You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai kegiatan sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam sebuah proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Pendidikan sebagai suatu sistem tidak lain dari sesuatu totalitas fungsional yang ada dalam sistem tersusun dan tidak dapat terpisahkan dari rangkaian unsur atau komponen yang berhubungan secara dinamis dalam suatu kesatuan. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia telah diatur dalam undangundang RI no: 20 tahun 2003 pada bab ke II, pasal 3 yang berbunyi : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
1

Undang-undang RI NO. 20. tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003), 7

2 Menurut I. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak bahwa : Pada hakekatnya pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dalam dan luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pembangunan di bidang pendidikan didasarkan Pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila dan untuk manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan dan ketrampilan dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab, dapat menyuburkan sikap Demokrasi dan penuh tenggang rasa.2 Dengan demikian, pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Karena dalam proses pendidikan tersebut, manusia akan mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya. Satu pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa) untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan merupakan komponen utama pendidikan. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan. Semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, diperlukan sarana dan tempat yang menunjang demi terlaksananya kegiatan tersebut. Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menyelenggarakan kegiatan belajar peserta didik dalam suatu kelompok untuk menerima materi pelajaran dari guru. Sedangkan maksud dari kegiatan belajar ini adalah untuk mencapai tujuan pendidikan baik formal maupun informal. Hal ini berarti berhasil tidaknya
2

I. L. Pasaribu dan B. Simanjuntak, Proses Belajar Mengajar (Bandung: Tarsito, 1983),1

3 pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami peserta didik. Dalam dunia proses belajar mengajar, yang disingkat menjadi PBM, sebuah ungkapan populer kita kenal dengan metode jauh lebih penting dari pada materi. Demikian urgennya metode dalam proses pendidikan dan

pengajaran, sebuah proses belajar mengajar (PBM) bisa dikatakan tidak berhasil bila dalam proses tersebut tidak menggunakan metode. Karena metode menempati posisi kedua terpenting setelah tujuan dari sederetan komponenkomponen pembelajaran yaitu : tujuan, metode, materi, media dan evaluasi. Seiring dengan itu seorang pendidik / guru dituntut agar cermat memilih dan menetapkan metode apa yang tepat digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik.3 Pemilihan metode pembelajaran juga berkaitan erat dengan

keberhasilan pembelajaran. Karena itu pemilihan metode pembelajaran untuk setiap jenis pembelajaran merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Tugas utama seorang guru adalah mendidik siswa dan membantu siswa untuk belajar mendidik dirinya sendiri (Pannen, 1997:3-2). Lebih lanjut dijelaskan bahwa tugas guru belum berakhir saat selesai menyampaikan pelajaran di depan kelas dengan baik, karena guru yang berhasil adalah yang dapat membina siswa memecahkan masalah yang dihadapi secara mandiri dengan menggunakan konsep, prinsip, dan teori yang telah dipelajari.

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 109

4 Berdasarkan pendapat di atas nampaknya mengajar bukan sekedar proses pengalihan pengetahuan dan ketrampilan. Lebih dari itu pengajar harus mampu membina kemahiran siswa untuk secara kreatif dapat menghadapi situasi sejenis, bahkan situasi baru sama sekali dengan cara yang memuaskan (Ad. Roijakkers, 2005:xix). Secara sederhana pengertian pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa (Degeng, 1990:2). Upaya tersebut tidak hanya berupa bagaimana siswa belajar dengan sendiri, melainkan bertujuan, dan terkontrol. Ungkapan pembelajaran memiliki makna yang lebih dalam untuk

mengungkapkan hakikat perancangan (desain) upaya membelajarkan siswa. Hakikat perancangan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman saat ini menurut E. Mulyasa (2005:107) adalah yang menekankan pada pengembangan kreativitas, rasa ingin tahu, bimbingan dan pengarahan ke arah kedewasaan. Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran ke arah

konstruktivistik, oleh karena saat ini sangat diperlukan pengetahuan tentang jenis-jenis metode yang dapat mempermudah belajar, lebih menyenangkan bagi peserta didik lebih efektif dan efisien, dan mempunyai daya tarik tinggi. Agar peserta didik aktif selama proses pembelajaran, guru dituntut mampu dan terampil dalam pengambilan keputusan yang tepat melalui penciptaan kondisi belajar yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Menurut Degeng (1990:6), peran guru di sekolah adalah sebagai perancang pembelajaran, pelaksana pembelajaran, dan penilai pembelajaran.

5 Karena itu dalam menyampaikan materi pelajaran, guru harus memiliki strategi agar siswa dapat belajar secara efektif, efisien, mudah memahami pelajaran yang sedang disampaikan, serta mengena pada tujuan. Pemakaian strategi yang tepat akan mempermudah siswa dalam menangkap dan memahami materi yang disampaikan. Selain itu menurut William H. Burton (Dalam Sagala, 2006:61) guru harus berupaya memberikan stimulus, bimbingan, pengarahan, dan dorongan agar terjadi proses belajar. Pengertian strategi adalah garis garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditentukan (Djamarah, 2002:5). Pemilihan metode merupakan bagian penting dalam proses belajar mengajar. Strategi ini berhubungan dengan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan materi pelajaran dan memberikan kemudahan pada siswa dalam mencapai tujuan. Pemilihan strategi pembelajaran berkaitan erat dengan keberhasilan pembelajaran. Karena itu pemilihan strategi pembelajaran untuk setiap jenis pembelajaran merupakan keterampilan yang harus dimiliki oleh guru. Sebagaimana telah dikemukakan di atas, bahwa mengajar dapat disebut efektif bila selain menggunakan strategi yang tepat guru harus memperhatikan beberapa faktor lain, yaitu faktor situasi interaksi antar guru, murid dan bahan pelajaran untuk mencapai tujuan. Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi didalam interaksi antara individu dengan lingkungan, baik fisik maupun lingkungan sosial (Winatapura, 2002:2.7). Oleh karena itu diperlukan interaksi belajar mengajar dalam suasana interaksi edukatif, yaitu interaksi yang sadar

6 akan tujuan, yaitu tujuan yang telah dirancang terlebih dahulu (Sagala, 2006:64). Dalam interaksi belajar mengajar, guru bukan satu-satunya sumber untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan motivasi belajar bagi peserta didik atau siswa. Tetapi guru harus mampu mempengaruhi dalam proses pembelajaran dan beberapa faktor motivasi kepada peserta didik (Emily Rumpt, june 29,2010). Salah satu cara agar usaha belajar yang dilakukan siswa dapat mencapai prestasi belajar yang maksimal, diperlukan kemampuan guru dalam menggunakan metode mengajar. Berkaitan dengan hal tersebut di atas, maka keaktifan siswa perlu diupayakan tercipta dan berjalan terus dengan menggunakan beragam metode mengajar. Salah satu pilihan metode yang diterapkan dalam pembelajaran, adalah metode debat. Metode debat dapat menumbuhkan rasa percaya diri atau memotivasi siswa agar berani menyampaikan pendapat / argumentasi melalui keterampilan berbicara, keterampilan menyampaikan pendapat dan

keyakinannya, dan mempunyai kemampuan berlogika yang benar dan kuat untuk mempertahankan pendapat dan keyakinannya jika menghadapi orang lain yang berpendapat dan berkeyakinan berbeda dengan cara berdebat yang santun dan baik. Karena kurang percaya diri siswa tidak bias termotivasi untuk melakukan pembelajaran jika mereka tidak merasakan, melihat dan mendengar (Laura Daly, August 24,2010). Di sini penulis tertarik untuk membahas tentang Metode Debat. Karena Metode Debat merupakan salah satu strategi belajar mengajar yang memberi

7 kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara aktif dan dapat merangsang siswa agar berani mengemukakan pendapat, ide dan gagasan, sehingga siswa yang lemah akan terdorong untuk berpartisipasi dalam menanggapi masalah, dan untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan oleh guru. Dari pengamatan sementara penulis, penggunaan metode Debat dalam proses belajar mengajar di MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan masih belum jelas. Apakah metode Debat mempunyai pengaruh terhadap

perkembangan kognitif siswa pada pembelajaran Fiqh ? atau pun sebaliknya. Oleh karena itu, untuk mencari jawaban terhadap permasalahan tersebut, dipandang perlu untuk melakukan studi penelitian dengan judul Pengaruh Metode Debat Terhadap Perkembangan Kognitif Siswa Pada pembelajaran Fiqh di MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan judul dan latar belakang masalah, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan metode Debat pada pembelajaran Fiqh di

MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan ? 2. Bagaimana perkembangan kognitif siswa pada pembelajaran Fiqh di

MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan ? 3. Bagaimana pengaruh metode debat terhadap perkembangan kognitif

siswa pada pembelajaran Fiqh di MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan ?

8 C. DEFINISI OPERSIONAL Agar tidak terjadi salah penafsiran dalam memahami judul skripsi ini, maka penulis menegaskan pokok-pokok istilah yang dianggap penting dalam judul tersebut : 1. Pengaruh Pengaruh (kata benda) yang artinya adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.4 2. Metode Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan sesuatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki; cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan 5. Dalam kamus ilmiah populer metode adalah cara yang teratur dan sistimatis untuk pelaksanaan sesuatu; cara kerja.6 3. Debat Debat adalah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling member alasan untuk mempertahankan pendapat masingmasing .7 4. Metode Debat

Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 849 Idem, 741 Pius A Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 1994), 461 Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 242

5 6 7

9 Metode adalah cara untuk memudahkan siswa belajar. Metode debat merupakan metode pembelajaran yang materi ajarnya dipilih dan disusun menjadi paket pro dan kontra. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok terdiri dari empat orang. Di dalam kelompoknya, siswa (dua orang mengambil posisi pro dan dua orang lainnya dalam posisi kontra) melakukan perdebatan tentang topik yang ditugaskan. Laporan masing-masing kelompok yang menyangkut kedua posisi pro dan kontra diberikan kepada guru. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan Metode Debat adalah suatu cara yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dengan cara mengadakan pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling member alasan untuk mempertahankan pendapat masingmasing dalam bidang Fiqh. 5. Perkembangan Perkembangan adalah suatu perubahan; perubahan ke arah yang lebih maju, lebih dewasa.8 6. Kognitif Dalam kamus ilmiah populer kognitif adalah berfikir dan mengerti, bersifat pengetahuan.9 Kognitif merupakan salah satu ranah pencapaian dalam proses pembelajaran yang menilai daya pikir siswa. Menurut Taksonomi Bloom aspek kognitif memiliki enam taraf, yaitu: a. Pengetahuan (knowledge) b. Pemahaman (comprehension)
8 9

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta; Remaja Rosdakarya, 1998), 170 Pius A Partanto dkk, Kamus Ilmiah Populer, 345

10 c. Penerapan (application) d. Analisis (analysis) e. Sintesis (synthesis) f. penilaian (evaluation)10 Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui perkembangan kognitif siswa melalui Metode Debat dalam mata pelajaran Fiqh. 7. Pembelajaran Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pengertian pembelajaran menurut kamus bahasa Indonesia : Pembelajaran adalah proses, cara, pembuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.11 Menurut Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum. Menurut Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang,

10

11

Martinis Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,( Jakarta; Gaung Persada Pres, 2003), 27-30 Debdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 849

11 disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.12 8. Fiqh Fiqih atau fiqh (bahasa Arab:

) adalah salah satu bidang ilmu dalam

syariat Islam yang secara khusus membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan manusia, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Beberapa ulama fiqih seperti Imam Abu Hanifah mendefinisikan fiqih sebagai pengetahuan seorang muslim tentang kewajiban dan haknya sebagai hamba Allah. Fiqih membahas tentang cara bagaimana cara tentang beribadah, tentang prinsip Rukun Islam dan hubungan antar manusia sesuai dengan dalil-dalil yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunnah. Dalam Islam, terdapat 4 mazhab dari Sunni, 1 mazhab dari Syiah, dan Khawarij yang mempelajari tentang fiqih. Seseorang yang sudah menguasai ilmu fiqih disebut Faqih. Dalam bahasa Arab, secara harfiah fiqih berarti pemahaman yang mendalam terhadap suatu hal. Beberapa ulama memberikan penguraian bahwa arti fiqih secara terminologi yaitu fiqih merupakan suatu ilmu yang mendalami hukum Islam yang diperoleh melalui dalil di Al-Quran dan Sunnah. Selain itu fiqih merupakan ilmu yang juga membahas hukum syariyyah dan hubungannya dengan kehidupan manusia sehari-hari, baik itu dalam ibadah maupun dalam muamalah. Di Indonesia, Fiqih, diajarkan di lembaga12

Dibrowsing dari http://www.scribd.com/doc/50015294/13/B-Pengertian-pembelajaranmenurut-beberapa-ahli pada pukul 22.00 wib tanggal 05 september 2012

12 lembaga pendidikan keagamaan non formal seperti Pondok Pesantren dan di lembaga pendidikan formal seperti di Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. 13 Fiqh merupakan salah satu disiplin ilmu Islam yg bisa menjadi teropong keindahan dan kesempurnaan Islam. Dinamika pendapat yang terjadi di antara para fuqaha menunjukkan betapa Islam memberikan kelapangan terhadap akal untuk kreativitas dan berijtihad. Sebagaimana qaidah-qaidah fiqh dan prinsif-prinsif syariah yg bertujuan utk menjaga kelestarian lima aksioma yakni; Agama akal jiwa harta dan keturunan menunjukkan betapa ajaran ini memiliki filosofi dan tujuan yang jelas sehingga layak untuk eksis sampai akhir zaman. Secara Etimologi Fiqh (secara bahasa) berarti; faham sebagaimana firman Allah SWT Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku. Supaya mereka memahami perkataanku. Pengertian fiqh seperti di atas juga tertera dalam ayat lain seperti; Surah Hud 91 Surah At Taubah 122 Surah An Nisa 78. Dalam terminologi Islam fiqh mengalami proses penyempitan makna; apa yang dipahami oleh generasi awal umat ini berbeda dengan apa yang populer di generasi kemudian karenanya kita perlu kemukakan pengertian fiqh menurut versi masing-masing generasi; Pengertian fiqh dalam terminologi generasi Awal Dalam pemahaman generasi-generasi awal umat Islam fiqh berarti pemahaman yang mendalam terhadap Islam secara utuh sebagaimana tersebut dalam Atsar-atsar berikut
13

http://almimbar.org/kajian-kitab/fiqh/apa-itu-fiqih.html, dibrowsing oleh penulis pada tanggal 03 Agustus 2012, jam 23.20 WIB

13 di antaranya sabda Rasulullah SAW Mudah-mudahan Allah memuliakan orang yang mendengar suatu hadist dariku maka ia menghapalkannya kemudian menyampaikannya karena banyak orang yg menyampaikan fiqh kepada orang yang lebih menguasainya dan banyak orang yg menyandang fiqh dia bukan seorang Faqih. Ketika mendoakan Ibnu Abbas Rasulullah SAW berkata Ya Allah berikan kepadanya pemahaman dalam agama dan ajarkanlah kepadanya tafsir. Dalam penggalan cerita Anas bin Malik tentang beredarnya isu bahwa Rasulullah SAW telah bersikap tidak adil dalam membagikan rampasan perang Thaif ia berkata Para ahli fiqihnya berkata kepadanya Adapun para cendekiawan kami Wahai Rasulullah ! tidak pernah mengatakan apapun. Dan ketika Umar bin Khattab bermaksud untuk menyampaikan khutbah yang penting pada para jamaah haji Abdurrahman bin Auf mengusulkan untuk menundanya karena di kalangan jamaah bercampur sembarang orang ia berkata Khususkan kepada para fuqoha . Makna fiqh yg universal seperti di atas itulah yg difahami generasi sahabat tabiin dan beberapa generasi sesudahnya sehingga Imam Abu Hanifah memberi judul salah satu buku akidahnya dgn al Fiqh al Akbar. Istilah fuqaha dari pengertian fiqih diatas berbeda dengan makna istilah Qurra' sebagaimana disebutkan Ibnu Khaldun karena dalam suatu hadist ternyata kedua istilah ini dibedakan Rasulullah SAW bersabda Dan akan datang pada manusia suatu zaman dimana para faqihnya sedikit sedangkan Qurra'nya banyak; mereka menghafal hurufhuruf al Quran dan menyia-nyiakan norma-normanya banyak orang yang

14 meminta tetapi sedikit yang memberi mereka memanjangkan khutbah dan memendekkan shalat serta memperturutkan hawa nafsunya sebelum beramal. Lebih jauh tentang pengertian Fiqh seperti disebutkan diatas Shadru al Syariah Ubaidillah bin Masud menyebutkan Istilah fiqh menurut generasi pertama identik atas ilmu akhirat dan pengetahuan tentang seluk beluk kejiwaan sikap cenderung kepada akhirat dan meremehkan dunia dan aku tidak mengatakan fiqh itu sejak awal hanya mencakup fatwa dan hukum-hukum yang dhahir saja. Demikian juga Ibnu Abidin beliau berkata Yang dimaksud Fuqaha adalah orang-orang yang mengetahui hukum-hukum Allah dalam itikad dan praktek karenanya penamaan ilmu furu sebagai fiqh adalah sesuatu yang baru. Definisi tersebut diperkuat dengan perkataan al Imam al Hasan al Bashri Orang faqih itu adalah yang berpaling dari dunia menginginkan akhirat memahami agamanya konsisten beribadah kepada Tuhannya bersikap wara menahan diri dari privasi kaum muslimin taafuf terhadap harta orang dan senantiasa menasihati jamaahnya. Pengertian fiqh dalam argument menurut mutakhirin Fiqh adalah Ilmu furu yaitu mengetahui argumen syara yang bersifat amaliyah dari dalil-dalilnya yang rinci. Penjelasan definisi ini adalah Hukum Syara Hukum yang diambil yang diambil dari Syara seperti; Wajib, Sunah, Haram, Makruh, dan Mubah.Yang bersifat amaliyah bukan yg berkaitan dengan aqidah dan kejiwaan.Dalil-dalil yang rinci seperti; dalil wajibnya shalat adalah wa Aqiimus

15 shalaah bukan kaidah-kaidah umum seperti kaidah Ushul Fiqh. Dengan definisi diatas fiqh tidak hanya mencakup argum syara yang bersifat dharuriah seperti; wajibnya shalat lima waktu haramnya hamr dsb. Tetapi juga mencakup argum-hukum yang dhanny seperti; apakah menyentuh wanita itu membatalkan wudhu atau tidak? Apakah yang harus diusap dalam wudhu itu seluruh kepala atau cukup sebagiannya saja? Lebih spesifik lagi para ahli argum dan undang-undang Islam memberikan definisi fiqh dengan; Ilmu khusus tentang argum hukum syara yang furu dengan berlandaskan hujjah dan argum.14 9. MTs. PERSIS 1 Bangil Kabupaten Pasuruan MTs. PERSIS 1 BANGIL Kabupaten Pasuruan adalah Nama sebuah lembaga pendidikan tingkat pertama (SLTP) yang berada dalam naungan Yayasan Pesantren PERSIS Bangil di Bangil Pasuruan Jawa Timur yang menjadi lokasi penelitian penulis. D. ALASAN MEMILIH JUDUL Adapun yang menjadikan alasan penulis mengangkat judul skripsi di atas adalah didorong oleh keinginan-keinginan sebagai berikut : a. Membantu program yang dicanangkan oleh Pemerintah Indonesia sebagaimana dikemukakan dalam Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu : Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan
14

http://blog.re.or.id/mengenal-ilmu-fiqh.htm dibrowsing oleh penulis pada tanggal 03 Agustus 2012, jam 23.30 WIB

16 bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. 15 Anak adalah aset bangsa yang harus diselamatkan karena mereka adalah calon-calon pemimpin yang akan menduduki berbagai posisi penting yang sangat menentukan berhasil atau hancurnya bangsa dan negara Indonesia. b. Melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasul untuk selalu mengajak/ menyuruh berbuat kebaikan dan melarang/mencegah kemungkaran/ kemaksiyatan. c. Ikut berpartisipasi dalam memberikan masukan tentang pentingnya metode debat dalam pengajaran terutama untuk memberikan keyakinan yang kuat kepada siswa bahwa pendapatnya adalah benar dan kuat. Di sini penulis ingin mengetahui seberapa besar pengaruh metode debat dalam kegiatan belajar mengajar (KBM). d. Sesuai dengan studi penulis ketarbiyaan, maka sudah sewajarnya jika penulis mengangkat suatu permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan. e. Penulis melihat bahwa metode debat adalah salah satu program pesantren Persis Bangil yang menaungi MTs. PERSIS 1 Bangil yang mengalami penurunan dalam pemakaian karena berjalannya waktu. Penulis berharap

15

http://blog.re.or.id/mengenal-ilmu-fiqh.htm dibrowsing oleh penulis pada tanggal 03 Agustus 2012, jam 23.30 WIB

17 metode tersebut dihidupkan kembali untuk menguatkan pemahaman (kognitif) siswa. f. Sepanjang pengetahuan peneliti permasalahan ini belum pernah diteliti dan dibahas. E. TUJUAN PENELITIAN Menentukan tujuan di setiap aktivitas merupakan bagian yang terpenting, karena dengan adanya tujuan akan semakin jelas dan terarah sasaran yang hendak dicapai. Tujuan penelitian ini dipaparkan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pelaksanaan metode debat pada pembelajaran Fiqh MTs. PERSIS 1 BANGIL Kabupaten Pasuruan. b. Untuk mengetahui perkembangan kognitif siswa pada pembelajaran Fiqh MTs. PERSIS 1 BANGIL Kabupaten Pasuruan. c. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh metode debat terhadap perkembangan kognitif siswa pada pembelajaran Fiqh di MTs. PERSIS 1 BANGIL Kabupaten Pasuruan. F. KEGUNAAN PENELITIAN Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi: a. Akademik ilmiah 1. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai karya ilmiah dalam upaya mengembangkan kompetensi penulis serta untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi program sarjana strata satu (S1).

18 2. Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pendidikan. b. Sosial Praktis Dapat memberikan bagi tenaga kependidikan untuk mengembangkan metode pembelajaran pendidikan Agama Islam (Fiqh) dan dapat meningkatkan perkembangan kognitif siswa serta dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna antara lain : 1. Guru, sebagai umpan balik dalam

mengembangkan motivasi belajar peserta didik (siswa). 2. Siswa, mampu mengembangkan motivasi

belajar yang nantinya akan tercapainya ke suatu arah tujuan, yaitu prestasi yang tinggi. 3. Penulis, melatih diri di dalam membuat karya

tulis ilmah terutama dalam kegiatan penelitian kependidikan di masa yang akan datang. 4. Lembaga, masukan yang berguna untuk

peningkatan teknik pembelajaran dalam proses belajar mengajar (PBM). G. HIPOTESIS Menurut Mardalis arti hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang digunakan dalam penelitian.16

16

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal ( Jakarta: Bumi Aksara, 2005) 48

19 Hipotesis pada umumnya digunakan untuk menggambarkan hubungan antara dua variable yaitu independent variable (x) adalah penggunaan metode diskusi dan dependen variable (y) adalah perkembangan kognitif siswa. Adapun Hipotesis yang penulis ajukan adalah : 1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternative (Ha) Hipotesis ini menyatakan bahwa ada pengaruh antara penggunaan metode debat terhadap perkembangan kognitif siswa pada pembelajaran Fiqh di MTs. PERSIS 1 BANGIL Kabupaten Pasuruan. 2. Hipotesis nol (Ho) Hipotesis nol yang sering disebut sebagai hipotesis statistik, hipotesis nol menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel (x) terhadap variabel (y). H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Di dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan sistematika pembahasan sebagai berikut : BAB PERTAMA : Pendahuluan, yaitu membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, definisi operasional, alasan pemilihan judul, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, Hipotesis dan sistematika pembahasan yang dibahas sebagai pengantar untuk memasuki bab-bab berikutnya. BAB KEDUA : Landasan Teori, Landasan teori, dalam bab ini peneliti membagi dalam 2 (dua) masalah yang merupakan konsep untuk menjalankan teori yang akan dihubungkan sebagai berikut: bahasan masalah

20 metode debat, meliputi pengertian, macam-macam, kelebihan, kelemahan dan langkah penggunaan metode debat dalam proses belajar mengajar. Selanjutnya pembahasan tentang perkembangan kognitif siswa. Kemudian pengaruh metode debat terhadap perkembangan kognitif siswa.. BAB KETIGA : Metodologi, membahas tentang berbagai metode yang dipakai dalam penelitian, di antaranya tentang metode pengumpulan data, metode analisis data, dalam hal ini menggunakan korelasi product moment. BAB KEEMPAT : Hasil Penelitian, yang membahas tentang gambaran umum MTs. PERSIS 1 BANGIL, dilengkapi dengan data-data responden, penyajian data serta analisis data. BAB KELIMA : Penutup, pada bab ini akan disampaikan dari hasil penelitian yang merupakan jawaban dari semua masalah yang diangkat pada skripsi ini, kemudian dilanjutkan dengan saransaran sebagai ungkapan jalan keluar terhadap permasalahan yang ada .

You might also like