You are on page 1of 11

REKAYASA KUALITAS TAGUCHI DALAM PERANCANGAN PARAMETER KUALITAS PRODUK

MOEHAMAD AMAN maman6366@gmail.com


Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang

ABSTRAK
Rekayasa kualitas merupakan pendekatan sistematis untuk menentukan kualitas dari suatu produk atau barang. Baik itu produk baru atau upaya untuk meningkatkan kualitas produk yang sudah ada. Upaya yang dilakukan adalah melalui perancangan, dengan target perbaikan secara terus menerus, penemuan yang dipercepat, penyelesaian masalah dengan cepat, dan efisiensi biaya dalam meningkatkan kualitas produk. Suatu produk memiliki karakteristik-karakteristik yang menggambarkan performansinya relatif terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan. Pada dasarnya pelanggan menginginkan dan mengharapkan produk secara konsisten memiliki performansi yang tinggi dengan variasi minimal, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan tidak tergantung pada kondisi pengoperasian atau penggunaannya. Taguchi menggunakan fungsi penyimpangan kualitas untuk mengukur kerugian karena variasi fungsional, meminimalisasi penyimpangan kinerja suatu produk dari nilai targetnya akan meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian semakin kecil variasi fungsional, maka semakin kecil pula kerugian yang ditanggung masyarakat, yang berarti semakin tiunggi kualitas produk. Dalam rekayasa yang terpenting adalah dapat membangkitkan informasi tentang bagaimana perancangan parameter yang berbeda mempengaruhi unjuk kerja di bawah kondisi penggunaan yang berbeda. Dalam perancangan parameter ditujukan untuk meminimumkan pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factors) dan menentukan level optimal dari faktor-faktor yang dapat dikendalikan (controllable factors). Key word : Rekayasa, Kualitas, Taguchi, Parameter, Robust. Pendahuluan Ada dua segi umum tentang kualitas atau mutu, yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas, variansi dalam tingkat kualitas memang dibuat, maka dari itu istilah teknik yang sesuai adalah kualitas rancangan. Kualitas kecocokan adalah seberapa baik produk yang dihasilkan itu sesuai dengan spesifikasi dan kelonggaran yang disyaratkan oleh rancangan yang telah ditetapkan. Rekayasa kualitas merupakan pendekatan sistematis untuk menentukan kualitas dari suatu produk atau barang. Baik itu produk baru atau upaya untuk meningkatkan kualitas produk yang sudah ada. Upaya yang dilakukan adalah

melalui perancangan, dengan target perbaikan secara terus menerus, penemuan yang dipercepat, penyelesaian masalah dengan cepat, dan efisiensi biaya dalam meningkatkan kualitas produk. Perbaikan kualitas dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu secara off line dan on line, cara pertama melalui perancangan eksperimen yang pada dasarnya merupakan model yang sangat fundamental karena melalui kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen dilakukan dengan mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan produk dan proses secara optimal. Cara kedua merupakan aktivitas untuk mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap tingkatan proses secara langsung dengan mengambil sampel terhadap hasil produksi yang sedang atau telah jadi. Aktivitas ini sangat penting untuk menekan biaya produksi dan dapat secara langsung memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk. Perancangan eksperimen Taguchi menawarkan proses yang lebih mudah, cepat, menghemat waktu, biaya, dan sumber daya percobaan tanpa mengurangi bobot yang dihasilkan. Konsep Kualitas Taguchi Suatu produk memiliki karakteristik-karakteristik yang menggambarkan performansinya relatif terhadap kebutuhan dan harapan pelanggan. Pada dasarnya pelanggan menginginkan dan mengharapkan produk secara konsisten memiliki performansi yang tinggi dengan variasi minimal, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang dan tidak tergantung pada kondisi pengoperasian atau penggunaannya. Oleh karena itu produk yang berkualitas harus dipandang sebagai produk yang memiliki performansi yang tangguh (robust). Genichi Taguchi, seorang konsultan pengendalian kualitas mengemukakan tiga konsep sederhana dan mendasar sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan produk berkualitas tangguh (robust performance). 1. Quality Robustness Kualitas sebaiknya dirancang ke dalam produk dan tidak diinspeksikan ke dalam produk tersebut, produk sebaiknya juga dirancang untuk kebal terhadap factor-faktor lingkungan yang tidak dapat dikendalikan. 2. Target Oriented Quality Kualitas diperoleh dengan meminimalkan penyimpangan (deviasi) dari sebuah target. 3. Quality Loss Function Biaya kualitas sebaiknya diukur sebagai fungsi penyimpangan dari suatu nilai standar dan pengukuran terhadap kerugian sebaiknya meliputi keseluruhan sistem yang ada. Sehubungan hal tersebut, maka Taguchi menekankan bahwa cara terbaik untuk meningkatkan kualitas adalah merancang kualitas ke dalam produk yang dimulai sejak tahap disain produk, sehingga dengan rancangan produk yang tangguh akan menghasilkan produk yang memiliki performansi yang tangguh pula. Selain itu kualitas secara langsung berhubungan dengan penyimpangan parameter rancangan dari nilai target, bukan kesesuaian terhadap batasan spesifikasi (toleransi) yang telah ditetapkan.

A. Fungsi Kerugian Taguchi Fungsi kerugian terhadap produk timbul akibat adanya penyimpangan spesifikasi produk dari target yang telah ditetapkan, yang pada akhirnya kerugian ditanggung oleh masyarakat (produsen dan konsumen) selama penggunaan produk. Produsen menderita kerugian bila perbaikan atau penguatan dari kinerja produk yang ditolak atau dikembalikan karena menyimpang dari target, sedangkan konsumen menderita kerugian dalam bentuk ketidaknyamanan, kerugian keuangan, dan konsekuensi rusak dari penggunaan produk. Taguchi menggunakan fungsi penyimpangan kualitas untuk mengukur kerugian karena variasi fungsional, meminimalisasi penyimpangan kinerja suatu produk dari nilai targetnya akan meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian semakin kecil variasi fungsional, maka semakin kecil pula kerugian yang ditanggung masyarakat, yang berarti semakin tinggi kualitas produk. Ada empat penggolongan fungsi kuadratik menurut Taguchi dalam menentukan karakteristik kualitas, yaitu Fungsi kerugian Nominal the best, Smaller the better, dan Larger the better (Belavendram, 1995). 1. Fungsi Kerugian Nominal The Best (n.t.b) Fungsi ini digunakan apabila karakteristi kualitas mempunyai nilai target tertentu, biasanya bukan nol (0) dan kerugian kualitasnya simetrik pada kedua sisi target. Fungsi ini menggunakan formulasi sebagai berikut. a. Untuk per unit produk L ( y) k = = k A0 2

ym

)2

b. Untuk sample produk L ( y) = k 2 + ( y m

)2

yi y n

Keterangan : L(y) = y m k A0 = = = = = = Kerugian dalam nilai uang, bila karakteristik kualitas sama dengan Nilai respon dari karakteristik kualitas Nilai target dari karakteristik kualitas Koefisien biaya Rata-rata biaya di luar spesifikasi Penyimpangan dari nilai target Standar deviasi

2. Fungsi Kerugian Smaller The Better (s.t.b) Fungsi ini digunakan apabila target karakteristik kualitas adalah nol (0), yang berarti bahwa nilai kualitas semakin jelek jika fungsi kerugian semakin jauh dari nol. Fungsi ini menggunakan formulasi sebagai berikut. a. Untuk per unit produk L( y

) )

= k . y2

b. Untuk sample produk L( y = k 2 + y2

3. Fungsi Kerugian Larger The Better (l.t.b) Fungsi ini digunakan apabila karakteristik kualitas yang dituju bertambah besar nilai kualitasnya semakin baik. Fungsi ini menggunakan formulasi sebagai berikut. a. Untuk per unit produk L( y

)
k

= k

1 y2

= A0 .2

b. Untuk sample produk L( y L( y

) )

= k [ MSD =

k 32 1+ 2 2

4. Fungsi Kerugian Tidak Simetris Fungsi ini digunakan apabila dalam situasi tertentu karakteristik kualitas n.t.b. mungkin berbeda antara satu sisi dengan sisi lainnya. Dalam hal ini kerugian pada suatu arah mungkin lebih besar dibandingkan dengan arah yang lain. Fungsi ini menggunakan formulasi sebagai berikut. L( y L( y

) )

= k1 = k2

( (

ym ym

)2, )2,

ym ym

Rasio Signal Terhadap Noise (SN Ratio) Taguchi memperkenalkan pendekatan SN Ratio guna menelii pengaruh faktor noise terhadap variasi ang timbul. Tujuan utama perancangan parameter adalah menghasilkan kombinasi faktor-faktor kontrol yang tahan terhadap faktor noise, dalam artian tidak menimbulkan variabilitas yang besar. Ditinjau dari karakteristik kualitas yang diinginkan, SN Ratio dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu karakteristik nominal the best, karakteristik smaller the better, dan karakteristik larger the better. 1. SN Ratio Nominal The Best Nilai yang dituju adalah nilai nominal tertentu yang didekati dari dua arah. Semakin mendekati nilai nominal kualitasnya semakin baik. Fungsi ini formulasinya sebagai berikut. 2 2

= 10 log

10

=
2

1 n

y
i =i

1 = n

yi +

2. SN Ratio Smaller The Better Nilai yang dituju adalah suatu nilai yang mengecil. Semakin kecil nilainya, maka semakin baik kualitasnya. Fungsi ini formulasinya sebagai berikut.

= 10 log

10

+y

3. SN Ratio Smaller The Better Nilai yang dituju adalah suatu nilai yang membesar. Semakin besar nilainya, maka semakin baik kualitasnya. Fungsi ini formulasinya sebagai berikut.

= 10 log

10

1 n

i =1

1 2 yi

Perancangan Parameter Perancangan parameter yang dikembangkan oleh Taguchi merupakan suatu pengembangan dari riset peningkatan kualitas yang menggunakan dasar perancangan tangguh atau robust (Ross, 1996). Dalam rekayasa yang terpenting adalah dapat membangkitkan informasi tentang bagaimana perancangan parameter yang berbeda mempengaruhi unjuk kerja di bawah kondisi penggunaan yang berbeda. Dalam perancangan parameter

ditujukan untuk meminimumkan pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factors) dan menentukan level optimal dari faktorfaktor yang dapat dikendalikan (controllable factors). 1. Identifikasi Produk Identifikasi produk merupakan penggalian informasi tentang keberadaan produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan, yang berkaitan dengan core product, support product, dan reject atau jenis cacat yang ada. Biasanya informasi dapat diperoleh dengan diagram sebab akibat (couseeffect digram). 2. Pemilihan Karakteristik Kualitas Karakteristik kualitas biasanya dapat diukur dan dapat ditetapkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. 3. Penetapan Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produk Faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik kualitas biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu faktor terkendali dan faktor tak terkendali (noise). Faktor terkendali adalah faktor-faktor yang ditetapkan (dapat dikendalikan) oleh produsen selama fase perancangan produk, perancangan proses atau selama berjalannya proses dan tidak dapat diubah oleh pelanggan secara langsung. Sedangkan faktor noise adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan secara langsung oleh produsen namun bervariasi selama berada di lingkungan dan penggunaan oleh pelanggan. Faktor noise juga merupakan factor yang nilainya tidak diinginkan untuk ditetapkan atau dikendalikan karena besarnya biaya yang diperlukan (Ross, 1996). Dalam perancangan eksperimen Taguchi penanganan faktor noise dapat dilakukan dengan tiga cara. a. melakukan pengulangan terhadap masing-masing trial, dengan percobaan sederhana sebagai berikut. Tabel 1. Percobaan Rancangan Parameter Sederhana Nomor Trial A B 2 1 1 2 2 1 1 2 2 Faktor-faktor Terkendali C D E Nomor Kolom 3 4 5 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 F 6 1 2 2 1 1 2 2 1 G 7 1 2 2 1 2 1 1 2 y1 * * * * * * * * DATA y2 * * * * * * * * y3 * * * * * * * *

1 1 1 2 1 3 1 4 1 5 2 6 2 7 2 8 2 Sumber : Ross, 1996

b. Memasukkan factor noise ke dalam percobaan dan menempatkannya pada outer array, dengan percobaan sebagai berikut. Tabel 2. Percobaan Rancangan Parameter dengan Inner dan OuterArray Outer Array L4 Faktor-faktor noise X 1 2 2 1 Y 1 2 1 2 Z 1 2 2 2 Inner Array L8 (Faktor-faktor Terkendali) Nomor A B C D E F Trial Nomor Kolom 1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 3 1 2 2 1 1 2 4 1 2 2 2 2 1 5 2 1 2 1 2 1 6 2 1 2 2 1 2 7 2 2 1 1 2 2 8 2 2 1 2 1 1 Sumber : Ross, 1996 G 7 1 2 2 1 2 1 1 2 y1 * * * * * * * * DATA y2 * * * * * * * * y3 * * * * * * * * Y4 * * * * * * * *

c. Menganggap faktor terkendali bervariasi dan menempatkannya pada outer array, dengan percobaan sebagai berikut. Tabel 3. Percobaan Rancangan Orthogonal Array Tiga Level dan Menggunakan Variasi Faktor Terkendali Sebagai Faktor Noise Level Noise (Toleransi) 8 F 7 E 6 Level Kontrol D 5 L18 (nominal) C 4 ABCDEF B 3 COLOM # 12345678 A 2 1 1. 18 1 Trial # . y1.1 y1.18 . y18.1 y18.18 . L18 . . 18 Sumber : Ross, 1996

4. Pemilihan Level-level Faktor Levellevel faktor dipilih untuk menentukan matrik orthogonal yang sesuai. Jika faktor ditetapkan berlevel dua, maka harus digunakan orthogonal array dua berlevel. Begitu pula jika faktor berlevel tiga, maka digunakan orthogonal array tiga level. Kemudian jika sebagian faktor memiliki dua level dan faktor yang lainnya memiliki tiga level, maka jumlah yang lebih besar akan menentukan jenis matrik yang harus dipilih. 5. Pemilihan Matrik Ortogonal Dalam mengerjakan eksperimen dengan metode Taguchi digunakan matrik orthogonal (orthogonal array). Pada dasarnya matrik ortogonal merupakan suatu matrik fractional factorial yang bersifat ortogonal yang menjamin suatu keseimbangan eksperimen (balance experiment). Artinya pada eksperimen tersebut terdapat perbandingan yang seimbang atau jumlahnya sama antara level-level faktor atau interaksi yang terlibat. Pemilihan matrik ortogonal yang akan digunakan dalam percobaan dilakukan berdasarkan jumlah derajat bebas dari semua faktor dan interaksi yang terlibat dalam percobaan. Derajat bebas faktor diperoleh dari jumlah level faktor dikurangi satu. Total jumlah derajat bebas semua faktor tersebut menunjukkan jumlah minimal baris yang harus dimiliki oleh matrik ortogonal yang akan digunakan. 6. Pelaksanaan Percobaan Dari matrik ortogonal yang telah ditetapkan, kemudian dilakukan percobaan sesuai dengan kombinasi level faktor. Percobaan diperlukan untuk mengetahui hasil produk apakah telah memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan, lakukan beberapa kali pengulangan untuk menangani faktor noise. 7. Analisis Hasil Percobaan Analisis dilakukan untuk mengetahui hasil percobaan tentang pengaruh faktor terhadap rata-rata jumlah produk cacat dan pengaruh faktor terhadap nilai variansi. a. Pengaruh Faktor Terhadap Rata-rata Jumlah Produk Cacat Analisis dilakukan melalui ANOVA, Pooling Faktor, Penetapan Kombinasi Level Optimum, dan penetapan Prediksi Rata-rata. 1) Analisis Variansi (ANOVA) ANOVA pada metode Taguchi digunakan sebagai suatu metode statistik untuk menginterpretasikan data-data hasil eksperimen (Ross, 1996). ANOVA dua arah adalah data eksperimen yang terdiri dari dua factor atau lebih dan dua level atau lebih, dalam table memuat perhitungan derajat bebas, jumlah kuadrat, rata-rata jumlah kuadrat, dan F-rasio (Belavendram, 1995). Adapun tabel ANOVA memuat informasi sebagai berikut.

Tabel 4. ANOVA Dua Arah Sumber Variasi Faktor A Faktor B Interaksi AXB Residual Total Derajat Bebas (df) VA VB VAXB Ve VT Jumlah Kuadrat (SS) SSA SSB SSAXB SSe SST Rata-rata SS (MS) MSA MSB MSAXB MSe MST F Hitung MSA / MSe MSB / Mse MSAXB/MSe Prosen Kontribusi (%) SSA / SST SSB / SST SSAXB/ SST SSe / SST 100 %

2) Pooling Faktor Pooling (penggabungan) faktor dimulai dari jumlah kuadrat terkecil dari faktor yang tidak signifikan dengan jumlah kuadrat kesalahan, sehingga derajat bebas kesalahan mendekati atau sama dengan setengah dari jumlah derajat bebas total. Setelah dilakukan penggabungan lengkapi table ANOVA dengan perhitungan FHitung, FTabel, SS, dan prosen kontribusi. 3) Penetapan Kombinasi Level Optimum Kombinasi level faktor optimum diperoleh dari perhitungan selisih antara tiap level faktor, kemudian urutkan dari selisih tertinggi sampai terendah dengan memberi ranking untuk tiap-tiap faktor. Faktor yang memiliki pengaruh palin signifikan adalah yang memiliki selisih tertinggi disebut ranking 1. Untuk mendapatkan kombinasi level faktor yang optimum pilih tiga factor yang memiliki selisih tertinggi. 4) Penetapan Prediksi Rata-rata Optimum Setelah diketahui faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap rata-rata jumlah cacat optimum, maka dapat disusun model persamaan rata-rata prediksi untuk kemudian menghitung interval kepercayaan rata-rata jumlah cacat. b. Pengaruh Faktor Terhadap Nilai Variansi Analisis dilakukan melalui perhiungan SN Ratio, ANOVA, Pooling Faktor, Penetapan Kombinasi Level Optimum, dan Penetapan Prediksi Rata-rata Optimum. 1) Menghitung SN Ratio Untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap variabilitas, terlebih dahulu data ditransformasikan ke bentuk SN Ratio. Fungsi karakteristiknya disesuaikan dengan tujuan kualitas yang hendak dicapai. 2) Analisis Variansi (ANOVA) Pembuatan table ANOVA SN Ratio yang memuat derajat bebas (df), jumlah kuadrat (SS), dan rata-rata jumlah kuadrat (MS).

3) Pooling Faktor Pooling (penggabungan) faktor dimulai dari jumlah kuadrat terkecil dari faktor yang tidak signifikan dengan jumlah kuadrat kesalahan, sehingga derajat bebas kesalahan mendekati atau sama dengan setengah dari jumlah derajat bebas total. Setelah dilakukan penggabungan lengkapi table ANOVA SN Ratio dengan perhitungan FHitung, FTabel, SS, dan prosen kontribusi. 4) Penetapan Kombinasi Level Optimum Kombinasi level faktor yang memberikan tingkat optimum diperoleh dari rata-rata SN tertinggi, setelah dilakukan perhitungan rata-rata SN Ratio tiap level. Selanjutnya dihitung interval kepercayaan tiap level factor. 5) Penetapan Prediksi Rata-rata Optimum SN Ratio optimum dicapai pada rata-rata SN tertinggi, selanjutnya taksiran SN Ratio optimum dihitung dari beberapa faktor yang signifikan. Faktor yang tidak signifikan tidak diikutsertakan dalam model. Kemudian hitung interval kepercayaan dan konversikan kembali nilai SN optimum dalam nilai MSD. 8. Percobaan Konfirmasi Percobaan konfirmasi dilakukan sebagai upaya untuk pembuktian dari hasil eksperimen terdahulu, percobaan ini akan membuktikan apakah penetapan kombinasi faktor dan level pada percobaan awal adalah akurat dan valid. Pembuktian rata-rata dari kondisi optimal yang dihasilkan dari kombinasi level yang optimal diuji dalam suatu interval kepercayaan yang ditentukan untuk mengetahui apakah hasil yang didapatkan memberikan hasil yang tidak berbeda dengan hasil dari percobaan kofirmasi. Jika interval kepercayaan pada percobaan konfirmasi sama atau mendekati interval kepercayaan percobaan sebelumnya, maka penetapan kombinasi faktor dan level untuk kondisi optimal tersebut dinyatakan akurat. B. Penutup Perbaikan kualitas dapat ditempuh melalui dua cara, yaitu secara off line dan on line, cara pertama melalui perancangan eksperimen yang pada dasarnya merupakan model yang sangat fundamental karena melalui kegiatan penelitian dan pengembangan produk. Teknik perancangan eksperimen dilakukan dengan mengidentifikasi sumber dari variasi dan menentukan perancangan produk dan proses secara optimal. Cara kedua merupakan aktivitas untuk mengamati dan mengendalikan kualitas pada setiap tingkatan proses secara langsung dengan mengambil sampel terhadap hasil produksi yang sedang atau telah jadi. Aktivitas ini sangat penting untuk menekan biaya produksi dan dapat secara langsung memperbaiki dan meningkatkan kualitas produk. Taguchi menggunakan fungsi penyimpangan kualitas untuk mengukur kerugian karena variasi fungsional, meminimalisasi penyimpangan kinerja suatu produk dari nilai targetnya akan meningkatkan kualitas produk. Dengan demikian semakin kecil variasi fungsional, maka semakin kecil pula kerugian yang ditanggung masyarakat, yang berarti semakin tinggi kualitas produk.

Dalam rekayasa yang terpenting adalah dapat membangkitkan informasi tentang bagaimana perancangan parameter yang berbeda mempengaruhi unjuk kerja di bawah kondisi penggunaan yang berbeda. Dalam perancangan parameter ditujukan untuk meminimumkan pengaruh faktor-faktor yang tidak dapat dikendalikan (uncontrollable factors) dan menentukan level optimal dari faktorfaktor yang dapat dikendalikan (controllable factors). Daftar Pustaka Bellavendram, Nicolo. 1995. Quality by Design : Taguchi Techniques for Industrial Experimenttation. Prentice Hall. London. De Vor, et al. 1992. Statistical Quality Design and Control : Contemporary Concepts and Methods. Macmilian Publishing Company. New York. Drajad, Irianto. 1997. Peran Metode Taguchi pada Rekayasa dan Perancangan Produk. Lokakarya Pengembangan Kemampuan Rancang Bangun Produk. Laboratorium Sistem Produksi. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung. 27 28 Pebruari. Bandung. Phadke. 1989. Quality Engineering Using Robust Design. Prentice Hall. New York. Ross, P. J. 1996. Taguchi Techniques for Quality Engineering. 2nd Edition. McGraw Hill. New York. Taguchi, G. 1986. Introduction to Quality Engineering. APO. Tokyo.

You might also like