You are on page 1of 4

BAB II PEMBAHASAN 2.

1 Jenis-jenis Perencanaan Pajak Menurut Erly Suandy (2011:118) Perencanaan Pajak dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut:
1. Perencanaan pajak nasional (national tax planning) 2. Perencanaan pajak internasional (international tax planning)

Dalam melakukan perencanaan pajak, baik nasional maupun internasional, yang sering dilakukan adalah dengan melakukan hal berikut ini:
1. Penghindaran tariff pajak tertinggi, baik dengan memanfaatkan bunga,

investasi, maupun arbitrase kerugian (losses arbitrage) 2. Percepatan pengakuan pendapatan (terutama untuk PPN) 3. Alokasi pajak ke beberapa Wajib Pajak maupun Tahun Pajak 4. Penangguhan pembayaran pajak
5. Tax exclusive maximization (misalnya dengan pengaturan tempat melakukan

jasa) 6. Transformasi pendapatan yang tidak boleh dikurangi oajak ke pendapatan yang tidak terkena pajak 7. Transformasi beban yang tidak boleh dikurangi pajak ke beban-beban yang boleh dikurangi pajak 8. Penciptaan maupun percepatan beban-beban yang boleh dikurangi pajak Tabel 2.1 Perbedaan Utama antara Perencanaan Pajak Nasional dengan Perencanaan Pajak Internasional PEMBEDA Perencanaan Pajak Nasional Perencanaan Pajak Internasional 1. UU yang harus Undang-undang domestik Undang-undang domestik diperhatikan Perjanjian Pajak dalam Undang-undang dari negara-negara perencanaan yang terlibat 2. Pemilihan atas Bergantung terhadap Negara (yurisdiksi) mana yang dilaksanakan transaksi tersebut, artinya akan digunakan suatu transaksi, atau tidak suatu untuk menghindari/mengurangi artinya seorang pembayar pajak bisa transaksi pajak, Wajib Pajak dapat dengan bebas menentukan di memilih jenis transaksi apa Negara hukum mana ia akan yang harus dilaksanakan sesuai dikenakan pajak dan pada tingkat dengan hukum pajak yang ada berapa(Lars-Erik Wenwhed, 1996) 2.2 Aspek Kebijakan Akuntansi dan Administrasi serta Aspek Lingkungan Perpajakan

Wajib Pajak yang belum mampu melaksanakan pembukuan untuk perhitungan pajak, penghasilan netonya akan dihitung berdasarkan norma perhitungan tanpa memperhatikan realita bisnis, norma perhitungan selalu memberikan hasil usaha positif (laba). Sehingga, jika tidak merefleksikan keadaan yang sebenarnya Wajib Pajak pengguna norma perhitungan maka dapat berakibat:
1) Presentase penghasilan neto yang dihitung berdasarkan norma itu lebih tinggi

dari jumlah yang dapat dicapai oleh Wajib Pajak. 2) Wajib Pajak tidak mungkin dapat menikmati ketentuan tentang kompensasi kerugian. Secara teknis, proses penyajian laporan tidak diatur secara rinci dalam ketentuan perpajakan, pengukuran dan penilaian atas suatu fakta sangat dipengaruhi oleh ketentuan perpajakan karena ketentuan perpajakan merupakan produk lembaga legislatif yang mengikat semua anggota masyarakat. Oleh karena itu, apabila terjadi kekurangsesuaian antara ketentuan perpajakan dan praktik atau standar akuntansi yang berlaku umum, undang-undang perpajakan mempunyai prioritas untuk dipatuhi di atas praktik dan kelaziman akuntansi. Keengganan tersebut dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan. Adapun perbedaan antara kebijakan akuntansi komersial dengan akuntansi pajak untuk perhitungan laba kena pajak meliputi: 1) Sistem pengakuan penghasilan dan beban 2) Sistem penilaian persediaan 3) Metode penyusutan 4) Penilaian kembali aset tetap
5) Sewa guna usaha (leasing)

Administrasi pajak pada dasarnya adalah kelanjutan dari pelaksanaan perencanaan pajak. Menurut Erly Suandi (2011:119) Administrasi pajak adalah metode untuk meyakinkan bahwa apa yang dilaksanakan telah sesuai dengan yang direncanakan. Dalam sistem itu minimal harus mencangkup hal-hal berikut: 1) Memeriksa transaksi-transaksi utama yang mempunyai dampak perpajakan cukup signifikan, menjamin bahwa transaksi utama tersebut telah dicatat atau diperlakukan sesuai dengan undang-undang dan kebijakan perusahaan 2) Menciptakan sistem pengawasan internal untuk menjamin bahwa berbagai kewajiban perpajakan telah diikuti dengan benar agar risiko sanksi administrasi

maupun sanksi pidana dapat dihindari atau diminimalkan sehingga tidak menimbulkan pemborosan sumber dana perusahaan Dalam aspek lingkungan perpajakan, seorang manajer harus mampu mengatur strategi dan memahami keadaan eksternal. Dimana hal tersebut meliputi: 1) Target Seorang manajer harus mengetahui dan memahami dengan benar tentang rencana yang akan dilakukan oleh Direktorat jenderal Pajak agar dapat mencapai target. Adapun tiga hal yang akan dilakukan adalah: a) Tekanan untuk melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi penarikan pajak dengan menggunakan peraturan pajak yang sudah ada b) Ada tidaknya rencana untuk mengeluarkan ketentuan perpajakan yang baru yang dapat meningkatkan tarif pajak yang berlaku karena kurang tinggi bagi investor asing c) Pemberlakuan intensif hanya akan ditujukan untuk kepentingan-kepentingan tertentu 2) Pemeriksaan Pajak Pemeriksaan pajak adalah aspek penting yang dapat mempengaruhi strategi bagi seorang manajer perusahaan. Secara teori, pemeriksaan pajak oleh Dirjen Pajak tujuannya jelas untuk memasukkan bahwa Wajib Pajak: a) Telah membayar pajak dengan benar
b) Tidak menyalah gunakan sistem self assessment

Sedangkan dalam praktiknya: a) Terdapat beberapa area dalam ketentuan perpajakan yang diatur tidak lengkap atau tidak dirumuskan dengan jelas b) Wajib Pajak akan menghadapi permasalahan terkait : - Wajib pajak dapat membayar pajak yang menurutmya telah benar dan mengharapkan apabila dilakukan pemeriksaan oleh Dirjen Pajak tidak menemukan area-area yang belum diatur secara jelas - Wajib Pajak dapat meminta aturan atas ketidakjelasan tersebut dari Kantor Dirjen Pajak - Wajib Pajak dapat secara lsukarela membayar pajak atas kasus-kasus yang merugikan karena interprestasi dan ketentuan pajak 3) Hak Mengajukan Keberatan

Hak untuk mengajukan keberatan yang diperbolehkan oleh undang-undang, sesungguhnya tingkat efektivitasnya bagi Wajib Pajak adalah terbatas. Sehingga wajib Pajak akan sedikit kesulitan mengajukan keberatan meskipun hasil pemeriksaan terlihat tidak masuk akal dan tidak konsisten. 2.3 Perencanaan Pajak untuk Mengefisiensikan Beban Pajak 2.4 Perencanaan Pajak untuk Pajak Penghasilan 2.5 Strategi yang Dapat Digunakan untuk Mengefisiensikan Beban Pph Badan 2.6 Perencanaan Pajak untuk Pajak Pertambahan Nilai 2.7 Penelaahan Pajak

You might also like