Professional Documents
Culture Documents
Identitas pasien
Nama Usia Jenis Kelamin : : : Ny. Sutimi 45 Tahun Perempuan
Pekerjaan
Alamat Status Agama
:
: : :
anamnesis
AUTOANAMNESIS
Keluhan Utama
Bentol-bentol merah diseluruh tubuh dan disertai gatal-gatal, sejak 3 hari yang lalu.
Keluhan Tambahan
Batuk
anamnesis
Pasien datang dengan keluhan bentol-bentol merah di seluruh tubuh dan disertai gatal-gatal, sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengeluh bentol-bentol merah tersebut timbul ketika menjelang pagi pada pukul 05.00 dan pada suhu yang dingin. Pasien mengeluh seperti terbakar. Bentol merah berawal muncul di daerah tangan kemudian menyebar keseluruh tubuh, bentol satu dengan yang lain saling menyatu dan membesar. Pasien pernah mengalami hal yang sama sejak 3 bulan yang lalu. Pasien mengurangi gejala dengan meminum obat CTM, setelah meminum obat tersebut bentol merah dan gatal menghilang. Namun muncul kembali ketika menjelang pagi. Pasien menyangkal adanya demam (-), pusing (-), penglihatan berkunang-kunang (-). Pasien mengeluh batuk (+) sejak 1 hari yang lalu dan pilek (-) disangkal. Batuk dirasakan berdahak, dahak berwarna putih,kental (+) dan darah (-). Pasien menyangkal adanya mual (-), muntah (-), nafsu makan menurun (-), BB menurun (-), nyeri saat menelan (-), sesak nafas (-), nyeri dada (-) dan nyeri perut (-). BAB dan BAK lancar.
Riwayat pasca operasi disangkal, Riwayat sakit Asma Bronkial (+). Riwayat sakit Gagal Ginjal, Jantung disangkal, DM , Hipertensi disangkal.
Ibu pasien memiliki riwayat Asma Bronkial (sejak 5 tahun). Riwayat DM, Hipertensi dan Gagal ginjal (-)
Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah menjalani pengobatan dalam jangka waktu yang lama.
Riwayat Alergi : Pasien menyangkal adanya alergi debu (-), suhu (-), alergi susu (-), Makanan (-), Obat (-).
Riwayat Psikososial
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
Tampak Sakit Sedang
: : :
: : : : :
oC 36,5 122/70 mmHg 78 x/menit 20 x/menit Dalam batas normal
Kesadaran
Composmentis
Tanda Vital
Suhu TD Nadi RR Kesan
Antropometri
BB TB Status Gizi : :
:
51 kg 160 cm : Normal ( 20 )
Status generalisata
Kepala
Normocephal
: : : : : : : :
: : : : Pada seluruh badan, serta mengenai ekstremitas atas (+/+) dan bawah (+/+). Eritema dan edema generalisata berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak pucat. Bentuknya urtika. Epidermis di sekitar urtikaria normal 3 cm hingga 5 cm Lesi berwarna kemerahan dan terasa gatal.
Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), Reflek cahaya (+/+), Pupil (isokor), Cekung (-/-)
Normonasi, Septum Deviasi, Sekret (-/-), Epitaksis (-/-), Pernafasan Cuping Hidung (-/-)
Bibir Sianosis (- ), Bibir Kering (- ), Stomatitis angulari (- ), Lidah Kotor (- ), Karies Gigi (- ), Tonsil = T1-T1, Faring Hiperemis (-)
Dada
Inspeksi : Normochest (+), dada Simetris ( kanan dan kiri ), Retraksi Dinding Dada (), Bagian Dada Yang Tertinggal Saat Inspirasi (- ), Scar (- ), Caput medusa (-), Spider nevi (-) Palpasi : Vokal Fremitus Simetris ( kanan=kiri ) normal, nyeri tekan (-/-) Perkusi : Sonor Pada Seluruh Lapang Paru Auskultasi : Pernafasan vesikuler ( +/+ ), Ronki (- /- ), Wheezing (- /- ), Stridor (-/-) Kesan : Dalam batas normal Jantung :
Inspeksi : Ictus Cordis Terlihat (- ) Palpasi : Ictus Cordis Teraba (+ ) di ICS V linea midclavicula sinistra Perkusi : Batas kanan jantung linea sternalis dextra , Batas kiri jantung linea midclavikularis sinistra Auskultasi : Bunyi Jantung I & II Murni Reguler (+), Mur-mur (-), Gallop (- ) Kesan : Dalam batas normal.
Abdomen
Ispeksi : Perut Tampak Membuncit (-), Luka (- ), Ditensi Abdomen (- ), Ascites (- ) Auskultasi : Bising Usus Normal 4 kuadran abdomen Palpasi : Abdomen Supel, Nyeri tekan (-) epigastrium, Turgor elastis (+), Hepar Teraba/hepatomegali (-), Lien teraba (-), Nyeri dan tekan Mc Burney ( - ) Perkusi : Timpani Pada Keempat Kuadran Abdomen Kesan : Dalam batas normal. Test Ascites : Shiffting Dulness Dullness (- ), Undulasi (- ), Puddle Sign (- ) Pungung Ekstremitas : : Skoliosis (- ), Kifosis (- ), Lordosis (- ), Normal (+)
Tidak ada pembesaran kelenjar KGB Dalam batas normal. Perianal rash (-)
Genitalia
:
Dalam batas normal, fimosis (-), parafimosis (-), Hipospadia (- ), Epispadia (-)
Diagnosis
penatalaksanaan
Non Medikamentosa : Istirahat Hindari faktor alergen yang dapat menimbulkan terjadinya alergi kembali. Medikamentosa : Anti histamine : Chlorphenilamin Maleat ( CTM ) tablet 4 mg ( seperlunya ) Salisil Bedak 2 % ( pemakaian luar ) Anti tusif : Gliseril Guajacolat tablet 400 mg ( 3x1 ) ( ekspektoran ) Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan darah, urin, dan feses rutin untuk menilai ada tidaknya infeksi yang tersembunyi atau kelainan pada organ dalam. Pemeriksaan kadar IgE, eosinofil, dan komplemen. Tes kulit, meskipun terbatas kegunaannya dapat dipergunakan untuk membantu diagnosis. Uji gores (scratch test) dan uji tusuk (prick test). Tes eliminasi makanan Tes dengan es (ice cube test) dan air hangat. Pada urtikaria fisik akibat sinar dapat dilakukan tes foto tempel.
Tinjauan pustaka
definisi
Urtikaria adalah suatu kelainan yang terbatas pada bagian superfisial kulit yang berupa bintul ( wheal ) yang berbatas jelas dengan dikelilingi daerah yang eritematous. Pada bagian tengah bintul tampak kepucatan. Biasanya kelainan ini bersifat sementara ( transient ), gatal dan bisa terjadi di manapun di seluruh permukaan kulit.
epidemiologi
Urtikaria dapat terjadi pada semua ras. Kedua jenis kelamin dapat terkena, tapi lebih sering pada wanita usia pertengahan. Urtikaria kronik idiopatik terjadi 2 kali lebih sering pada wanita daripada laki-laki. Urtikaria akut lebih sering terjadi pada anak-anak, sedangkan urtikaria kronik lebih sering terjadi pada usia dewasa.
etiologi
Obat obat-obatan golongan penisilin, sulfonamide, analgesic, pencahar hormone dan diuretic. kodein, opium dan zat kontras Makanan Telur, ikan, kacang, udang, coklat, tomat, arbei, babi, keju, bawang, dan semangka. Bahan yang dicampurkan dalam makanan seperti asam nitrat, asam benzoate, ragi, salisilat dan penisilin. Gigitan dan Sengatan Serangga Bahan Fotosentizer Bahan semacam ini misalnya griseovulvin, fenotiazin, sulfonamide, bahan kosmetik dan sabun germisid sering menimbulkan urtikaria. Inhalasi Inhalasi yang berupa serbuk sari bunga ( pollen ), spora jamur, debu bulu binatang, dan aerosol
etiologi
Kontaktan kutu binatang, serbuk tekstil, air liur binatang, tumbuh-tumbuhan, buah-buahan bahan kimia misalnya insect repellent ( pembasmi serangga ), dan bahan kosmetik. Trauma Fisik Faktor Dingin, Panas, Tekanan. Infeksi dan Infestasi Infeksi bakteri, virus, jamur, maupun infeksi parasite.
Psikis
Tekanan jiwa Genetik Penyakit Sistemik SLE, limfosa, hipertiroid, hepatitis, urtikaria pigmentosa, arthritis pada demam reumatik dan arthritis rheumatoid juvenilis
klasifikasi
Berdasarkan lama serangan berlangsung
Urtikaria akut :
Serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau serangan berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari. Urtikaria akut yang timbul mendadak dan hilang dengan cepat berlangsung Lebih sering terjadi pada anak muda, terutama laki-laki. Penyebabnya mudah diketahui.
Urtikaria kronik
Urtikaria kronik yang timbul berulang-ulang atau berlangsung tiap hari selama lebih dari 6 minggu. Urtikaria kronik ditandai dengan bengkak yang edema, diikuti dengan rasa gatal, papul atau plak pada kulit. Bila serangan berlangsung lebih lama dari urtikaria akut. Lebih sering terjadi pada wanita usia pertengahan. Penyebabnya sulit diketahui. Tapi ada kecenderungan urtikaria lebih sering diderita oleh penderita atopik. Tipe Urtikaria kronik : Urtikaria Fisis, Vaskulitis dan Idiopatik.
klasifikasi
Berdasarkan morfologi klinis, urtikaria dibedakan menurut bentuknya : Urtikaria Popular Urtikaria Gutata Urtikaria Girata Urtikaria Anular Urtikaria Arsinar : : : : : Bentuk Papul Sebesar Tetesan Air Ukurannya Besar-besar Bentuk Lingkaran Bentuk Bulan Sabit
Berdasarkan luasnya dan dalamnya jaringan yang terkena : Urtikaria Local Urtikaria General Angioderma. Urtikaria kronis yang timbul berulang-ulang atau berlangsung tiap hari selama lebih dari 6 minggu. Urtikaria kronik ditandai dengan bengkak yang edema, diikuti dengan rasa gatal, papul atau plak pada kulit.
klasifikasi
I.
a. 1. 2. b. 1. 2. 3. c.
II.
Langsung memacu sel mast sehingga terjadi pelepasan mediator-mediator alergi ( misalnya obat golongan opiate dan bahan kontras) Bahan yang menyebabkan perubahan metabolism asam arakidonat ( misalnya aspirin dan obat anti-inflamasi nonsteroid ) Trauma Fisik Urtikaria solar : Karena paparan cahaya. Urtikaria dingin : Karena udara. Urtikaria dermatografisme : Karena gesekan/tekanan
III.
Urtikaria idiopatik, yaitu urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.
patofisiologi
Genetik Jumlah antibody IgE dalam darah besar Bahan-bahan kimia Paparan fisik Zat kolinergik Infeksi Alkohol Strees emosional Panas Latihan fisik Hormonal Tekanan yang terusmenerus/goresan
Faktor Imunologik
Faktor Imunologik
Non
Faktor Modulasi
Demografisme
Reseptor IgE
Melepaskan reseptor histamine, prostaglandin, dan leukotrien Peningkatan Permeabilitas Kapiler setempat
URTIKARIA Cairan & sel terutama eosinofil keluar dari pembuluh darah Pembengkakan Kulit Lokal
Edema Lokal
Nyeri Akut
Eritema
Digaruk Berlebihan
Lesi
Resiko Infeksi
Gejala klinis
Gatal-gatal, rasa terbakar atau tertusuk-tusuk. Pembengkakan di atas permukaan kulit yang berwarna kemerahan dengan batas pingir yang jelas, kadang-kadang bagian tengah tampak lebih pucat ( timbul secara tiba-tiba, memudar bila disentuh, jika digaruk akan timbul bentol-bentol yang baru ) Bentol-bentol membesar lalu menyebar atau bergabung satu sama lain membentuk bentol yang lebih besar. Bentuknya berubah-ubah, hilang timbul dalam beberapa menit atau jam. Satu bentol sendiri dapat bertahan dari empat sampai 36 jam. Bila mengenai organ dalam, misalnya saluran cerna dan nafas disebut angioderma
diagnosis
a. Anamnesis
Berdasarkan dari anamnesis pasien, keluhan subyektif biasanya gatal, rasa terbakar, atau tertusuk pada daerah lesi. Pasien memiliki alergi terhadap obat dan makanan tertentu atau pernah mengalami suatu pengalaman yang merupakan salah satu penyebab urtikaria,
b.
Pemeriksaan Klinis
Pada pemeriksaan kulit ditemukan : a. Lokasi : Pada badan, tapi dapat juga mengenai ekstremitas, kepala dan leher. b. Efloresensi : Eritema dan edema setempat berbatas tegas, kadang-kadang bagian tengah tampak pucat. Bentuknya dapat popular. Epidermis di sekitar urtikaria normal. c. Ukuran : Ukuran dari beberapa millimeter hingga centimeter, dapat berbentuk dari lenticular, nummular, sampai plakat. Karateristik lesi berwarna kemerahan dan terasa gatal.
Diffensial diagnosis
Pemeriksaan penunjang
Test Alergi
test kulit invivo skin prick test (tes tusuk) dan patch test (tes tempel), pemeriksaan IgE spesifik ( radio-allergosorbent test-RASTs ) atau invitro yang mempunyai makna yang sama.
Test Provokasi
Test provokasi akan sangat membantu diagnosis urtikaria fisik, bila test-test alergi memberikan hasil yang meragukan atau negative.
Biopsi
Punch biopsy dengan ukuran 4 mm dapat digunakan membantu diagnosis. Urtikaria mencangkup kelainan histopatologi yang luas, mulai infiltrasi berbagai macam sel radang yang agak jarang dengan edema dermis hingga edema dermis yang menonjol disertai infiltrasi sel-sel radang yang relatif banyak.
Pemeriksaan pelengkap
Pemerikasaan darah rutin, air seni dan tinja rutin biasanya tidak banyak membantu diagnosis urtikaria umumnya atau urtikaria fisik. Pemeriksaan tersebut bermanfaat untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit penyerta,
penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Penjelasan Pada pasien perlu dijelaskan tentang jenis urtikaria, penyebab ( bila diketahui ), cara-cara sederhana untuk mengurangi gejala, pengobatan dapat dilakukan dan harapan di masa mendatang Menghindari Allergen. Prioritas utama pengobatan urtikaria adalah eliminasi dari bahan penyebab, bahan pencetus atau antigen, yang sebenarnya lebih mudah diucapkan dari pada dilakukan.
penatalaksanaan
Medikamentosa Pengobatan Lini Pertama
Antihistamin yang Ditujukan untuk Urtikaria Kronik Klorfeniramin Hidroksizin Klasik ( sedasi ) Difenhidramin Prometazin Akrivastin Setirizin Generasi II Loratadin Mizolastin Desloratadin Generasi III Feksofenadin Simetadin Antagonis H2 4 mg, 3 kali sehari 10-25 mg, 3 kali sehari 10-25 mg,(malam hari) 25 mg, (malam hari) 4 mg, 3 kali sehari 10 mg, sekali sehari 10 mg, sekali sehari 10 mg, sekali sehari 5 mg, sekali sehari. 180 mg, sekali sehari. 400 mg, 2 kali sehari
Ranitidin
penatalaksanaan
Medikamentosa Pengobatan Lini Ke dua
Kortikosteroid. Sebelum diputuskan pemberian steroid, seharusnya dilakukkan biopsy kulit terlebih dahulu, untuk mengklasifikasikan urtikaria secara histopatologis. Pada urtikaria yang berat dan sangat menggganggu aktivitas pasien, dapat diberikan dosis tinggi steroid secara oral. Prednisolon 60 mg sehari diberikan sebagai pulse dosing untk 3-5 hari. Obat-obatan lain seperti kolkisin, dapson, indometasin dan hidrosiklorokuin pada Urtikaria Vaskulitis. Adrenalin dapat diberikan secara intramuscular, subkutan atau perinhalasi, sangat berperan dalam penatalaksanaan angioderma yang berat yang bisa menyertai urtikaria,
penatalaksanaan
Medikamentosa Pengobatan Lini Ke tiga
Plasmaferesis
komplikasi
Lesi-lesi urtikaria bisa sembuh tanpa komplikasi. Namun pasien dengan gatal yang hebat bisa menyebabkan purpura dan excoriasi yang bisa menjadi infeksi sekunder. Penggunaan antihistamin bisa menyebabkan somnolens dan bibir kering. Pasien dengan keadaan penyakit yang berat bisa mempengaruhi kualitas hidup.
prognosis
Penyakit ini bisa remisi spontan pada 33,2% pasien. Setelah 1 tahun, 50% pasien menjadi bebas gejala. Tetapi penyakit ini dilaporkan bisa mencapai sampai 20 tahun pada 20% pasien.