You are on page 1of 15

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Seiring dengan berbagai tuntutan masyarakat akan semakin meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia menuntut pemerintah dan kalangan

pendidik untuk dapat merespon secara baik tuntutan tersebut. Hal ini disebabkan bahwa pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dalam hal ini kalangan pendidik juga stake holder lainnya. Tugas guru memang berat, seiring dengan perkembangan zaman maka guru pun juga dituntut untuk profesional. Hal ini merupakan tantangan besar bagi para guru. Menurut Yonny et.al. (2011), guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru tidak sekadar dituntut memiliki kemampuan mentransformasikan pengetahuan dan pengalamannya, memberikan keteladanan, tetapi juga diharapkan mampu menginspirasi anak didiknya agar mereka dapat mengembangkan potensi diri dan memiliki akhlak yang baik. Untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi dari para guru agar menjadi guru yang bermartabat yang dapat mencerdaskan anak bangsa sehingga mampu bersaing di era globalisasi. Sejalan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan profesionalisme guru, berbagai upaya diterapkan pemerintah, salah satunya adalah Peningkatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). PKB adalah bentuk pembelajaran

berkelanjutan bagi guru yang merupakan kendaraan utama dalam upaya membawa perubahan yang diinginkan berkaitan dengan keberhasilan siswa. PKB mendorong guru untuk memelihara dan meningkatkan standar mereka secara keseluruhan mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai profesi. Dengan demikian, guru dapat memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan keterampilannya serta membangun kualitas pribadi yang dibutuhkan di dalam kehidupan profesionalnya.

Sesuai dengan Permendiknas No 35 Tahun 2010 yang terdapat pada bagian lampiran menyebutkan bahwa guru yang akan naik pangkat harus melakukan kegiatan PKB yang dapat berupa pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/ atau pengembangan karya inovatif. Jadi, bukan hanya melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) saja namun masih banyak kegiatan ilmiah lain yang dapat diikuti guru untuk pengembangan profesinya secara berkelanjutan. Permendiknas ini akan mulai berlaku untuk kenaikan pangkat pada tahun 2013. Berdasarkan ulasan di atas, penulis akan berkaitan dengan PKB dalam makalah menguraikan hal-hal yang berjudul Peningkatan

yang

Profesionalisme Tenaga Pendidik Melalui Repertoir Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

B. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah di atas, maka timbul beberapa masalah yang perlu dibahas. Masalah-masalah tersebut antara lain: 1. Apa yang dimaksud dengan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan? 2. Apa saja unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan? 3. Bagaimana langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional?

C. Tujuan Penulis memiliki tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai setelah tersusunnya makalah ini, yaitu sebagai berikut: 1. Mengetahui pengertian Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 2. Mengetahui unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. 3. Mengetahui langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional.

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Sebenarnya permasalahan peningkatan profesionalisme guru telah menjadi kajian akademik para ahli. Persoalannya, seringkali adanya ketidaksesuaian antara harapan konsep dengan konsistensi praksis. Implikasinya, di lapangan dirasakan sebagai sesuatu hal yang baru. Tantangan profesi guru dari waktu ke waktu terus bergerak secara dinamis. Untuk mampu menghadapi dan menjawab tantangan masa depan tersebut, guru harus mampu menyesuaikan diri. Penyesuaian diri itu dapat dilakukan dengan melaksanakan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) secara konsisten dan berkesinambungan. Apabila tidak, guru tidak akan mampu memelihara pengetahuan dan kompetensi lainnya untuk dapat menunjang pelaksanaan tugas, fungsi dan peranan secara profesional. Dengan sendirinya, guru seperti itu akan tergilas oleh perubahan zaman. Itulah sebabnya dalam buku Pedoman Pengelolaan PKB yang diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional (2011), disebutkan bahwa program PKB diarahkan untuk dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan profesinya itu. Berdasarkan Permenegpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 yang dimaksud PKB adalah pengembangan kompetensi guru yang dilaksanakan sesuai kebutuhan,bertahap, berkelanjutan untuk meningkatkan profesionalitasnya. PKB dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi (khususnya bagi guru yang belum mencapai standar kompetensi sesuai dengan hasil penilaian kinerja, atau dengan kata lain berkinerja rendah), mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan

pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru.

PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilan merupakan tanggung jawab guru secara individu sesuai dengan masyarakat pembelajar, jadi sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling depan pendidikan.

B. Unsur Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan PKB merupakan salah satu unsur komponen pada unsur utama yang kegiatannya diberi angka kredit. Unsur kegiatan PKB terdiri atas tiga macam, yakni pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif yang dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengembangan Diri Kegiatan pengembangan diri pada kegiatan PKB adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan kompetensi dan keprofesiannya. Kegiatan tersebut dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru. Penjelasan kedua macam kegiatan dimaksud sebagai berikut: a. Mengikuti diklat fungsional Diklat fungsional bagi guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti pendidikan atau latihan yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan dalam kurun waktu tertentu. Macam kegiatan dapat berupa kursus, pelatihan, penataran, maupun berbagai bentuk diklat yang lain. Guru dapat mengikuti kegiatan diklat fungsional, atas dasar penugasan baik oleh kepala sekolah/ madrasah atau institusi yang lain, maupun atas kehendak sendiri dari guru yang bersangkutan. Misalnya: diklat SDSN, diklat penilaian kompetensi guru, pelatihan PAKEM, pelatihan juri geguritan dan puisi, dan sebagainya. b. Melaksanakan kegiatan kolektif guru Kegiatan kolektif guru adalah kegiatan guru dalam mengikuti kegiatan pertemuan ilmiah atau mengikuti kegiatan bersama yang dilakukan guru yang bertujuan untuk meningkatkan keprofesian guru yang bersangkutan.

Macam kegiatan tersebut dapat berupa lokakarya, seminar, kolokium, diskusi panel, atau bentuk pertemuan ilmiah lainnya. 2. Publikasi Ilmiah a. Presentasi pada Forum Ilmiah Guru seringkali diundang untuk mengikuti pertemuan ilmiah. Tidak jarang, mereka juga diminta untuk memberikan presentasi, baik sebagai pemrasaran atau pembahas pada pertemuan ilmiah tersebut. Untuk keperluan itu, guru harus membuat prasaran ilmiah. Prasaran ilmiah adalah sebuah tulisan ilmiah berbentuk makalah yang berisi ringkasan laporan hasil penelitian, gagasan, ulasan, atau tinjauan ilmiah. Untuk memperoleh angka kredit dalam kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan, maka isi makalah haruslah mengenai permasalahan pada bidang pendidikan formal pada satuan pendidikannya sesuai tugas guru yang bersangkutan. b. Publikasi Ilmiah Berupa Hasil Penelitian Karya tulis ilmiah guru dapat dipublikasikan dalam bentuk laporan hasil penelitian (misalnya laporan Penelitian Tindakan Kelas) atau berupa tinjauan/gagasan ilmiah yang ditulis berdasar pada pengalaman dan sesuai dengan tugas pokok serta fungsi guru. Publikasi karya tulis ilmiah guru di atas, terdiri dari empat kelompok, yakni: Laporan hasil penelitian Tinjauan ilmiah Tulisan ilmiah populer Artikel ilmiah

c. Publikasi Buku Teks Pelajaran, Buku Pengayaan, dan/atau Pedoman Guru Buku Pelajaran Modul/ Diktat Pembelajaran Buku dalam Bidang Pendidikan Karya Terjemahan
5

Buku Pedoman Guru

3. Karya Inovatif Sedangkan untuk karya inovatif berupa teknologi tepat guna yang bisa berbentuk: a. media pembelajaran, program aplikasi komputer, hasil evaluasi

pembelajaran, hasil eksperimen; b. menemukan/menciptakan karya seni seperti novel, puisi, poster, lukisan, tari, dan lainnya; c. membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum seperti alat bantu presentasi, poster/gambar, animasi, model, alat praktikum, dan lainnya; d. mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. C. Guru Profesional Dalam Seminar Nasional Peningkatan Kualitas Profesional Tenaga Pendidik melalui Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan 29 November 2011 di FIP UNNES disampaikan oleh Rustantiningsih, yang pernah menjadi juara pertama dalam Lomba Guru Berprestasi Tingkat Nasional 2009, bahwa guru profesional adalah guru yang memiliki empat kompetensi yaitu pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Untuk menguasai kompetensi ini diperlukan komitmen yang tinggi oleh seorang guru. Ada lima kunci agar selalu komit terhadap tugasnya yaitu dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal Religius). Pasti, artinya seorang guru harus percaya akan kemampuannya. Mantap dalam menjalankan tugasnya dan yakin bahwa peserta didik merupakan mutiaramutiara bangsa yang akan selalu berkilau dimanapun mereka berada. Bagi sebagian orang mempercayai diri sendiri itu mudah, tetapi bagi sebagian yang lain, hal itu bisa jadi sangat sulit (Yonny et.al. 2011: 49). Tetapi keyakinan yang bulat akan selalu memompa semangat guru dalam menjalankan tugasnya. Guru

harus menanamkan keyakinan pada dirinya dan peserta didik bahwa kita bisa, sebab sekali saja berkata tidak bisa maka selamanya tidak akan bisa. Amati, artinya guru harus mampu menjadi pengamat yang baik. Kemampuan membaca situasi tentang peserta didik, lingkungan, isu pemerintah yang up to date, dan kondisi sosial ekonomi sangat diperlukan. Ketika mengamati suatu objek, guru tidak hanya melihat dan mendengar saja namun juga harus berpikir kritis dan bijak dalam menghadapi situasi tersebut. Hasil pengamatan sangat diperlukan oleh seorang guru untuk ditindaklanjuti dengan mengambil keputusan yang tepat. Karya merupakan bentuk konkret aktualisasi guru dalam menjalankan tugasnya. Menurut Nugroho (2004: 363) guru masa depan perlu menjadi peneliti, penilai, dan penulis. Pendapat Nugroho tentu memberikan makna bahwa profesi guru adalah proses intelektual yang siklus alaminya mencakupi membaca, mengajar, meneliti, dan menulis secara menerus. Bukan hanya memanfaatkan dan menerapkan hasil penelitian, namun mampu melakukan penelitian, penilaian, dan penulisan sesuai dengan bidang tugasnya. Hal ini menjadi penting lantaran penelitian merupakan salah satu bentuk pengembangan profesi. Berbagai karya dapat diproduksi oleh guru dalam bentuk tulisan, temuan teknologi, karya seni, dan masih banyak lagi yang tentu akan sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan. Andal memiliki makna bahwa guru harus sadar bahwa profesi yang disandangnya bukan profesi biasa sehingga guru juga harus menjadi orang yang luar biasa. Kemampuannya harus lebih dibanding orang kebanyakan sehingga guru mampu memadukan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang. Apalagi guru SD, harus menguasai semua mata pelajaran dan harus mengajar secara all out. Religius merupakan salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru. Bagaimanapun hebatnya seorang guru jika dalam menjalankan tugasnya tidak dilandasi nilai-nilai religius maka hasilnya akan sia-sia. Perilaku guru yang penuh nilai-nilai religius sangat dibutuhkan sebab keteladanan seorang guru

dalam kehidupan religiusnya akan tercermin dalam perilakunya. Sedangkan perilaku guru akan ditiru peserta didik dan sekaligus menjadi cermin bagi masyarakat. Mengajar di masa kini perlu lebih menekankan how (bagaimana siswa belajar lebih aktif dan efektif?) ketimbang what (materi apa yang dipelajari?) sebab guru di masa kini tidak hanya bertugas menjejalkan informasi kepada para siswa. Tugas guru saat ini diharapkan dapat memotivasi para siswanya untuk mencari informasi di luar dinding kelas di sekolahnya (Mahfudz, 2011: 101). Guru selayaknya memiliki kecerdasan interpersonal, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kesadaran dan pengetahuan tentang diri sendiri, dapat memahami kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dan mampu memotivasi dirinya sendiri serta melakukan disiplin diri. Orang yang memiliki kecerdasan ini sangat menghargai nilai (aturan-aturan), etika (sopan santun), dan moral. Dalam proses pembelajaran, kecerdasan interpersonal dapat diwujudkan dalam bentuk jalinan komunikasi yang baik mampu memikirkan dan memecahkan masalah yang dihadapi mampu menyusun tujuan dan menentukan keputusan, serta kemampuan menjadi pendengar yang baik (Kusmayadi, 2010: 4). Selain apa yang diuraikan sebelumnya, menjadi guru profesional juga diimbangi dengan kondisi yang memungkinkan guru menjadi inspirator bagi guru-guru lain. Karakteristik guru menurut Yonny et.al. (2011): No. 1 Guru Inspiratif Guru Konvensional dikuasai oleh rencana

Menunjukkan keterbukaan dalam Terlalu perencanaan mengajar

dan pelajaran sehingga alokasi waktu menjadi kaku

kegiatan belajar mengajar 2 Menjadikan materi

pelajaran Tidak mampu memodifikasi materi

berguna bagi kehidupan nyata silabus siswa 3 Mempertimbangkan berbagai Terpaku pada satu atau dua metode

alternatif cara menyampaikan isi mengajar tanpa mempertimbangkan

pelajaran kepada siswa

kesesuaiannya pelajaran

dengan

materi

Mampu mengatasi kondisi yang Tidak mampu menangani hal yang mendesak terjadi secara tiba-tiba ketika

pengajaran berlangsung 5 Dapat menggunakan humor secara Terpaku pada isi materi dan metode proporsional dalam menciptakan yang baku sehingga situasi KBM situasi KBM yang menarik 6 Pendekatan pengajaran monoton dan membosankan lebih Pendekatan pengajarannya (memberi lebih

problematik sehingga mendorong instruktif siswa untuk berpikir 7

perintah/

petunjuk atau ketentuan)

Menunjukkan perilaku demokratis Terlalu memperhatikan siswa yang dan tenggang rasa kepada semua pandai dan mengabaikan siswa yang siswa lamban

Responsif terhadap kelas (bersedia Tidak mampu/ tidak mau mencatat melihat, mendengar dan merespon isyarat adanya masalah dalam KBM masalah disiplin, kesulitan belajar, dan lain-lain)

Memandang siswa sebagai partner Memandang siswa sebagai objek dalam KBM yang dikuasai

10

Menilai siswa berdasarkan faktor- Menilai siswa secara serampangan faktor yang memadai

11

Berkesinambungan menggunakan hadiah

dalam Bila

siswa

berprestasi tetapi bila

tidak siswa

dan diapresiasi,

hukuman sesuai dengan keadaan melanggar diberi hukuman siswa

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan adalah proses pengembangan profesionalisme guru yang dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi,

mempertahankan/ menjaga dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan keterampilan baru. 2. Unsur-unsur yang terdapat dalam Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan yaitu pengembangan diri, publikasi ilmiah, serta karya inovatif.

Pengembangan diri terdiri dari pendidikan dan pelatihan (diklat) fungsional dan/ atau melalui kegiatan kolektif guru, publikasi ilmiah terdiri dari presentasi pada forum ilmiah, publikasi ilmiah hasil penelitian, membuat publikasi buku. Karya inovatif terdiri dari menemukan teknologi tepat guna, menemukan/ menciptakan karya seni, membuat/ memodifikasi alat pembelajaran, mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal dan sejenisnya. 3. Langkah yang dapat diambil untuk menjadi guru profesional adalah memiliki empat kompetensi yaitu pedagogis, profesional, kepribadian, dan sosial. Untuk menguasai kompetensi ini diperlukan komitmen yang tinggi oleh seorang guru. Ada lima kunci agar selalu komit terhadap tugasnya yaitu dengan PAKAR (Pasti Amati Karya Andal Religius). Selain itu juga memiliki kecerdasan interpersonal yang baik serta mampu menjadi inspirator bagi guru-guru lain.

10

B. Saran Adapun saran-saran dari penulis adalah: 1. Guru supaya mempersiapkan aktivitas yang menunjang suksesnya Pengembangan Profesi Berkelanjutan, karena ini merupakan suatu hal yang bermanfaat bukan hanya guru sendiri namun juga peserta didik serta pemerhati pendidikan. 2. Guru supaya terbiasa berkutat dengan budaya literal, yang mana terbiasa dengan dunia tulis-menulis sebagai bentuk proses penuangan gagasan, ide, atau sesuatu yang diterapkan guru agar dapat dibaca oleh para pemerhati pendidikan. 3. Jika belum terbiasa dengan budaya tulis-menulis alangkah baiknya guru terus berlatih dengan kemauan dan kerja keras serta mau menulis bagaimanapun hasilnya di samping tetap menggali ilmu dari para penulis yang sudah andal di bidangnya.

11

DAFTAR PUSTAKA
Kusmayadi, Ismail. 2010. Kemahiran Interpersonal untuk Guru. Bandung: Pribumi Mekar. Labarasi. 2012. Menyongsong Pemberlakuan Peraturan Baru Angka Kredit Guru : Pengertian PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan).

http://labarasi.wordpress.com/2012/01/18/menyongsong-pemberlakuanperaturan-baru-angka-kredit-guru-pengertian-pkb-pengembangan-profesiberkelanjutan/. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 22.36 WIB. Mahfudz, Asep. 2011. Be a Good Teacher or Never: 9 Jurus Cepat Menjadi Guru Profesional Berkarakter Trainer. Bandung: Nuansa. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Sudrajat, Ahmad. 2011. Penilaian Kinerja Guru dan Pengembangan

Keprofesian Berkelanjutan. http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/11/08/ kinerja-guru-dan-pengembangan-keprofesian-berkelanjutan/. Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB. Supiyanto, Yudi. 2012. Peningkatan Secara Kualitas Guru Profesional Melalui Profesi Diakses pada

Pengembangan Diri

Berkelanjutan

(dalam Perspektif

Kependidikan). ejournal.unirow.ac.id/ojs/index.php/unirow/article/view/52 2012. Diakses pada Sabtu, 28 April 2012 pukul 23.02 WIB. W.S, Kuswana. 1995. Pengembangan Kompetensi Guru SMK. Bandung: PPS IKIP.

12

Yonny, Acep dan Sri Rahayu Yunus. 2011. Begini Cara Menjadi Guru Inspiratif dan Disenangi Siswa. Yogyakarta: Widyatama.

13

BIODATA PENULIS Nama : Agustin Anggriani Jenis Kelamin : Perempuan Tempat, Tanggal lahir : Kudus, 3 Agustus 1993 Alamat : Jalan Rahtawu Raya RT 03/V Menawan Kudus No. HP : 085741338177 E-mail : anggi030893@gmail.com Pengalaman organisasi : Pengurus KIR SMA 1 Kudus 2009/2010 Fungsionaris UKM Penelitian PGSD UNNES 2012 Pendidikan : SD 7 Gondosari Tahun lulus 2005 SMP 1 Gebog Tahun lulus 2008 SMA 1 Kudus Tahun lulus 2011 Universitas Negeri Semarang 2011-sekarang Prestasi: 1. Juara II Lomba MTQ Murottal Se-Kabupaten Kudus di SMK 1 Kudus, 2007. 2. Juara I Artikel Ilmiah dengan judul Minuman Isotonik Buatan Sendiri di SMPIT-SMAIT Ittihadul Muwahidin Pati, 2008. 3. Juara III Lomba Menyanyi Langgam dan Keroncong Radio Suara Kudus, 2008. 4. Juara II Lomba Menulis Artikel Online www.kudusterkini.com dengan judul Potensi Pendidikan, Budaya dan Wisata di Kudus, Pati, Demak dan Jepara serta Permasalahannya, 2009. 5. Juara III Lomba Karya Ilmiah Pameran Buku Kudus dengan judul Biopori sebagai Pencegah Banjir di Kecamatan Undaan Kabupaten Kudus, 2009. 6. Finalis Indonesian Science Project Olympiad 2010 dengan judul Water Holding System. 7. Juara I Karya Ilmiah Remaja Bidang Budaya Se-Provinsi Jawa Tengah dengan judul Strategi Kebudayaan yang Menjamin Eksistensi Wayang di Republik Indonesia, 2010. 8. Finalis Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia dengan judul The Potention of Suweg Phytoethanol as the Additive Substance for Saving Gasoline, 2010. 9. 70 besar Lomba Penulisan Sejarah dengan judul Peran Pemuda untuk Mempertahankan Kemerdekaan dalam Pertempuran Lima Hari di Semarang, 2010. 10. Juara III Lomba Cipta Puisi ROHIS PGSD UNNES 2011.

14

11. Juara I Lomba Gagasan Tulis Ilmiah Se-Jawa dengan judul Wayang Panas sebagai Inovasi Media Pengembangan Pendidikan Karakter pada Siswa di Sekolah Dasar di PGSD UNNES, 2012. 12. Juara 2 Lomba Resensi Buku dengan judul Agama Baru Itu Bernama Pendidikan Karakter di UNY, 2012.

15

You might also like