You are on page 1of 14

TUGAS TERSTRUKTUR (Investment Policy Statement untuk Tn Ali)

Oleh: NUR OKTAVIA 309422427149

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI S1 AKUNTANSI MARET 2012

1. Pendahuluan dan Rangkuman Investment Policy Statement

Tn Ali adalah seorang Pegawai Tetap di Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Jatim III. Saat ini Tn Ali menjabat sebagai Kepala Bagian Sekretariat dengan gaji Rp 150.000.000,per tahun yang akan naik 2% di atas inflasi dan tidak kena pajak. Tn Ali pada tahun ini berusia 50 tahun dan telah mempunyai dua orang anak masing-masing berusia 22 tahun dan 17 tahun. Serta mempunyai istri yang bekerja sebagai kepala ekspor-impor di bank. Tn Ali mempunyai kebutuhan hidup sebesar Rp 80.000.000,- yang terkoreksi inflasi per tahun. Dimana pada saat ini, inflasi yang ditetapkan BI adalah sebesar 4,5%. Tn Ali juga menginginkan gaya hidup setelah pensiun (ketika dia berusia 60 atau tahun10 tahun lagi) seperti halnya gaya hidup dia pada saat ini. Tn Ali juga menginginkan memberikan trust kepada cucunya sebesar1,5 M disaat pensiun nanti. Hingga saat ini, Tn Ali belum mempunyai rumah sehingga pada saat umur 65 tahun Tn Ali berkeinginan membeli rumah seharga Rp 1.000.000.000,- dimana Tn Ali hanya memberikan Rp 200.000.000,- untuk uang muka dan selanjutnya akan dilunasi dengan gaji istrinya. Tn Ali juga mempunyai jaminan kesehatan yang diberikan Kantornya hingga dia meninggal. Dalam hal ini, Tn Ali diperkirakan meninggal pada usia 70 tahun (sesuai dengan usia rata-rata orang Indonesia). Jaminan kesehatan juga diberikan kantornya untuk anakanaknya hingga umur 21 tahun. Sehingga, hanya satu anak Tn Ali yang masih mempunyai jaminan kesehatan dan Tn Ali juga tidak mengambil asuransi kesehatan untuk anaknya yang telah berusia 22 tahun. Investment Policy Statement kali ini bertujuan untuk meyediakan dana sebesar Rp 80.000.000,- terkoreksi inflasi per tahun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya setelah pensiun dan dana (trust) sebesar Rp 1.500.000.000,- yang akan diberikan kepada cucunya pada saat dia pensiun. Tn Ali mempertimbangkan real estate sebagai investasi terbaik. Tn Ali menyukai volatilitas yang rendah untuk portofolio (investor yang bersifat risk averse), serta memiliki sedikit pengetahuan finance. Pada saat ini, dia memiliki investasi portofolio sebesar Rp 1.500.000.000,-. Sehingga, dalam 10 tahun yang akan datang (saat pensiun) Tn Ali tidak menggunakan return portofolio yang dimilikinya untuk menutupiu biaya kebutuhan hidupnya. Hal ini dikarenakan, kebutuhan Tn Ali yang sudah tertutupi oleh gaji Tn Ali maupun istrinya. Perkembanagn mengenai perubahan inflasi, suku bunga, maupun return akan setiap saat dilaporkan kepada Tn Ali. Sedangkan, untuk pencegahan terjadinya hal buruk maupun perbaikan strategi akan didiskusikan dan dievaluasi setiap saat. Begitu juga dengan pemberian rekomendasi maupun pengendalian strategi manajemen portofolio.

2. Investor Objectives a. Return yang diharapkan Tn Ali membutuhkan dana untuk kebutuhan hidupnya sesudah pensiun selama 10 tahun (sampai Tn Ali meninggal); pemberian dana (trust) sebesar Rp 1.500.000.000,- pada awal pensiun; serta pembayaran uang muka KPR sebesar Rp 200.000.000,- pada tahun ke-5 pensiun. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, Tn Ali telah menyiapkan portofolio yang bernilai Rp 1.500.000.000,-. Pada kali ini, perhitungan return invesment menggunakan IRR (Internal Rate of Return), yang mana perhitungan IRR menggunakan software Ms. Excel. Dari perhitungan IRR tersebut, dapat dihasilkan IRR sebesar 5% dengan asumsi tingkat inflasi yang berfluktuasi (lihat lampiran) yang rata-rata inflasi = 4,3%. Oleh karena itu, return yang diharapkan adalah sebesar 9,3%.

b. Risk Toleransi Tn Ali merupakan investor yang risk avers dan memiliki ability to take risk yang rendah. Hal ini terlihat dari preferensi Tn Ali yang menyukai volatilitas yang rendah dalam portofolio. Volatilitas rendah, biasanya memiliki return yang cenderung rendah dan stabil. Meskipun demikian, jika dilihat dari preferensinya yang lebih mempertimbangkan real estate sebagai investasi terbaik. Selain itu, real estate sendiri mempunyai keuntungan yang tinggi namun resikonya rendah (tidak terlalu berfluktuasi) dan portofolio real estate juga sangat menjanjikan bila dilihat dari kebutuhan masyarakat dalam memiliki properti. Oleh karena itu, Tn Ali sebaiknya memanfaatkan peluang tersebut dengan mengharapkan return sebesar 9,3%.

3. Constraints a. Liquidity Requirements Kebutuhan Tn Ali terhadap pengeluaran kas diasumsikan untuk kebutuhan hidup dan tidak terduga. Tn Ali menggunakan gajinya sebesar Rp 150.000.000,- per tahun untuk menutupi biaya kebutuhan hidupnya sebesar Rp 80.000.000,- yang terkoreksi inflasi per tahun. Pada usia 65 tahun, Tn Ali akan membayar uang muka KPR sebesar Rp 200.000.000,- dimana pelunasannya akan dilakukan oleh istrinya. Dalam hal ini, Tn Ali tidak perlu menyisihkan uang dari portofolionya untuk jaminan kesehatan maupun biaya kebutuhan hidupnya sampai pensiun. Oleh karena itu, Tn Ali memerlukan kebutuhan likuiditas dari portofolionya mulai usia 60 tahun. 3.1 Tabel IRR Tn Ali
Tahun ke (setelah Usia 60 th) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengeluaran Rutin (Rp) 80.000.000 83.600.000 87.780.000 91.291.200 96.312.216 101.127.827 105.172.940 109.905.722 113.972.234 116.593.595 Lain-lain (Rp) 1.500.000.000 50.000.000 2.000.000 200.000.000 3.000.000 2.500.000 10.000.000 Total Pengeluaran (Rp) 1.580.000.000 133.600.000 87.780.000 93.291.200 296.312.216 104.127.827 105.172.940 112.405.722 113.972.234 126.593.595 Keterangan Memberikan trust kepada cucunya Pembayaran Adm. Pendidikan anak Biaya Kesehatan Membayar uang muka KPR Biaya Kesehatan Biaya Kesehatan Biaya Kesehatan INFLASI 4,5% 4,5% 5% 4% 5,5% 5% 4% 4,5% 3,7% 2,3%

Jumlah

2,753,255,7 34

Ket : Inflasi fluktuatif berdasarkan asumsi yang berdasarkan dari rencana jangka panjang b. Time Horison Tn Ali memiliki kesempatan berinvestasi selama 20 tahun jika dihitung dari usia 50 tahun. Dimana untuk 10 tahun pertama, Tn Ali tidak membutuhkan biaya dari return portofolionya untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Namun, saat Tn Ali berusia 60 tahun, maka dia memerlukan dana untuk memberikan trust kepada cucunya dan biaya hidupnya. Oleh karena itu, Tn Ali memiliki satu stage time horizon dan Downside risk ( risiko memperoleh pengembalian di bawah pengembalian yang diharapkanatau probabalilitas penurunan besar harga aset dalam portofolio) sebesar 8%. 4. Economic Outlook a. Short Term

Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang mengalami dampak krisis global. Pada bulan ini, Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate dari 6 % menjadi 5,75% dan membuat target inflasi sebesar 4,5%1% pada tahun 2012 dan 2013. Penetapan ini dilakukan sebagai sebuah inisiatif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sedang berada pada penurunan ekonomi global dengan mempertimbangkan target inflasi, stabilitas nilai tukar Rupiah serta BI Rate di masa mendatang. Bank Indonesia akan menjalankan fungsinya sebagai pengendali serta pengawas dalam hubungannya perekonomian Indonesia dengan perekonomian global. Krisis yang terjadi di Eropa memberikan dampak bagi perekonomian global, terutama berdampak negatif pada negara-negara emerging markets. Di Indonesia pun juga ikut merasakan dampaknya, meskipun tidak terlalu signifikan. Pertumbuhan perekonomian global juga diperkirakan akan menurun pada tahun 2012, yaitu dar 3,7% menjadi 3,3%. Sehingga baik secara langsung maupun tidak akan berdampak bagi negara-negara emerging market. Dari sudut pandang domestik, perekonomian Indonesia masih memiliki power yang baik hingga akhir 2012. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan tidak turun atau naik secara signifikan. Tingkat konsumsi masyarakat yang tinggi serta adanya rotasi kas yang lancar akan menjadikan perekonomian membaik. Selain itu, peningkatan kemampuan masyarakat untuk saving/invest juga akan memberikan ekonomi yang positif , terutama dalam sektor properti/real estate; perdagangan; dan jasa. b. Medium term Proyeksi untuk inflasi berdasarkan perkiraan pencapaian target inflasi yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Perkiraan range untuk 2010-2015 adalah 3% hingga 7%, kecuali untuk 2015 yang diperkirakan dapat mencapai pengendalian yang baik, seperti yang terjadi pada 2009. Pengendalian inflasi mempengaruhi pergerakan suku bunga dan nilai tukar. Namun, pengendalian ini dipengaruhi pula oleh pergerakan global untuk harga komoditas, khususnya minyak bumi. Proyeksi untuk sektor ekonomi, seperti pertanian, pertambangan, industri pengolahan (manufaktur), utilitas, konstruksi, perdagangan, pengangkutan dan komunikasi, serta keuangan dan jasa-jasa lainnya dipengaruhi oleh kondisi historis dan kapasitas maksimum untuk masing-masing sektor. Setiap sektor memiliki karakteristik tersendiri dan setelah diagregasikan diperoleh data PDB.

Di satu sisi, dengan path suku bunga tersebut lintasan target inflasi tahun 2010 2014 kemungkinan besar dapat dicapai yaitu menuju 4.0% + 1% di Q-24. Di sisi lain, dengan path suku bunga tersebut akan memberikan pertumbuhan ekonomi sekitar 5.5% - 6.4% di beberapa kuartal sebelum akan mencapai pertumbuhan ekonomi sekitar 7.0 7.5% di Q-24 . Sejalan dengan path suku bunga dan lintasan inflasi serta PDB tersebut, nilai tukar akan bergerak pada kisaran Rp. 9.300 9.750 per USD. Pertumbuhan ekonomi dalam periode 2011-2015 diestimasikan berada pada kisaran 4, 6 % hingga 8
%.

c. Long Term Perekonomian dikembangkan berlandaskan prinsip demokrasi ekonomi dan persaingan sehat dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan serta kepentingan nasional sehingga terjamin kesempatan berusaha dan bekerja bagi seluruh masyarakat. Perekonomian dikembangkan berorientasi dan berdaya saing global melalui transformasi bertahap dari perekonomian berbasis keunggulan komparatif sumberdaya alam melimpah menjadi perekonomian yang berkeunggulan kompetitif dengan prinsip-prinsip dasar Pendapatan perkapita pada tahun 2025 mencapai sekitar US$ 6000 dengan tingkat pemerataan yang relatif baik dan jumlah penduduk miskin tidak lebih dari 5

persen.

5. Asset Class dan Sector/Industry Outlook a. Evaluasi Domestic, International Developed and International Emerging

Asset Class

Evaluasi indeks LQ 45 yang terbentuk dari 45 perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar terbesar dan paling liquid Indonesia. Indeks LQ45 dan IHSG dalam jangka pendek ini diprediksi akan melemah yang disebabkan oleh aksi ambil untung oleh investor terhadap proyeksi melemahnya pertumbuhan ekonomi yang terjadi di China dan Eropa selain itu pergerakan indeks juga dibayangi oleh sentimen negatif atas naiknya harga BBM, namun ada pendapat dari analis bahwa dengan akan diumunkannya laporan kinerja tahun 2011 pada akhir bulan ini akan menjadi penahan turunnya indeks (economy.okezone.com,2012).

Domestic Equities

Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Eropa, Jepang saat ini sedang dihadapkan dengan kondisi perekonomian yang kurang baik, salah satu contoh dengan krisis utang yang melanda Yunani dan meningkatnya angka pengangguran di Amerika Serikat, hal ini menyebabkan return yang Developed ditawarkan oleh Negara-negara developed tertekan di angka 4 %, Market sedangkan pada Negara-negara Emerging market yang didominasi oleh Brazil, China, India, Rusia justru semakin menguat, pada berita tahun 2011 Indonesia disebut oleh JP Morgan Negara Emerging market nomor 1 daripada Negara emerging market lainnya, yang ditandai dengan naikknya rating investasi di Indonesia (economy.okezone.com,2011). Negara-negara Emerging market yang didominasi oleh Brazil, China, India, Rusia justru semakin menguat, pada berita tahun 2011 Indonesia disebut oleh JP Morgan Negara Emerging market nomor 1 daripada Emerging Markets Negara emerging market lainnya, yang ditandai dengan naikknya rating investasi di Indonesia (economy.okezone.com,2011). Emerging market dikenal dengan volatilitas yang tinggi namun untuk ssat ini return yang ditawarkan oleh Emerging market cukup tinggi berkisar antara 20% hingga 30 % (www.antaranews.com, 2011). b. Analisis Ekonomi Asset Class Cash and Bills Analisis Ekonomi Perkembangan ekonomi mempengaruhi sifat konsumtif masyarakat. Dalam hal ini, Cash and Bills menjadi salah satu pilihan investasi

yang menguntungkan. Akan tetapi resiko dari Cash and Bills sendiri cukup tinggi. Karena tergantung suku bunga dan inflasi. Corporate and government bonds telah mengalami kenaikan yang cukup signifikan setelah Fitch Rating menaikan peringkat Indonesia dari BB+ menjadi BBB- pada 15 Desember 2011 kini giliran Corporate and Govt. Bonds Moody's Investor Services mengangkat peringkat surat utang pemerintah Indonesia dari Ba1 menjadi Baa3. kenaikan peringkat ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat investment grade yang memicu mengalirnya dana-dana asing masuk sehinggadapat meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi yang berujung pada pembangunan ekonomi(fokus.vivanews.com,2012), Real estate diprediksi akan terus tumbuh hal ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, turunnya suku bunga dan meningkatnya daya beli masyarakat yang memacu perkembangan investasi di sector riil ini. Real Estate Pengamat properti Panangian Simanungkalit berani mengatakan bahwa di 2012 ini, bisnis properti di Indonesia adalah yang paling menguntungkan di dunia. Alasannya, tutur Panangian, menurut data BPS tahun 2011, masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia, yang belum memiliki rumah.

c. Detail Analisis Asset Class/Sector Cash and Bills Corporate and NearTerm returns (1 year) 6% 9% MidTerm returns (5 years) 6,5% 10,5% LongTerm returns 7,5% 12%

Govt. Bonds Domestic Equities Developed Market Emerging Markets Real Estate

10% 4,5% 15% 20%

13% 6,5% 19% 25%

17% 8% 25% 30%

6. Kritk atas Current Asset Allocation


a. Cash and Bills (5%)

Dalam preferensi Tn Ali telah dijelaskan bahwa Tn Ali tidak begitu menyukai volatilitas (lebih suka pasif) karena keterbatasannya dalam finance. Sehingga prosentase sebesar 5% untuk cash and bills yang lebih memerlukan keberanian atau beresiko tinggi ini sudah tepat. Namun jika apabila return yang terjadi dalam cash and bills kecil maka sebaiknya

mengalokasikan pada asset lainnya. Dan jika dilihat dari suku bunga BI sebesar 6,26 dan tingkat inflasi sebesar 4,5% di tahun ini. (sumber: www.bi.com)
b. Corporate and Govt. Bonds (10%)

Coorporate and Government Bonds memilik resiko yang sedikit menantang. Namun demikian ,portofolio ini menjanjikan akan adanya deviden, sehingga jika Tn Ali memilih sebesar 10% itu sudah baik dan boleh menambah prosentasenya. Karena jika diasumsikan bahwa kedua bons ini memiliki kriteria yang sama maka akan lebih menguntungkan government bons dari pada corporate.
c. Domestic Equities (10%)

Domestic equities biasanya memang menawarkan return yang setandar tetapi aman. Jika prosentasenya sebesar 10% maka tidak begitu berpengaruh jika terjadi risk, tapi sangat disayangkan jika return yang didapat hanya sedikit.
d. Developed Market (15%)

Developed Market sepertinya kurang begitu baik jika disandingkan dengan preferensi Tn Ali. Karena pada developed Market sendiri merupakan sebuah pasar kecil yang berisi perusahaan kecil/baru yang listing di bursa. Selain itu juga mempunyai masa operasi yang pendek dan keuntungan juga relatif. Sehingga, prosentase pada development market sebaiknya dikurangi. Mengingat Tn Ali kurang begitu mengetahui tentang finance.
e. Emerging Markets (20%)

Emerging juga sama halnya dengan developed market, sehingga Tn Ali harus mempertimbangkan rencananya dalam memilh saham yang notabene mempunyai resiko tinggi namun deviden juga tinggi. Jika melihat preferensi Tn Ali yang tidak menyukai resiko tnggi, maka sebaiknya memberikan presentase yang rendah untuk portofolio emerging markets. Misal 10% (lebih rendah dari 20%).

f. Real Estate (40%)

Pada portofolio real estate, Tn Ali memang menyukainya dan menganggap portofolio tersebut sebagai portofolio terbaik. Tn Ali memberikan presentasi paling besar pada pengalokasian aset. Selain alasan tersebut, portofolio pada real estate memang menjanjikan, dimana return yang diharapkan dapat lebih besar meskipun terkadang agak lama. Tetapi, dari tahun ke tahun penduduk Indonesia akan mengalami kenaikan kuantitas

dan diikuti dengan naiknya permintaan akan pemenuhan kebutuhan primer, salah satunya rumah. Sehingga, akan lebih baik jika prosentase melebihi 45% pada real estate.

7. Asset Re-Allocation a. Asset Allocation Asset Class/Sector Cash and Bills Corporate and Govt. Bonds Domestic Equities Developed Market Emerging Markets Current Allocation 5% 10% 10% 15% 20% Re- Allocation 10 % 15 % 9% 8% 8%

Real Estate b. Justifikasi Investasi Modal 1500000000 Cash and Bills Corporate and Govt. Bond Domestic Equities Develop Market Emerging Market Real Estate Jumlah a. Cash and bill Allokasi Modal 150000000 225000000 135000000 120000000 120000000 750000000 1500000000

40%

50 %

Near Term Return (1 year) 13950000 20925000 12555000 11160000 11160000 69750000 139500000

Mid Term Return (5 year) 69750000 104625000 62775000 55800000 55800000 348750000 697500000

Long Term Return 279000000 418500000 251100000 223200000 223200000 1395000000 2790000000

Pada 10 tahun pertama Tn Ali tidak membutuhkan likuiditas maka sebaiknya tidak mengalokasikan portofolio pada cash and bill dan dialihkan pada asset-aset lainnya yang lebih produktif, untuk masa setelah pensiun dialokasikan sebesar 10 % untuk investasi pada cash and bill karena Tn Ali mulai membutuhkan likuiditas namun untuk membiayai kebutuhan tak terduga tuan. b. Corporate and government bonds Alokasi untuk corporate dan government bonds dapat mencapai 15% selama portofolio dan adanya rating obligasi yang dimiliki Indonesia sangat baik maka tingkat pertumbuhan return yang baik dan tingginya yield yang dibayarkan. Obligasi ini dapat menjadi pilihan yang tepat baik bagi tuan Ali yang tidak menyukai resiko tinggi. c. Domestic Equities Indeks LQ45 yang memberikan return sebesar 12,93% dalam jangka pendek dinilai cukup baik dan tingkat petumbuhan return yang menjanjikan. Namun, berhubung Tn Al lebih menyukai investasi di properti, maka lebih baik portofolio pada domestic equities di kurangi menjadi 9%.

e. Developed market Alokasi untuk investasi pada developed market hanya 8% hal ini dilakukan karena developed market dianggap tidak dapat memberikan return yang diharapkan oleh investor, selain itu dengan adanya krisi yang berkepanjangan menimbulkan rasa pesimisme terhadap perbaikan Negara-negara develop. f. Emerging Market Emerging market menawarkan return yang tinggi, namun tidak perlu diberi bobot portofolio yang besar atau 8% karena preferensi tuan Ali yang tidak menyukai investasi pada emerging market, meskipun emerging market memiliki prospek yang baik namun dengan risk tolerance yang dimiliki Tn Ali rendah maka bobot portofolio untuk emerging market dikurangi menjadi 5 % pada 9 tahun setelah pensiun. Real Estate Real estate merupakan asset yang memiliki prospek yang sangat bagus di Indonesia dilihat dari berbagai aspek,meskipun asset ini memiliki risiko yang cukup tinggi, asset ini dapat dialokasikan pada portofolio untuk diversifikasi karena memiliki koefisien korelasi yang lemah antara saham dan obligasi, pada 9 tahun ke dua alokasi untuk Real Estate ditambah menjadi 15 % karena aset ini prospek jangka panjang yang baik. Alokasi bobot portofolio tidak dapat sesuai dengan capital market yang ada karena dengan adanya perbedaan preferensi investor dan pasar. investor yang menginginkan expected return yang tinggi ternyata hanya mempunyai risk tolerance yang rendah,sehingga alokasi diatas cenderung memperhatikan preferensi investor yang cenderung menghindari risiko 8. Bibliography Sumber/Alamat Web http://www.bi.go.id/web/id/ http://www.bi.go.id/NR/rdonlyres/6CF7CC5E-3030-41A7-89916BB8EA72295F/23139/HarmantaMBarikBathaluddinJatiWaluyo.pd f http://pengolah.info/2446-cara-menghitung-return-on-investment-diexcel.htm Keterangan Informasi inflasi; BI Rate; kondisi jangka panjang indonesia menhitung ROI menggunakan excel

http://www.bapepam.go.id/ PP RI N0 32 tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Indonesia Proyeksi ekonomi makro 2011-2015: masukan bagi Pengelola BUMN http://balitbangjatimbidangekua.blogspot.com/2011/10/executivesummary-kajian-evaluasi.html Http://www.scribd.com/doc/76640928/4/PERKEMBANGANINVESTASI-ASING-DAN-DOMESTIK

You might also like