara. Cara ini akan mengkomunikasikan empati, dorongan (encouragement), dan pemahaman dan pemicu kepercayaan dan kondisi yang rileks. Validitas Metode Penelitian Kualitatif a. Validitas Eksternal b. Validitas Internal Penelitian di dalam Pendidikan yang cocok menggunakan Metode Kualitatif 1. Penelitian Pertanyaan Kualitatif 2. Penelitian Aplikasi Kualitatif Beberapa Kesalahan yang terjadi dalam penelitian Kualitatif 1. Peneliti mencoba menngunakan metode kualitatif dengan kemampuan yang tidak memadai 2. Bergantung sepenuhnya pada observasi dibandingkan metode triangulasi 3. Menerima ide yang telah ada sebelumnya dan dugaan akan mempengaruhi observasi yang dilakukan. 4. Mengobservasi terlalu banyak hal dalam waktu yang singkat.

You might also like