You are on page 1of 75

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 JETIS JL.

RAYA DESA MOJOLEBAK KECAMATAN JETIS TELP. (0321) 7227900 MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2010/2011 NAMA SEKOLAH : SMKN 1 JETIS PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menjelaskan dasar kekuatan bahan dan komponen mesin ( DKK 01) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 32 X 45 menit STANDART KOMPETENSI : Menjelaskan dasar kekuatan bahan dan komponen mesin. KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan prinsip dasar mekanika INDIKATOR : 1.1 Besaran skalar, besaran vektor, sistem satuan, dan hukum Newton dideskripsikan dengan benar. 1.2 Gaya momen dan kopel dinyatakan dengan besaran vektor secara benar. 1.3 Diagram benda bebas dan keseimbangan dideskripsikan sesuai dengan kaidah-kaidah baku. 1.4 Konsep tegangan dijelaskan dengan benar I. TUJUAN PEMBELAJARAN : Teliti dalam memahami ilmu dasar mekanika statika. Pengertian besaran skalar dan besaran vektor. Pengertian satuan. Pengertian hukum Newton Memahami prinsip dasar mekanika statika. Teliti dalam menerap-kan besaran vektor untuk merepresentasi-kan gaya Pengertian konsep gaya. Pengertian momen dan kopel. Pengertian penjumlahan gaya. Menerapkan besaran vector dalam mempre-sentasikan gaya, momen dan kopel. Teliti dalam menerapkan diagram benda bebas dan kondisi keseimbang-an Pengertian diagram benda bebas. Pengertian kondisi kese-imbangan. Menerapkan diagram benda bebas dan kondisi keseimbangan untuk menghitung gaya dalam sistem mekanika Memahami konsep tegangan Pengertian tegangan . Pengertian tegangan tarik dan tekan Pengertian tegangan geser dan puntir Pengertian tegangan ijin

II. MATERI PEMBELAJARAN : Pengantar ilmu mekanika. Besaran skalar dan besaran vektor. Sistem satuan. Hukum Newton. Konsep gaya.

Sistem gaya 2 dimensi: Komponen gaya 2 dimensi Momen dan kopel Gaya resultante Isolasi sistem mekanika. Diagram benda bebas. Kondisi keseimbangan Konsep tegangan. Tegangan normal. Tegangan geser.

III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 11,12,13, 14 PERTEMUAN KE : 11 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Pengantar ilmu mekanika. Besaran skalar dan besaran vektor. Sistem satuan. Hukum Newton C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya PERTEMUAN KE : 12 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Konsep gaya. Sistem gaya 2 dimensi: Komponen gaya 2 dimensi Momen dan kopel Gaya resultante Isolasi sistem mekanika. C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE : 13 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Diagram benda bebas. Kondisi keseimbangan Konsep tegangan. Tegangan normal. Tegangan geser. C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan

PERTEMUAN KE : 14 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Ulangan harian C. KEGIATAN AKHIR Meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : - Modul pengenalan ilmu statika dan tegangan - Fisika SMK

VI. PENILAIAN Bentuk penilaian : Terlulis dan tes lisan

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 006

PERTEMUAN KE

: 15,16, 17

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

: Menjelaskan komponen / elemen mesin

: 1.5 Komponen sambungan mesin dijelaskan menurut jenisnya 1.6 Poros dan aksesorisnya di jelaskan menurut fungsi dan prinsip kerjanya 1.7 Komponen penerus daya fleksibel dijelaskan menurut fungsi dan prinsip kerjanya. 1.8 Komponen kopling gesek dan rem dijelaskan menurut fungsi dan prinsip kerjanya. 1.9 Komponen roda gigi dijelaskan menurut fungsi dan prinsip kerjanya.

I. TUJUAN PEMBELAJARAN Paham terhadap masing-masing komponen sambungan Pemahaman fungsi dan prinsip kerja komponen sambungan. Keuntungan dan kerugian masing-masing sambung-an Menerapkan pemahaman terhadap fungsi dan prinsip kerja komponen sambungan dalam bekerja. Paham terhadap komponen poros dan aksesorisnya. Pemahaman fungsi dan prinsip kerja poros. Pemahaman fungsi dan prinsip kerja berbagai aksesoris poros. Menerapkan pemahaman fungsi dan prinsip kerja poros serta aksesorisnya dalam bekerja. Paham terhadap komponen penerus daya fleksibel. Pemahaman fungsi dan prinsip kerja sabuk dan rantai. Pengetahuan kelebihan dan kekurangan sabuk dan rantai. Menerapkan pemahaman fungsi dan prinsip kerja penerus daya fleksibel dalam bekerja. Paham terhadap komponen kopling gesek dan rem. Pemahaman fungsi dan prinsip kerja kopling dan rem. Menerapkan pemahaman fungsi dan prinsip kerja kopling gesek dan rem dalam bekerja. Paham terhadap komponen roda gigi. Pemahaman fungsi dan prinsip kerja roda gigi. Menerapkan pemahaman fungsi dan prinsip kerja roda gigi dalam bekerja. II. MATERI AJAR : Fungsi dan prinsip kerja komponen sambungan. Komponen sambungan baut. Komponen sambungan keling. Komponen sambungan las Fungsi dan prinsip kerja poros dan aksesorisnya. Jenis-jenis poros. Beban utama pada poros. Jenis-jenis bantalan. Jenis-jenis penyambungan poros dengan komponen. Fungsi dan prinsip kerja sabuk dan rantai. Jenis-jenis sabuk dan rantai. Kelebihan dan kekurang-an penerus daya sabuk dan rantai. Fungsi dan prinsip kerja kopling gesek dan rem. Jenis-jenis kopling gesek dan rem. Istilah dalam roda gigi. Fungsi dan prinsip kerja roda gigi. Jenis-jenis roda gigi III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi

IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN :

PERTEMUAN KE A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa

: 15

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B. Kegiatan Inti Fungsi dan prinsip kerja komponen sambungan. Komponen sambungan baut. Komponen sambungan keling. Komponen sambungan las Fungsi dan prinsip kerja poros dan aksesorisnya. Jenis-jenis poros. Beban utama pada poros. Jenis-jenis bantalan. Jenis-jenis penyambungan poros dengan komponen. C. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa

: 16

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

C. Kegiatan Inti Fungsi dan prinsip kerja sabuk dan rantai. Jenis-jenis sabuk dan rantai. Kelebihan dan kekurang-an penerus daya sabuk dan rantai. Fungsi dan prinsip kerja kopling gesek dan rem. Jenis-jenis kopling gesek dan rem. Istilah dalam roda gigi. Fungsi dan prinsip kerja roda gigi. Jenis-jenis roda gigi C. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah di berikan PERTEMUAN KE : 17 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Ulangan harian C. KEGIATAN AKHIR Meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah di berikan

V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR Sumber : - Modul pengenalan ilmu statika dan tegangan - Fisika SMK VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: Terlulis dan tes lisan

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 006

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 JETIS JL. RAYA DESA MOJOLEBAK KECAMATAN JETIS TELP. (0321) 7227900 MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2010/2011

NAMA SEKOLAH : SMKN 1 JETIS PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menjelaskan proses dasar perlakuan logam ( DKK 3) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 32 X 45 menit STANDART KOMPETENSI : Menjelaskan proses dasar perlakuan logam KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan pembuatan dan pengolahan logam INDIKATOR : 1.1 Bahan logam ferro dan non ferro dijelaskan berdasarkan sifat-sifatnya. 1.2 Pembuatan logam ferro dan baja melalui studi leteratur dijelaskan menurut proses nya. I. TUJUAN PEMBELAJARAN : Menjelaskan pengertian logam Membedakan logam ferro dan logam non ferro beserta symbol kimianya. Menunjukkan sifat-sifat logam yang meliputi sifat mekanis, sifat fisik, sifat pengerjaan dan sifatsifat ketahanan terhadap bahan kimia. Menjelaskan peralatan (dapur tinggi ) yang digunakan dalam pembuatan besi kasar. Menjelaskan proses pembuatan besi kasar Menyebutkan jenis-jenis dapur pengolahan baja. Menjelaskan proses pembuatan baja II. MATERI PEMBELAJARAN : Pengelompokan bahan logam Macam-macam sifat Logam. Pembuatan besi kasar. Pembuatan baja III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 1,2,3 A.

PERTEMUAN KE : 1 KEGIATAN AWAL Pekenalan Mengapsen siswa KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Pengelompokan bahan logam Macam-macam sifat Logam. KEGIATAN AKHIR

B. C.

A.

siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya PERTEMUAN KE : 2, 3 KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Pembuatan besi kasar. Pembuatan baja KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

B. C.

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Ilmu Bahan Logam, Pengetahuan bahan, Buku referensi VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: Terlulis dan tes lisan

SOAL : 1. Apa yang dimaksud dengan logam ! Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat,
liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyal titik cair tinggi.

2. Sebutkan golongan dari logam yang anda ketahui ! 1. logam berat: besi, nikel;krom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng. 2. logam ringan: aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium. 3. logam mulia: emas, perak, platina (platinium.) 4. logam refraktori (logam tahan api) : wolfram, molibdenum, titanium, zirkonium. 5. logam radio aktif: uranium, radium. 3. Sebutkan bahan logam yang sering dipakai !
1. 2. 3. 4. 5. baja. aluminium dan paduannya. tembaga dan paduannya. nikel dan paduannya. timah putih dan paduannya.

4. Simbol yang dipakai untuk : tembaga, besi, perak, seng, aluminium, nikel, timah hitan dan timah putih !
Cu, Fe, Ag, Zn, Al, Ni, Pb dan Sn

5. Bagaimana proses pembuatan besi kasar, jelaskan!

Besi kasar adalah hasil pengolahan dari bijih besi dengan melalui beberapa proses. Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan zat-zat lain yang terkandung dalam bijih besi dengan tahap sebagai berikut : Dibersihkan. Dipecah-pecah dan digiling sampai menjadi halus, sehingga partikel besi dapat dipisahkan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakanmagnit. Dibentuk menjadi pellet (bulatan-bulatan kecil) dengan diameter + 14 mm. Untuk memudahkan dalam pembentukan pellet maka ditambahkan tanah liat, sehingga dapat dirol menjadi bentuk bulat. Setelah proses awal dilakukan, maka bijih besi diproses pada dapur tinggi. Dapur tinggi mempunyai konstruksi yang cukup besar dengan ketinggian mencapai 100 meter. Dinding luar terbuat dari baja dan bagian dalam dilapisi batu tahan api yang mampu menahan temperatur tinggi. Pada bagian atas dapur tinggi terdapat corong untuk memasukkan bahan baku, yaitu bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas adalah batu bara yang telah diproses (disuling kering) sehingga dapat menghasilkan panas yang tinggi. Batu kapur berfungsi untuk mengikat bahanbahan yang tidak diperlukan. Proses pada dapur tinggi adalah dengan meniupkan udara panas ke dalam dapur tinggi untuk membakar kokas dengan temperatur + 2000oC. Cairan besi dan terak akan turun ke dasar dapur tinggi secara perlahan-lahan dan selanjutnya dituang ke kereta khusus. Hasil ini disebut besi kasar, yang kemudian dapat diproses lebih lanjut menjadi baja.

6. Bagaimana proses pembentukan baja yang anda ketahui !

Pembentukan baja adalah tahap lanjutan dari proses pengolahan baja dengan berbagai jenis dapur baja. Baja yang telah cair dan ditambah dengan campuran lain (sesuai dengan kebutuhan/sifat-sifat baja yang diinginkan) dituang ke dalam cetakan yang berlubang dan didinginkan sehingga menjadi padat. Batangan baja yang masih panas dan berwarna merah dikeluarkan dari cetakan untuk disimpan sementara dalam dapur bentuk kotak serta dijaga panasnya dengan temperatur 1100oC 1300oC menggunakan bahan bakar gas atau minyak. Penyimpanan tersebut adalah untuk meratakan suhu sebelum dilakukan proses pembentukan atau pengerolan. Proses ini adalah dengan cara melewatkan baja batangan diantara rol-rol yang berputar sehingga baja batangan tersebut menjadi lebih tipis dan memanjang. Proses pengerolan awal ini dimaksudkan agar struktur logam (baja) menjadi merata, lebih kuat dan liat, disamping membentuk sesuai ukuran yang diinginkan, seperti pelat tebal (bloom), batangan (billet) atau pelat (slab). Proses ini adalah untuk merubah bentuk dasar pelat tebal, batangan menjadi bentuk lembaran, besi konstruksi (profil), kanal ataupun rel.

7. Apa yang dimaksud pengerolan awal pada proses pembentukan produk baja!

8. Dan apa yang di maksud pengerolan lanjut ! 9. Ada 3 jenis pengerolan lanjut sebutkan da beri contoh gambar!
a. Bentuk Struktur Pengerolan bentuk struktur/profiil adalah lanjutan pengerjaan dari pelat lembaran tebal (hasil pengerolan awal) yang kemudian secara paksa melewati beberapa tingkat pengerolan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang diperlukan

Gambar 11: Pembuatan Baja Struktur b. Bentuk Strip, Besi Beton dan Profil Proses pembentukan ini tidak dilakukan langsung dari pelat tebal, tetapi harus dibentuk dulu menjadi batangan, kemudian dirol secara terus menerus dengan beberapa tingkatan rol dalam satu arah. Adapun hasil pengerolan adalah berbagai bentuk, yaitu : penampang bulat, bujur sangkar, segi-6, strip atau siku dan lain-lain sebagainya sesuai dengan disain rolnya.

Gambar 12: Pembuatan Baja Beton, Strip & Profil

c. Bentuk Lembaran (Pelat) Pengerolan bentuk pelat akan menghasilkan baja lembaran tipis dengan cara memanaskan terlebih dahulu baja batangan kemudian didorong untuk melewati beberapa tingkat rol sampai ukuran yang diinginkan tercapai.

Gambar 13: Pembentukan Pelat

10. Apa yang dimaksud dengan terak pada proses peleburan bijih besi !
Terak adalah kotoran yang ada pada biji besi, apabila biji ini dilebur kotoran ini akan terangkat dengan sensdirinya

Lampiran I materi pembelajaran


a. Bahan Logam Secara Umum
Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyal titik cair tinggi. Contoh dari logam antara lain, besi,

timah putih, tembaga, emas, nikel. Sebenarnya selain logam ada yang kita sebut dengan istilah bukan logam (nonmetal) dan unsur meteloid (yang menyerupai logam). Contoh dari unsur yang bukan logam antara lain oksigen, nitrogen, hidrogen,.dan neon. Meteloid seperti karbon, fosfor, silikon, sulfur adalah unsur-unsur yang sifatnya menyerupai sifat-sifat logam. Dari 102 unsur kimia yang telah diketahui, ada 70 unsur yang merupakan logam. Semua unsur-unsur kimia tersebut terdapat pada permukaan bumi. Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, sebagai berikut:

1. 2. 3. 4. 5.

logam logam logam logam logam

berat: besi, nikel;krom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng. ringan: aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium. mulia: emas, perak, platina (platinium.) refraktori (logam tahan api) : wolfram, molibdenum, titanium, zirkonium. radio aktif: uranium, radium.

Logam-logam tersebut kita peroleh dari bahan baku yang disebut bijih yang kemudian diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis logam sesuai keperluan. Dewasa ini dengan kemajuan teknologi dan keberagaman proses pengelasan, maka hampir semua jenis logam dapat dilas, namun secara luas hanya sebagian jenis logam saja yang banyak dipakai karena dengan pertimbangan biaya dan tingkat kesulitan proses pengelasannya.

b. Penggunaan Bahan Logam


Dalam penggunaan serta pemakaiannya, logam pada umumnya tidak merupakan logam murni tetapi merupakan senyawa logam atau merupakan paduan yaitu senyawa antara logam dengan logam dan senyawa antara logam dengan meteloid yang mempunyai sifat-sifat logam. Senyawa antara logam dengan bukan logam tidak mempunyai sifat-sifat logam, antara lain Fe 2 03. Contoh paduan logam dengan logam antara lain Cu dengan Zn yang disebut kuningan, Cu dengan Sn disebut perunggu. Contoh paduan logam dengan meteloid antara lain, Fe dengan C yang disebut fero karbon, Fe dengan Si yang disebut fero sifikon. Logam-logam dan paduannya merupakan bahan teknik yang penting, umpamanya dipakai untuk konstruksi mesin, kendaraan, jembatan, bangunan, pesawat terbang, dan peralatan rumah tangga. Hubungannya dengan teknik mesin. sifat-sifat logam yang penting adalah sifat mekanis, fisis dan kemis yang menentukan juga pada pemilihan penggunaannya. Bahan logam ( logam teknik ) yang sering dipakai adalah: 1. baja. 2. aluminium dan paduannya. 3. tembaga dan paduannya. 4. nikel dan paduannya. 5. timah putih dan paduannya. Selain logam-logam tersebut diatas timah hitam,seng, magnesium, mangan, krom, vanadium dan molibdenum adalah logam-logam yang sering pula dipakai untuk keperluan khusus atau sebagai unsur paduan. Berikut ini adalah daftar unsur-unsur logam, bukan logam dan meteloid yang umum dipakai dalam keteknikan :

Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh dunia untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Ditemukan buat pertama kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah tangga yang kemudian berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan orang setiap hari saat ini Untuk menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan. A. Pembuatan Besi Kasar Besi kasar adalah hasil pengolahan dari bijih besi dengan melalui beberapa proses. Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan zat-zat lain yang terkandung dalam bijih besi dengan tahap sebagai berikut : Dibersihkan. Dipecah-pecah dan digiling sampai menjadi halus, sehingga partikel besi dapat dipisahkan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakanmagnit. Dibentuk menjadi pellet (bulatan-bulatan kecil) dengan diameter + 14 mm. Untuk memudahkan dalam pembentukan pellet maka ditambahkan tanah liat, sehingga dapat dirol menjadi bentuk bulat. Setelah proses awal dilakukan, maka bijih besi diproses pada dapur tinggi. Dapur tinggi mempunyai konstruksi yang cukup besar dengan ketinggian mencapai 100 meter. Dinding luar terbuat dari baja dan bagian dalam dilapisi batu tahan api yang mampu menahan temperatur tinggi. Pada bagian atas dapur tinggi terdapat corong untuk memasukkan bahan baku, yaitu bijih besi, kokas dan batu kapur. Kokas adalah batu bara yang telah diproses (disuling kering) sehingga dapat menghasilkan panas yang tinggi. Batu kapur berfungsi untuk mengikat bahanbahan yang tidak diperlukan. Proses pada dapur tinggi adalah dengan meniupkan udara panas ke dalam dapur tinggi untuk membakar kokas dengan temperatur + 2000oC. Cairan besi dan terak akan turun ke dasar dapur tinggi secara perlahan-lahan dan selanjutnya dituang ke kereta khusus. Hasil ini disebut besi kasar, yang kemudian dapat diproses lebih lanjut menjadi baja.

Gambar Dapur Tinggi

Proses Pembuatan Baja Besi kasar dari hasil proses dapur tinggi, kemudian diproses lanjut untuk dijadikan berbagai jenis baja. Ada beberapa proses yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja : 1. Dapur Baja Oksigen (Proses Bassemer) Pada dapur baja oksigen dilakukan proses lanjutan dari besi kasar menjadi baja, yakni dengan membuang sebagian besar karbon dan kotoran-kotoran (menghilangkan bahan-bahan yang tidak diperlukan) yang masih ada pada besi kasar. Ke dalam dapur dimasukkan besi bekas, kemudian baru besi kasar, tapi sebagian fabrik baja banyak yang langsung dari dapur tinggi, sehingga masih dalam keadaan cair langsung disalurkan ke dapur Oksigen. Kemudian, udara (oksigen) yang didinginkan dengan air dan kecepatan tinggi ditiupkan ke cairan logam. Ini akan bereaksi dengan cepat antara karbon dan kotoran-kotoran lain yang akan membentuk terak yang mengapung pada permukaan cairan. Dapur dimiringkan, maka cairan logam akan keluar melalui saluran yang kemudian ditampung dalam kereta-kereta tuang. Untuk mendapatkan spesifikasi baja tertentu, maka ditambahkan campuran lain sebagai bahan paduan. Hasil penuangan ini dapat langsung dilanjutkan dengan proses pengerolan untuk mendapatkan bentuk/profil yang diinginkan. 2. Dapur Baja Terbuka (Siemens Martin) Sama halnya dengan Dapur Baja Oksigen, maka dapur baja terbuka (Siemens Martin) jugamerupakan dapur yang digunakan untuk memproses besi kasar menjadi baja.Dapur ini dapat menampung baja cair lebih dari 100 ton dengan proses mencapai temperatur + 1600oC; wadah besar serta berdinding yang sangat kuat dan landai. Proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung pada permukaan baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan logam melalui tutup atas. Apabila selesai tiap proses, maka tutup atas dibuka dan cairan baja disalurkan untuk proses selanjutnya untuk dijadikan bermacam-macam jenis baja.

Gambar Dapur Baja Terbuka

3. Dapur Baja Listrik Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja adalah berasal arus listrik yang disalurkan dengan tiga buah elektroda karbon dan dimasukkan/diturunkan mendekati dasar dapur. Penggunaan arus listrik untuk pemanasan tidak akan mempengaruhi atau mengkontaminasi cairan logam, sehingga proses dengan dapur baja listrik merupakan salah satu proses yang terbaik untuk menghasilkan baja berkualitas tinggi dan baja tahan karat (stainless steel). Dalam proses pembuatan, bahan-bahan yang dimasukkan adalah bahan-bahan yang benar-benar diperlukan dan besi bekas. Setelah bahan-bahan dimasukkan, maka elektroda-elektroda listrik akan memanaskan bahan dengan panas yang sangat tinggi (+ 7000oC), sehingga besi bekas dan bahan-bahan lain yang dimasukkan dengan cepat dapat mencair. Adapun campuran-campuran lain (misalnya untuk membuat baja tahan karat) dimasukkan setelah bahan-bahan menjadi cair dan siap untuk dituang. C. Proses Pembentukan dan Bentuk-bentuk Produk Baja Pembentukan baja adalah tahap lanjutan dari proses pengolahan baja dengan berbagai jenis dapur baja. Baja yang telah cair dan ditambah dengan campuran lain (sesuai dengan kebutuhan/sifat-sifat baja yang diinginkan) dituang ke dalam cetakan yang berlubang dan didinginkan sehingga menjadi padat. Batangan baja yang masih panas dan berwarna merah dikeluarkan dari cetakan untuk disimpan sementara dalam dapur bentuk kotak serta dijaga panasnya dengan temperatur 1100oC 1300oC menggunakan bahan bakar gas atau minyak. Penyimpanan tersebut adalah untuk meratakan suhu sebelum dilakukan proses pembentukan atau pengerolan.

Gambar Pembentukan Baja Batangan

Proses pembentukan produk baja dilakukan dengan beberapa tahapan: 1. Proses Pengerolan Awal Proses ini adalah dengan cara melewatkan baja batangan diantara rol-rol yang berputar sehingga baja batangan tersebut menjadi lebih tipis dan memanjang. Proses pengerolan awal ini dimaksudkan agar struktur logam (baja) menjadi merata, lebih kuat dan liat, disamping membentuk sesuai ukuran yang diinginkan, seperti pelat tebal (bloom), batangan (billet) atau pelat (slab).

Gambar Proses Pengerolan AwaL

2. Proses Pengerolan Lanjut Proses ini adalah untuk merubah bentuk dasar pelat tebal, batangan menjadi bentuk lembaran, besi konstruksi (profil), kanal ataupun rel. Ada tiga jenis pengerolan lanjut : Pengerolan bentuk struktur/konstruksi Pengerolan bentuk besi beton, strip dan profil Pengerolan bentuk (pelat). a. Bentuk Struktur Pengerolan bentuk struktur/profiil adalah lanjutan pengerjaan dari pelat lembaran tebal (hasil pengerolan awal) yang kemudian secara paksa melewati beberapa tingkat pengerolan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang diperlukan

Gambar 11: Pembuatan Baja Struktur

b. Bentuk Strip, Besi Beton dan Profil Proses pembentukan ini tidak dilakukan langsung dari pelat tebal, tetapi harus dibentuk dulu menjadi batangan, kemudian dirol secara terus menerus dengan beberapa tingkatan rol dalam satu arah. Adapun hasil pengerolan adalah berbagai bentuk, yaitu : penampang bulat, bujur sangkar, segi6, strip atau siku dan lain-lain sebagainya sesuai dengan disain rolnya.

Gambar 12: Pembuatan Baja Beton, Strip & Profil c. Bentuk Lembaran (Pelat) Pengerolan bentuk pelat akan menghasilkan baja lembaran tipis dengan cara memanaskan terlebih dahulu baja batangan kemudian didorong untuk melewati beberapa tingkat rol sampai ukuran yang diinginkan tercapai.

Gambar 13: Pembentukan Pelat

Untuk melihat keseluruhan proses pengolahan baja dari bahan dasar sampai pengerolan awal (menjadi slab), dapat dilihat gambar berikut:

Gambar Proses Pengolahan Baja

PERTEMUAN KE KOMPETENSI DASAR

: 3,4 : Menguraikan unsur dan sifat logam

INDIKATOR : 1.3 Macam-macam besi dan baja diuraikan menurut baja karbom dan baja paduan. 1.4 Bentuk dan ukuran baja dalam perdagangan diuraiakan berdasarkan normalisasi TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan komposisi kimia baja karbon. Menjelaskan jenis-jenis baja karbon dan sifatnya,

Menunjukkan komposisi kimia baja paduan. Menjelaskan pengaruh unsur paduan pada sifat baja. Menjelaskan macam-macam / jenis baja paduan Menyebutkan bentuk-bentuk profil baja dalam perdagangan. Menjelaskan sistem kode dan penomoran baja dalam perdagangan. II. MATERI AJAR : Unsur baja karbon. Unsur baja paduan. Macam-macam baja menurut normalisasi dalam perdagangan III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE :3 A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa B. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Kegiatan Inti Unsur baja karbon. Unsur baja paduan. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya :4

C.

PERTEMUAN KE D. Kegiatan Awal Mengabsen siswa E.

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Kegiatan Inti Macam-macam baja menurut normalisasi dalam perdagangan Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

F.

V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Ilmu Bahan Logam, Pengetahuan bahan, Buku referensi VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: Tertulis dan tes lisan

SOAL : 1. Apa yang dimaksud dengan logam ferro !

Logam-logam Ferro adalah logam dimana unsur utamanya adalah besi (Fe), Logam Ferro secara umum terdiri dari tiga jenis, yaitu baja karbon, besi tuang dan baja paduan (campuran).

2. Sebutkan kelebihan baja karbon !


b. Harga lebih murah, karena biaya produksi lebih rendah dibanding logam lain, seperti : stainles steel, aluminium dll. c. Banyak tersedia dipasaran, karena mineral bahan baku baja lebih banyak dan lebih mudah ditambang. Di Indonesia banyak terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Belitung, Sumbawa d. Mudah dikerjakan, karena sifat yang dipunyai baja karbon secara umum dapat dirol, pres, dilubangi, dikerjakan mesin, dilas, brazing atau braze welding serta dapat dipotong.

3. Temperatur kritis adalah Apabila baja karbon dipanaskan di atas 723oC, maka akan terjadi
perubahan struktur pada baja.

4. Klasifikasikan baja karbon, yang ada ketahui !


Baja karbon rendah, terdiri dari 2 grup :

Baja karbon tegangan rendah (Mild steel) - Baja karbon tegangan normal (Low carbon steel) Baja karbon sedang (Midle carbon steel) Baja karbon tinggi (High carbon steel)

5. Sebutkan sifat dan kegunaan dari baja karbon tegangan rendah, baja karbon tegangan rendah, baja karbon sedang, dan baja karbon tinggi!
a. Baja Karbon Tegangan Rendah (Mild Steel) Baja karbon tegangan rendah mengandung 0,04 - 0,15 %C, sifatnya lunak, dapat dibentuk (dipres), dicetak dingin, ditempa dan dapat dilas. Penggunaannya adalah : Baut-baut/mur produk pelat badan kendaraan paku, kawat las/rod bahan konstrukdi, dll. b. Baja Karbon Tegangan Normal (Low Carbon Steel) Baja jenis ini mengandung 0,16% - 0,30%C, sifatnya mudah dilas, relatif kuat, dapat dipanaskan, tapi sulit dibentuk. Penggunaannya adalah : pelat-pelat kapal batang-batang penggerak roda gigi profil siku, kanal, strip konstruksi bangunan c. Baja Karbon Sedang (Midle Carbon Steel) Kandungan karbon pada baja karbon sedang adalah 0,30%-0,83%C; sifatsifatnya sukar dilas karena karbon sudah relatif tinggi, sulit dibentuk dan dapatdikeraskan. Penggunaannya adalah : poros-poros penggerak komponen-komponen mesin alat-alat pertanian dll. d. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel) Baja karbon tinggi mengandung unsur karbon paling tinggi, yaitu 0,83%-1,5%C, sifatnya sangat getas, sukar dibentuk, tahan aus dan tidak mampu las. Penggunaannya adalah : pegas alat-alat potong peluru-peluru bantalan poros roda gigi peralatan kerak

6. Mengapa pada baja selalu ada unsur-unsur tambahan?


Unsur-unsur yang ditambahkan pada baja adalah untuk : Menambah kemampuan baja untuk dikeraskan. Meningkatkan keliatan Meningkatkan ketahanan terhadap aus. Meningkatkan ketahanan terhadap korosi.

7. Sebutkan unsur apa yang selalu ditambahkan pada baja?

Unsur-unsur yang biasa ditambahkan pada baja paduan antara lain adalah : Karbon ( C ) Chromium ( Cr ) Nikel ( Ni )

Molibdenum ( Mo ) Tembaga ( Cu ) Vanadium ( V ) Mangan ( Mn ) Austenitic Ferritic Martensitic

8. Ada tiga jenis baja tahan karat yang banyak dipakai di bidang pekerjaanfabrikasi dan pemesinan, yaitu :

9. Besi tuang mampu tempa dapat di bagi dalam 2 golongan yaitu, sebutkan! 1. Besi tuang mampu tempa Blackheart dengan kandungan: C = 2,5 - 2,6 %; Si = 0,8 - 1,1 %; Mn = 0,4 %; P = 0,1 - 0,2 % dan S = 0,08 - 0,2 %. 2. Besi tuang tempa Whiteheart dengan kandungan: C = 3,0 - 3,3 %; Si = 0,5 - 0,6 %; Mn = 0,4 - 0,5 %; P = 0,08 - 0,1 % dan S = 0,1 - 0,25 %

10.Berapa kekutan tarik dari besi tuang kelabu, besi tuang melleable, besi tuang SG, besi tuang !
Besi Besi Besi Besi Tuang Kelabu Tuang Melleable 3 Tuang SG Tuang 152 MPa - 186 MPa 40 Mpa - 430 MPa 540 Mpa - 700 MPa Putih Hampir sama dengan besi tuang SG,

Materi Pembelajaran
A. Logam Ferro
Logam-logam Ferro adalah logam dimana unsur utamanya adalah besi (Fe), Logam Ferro secara umum terdiri dari tiga jenis, yaitu baja karbon, besi tuang dan baja paduan (campuran).

1. Baja Karbon (Carbon Steel)


Baja karbon adalah baja yang mengadung unsur karbon (C) di dalam besi (Fe), yakni dalam bentuk karbit-besi (FeC), sehingga disebut baja karbon. Kandungan karbon dalam besi akan sangat menentukan kekerasan suatu baja karbon, semakin banyak unsur karbon, maka semakin keras suatu baja karbon, sampai akhirnya batas kandungan untuk besi tuang, yaitu diatas 1,5 %C. Untuk penggunaan, maka baja karbon diklasifikasi atas 3 kelompok utama, yaitu : Baja karbon rendah, terdiri dari 2 grup : - Baja karbon tegangan rendah (Mild steel) - Baja karbon tegangan normal (Low carbon steel) Baja karbon sedang (Midle carbon steel)

Baja karbon tinggi (High carbon steel)

a. Baja Karbon Tegangan Rendah (Mild Steel) Baja karbon tegangan rendah mengandung 0,04 - 0,15 %C, sifatnya lunak, dapat dibentuk (dipres), dicetak dingin, ditempa dan dapat dilas. Penggunaannya adalah : Baut-baut/mur produk pelat badan kendaraan paku, kawat las/rod bahan konstrukdi, dll. b. Baja Karbon Tegangan Normal (Low Carbon Steel) Baja jenis ini mengandung 0,16% - 0,30%C, sifatnya mudah dilas, relatif kuat, dapat dipanaskan, tapi sulit dibentuk. Penggunaannya adalah : pelat-pelat kapal batang-batang penggerak roda gigi profil siku, kanal, strip konstruksi bangunan c. Baja Karbon Sedang (Midle Carbon Steel) Kandungan karbon pada baja karbon sedang adalah 0,30%-0,83%C; sifatsifatnya sukar dilas karena karbon sudah relatif tinggi, sulit dibentuk dan dapatdikeraskan. Penggunaannya adalah : poros-poros penggerak komponen-komponen mesin alat-alat pertanian dll. d. Baja Karbon Tinggi (High Carbon Steel) Baja karbon tinggi mengandung unsur karbon paling tinggi, yaitu 0,83%-1,5%C, sifatnya sangat getas, sukar dibentuk, tahan aus dan tidak mampu las. Penggunaannya adalah : pegas alat-alat potong peluru-peluru bantalan poros roda gigi peralatan kerak dll. Kelebihan Baja Karbon Bila dibandingkan dengan logam jenis lain, maka baja karbon mempunyai beberapa kelebihan antara lain : 1. Harga lebih murah, karena biaya produksi lebih rendah dibanding logam lain, seperti : stainles steel, aluminium dll. 2. Banyak tersedia dipasaran, karena mineral bahan baku baja lebih banyak dan lebih mudah ditambang. Di Indonesia banyak terdapat di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Belitung, Sumbawa 3. Mudah dikerjakan, karena sifat yang dipunyai baja karbon secara umum dapat dirol, pres, dilubangi, dikerjakan mesin, dilas, brazing atau braze welding serta dapat dipotong. Diagram Phasa Baja Karbon Apabila baja karbon dipanaskan di atas 723oC, maka akan terjadi perubahan struktur pada baja. Temperatur ini disebut temperatur kritis rendah, Kalau baja kembali didinginkan secara merata dengan lambat ( tanpa media pendingin ), maka struktur baja akan kembali ke struktur semula, tapi bila didinginkan secara kejut (cepat), maka akan terjadi perubahan struktur baja; mungkin menjadi keras dan rapuh. Perubahan ini sangat tergantung pada kandungan karbon pada baja tersebut. Diagram berikut adalah untuk memperkirakan perubahan berdasarkan temperatur dan kandungan karbon, sehingga disebut Diagram Phasa Baja Karbon.

Gambar Diagram Phasa Baja Karbon

2. Besi Tuang (Cast Iron)


a. Besi Tuang Kelabu Besi tuang kelabu adalah salah satu yang paling banyak digunakan. Pendinginan yang lambat dari proses penuangan memungkinkan karbon membentuk lapisan secara random (acak). Lebih dari 3% silikon ditambahkan untuk membantu terbentuknya grafit. Besi tuang kelabu digunakan secara luas di industri karena relatif lunak, mudah dicetak dan di las Adapun unsur-unsur yang terkandung pada besi tuang kelabu adalah : C = 3,6%, Si = 2,5-3,5%, Mn = 0,8%, P = 0,15% dan S = 0,08%

Gambar 16 : Struktur Besi Tuang Kelabu b. Besi Tuang Putih Ketika besi tuang putih dibentuk dengan pendinginan secara cepat daripenungan, kadar silikon yang rendah meninggalkan karbon dalam bentuksementit yang sangat keras dan getas. Oleh karena itu, besi tuang putih sulit di las dan sangat jarang dipakai kecuali untuk penggunaan khusus, seperti untuk benda-benda tahan aus. Besi tuang ini mengandung : Karbon ( C )= 3,0%, Silikon ( Si ) = 0,5%, Mangan ( Mn ) = 0,8%, Pospor ( P ) = 0,10% dan Sulfur ( S ) = 0,10 %.

GambarStruktur Besi Tuang Putih

c. Besi Tuang Mampu Tempa ( Melleable ) Besi tuang mampu tempa adalah dari besi tuang putih yang telah dilakukan perlakuan panas (heat treatment) dalam beberapa langkah, kemudian dimudakan (annealing), sehingga dengan demikian akan merubah grafit menjadi bentuk roset yang berkelompok secara tidak beraturan. Karena karbon telah diolah, maka besi tuang mampu tempa lebih kuat dan kenyal dibandingkan dengan besi tuang kelabu. Besi tuang mampu tempa (malleable) jarang retak/patah karena sifatsifatnya yang telah ditingkatkan, tetapi untuk perbaikannya harus dengan teknik las patri ( braze welding ). Las cair kurang disarankan, karena pemanasannya akan merusak sifat-sifat yang telah ada dan dapat berubah kembali menjadi keras dan getas . Besi tuang mampu tempa dapat di bagi dalam 2 golongan yaitu: 1. Besi tuang mampu tempa Blackheart dengan kandungan: C = 2,5 - 2,6 %; Si = 0,8 - 1,1 %; Mn = 0,4 %; P = 0,1 - 0,2 % dan S = 0,08 - 0,2 %. 2. Besi tuang tempa Whiteheart dengan kandungan: C = 3,0 - 3,3 %; Si = 0,5 - 0,6 %; Mn = 0,4 - 0,5 %; P = 0,08 - 0,1 % dan S = 0,1 - 0,25 %.

Gambar Struktur Besi Tuang Mampu Tempa Blackheart

Gambar 19 : Struktur Besi Tuang Mampu Tempa Whiteheart d. Besi Tuang SG (Spherodial Graphite) Besi tuang SG dibuat dengan menambah sedikit nikel dan magnesium dalam cairan logam pada saat produksi, sehingga grafit akan berbentuk gumpalan (bulatan). Dengan demikian, besi tuang SG akan menjadi besi tuang yang paling kuat dan kenyal dibandingkan besi tuang yang sebelumnya (besi tuang kelabu, putih atau lunak).

e. Besi Tuang Spesial Ada beberapa tujuan khusus diperlukannya besi tuang spesial di industri tertentu. Besi untuk kasus tertentu seperti Ni-hard, Ni-resist mengandung chromium, nikel, vanadium dll., untuk meningkatkan sifat-sifat tertentu, antara lain : Kekuatan tarik Tahan terhadap oksidasi Tahan terhadap korosi Tahan terhadap aus Bahan-bahan besi tuang spesial ini diproduksi dengan membutuhkan biaya yang lebih besar dan komposisinya akan membuat sulit untuk di las. Sifat-sifat Besi Tuang Kekuatan Tarik JENIS Besi Tuang Kelabu Besi Tuang Melleable 3 Besi Tuang SG Besi Tuang

KEKUATAN TARIK 152 MPa - 186 MPa 40 Mpa - 430 MPa 540 Mpa - 700 MPa Putih Hampir sama dengan besi tuang SG,

Besi tuang kurang cocok untuk bahan profil yang mendapat beban/tegangantarik. Kekuatan Tekan Besi tuang kelabu mempunyai kekuatan tekan yang sangat baik dan secaraluas digunakan pada bantalan mesin serta untuk barang-barang yang membutuhkan tekanan besar. Kekenyalan (Ductility) Seluruh besi tuang mempunyai kekenyalan yang rendah dibandingkandengan baja karbon rendah. Namun, besi tuang mampu tempa (melleable)pada ketebalan dibawah 50 mm akan bengkok sebelum patah/pecah.

3. Baja Paduan

Baja paduan adalah baja yang mengandung paduan satu atau lebih unsur campuran yang ditambahkan untuk mendapatkan sifat-sifat yang tidak dimiliki oleh baja karbon atau besi tuang. Unsur-unsur yang ditambahkan pada baja adalah untuk : Menambah kemampuan baja untuk dikeraskan. Meningkatkan keliatan Meningkatkan ketahanan terhadap aus. Meningkatkan ketahanan terhadap korosi. Unsur-unsur yang biasa ditambahkan pada baja paduan antara lain adalah : Karbon ( C ) Chromium ( Cr ) Nikel ( Ni ) Molibdenum ( Mo ) Tembaga ( Cu ) Vanadium ( V ) Mangan ( Mn ) Jenis baja paduan yang banyak dipakai di industri-industri atau untuk kebutuhan fabrikasi adalah : Baja sepuhan dan temper rendah Baja weathering Baja creep resistant Baja tahan karat ( Stainless Steel ) Adapun komposisi baja paduan seraca umum adalah sebagai berikut : Unsur Baja Sepuhan, Baja Weathering Temper Rendah Karbon ( C ) 0.10 - 0.20% 0.10% Chromium ( Cr ) 0.60 - 1.00% 0.50% Nikel ( Ni 0.70 - 1.00% 0.25% Mangan ( Mn ) 0.60- 1.00% 0.90% Tembaga ( Cu ) 0.15 - 0.50% 0.25% Vanadium ( V ) 0.03 - 0.08% Molibdenum ( Mo ) 0.40 - 0.60% -

Baja Creep Resistant 0.15 - 0.43% 0.30 - 0.8% 0.50- 2.00% 0.50- 1.00% 0.10 - 0.20% 0.10 - 0.30%

a. Baja Sepuhan dan Temper Rendah

Baja sepuhan dan temper rendah adalah baja paduan dengan tegangan tarik tinggi, memiliki sifat yang beragam, kuat, liat serta tahan benturan dan goresan. Baja paduan ini dapat dipakai pada : dump truck hopper bucket dozer blade alat-alat pertanian , spt. pisau bajak. b. Baja Weathering ( Baja Paduan Rendah Tegangan Tarik Sedang ) Baja paduan jenis ini sangat takan terhadap korosi atmosfir, memiliki tegangan luluh (yield) yang tinggi, dan memungkinkan untuk dibuat dalam bentuk yang tipis. Pemakaian baja paduan weathering adalah untuk : Tangki penyimpanan Saluran uap bertekanan tinggi Instalasi bahan kimia Perangkat pertanian Konstruksi bangunan c. Baja Creep Resistant Baja creep resistant adalah baja paduan yang tahan terhadap pemuaian yakni dengan penambahan unsur molebdenum ke dalam paduan baja. Pemakaian baja paduan ini adalah : Drum ketel uap Pipa uap

Bejana / saluran bertekanan tinggi Instalasi minyak atau bahan kimia, dll. d. Baja Tahan Karat ( Stainless Steel ) Baja tahan karat (stainless steel) digunakan pada kondisi dimana sifat tahankarat dibutuhkan (termasuk kelembaban yang tinggi). Untuk mendapatkan sifat tahan karat, maka pada proses produksi ditambah chromium. Terbentuknya oksida khrom (chromic oxida) bila terdapat lebih dari 11% chromium dalam baja, sehingga dengan pemberian oksida ini maka baja akan tahan terhadap karat. Elemen lain yang ditambahkan pada logam tergantung kebutuhan, misalnya nikel adalah untuk mendapatkan sifat keras pada baja dalam temperatur rendah. Ada tiga jenis baja tahan karat yang banyak dipakai di bidang pekerjaanfabrikasi dan pemesinan, yaitu : Austenitic Ferritic Martensitic 1) Austenitic ( Austenit ) Baja tahan karat austenit adalah jenis baja tahan karat yang paling banyak dipakai karena sifat-sifatnya yang dapat dilas dan dibentuk atau diperbaiki. Unsur-unsur paduannya adalah terdiri dari 18%Chrom dan 8% Nikel ( Kode SS 18/8 ) 2) Ferritic ( Ferrit ) Baja tahan karat ferit adalah baja tahan karat yang sangat tahanterhadap korosi, sehingga pemilihan untuk jenis baja ini adalah lebih mempertimtangkan sifat tahan karatnya dibanding sifat yang lain (bukan sifat mekanisnya ). Baja tahan karat ferit sukar untuk dilas danperbaiki. 3) Martensitic ( Martensit ) Baja tahan karat martensit adalah baja tahan karat yang memiliki ketahanan korosi sedang , tapi baja ini dapat dilakukan perlakuan panas ( heat treatment ) karena kandungan karbonnya lebih tinggi dan sebagian dari jenis baja tahan karat martensit dapat dilas. Efek Karbon dan Ekuivalen Karbon pada Baja Paduan : Besarnya kandungan karbon pada suatu baja paduan akan berpengaruh terhadap tegangan tarik suatu baja, di mana tegangan tarik akan bertambah seiring dengan bertambahnya kandungan karbon. Namun, jika tegangan tarik bertambah, keliatan baja akan berkurang dan akan menjadi lebih sukar dibentuk. Paduan-paduan selain karbon memiliki efek mengeraskan yang lebih rendah pada baja. Kita dapat menentukan kemampuan pengerasan baja dengan menggunakan faktor ekuivalen karbon (CE) yang menghasilkan efek mengeraskan dan masing-masing unsur dibandingkan dengan karbon. Misalnya, efektifitas chrom untuk menambah kemampuan pengerasan baja adalah seperlima efektifitas karbon. Jadi, penambahan 0,5% chrom sama dengan penambahan 0,1% karbon. Untuk menentukan seberapa besar perbandingan tersebut maka digunakan faktor pembagi, sehingga efek masing-masing unsur tersebut dapat dinyatakan sebagai ekuivalen karbon.

Unsur Karbo Fosfor Molibdenum Chromium Vanadium Manga Tembaga Nikel

Faktor Bagi 1 2 5 5 5 6 13 15

Cara menggunakan formula ekuivalen karbon ( CE ) seperti contoh berikut : Suatu baja paduan rendah tersusun atas : - Karbon (C) 0,019% - Mangan (Mn) 1,36% - Chromium (Cr) 0,07% - Nikel (Ni) 0,05% - Tembaga (Cu) 0,45% = C/1 + Mn/6 + Cr/5 + Ni/15 + Cu/13 = 0,019/1 + 1,36/6 + 0,7/5 + 0,05/15 + 0,45/13 = 0,019 + 0,2266 + 0,14 + 0,0033 + 0,0346 CE = 0,4235% ( 0,42 %) Perhitungan diatas menunjukkan bahwa baja paduan tersebut akan bereaksi terhadap pengelasan seperti baja karbon sedang yang berkandungan karbon sekitar 0,42% dan memiliki kemampuan untuk dikeraskan sama dengan baja karbon dengan kandungan karbon yang sama.

B. Logam Non Ferro

Logam Non Ferro dikelompokkan atas : logam berat, logam ringan, logam mulia dan logam radio aktif. Karena banyak sekali jenisnya, maka pada topik ini hanya akan uraikan beberapa jenis yang paling banyak dipakai pada kegiatan produksi atau kehidupan sehari-hari.

1. Logam Berat
a. Tembaga ( Cu ) Tembaga didapat dari pengolahan bijih tembaga yakni dalam bentuk senyawa dengan belerang dan dalam bentuk potongan/bongkahan atau pasir. Yang berbentuk bongkahan terdapat di Amerika Utara, dan yang berbentuk pasir terdapat di Rusia, Chili dan Indonesia (Irian). Sifat-sifat dan Penggunaannya : i. Daya penghantar listrik yang sangat baik /tinggi. Dipergunakan pada industri listrik dan telekomunikasi, spt. : kawat listrik, kawat telepon, kawat penangkal petir dan lain-lain. ii. Daya penghantar panas dan tanah karat yang baik, banyak dipergunakan dalam pembuatan radiator, ketel dan perlengkapan pemanas. 3. Sangat malleable dan ductile, dapat dirol, ditarik, ditekan tarik danditempa dengan mudah. 4. Untuk pekerjaan tuangan, tembaga merah tidak begitu banyak dipakai karena akan timbul gelembung-gelembung. Kekurangan ini dapat diganti/diatasi dengan jalan memadukan sedikit seng atau aluminium. b. Timah Putih ( Sn ) Biji timah masih banyak bersenyawa dengan biji yang lainnya dan biasanya menjadi sangat kotor. Timah gunung didapat di Inggris, Australia, Jepang dan pasir timah yang bercampur dengan pasir terdapat di Malaysia, Bangka (Indonesia) serta Bolivia. Di Indonesia biji timah mengandung 78 % kadar timah yang bercampur dengan pasir. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Dapat dikembangkan / ditarik pada temperatur kurang dari 100C sehingga dapat dibuat menjadi lembaran-lembaran tipis. 2. Pada pemanasan kurang dari 200C menjadi sangat rapuh, sedang diatas 228C timah menjadi sangat cair. 3. .Terhadap belerang akan cepat rusak dan larut dalam asam garam. 4. Digunakan sebagai lapisan tahan karat pada logam-logam lain, menyolder (patri), untuk campuran logam lain, dll c. Timbal / Timah Hitam ( Pb ) Timbal sering dijumpai bersama didalam satu endapan dan kadang-kadang bersenyawa dengan belerang, perak, kwarsa dan kapur. Penghasil utama timah hitam adalah Mexico, USA dan Birma. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Lunak, berat jenisnya 11,4 dan titik cairnya antara 274 -330C. 2. Tidak tahan terhadap kekuatan tarik dan tekan. 3. Mudah dipotong dengan pisau, tidak dapat dikikir dan sukar dibubut. 4. Bekas-bekas patahannya agak licin dan mudah ditekuk. 5. Tahan terhadap asam garam dan asam belerang, mudah mengoksida pada suhu tinggi, serta sukar untuk dipatri. 5. Digunakan untuk sekat-sekat saluran air, pelapis kabel Aluminium, sebagai campuran timah patri, campuran cat, untuk membuat batere, dll. d. Seng ( Zn ) Bijih-bijih seng didapatnya tidak pernah dalam keadaan bebas, melainkanselalu bersenyawa dengan belerang. Bijih-bijih seng umumnya diketemukan di Amerika, Australia, Bergia, Inggris dan di Jerman. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Berwarna kelabu muda, berat jenis 7,1. 2. Pada suhu 130 - 150C dapat dipecah-pecah dan kenyal sehingga dapat dijadikan lempenglempeng dengan jalan dirol. 3. Bila dipanaskan sampai suhu 200C akan rapuh, mudah ditumbuk menjadi bubuk, akan mencair pada suhu 419C dan titik didihnya 906C. 4. Hampir tak terjadi oksidasi, tetapi cepat rusak oleh pengaruh asam. 5. Penggunaanya adalah untuk melapisi logam lain agar tahan terhadap korosi, sebagai anoda pada lambung kapal, untuk pencampur logam lain, dll. e. Nikel ( Ni ) Bijih nikel diketemukan di Rusia, Kanada, Amerika, Finlandia, Norwegia dan Indonesia ( Sulawesi tenggara/Soroako dan Pomala ). Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Berwarna putih keabu-abuan, sangat keras dan padat, dapat menahan pengaruh atmosfir dengan baik, oleh karena itu dapat dipakai untuk melapis baja agar terhindar dari karat. 2. Berat jenisnya 8,9; dan titik cairnya 1455C, kekuatannya hampir sama dengan tembaga, sedangkan regangannya antara 15 - 20 %. Sampai dengan suhu 300C, kepadatannya tidak berubah, tetapi di atas suhu tersebut baru berubah turun dengan cepat.

3. Pengaruh nikel terhadap paduannya adalah menambah keawetan, keliatan, kekuatan, keringanan, anti korosi, tahan suhu tinggi.

2. Logam Ringan
a. Aluminium ( Al ) Logam aluminium hampir ditemukan diseluruh dunia dalam keadaan masih bersenyawa dengan unsur-unsur lain. Bijih aluminium didapat pada bahan bijih tambang bauksit yang diketemukan di Amerika Serikat, Italia, Indonesia, Perancis dan Rusia. Sifat-sifat dan Penggunaannya : Meskipun aluminium mempunyai daya gabung yang tinggi terhadap oksigen (mudah sekali mengoksidasi), namun dalam kenyataannya mempunyai : 1. Daya tahan karat yang sangat baik 2. Sifat penghantar listrik yang baik 3. Mudah ditempa (malleable) yang memungkinkan untuk menghasilkan bentuk lembaran yang tipis 4. Berat jenis relatif kecil dibandingkan dengan logam-logam lainnya ( 2,6 - 2,7) 5. Angka reflextifitas panas matahari sebesar 70 + 90 %, sehingga tidak menyerap panas matahari sehingga sangat tepat digunakan sebagai bahan penutup atap 6. Dalam dunia perdagangan berupa tuangan/cetakan, pelat, profil dan batangan. Bentuk-bentuk ini digunakan disegala bidang, baik untuk pembangunan, konstruksi atau keperluan rumah tangga. Yang berbentuk pelat ( pelat rata, pelat gelombang, dan pelat beralur) digunakan untuk atap, tangga, plafond dan dinding. 7. Yang berbentuk profil ( profil siku, T, U atau parit, I dan profil khusus ) digunakan untuk kusenkusen pintu dan lain-lain. Sedangkan dalam bentuk cetakkan/tuangan banyak dipergunakan untuk konstruksi kapal terbang, mobil (setelah melalui proses khusus), alat-alat rumah tangga dan lain-lain. b. Magnesium ( Mg ) Magnesium didapat masih dalam bentuk persenyawaan. Bijih-bijih yang menghasilkan magnesium adalah dolomit, magnesit, epsomit, bruci dan mineral- mineral sekunder dan biasanya berasosisasi dengan batuan sedimen. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Merupakan logam teringan dengan berat jenis 1,74 dan mencair pada suhu 650 C, serta mendidihnya pada suhu 1107C. 2. Mudah terbakar pada suhu rendah 3. Cukup kuat/mempunyai kekuatan tarik 8,5 Kg/mm, dan dalam bentuk paduan tahan terhadap korosi diudara tetapi tidak tahan terhadap air laut. 4. Magnesium dipergunakan sebagai bahan paduan untuk alat-alat mobil, kapal terbang dan gerbong kereta api. Dapat pula dipergunakan untuk bom pembakar, mercon, bagian alat-alat optik, alat musik dan peralatan geodesi.

3. Logam Mulia

a. Perak ( Ag ) Pada umumnya masih bersenyawa dengan sulfida-sulfida timbal, tembaga, arsen, kobalt dan nikel dan mineral-mineral logam non ferro. Terdapat di negara Amerika serikat, Mexico, Bolvia dan Jerman. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Dalam bentuk mineral mempunyai kristal-kristal berkelompok tersusun sejajar, dan kadangkadang bersisik. 2. Warna putih perak, abu-abu, coklat, kuning, hitam, cerah, putih. 3. Berat jenis antara 10 - 12 dan tergantung dari pada logam yang terkandung di dalamnya. 4. Mempunyai daya hantar panas dan listrik yang baik. 5. Garamnya merupakan dasar fotografi; apabila terkena cahaya perak bromida mengalami perubahan kimia yang kemudian akan terjadi tampak setelah dicuci. 6. Perak dengan 70 % dibuat untuk keperluan uang logam, selebihnya digunakan dalam fotografi, kerajinan perak, dan industri listrik. Juga untuk perhiasan dan solder perak. b. Platina ( Pt ) Di alam sebenarnya unsur platina tidak berdiri sendiri, tetapi bergabung dengan unsur-unsur lain seperti osmium, iridium, palladium, rhodium. Sedangkan beberapa bijih kadang-kadang juga mengandung besi, tembaga, timah hitam dan zirconium. Bijih-bijih ini diketemukan dipegunungan Ural, Kolombia, Brazilia dan Indonesia ( Kalimantan ). Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Berat jenis sangat besar, antara 14 - 19 dan dalam keadaan murni dapat mencapai 21,23; titik cairnya pada 1770C. 2. Berwarna putih keperak-perakkan. 3. Baik untuk ditempa dan diregang, disamping itu pula dapat dikerjakan dengan sempurna dan tidak akan mengoksidasi dalam udara walaupun dalam keadaan pijar putih. 4. Tidak dapat dirusak oleh asam-asam yang kuat dan alkali. 5. Logam ini sangat mahal harganya, oleh karenanya tidak banyak digunakan. 6. Penggunaanya :

Untuk alat-alat laboratorium alat-alat kedokteran dan lain-lain. Untuk keperluan lainnya dipakai sebagai : perhiasan, industri sinar-x, industri listrik, peralatan telekomunikasi, anak timbangan, salutan gigi, peralatan halus serta juga dipakai sebagai ujung-ujung kontak pada magnit-magnit. c. Emas ( Au ) Hampir semua bijih emas mengandung perak. Logam emas ini banyak diketemukan di Kanada, Australia , Amerika Utara, Rusia dan juga di Indonesia. Sifat-sifat dan Penggunaannya : 1. Berat jenisnya 19,2; berwarna kilau kuning. 2. Dapat larut dalam air raksa, asam sendawa dan asam garam. 3. Logam paling mudah ditempa dan mahal harganya. 4. Penggunaanya : Kemurnian emas dinyatakan dalam karat. Logam emas murni sama dengan 24 karat, sedangkan emas 18 karat adalah suatu campuran yang terdapat 18 bagian emas dari campuran logam yang terdiri dari 24 bagian, atau 6 bagian adalah kandungan perak. Sebagian besar emas dipergunakan dalam bidang moneter dan untuk perhiasan-perhiasan, uang logam, bahkan menjadi jaminan standard nilai uang. Dalam jumlah kecil adalah untuk menyepuh, membuat huruf emas, photografi, kedokteran gigi dan perkakas-perkakas laboratorium , dll.

PERTEMUAN KE KOMPETENSI DASAR

: 5,6 : Mendeskripsikan proses perlakuan panas

INDIKATOR : 1.5 Proses perlakuan panas pada baja dideskripsikan menurut pengerasan total dan pengerasan permukaan. 1.6 Proses perlakuan panas pada logam ferro dan non ferro dideskripsikan meliputi proses hardening, tempering, anneling, normalizing dan surface hardening. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Membedakan macam-macam pengerasan penuh dan pengerasan permukaan. Mengkaji tentang proses pengerasan meliputi bahan, temperatur, perubahan struktur dan prosedur Menunjukkan bahan-bahan dan peralatan yang dibutukan dalam pengerasan permukaan. Mengkaji cara-cara pengerasan permukaan. Menjelaskan jenis-jenis baja yang akan diproses. Menyiapkan dapur pemanas dan peralatan pengerasan. Menjelaskan cara pengerasan baja. Menjelaskan jenis-jenis tempering. Menjelaskan cara tempering . Menunjukkan jenia anneling. Menjelaskan cara proses anneling. Menunjukkan jenis dan suhu penormalan terhadap baja. Menjelaskan cara penormalan baja. Menjelaskan jenis-jenis perlakukan panas terhadap baja lunak. Menjelaskan cara pengerasan permukaan

II. MATERI AJAR : Pengerasan baja. Pengerasan permukaan baja. Pengerasan (hardening) Pemudaan (tempering) Pelunakan (anneling) Penormalan (normalizing)

Pengerasan permukaan baja (surface hardening)

III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 9,10 A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B. Kegiatan Inti Pengerasan baja. Pengerasan permukaan baja. Pengerasan (hardening) C. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

A.

PERTEMUAN KE Kegiatan Awal Mengabsen siswa

:5

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B. Kegiatan Inti Pemudaan (tempering) Pelunakan (anneling) Penormalan (normalizing) Pengerasan permukaan baja (surface hardening) C. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan

A.

PERTEMUAN KE Kegiatan Awal Mengabsen siswa

:6

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B. Kegiatan Inti Ulangan harian C. Kegiatan Akhir meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah selanjutnya

V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Ilmu Bahan Logam, Pengetahuan bahan, Buku referensi VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: Tertulis dan tes lisan

SOAL : 1. Apa tujuan perlakuan panas !


Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan bentuk pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi, merubah sifat-sifat bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa. Sebelum benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan panas awal sedangkan setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas akhir.

2. Sebutkan jenis perlakuan panas !


Beberapa jenis perlakuan panas adalah: Perlakuan panas awal dan sesudah pengerjaan Menghilangkan tegangan sisa Penormalan (Normalizing) Pelunakan (Annealing) Pengerasan (Hardening) Temper (Temperring)

3. Berapa temperatur Menghilangkan tegangan sisa dan langkah-langkah menghilangkan tegangan sisa!
Temperatur pemanasan untuk menghilangkan tegangan sisa ( stess relieve ) adalah berkisar 590C-670C. Langkah kerja menghilangkan tegangan sisa : Panaskan benda kerja secara bertahap ( perlahan ) Biarkan pemanasan benda kerja ini sesuai dengan temperatur yang tepat dan waktu tertentu. Dinginkan benda kerja secara perlahan.

4. Berapa temperatur dan langkah-langkah Penormalan (Normalizing)!


Temperatur untu normalizing adalah 820C - 980C Langkah kerja penormalan : Panaskan baja kira-kira 60C diatas temperatur kritis. Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata. Didinginkan dalam ruangan

5. Berapa temperatur dan langkah-langkah Pelunakan (Annealing)!


Temperatur pemanasan untuk proses pelunakan suatu bahan ( annealing ) adalah berkisar antara 820C - 925C Langkah kerja pelunakan : Panaskan bahan sampai diatas temperatur kriitis. Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata Dinginkan dalam dapur secara perlahan

6. Apa yang dimaksud dengan temperatur Temper (Temperring)!


Temper adalah proses perlakuan panas lanjutan setelah proses pengerasan, bertujuan untuk mengurangi kekerasan yang terlalu tinggi akibat pendinginan yang cepat dan temperatur yang tinggi ( karena proses penyepuhan).

7. Berapa temperatur Temper (Temperring)!


Temperatur tempering adalah berkisar antara 220C - 390C

8. Agar pengukur temperatur tersebut akurat sesuai dengan yang diinginkan, alat yang sering digunakan adalah:
Cat dan crayon peka temperatur Thermocouple

9. Jelaskan fungsi dari alat-alat pada no 9!


1. Cat dan Crayon Peka Temperatur Cat dan crayon ini dirancang untuk mengukur temperatur pada batasan temperatur tertentu. Apabila temperatur pemanasan awal tercapai maka cat atau crayon akan mencair atau berubah warna. Kemudian berdasarkan warna tersebut akan dapat ditentukan temperatur benda yang dipanaskan, yakni dengan menggunakan tabel warna 2. Thermocouple Kawat yang digunakan pada thermocouple tidak seperti kawat logam biasa, karena kawat ini dapat berubah dikarenakan tegangan listrik yang mengalir dengan adanya perubahan temperatur. Pada dapur pemanas kawat thermocouple ditempelkan ke benda kerja dan perubahan temperatur akan tercatat pada kertas grafik. Pyrometer adalah peralatan pengukur temperatur yang dipegang dengan tangan dan ditempelkan pada benda kerja untuk

mengukur temperatur benda kerja tersebut, serta menggunakan prinsip thermocouple. Alat ini mempunyai sensor dan jarum penunjuk temperatur dan digunakan untuk mengukur temperatur pemanasan setelah pengelasan atau suatu proses perlakuan panas.

10.

Jenis alat pemanas yang biasa dipakai untuk pemanas pada pekerjaan perlakuan panas adalah
Nyala api ( oksigen + bahan bakar gas ) Dapur pemanas ( oven ) Lembaran ( jaket ) pemanas listrik Cincin pemanas

MATERI PEMBELAJARAN
A. Tujuan dan Jenis Perlakuan Panas
Perlunya perlakuan panas dilakukan adalah untuk mengurangi perubahan bentuk pada saat dikerjakan atau setelah dikerjakan atau hasil suatu konstruksi, merubah sifat-sifat bahan dan menghilangkan tegangan-tegangan sisa. Sebelum benda dikerjakan dilakukan perlakuan panas maka disebut perlakuan panas awal sedangkan setelah benda dikerjakan disebut perlakuan panas akhir. Beberapa jenis perlakuan panas adalah: Perlakuan panas awal dan sesudah pengerjaan Menghilangkan tegangan sisa Penormalan (Normalizing) Pelunakan (Annealing) Pengerasan (Hardening) Temper (Temperring) 1. Perlakuan Panas Awal (Preheating) Perlakuan panas awal adalah pemanasan yang dilakukan sebelum benda kerja tersebut dikerjakan lebih lanjut, misalnya sebelum dilakukan pengelasan. Temperatur pemanasan awal adalah antara 30C - 400C ( lihat Diagram Perlakuan Panas). Hal ini perlu dilakukan, karena pada waktu pengelasan akan terjadi panas pada daerah pengelasan. Panas yang tinggi akan terpusat pada daerah pencairan. Dengan bertambah jauh jaraknya busur akan berkurang panas yang terjadi. Pemanasan dan pendinginan yang tidak merata (perubahan termperatur) akan menyebabkan. berbagai pengaruh pada daerah pengelasan misalnya keliatan, tegangan dan sifat logam Iainnya. Dengan memanaskan logam sebelum pengelasan akan mengurangi perbedaan temperatur pada daerah pengelasan. Hal ini adalah salah satu cara untuk mengatasi perubahan-perubahan pada logam yang dilas. Proses ini disebut pemanasan awal (preheating). Karena pemanasan sebelum pengerjaan akan mengurangi perubahan temperatur maka tentu juga akan mengurangi perubahan bentuk akibat tegangan yang terjadi karena pengaruh panas yang tinggi pada daerah las. Tinggi temperatur pemanasan awal tergantung pada : Komposisi kandungan unsur dan baja Ketebalan benda kerja Sumber panas yang terjadi pada saat pengelasan Komposisi kandungan unsur dari baja akan menentukan kekerasan baja tersebut. Misalnya baja karbon yang baru dilas dan kemudian didinginkan secara cepat, maka dapat berakibat keretakan pada benda kerja tersebut. Disini pemanasan sebelum pengenjaan diperlukan untuk memperlambat pendinginan supaya tidak retak pada daerah yang dilas/dipanaskan. Dengan semakin tebalnya bahan, maka semakin besar pula pengaruh pendinginan dan dengan semakin tebalnya bahan maka semakin lama pemanasan awal yang dipenlukan. Pemanasan awal pada bahan-bahan baja yang dipakai di industri manufaktur sangat bervariasi. Untuk mengetahui temperatur pemanasan awal untuk berbagal jenis dan ketebalan pelat adalah dengan cara melihat katalog yang dikeluarkan oleh

fabrik pembuat baja tersebut. Pemanasan awal ini juga sering digunakan pada pengelasan bahanbahan yang mudah retak dan susah untuk di las yakni untuk memperlambat proses pendinginan. 2. Menghilangkan Tegangan Sisa (Stress Relieve) Temperatur pemanasan untuk menghilangkan tegangan sisa ( stess relieve ) adalah berkisar 590C-670C (lihat Diagram Perlakuan Panas). Pemanasan sesudah pengelasan sering dilakukan dalam dunia industri. Besar temperatur tergantung pada jenis perlakuan panas. Pada dasarnya tingginya temperatur untuk menghilangkan tegangan sisa adalah dibawah temperatur kritis 723C, karena struktur baja tidak akan berubah dibawah temperatur 723C. Perubahan sifat baja akan terjadi apabila temperatur melebihi 723C dan proses perlakuan panas dapat dilihat pada diagram perlakuan panas. Apabila tegangan sisa dihilangkan maka tegangan yang tertahan oleh bagian yang dingin sewaktu pengelasan akan hilang pula. Menghilangkan tegangan sisa ini dilakukan pada berbagal jenis pekerjaan termasuk juga pada bejana bertekanan dan ketel. Langkah kerja menghilangkan tegangan sisa : Panaskan benda kerja secara bertahap ( perlahan ) Biarkan pemanasan benda kerja ini sesuai dengan temperatur yang tepat dan waktu tertentu. Dinginkan benda kerja secara perlahan. Untuk menghilangkan tegangan sisa ini dan menentukan tinggi temperatur dilakukan oleh operator perlakuan panas dan bukan oleh tukang las ini dilakukan dalam dapur pemanas atau peralatan khusus untuk perlakuan panas. 3. Penormalan (Normalizing) Temperatur untu normalizing adalah 820C - 980C (lihat Diagram Perlakuan Panas) Seluruh baja terdiri dan butiran-butiran halus. Bentuk dan ukuran dan butiran-butiran tergantung pada proses pendinginkan dan pengerjaan bahan tersebut, Bentuk dan ukuran dan butiran sering mempenganuhi sifat bahan logam, maka proses perlakuan panaslah yang mengontrolnya. Perubahan temperatur yang bervaniasi pada pengelasan akan menimbulkan ukuran butiran yang tidak sama pada daerah pengelasan yang akan mengakibatkan kritisnya benda kerja. Untuk mengatasi ini benda perlu dinormalkan agar mendapatkan ukuran butiran yang sama. Bahan yang telah dinormalkan akan mempunyai sifat yang merata dan Iebih liat. Langkah kerja penormalan : Panaskan baja kira-kira 60C diatas temperatur kritis. Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata. Didinginkan dalam ruangan. 4. Pelunakan (Annealing) Temperatur pemanasan untuk proses pelunakan suatu bahan ( annealing ) adalah berkisar antara 820C - 925C (lihat Diagram Perlakuan Panas) Pelunakan logam bertujuan : Melunakan bahan untuk bisa dibengkokkan atau dibentuk dalam keadaandingin Supaya bahan dapat dengan mudah dikerjakan dengan mesin. Pelunakan hampir sama dengan penormalan tapi proses pendinginan Iebih lambat. Dengan pendinginan yang lambat akan menghasilkan ukuran butiran lebih besar dan lebih lunak dibandingkan dengan bahan yang telah dinormalkan. Langkah kerja pelunakan : Panaskan bahan sampai diatas temperatur kriitis. Biarkan beberapa saat supaya pemanasan merata Dinginkan dalam dapur secara perlahan 5. Temper ( Tempering ) Temper adalah proses perlakuan panas lanjutan setelah proses pengerasan, bertujuan untuk mengurangi kekerasan yang terlalu tinggi akibat pendinginan yang cepat dan temperatur yang tinggi ( karena proses penyepuhan). Temperatur tempering adalah berkisar antara 220C - 390C (perhatikan Diagram Perlakuan Panas). Antara kekerasan dan keliatan adalah berbanding terbalik, di mana semakin keras maka semakin tidak liat. Adalah hal yang penting untuk menyeimbangkan kekerasan bahan dengan penggunaannya. Misalnya pahat akan sangat keras setelah disepuh tapi akan mudah patah kalau kena pukulan. Dengan proses temper akan mengurangi sedikit kekerasannya tapi masih kuat untuk memotong besi yang lain dan juga mempunyai sifat liat untuk menahan pukulan pahu. Proses temper dilakukan dibawah temperatur kritis (perhatikan Diagram Perlakuan Panas).

B. Metode Pemanasan

Pada pekerjaan perlakuan panas sudah barang tentu tidak akan terlepas dari proses pemanasannya sendiri. Dapat dikontrolnya panas adalah hal yang sangat penting, sehingga pemilihan peralatan pemanas akan menentukan kualitas atau keberhasilan suatu pekerjaan perlakuan panas. Adapun pemilihan alat atau metode pemanasan tergantung pada faktor-faktor berikut: Proses perlakuan panas yang akan dilakukan Ukuran benda kerja Temperatur yang diperlukan untuk perlakuan panas Bagian yang akan dilakukan proses perlakuan panas (keseluruhan atau sebagian). Berhubungan dengan hal tersebut di atas, maka jenis alat pemanas yang biasa dipakai untuk pemanas pada pekerjaan perlakuan panas adalah : Nyala api ( oksigen + bahan bakar gas )

Dapur pemanas ( oven ) Lembaran ( jaket ) pemanas listrik Cincin pemanas 1. Pemanasan dengan Nyala Api Alat pemanas dengan nyala api dirancang khusus berupa pembakar (brander) yang dapat memusatkan volume panas yang besar pada benda kerja atau dapat juga digunakan nozel pemanas / brander potong untuk pemanasan benda kerja yang kecil. Gas yang digunakan sebagai bahan bakar adalah gas LPG atau asetilin. Peralatan ini digunakan untuk pemanasan awal dan bukan untuk menghilangkan tegangan sisa atau perlakuan panas lainnya. 2. Dapur Pemanas Dapur pemanas adalah salah satu alat pemanas yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan perlakuan panas, terutama untuk pengerasan, normalizing, tempering atau annealing. Dapur pemanas bermacam jenis, ukuran dan bahan/ pemanasnya, diantaranya adalah menggunakan gas, bahan bakar minyak atau listrik sebagai sumber energi panas, dilengkapi dengan pengontrol suhu yang tepat baik untuk pendinginan ataupun untuk pemanasan yang sangat diperlukan pada proses perlakuan panas. Penggunaan dari dapur ini sangat dipengaruhi oleh ukuran benda yang akan dikerjakan. 3. Jaket Listrik ( Thermal Insulated Electric Blanket ) Lembaran/ jaket pemanas listrik (thermal insulated electric blanket) terutama digunakan pada pengelasan atau pengerjaan pipa. Kegunaan lain dari peralatan ini adalah untuk pelapis atau selimut panas pada 2 buah komponen besar (setelah dihilangkan tegangan sisa) selesai disambungkan. 4. Cincin Pemanas (Heating Ring) Dengan cincin pemanas dapat dilakukan berbagai keadaan kalau dibandingkan dengan nyala api serta dapat dirancang berdasarkan bentuk benda kerja serta digunakan pada pemanasan awal dan selama proses pengelasan khususnya pada

C. Pengukuran Temperatur
Pengukur temperatur secara tepat sangat diperlukan, baik untuk pemanasan awal maupun pemanasan setelah pengerjaan. Hal ini adalah karena akan terjadinya perubahan struktur logam kalau dipanaskan melebihi dan tempenatur knitis 723C. Agar pengukur temperatur tersebut akurat sesuai dengan yang diinginkan, alat yang sering digunakan adalah: Cat dan crayon peka temperatur Thermocouple 1. Cat dan Crayon Peka Temperatur Cat dan crayon ini dirancang untuk mengukur temperatur pada batasan temperatur tertentu. Apabila temperatur pemanasan awal tercapai maka cat atau crayon akan mencair atau berubah warna. Kemudian berdasarkan warna tersebut akan dapat ditentukan temperatur benda yang dipanaskan, yakni dengan menggunakan tabel warna 2. Thermocouple Kawat yang digunakan pada thermocouple tidak seperti kawat logam biasa, karena kawat ini dapat berubah dikarenakan tegangan listrik yang mengalir dengan adanya perubahan temperatur. Pada dapur pemanas kawat thermocouple ditempelkan ke benda kerja dan perubahan temperatur akan tercatat pada kertas grafik. Pyrometer adalah peralatan pengukur temperatur yang dipegang dengan tangan dan ditempelkan pada benda kerja untuk mengukur temperatur benda kerja tersebut, serta menggunakan prinsip thermocouple. Alat ini mempunyai sensor dan jarum penunjuk temperatur dan digunakan untuk mengukur temperatur pemanasan setelah pengelasan atau suatu proses perlakuan panas.

PERTEMUAN KE KOMPETENSI DASAR

:7 : Mendeskripsikan proses korosi dan pelapisan logam

INDIKATOR : I.7 Proses pencegahan korosi dan pelapisan logam dideskripsikan secara listrik dan anodis. II. TUJUAN PEMBELAJARAN Menjelaskan cara pencegahan korosi Memahami jenis jenis pelapisan secara listrik meliputi : pelapisan tembaga, seng, timah, nikel, chrom, perak dan emas. Menjelaskan proses pelapisan. Menjelaskan proses anodizing. II. MATERI AJAR : Pencegahan korosi. Pelapisan logam secara listrik Pelapisan anodis (anodizing) III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa B. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Kegiatan Inti Pencegahan korosi. Pelapisan logam secara listrik Pelapisan anodis (anodizing) C. Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Ilmu Bahan Logam, Pengetahuan bahan, Buku referensi VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: Tertulis

PERTEMUAN KE KOMPETENSI DASAR

: 8,9 : Mendeskripsikan proses pengujian logam

INDIKATOR : 1.8 Macam-macam sistem pengujian logam dideskripsikan. 1.9 Pengujian kekerasan dijelaskan menurut sistem Brinell, sistem Vickers, Rockwell dan pengujian Shores. I. TUJUAN PEMBELAJARAN Membedakan jenis pengujian logam./ Merumuskan pengertian pengujian merusak dan tidak merusak. Menunjukkan peralatan pengujian kekerasan Brinell, Vickers, Rockwell. Menjelaskan cara menguji kekerasan Brinell. , Vickers, Rockwell. Menentukan kekerasan sistem Brinell. , Vickers, Rockwell dan shores

II. MATERI AJAR : Klasifikasi pengujian logam. Pengujian kekerasan system Brinell. Pengujian kekerasan system Vickers Pengujian kekerasan system Rockwell Pengujian kekerasan system Shores III. METODE PEMBELAJARAN 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE :8 A. Kegiatan Awal Mengabsen siswa B. C. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai Kegiatan Inti Klasifikasi pengujian logam. Pengujian kekerasan system Brinell. Pengujian kekerasan system Vickers Pengujian kekerasan system Rockwell Pengujian kekerasan system Shores Kegiatan Akhir siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan

A. B.

PERTEMUAN KE Kegiatan Awal Mengabsen siswa

:9

Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

Kegiatan Inti Ulangan harian Kegiatan Akhir meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

C.

V. ALAT / BAHAN / SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Ilmu Bahan Logam, Pengetahuan bahan, Buku referensi VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian : Tertulis SOAL : 1. Apa perbedaan dari pemeriksaan dan pengujian yang anda ketahui!
Kata pengujian dan pemeriksaan dalam pelaksanaanya saling melengkapi, tetapi secara umum mempunyai tujuan yang berbeda. Pengujian testing menunjukan tampilan dan percobaan ( esperimen ) untuk menentukan sifat bahan berupa nilai angka, sedangkan pemeriksaan menunjukan tampilan bahan uji dari kemungkinan cacat diluar atau didalam dan hasilnya berupa nilai kualitas ( baik/buruk, cacat/tidak cacat)

2. Apa yang dimaksud pengujian dengan merusak dan dan tidak merusak!
Pengujian tanpa merusak adalah pengujian yang dilakukan tanpa merusak ( tidak meningalkan kerusakan) Pengujian dengan merusak adalah pengujian yang dilakukan dengan merusak

3. Beri contoh masing-masing soal no 2!


Pengujian tanpa merusak : pemeriksaan denga visual, metode Magnetografi, metode ultrasonik, dan radiografi. Pengujian dengan merusak : uji tarik, uji tekan

4. Ada 3 uji degan cara penekanan sebutkan !


- Cara Brinell - Cara Vickers - Cara Rockwell

5. Uji kekerasan oleh Brinel berupa?


Ujikekerasan brinel digunakan dan disunsun baku pada tahun 1900, uji kekerasan ini berupa pembentukan bekas penekanan permukaan logam dengan memakai bola baja berdiameter 10 mm sebagai penekan dan diberi beban 500 Kg. Selam proses pembebanan berlangsung diberi waktu tertentu dan diameter bekas penekanan diukur dengan mikroskop ukurbembesar rendah.

6. Uji kekerasan oleh Vickers berupa?


Mengunakan penekan berbentuk piramide intan yang berdasarkan bujur sangkar, besar sudut antara permukaan piramide yang saling berhadapan adalah 136.

7. Mengapa dari pengujuan kekerasan yang paling banyak disukai adalah pengujian Rockwell!
Dari ketiga kekerasan memang yang paling banyak disukai adalah pengujian kekerasan rockwell karena mempunyai sifat-sifat yaitu cepat, bebas dari kesalahan manusia, maupu membedakan kekerasan pada baja yang diperkeras, ukuran bekas penekananya relatif kecil

8. Uji tarik dilakukan mengetahui?


Untuk mengetaui bahan liat atau tidak dengan cara mengukur perpanjangannya. Keuletan adalah ykuran kemampuan bahan terhadap perubahan bentuk tanpa terjadi retak/ patah

9. Uji kekerasan yang dilakukan Shore Sceloroscope mengunakan .......


Penentuan dengan cara dinamik dengan jalan menjatuhkan bola aja pada permukaan logam yang akan diperiksa kekerasanya, tinggi pantulan pertama bola menyatakan energi benturan sebagai ukuran kekerasan.

10.

Apa dasar dari pengujian cara rockwell!

Pengujian ini didasrka pada kedalaman masuknya penekan pada bahan uji, makin keras bahan yang diuji makin dangkal masuknya penekan tersebut, sebaliknya makin dalam masuknya penekan pada bahn uji maka bahan uji tersebut makin lunak

Mengetahui Kepala Sekolah

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

Drs. H. ABDULLOH IROKHI,MM NIP. 132 147 786

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 007

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 JETIS JL. RAYA DESA MOJOLEBAK KECAMATAN JETIS TELP. (0321) 7227900 MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2010/2011

NAMA SEKOLAH : SMKN 1 JETIS PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar (KK 02) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 64 X 45 menit STANDART KOMPETENSI : Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar KOMPETENSI DASAR : Menjelaskan cara penggunaan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar INDIKATOR : 1.1 Identifikasi alat pembanding atau alat ukur dasar

III. TUJUAN PEMBELAJARAN : Mampu menjelaskan cara menggunakan alat pembanding dan alat uku dasar

IV. MATERI PEMBELAJARAN : Membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 1,2,3,4,5 A. KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE : 6 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Ulangan harian C. KEGIATAN AKHIR meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : Modlul Menggunakan Perkakas Tangan Alat dan bahan VI. PENILAIAN Bentuk penilaian

: - Tes tertulis dan praktek

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 006

PERTEMUAN KE : 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15,16,17 KOMPETENSI DASAR : Menggunakan peralatan pembandingan dan/atau alat ukur dasar INDIKATOR : Prosedur penggunaan alat pembanding dan alat ukur dasar I. TUJUAN PEMBELAJARAN : Mampu menggunakan alat pembanding dasar untuk berbagai bentuk material Mampu menggunakan alat uku dasar untuk produksi satuan atau massal

MATERI PEMBELAJARAN : Menggunakan alat pembanding dasar untuk berbagai bentuk material Menggunakan alat ukur dasar untuk produksi satuan atau masal III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 7, 8, 9, 10, 11 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. C. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Menggunakan alat pembanding dasar untuk berbagai bentuk material Menggunakan alat ukur dasar untuk produksi satuan atau masal

KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

A.

PERTEMUAN KE : 12 KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Ulangan harian

B. C.

KEGIATAN AKHIR meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

A.

PERTEMUAN KE : 13, 14, 15, 16, 17 KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) PRAKTEK SEKOLAH

B. C.

KEGIATAN AKHIR meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : Modul Menggunakan Perkakas Tangan Alat dan bahan VI. PENILAIAN Bentuk penilaian

: - Tes tertulis - Tes praktek - Penugasan - Studykasus - Wawancara

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 006

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 JETIS JL. RAYA DESA MOJOLEBAK KECAMATAN JETIS TELP. (0321) 7227900 MOJOKERTO

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2010/2011

NAMA SEKOLAH : SMKN 1 JETIS PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menggunakan Perkakas Tangan (KK 04) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 64 X 45 menit STANDART KOMPETENSI : Menggunakan Perkakas Tangan KOMPETENSI DASAR : 1.1 Menjelaskan jenis dan fungsi perkakas tangan 1.2 Menggunakan macam macam perkakas tangan INDIKATOR : Perkakas tangan yang tepat dipilih menurut keperluan tugas pekerjaan. Perkakas tangan di-gunakan untuk pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi termasuk pekerjaan finishing seperti kekuatan, ukuran atau bentuk. Semua syarat keselamat-an sebelum, selama, dan sesudah penggunaan perkakas diikuti Perkakas tangan untuk pekerjaan yang sesuai dengan spesifikasi termasuk pekerjaan finishing seperti kekuatan, ukuran atau bentuk dapat digunakan. Semua syarat keselamatan sebelum, selama dan sesudah penggunaan perkakas dapat diikuti. Perkakas yang rusak atau tidak aman diidentifikasi dan diberi tanda untuk diperbaiki menurut prosedur yang ditunjuk sebelum, selama dan setelah penggunaannya Perawatan berkala terhadap perkakas, termasuk mengasah dengan tangan menurut prosedur operasi, cara dan teknik standar dapat dilaksanakan. Perkakas tangan dapat disimpan dengan aman di tempat yang tepat menurut prosedur operasi standar dan menurut rekomendasi pabrik pembuat

I.

TUJUAN PEMBELAJARAN : Mengidentifikasi jenis perkakas tangan sesuai dengan fungsi dan spesifikasi pekerjaan. Memilih perkakas tangan sesuai dengan tugas pekerjaan yang akan dikerjakan. Mengidentifikasi cara menggunakan perkakas tangan sesuai dengan jenis perkakasnya. Mengidentifikasi jenis perkakas tangan yang sesuai dengan fungsi dan spesifikasi pekerjaan. Memahami cara mengevaluasi dokumen pekerjaan yang diberikan. Memahami cara me-milih perkakas tangan sesuai dengan pekerja-an yang dikerjakan. Melaksanakan pengasahan perkakas tanganyang sesuai prosedur. Melaksanakan persyaratan keselamatan kerja menggunakan perkakas tangan. Memahami cara mengasah dan merawat perkakas tangan

III.

Memahami prosedur penyimpanan perkakas tangan sesuai standar dari pembuat produk Menggunakan alat keselamatan kerja standar Mengidentifikasi perkakas tangan yang rusak atau tidak aman. Menandai perkakas tangan yang rusak untuk diperbaiki. Merawat secara berkala perkakas tangan. Mengasah perkakas tangan Menyimpan perkakas tangan MATERI PEMBELAJARAN : Memilih perkakas tangan Menggunakan perkakas tangan sesuai dengan teknik dan prosedure operasi. Aspek keselamatan kerja selama menggunakan perkakas tangan. Menyimpan perkakas tangan pada area kerja tidak bertumpuk. Membersihkan perkakas tangan yang telah digunakan. Syarat-syarat keselamatan kerja dalam menggunakan perkakas tangan. Pengidentifikasian perkakas tangan yang rusak atau tidak aman. Penandaan perkakas tangan yang rusak untuk diperbaiki. Perawatan berkala perkakas tangan. Pengasahan perkakas tangan Penyimpanan perkakas tangan

III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 1,2,3,4,5 PERTEMUAN KE :1 A. KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Memilih perkakas tangan Menggunakan perkakas tangan sesuai dengan teknik dan prosedure operasi. C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE :2 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Aspek keselamatan kerja selama menggunakan perkakas tangan. Menyimpan perkakas tangan pada area kerja tidak bertumpuk. Membersihkan perkakas tangan yang telah digunakan. Syarat-syarat keselamatan kerja dalam menggunakan perkakas tangan.

C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE :3 A. KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Pengidentifikasian perkakas tangan yang rusak atau tidak aman. Penandaan perkakas tangan yang rusak untuk diperbaiki. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

C.

PERTEMUAN KE :4 A. KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Perawatan berkala perkakas tangan. Pengasahan perkakas tangan Penyimpanan perkakas tangan KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi yang sudah diberikan

C.

PERTEMUAN KE :5 A. KEGIATAN AWAL Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Ulangan harian C. KEGIATAN AKHIR meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

PERTEMUAN KE : 6 15 ( praktek kegiatan sekolah) Kegiatan Inti praktek Sekolah : Membuat Palu Konde

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : - Modul Menggunakan perkakas Tangan - Buku - Internet - Komputer - Tempat kerja - Lembar kerja Alat dan bahan praktek - Alat KE keselamatan - Alat pengasah peralatan tangan - Alat alat perkakas tangan VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian SOAL : Jawaban soal dikerjakan pada lembar jawaban dengan cara menyilang satu pilihan yang paling benar pada huruf a, b, c, atau d. 1. Dalam pemakaiannya penggores harus selalu berpasangan dengan salah satu alat ukur, yaitu : a. Rol meter c. Siku blok b. Jangka bengkok d. Mistar sorong 2. Besar sudut penitik garis, adalah. a. 300 c. 600 0 b. 45 d. 900 3. Untuk menghilangkan sebagian benda logam dengan jalan memarut menjadi rata, cembung, cekung, dan bentuk lainnya, digunakan .

: - Tertulis - Pengamatan - produk

a. ketam b. pahat tangan a. Mendatar b. Dimiringkan ke depan a. b. c. d. Pahat pelat Pahat tepi Pahat alur Pahat potong

c. kikir d. gergaji c. Vertikal d. Dimiringkan ke belakang

4. Benda kerja yang tipis (tebal kurang dari 2 gigi gergaji), harus dipotong dengan gergaji, posisi gergaji:

5. Pahat tangan yang digunakan untuk membuat seperti pada gambar, adalah:

6. Untuk menandai titik pusat pengeboran digunakan penitik dengan sudut runcing:

a. 15 b. 30 a. ke depan b. ke belakang

c. 60 d. 90 c. ke depan atau kebelakang sama saja d. tergantung arah gerakan pemotongan

7. Memasang daun gergaji arah gigi-giginya dipasang menghadap:

8. Untuk mengikir bidang yang luas, digunakan .. a. Kikir pelat b. Kikir segi empat c. Kikir pisau d. Kikir segi tiga 9. Perhatikan gambar di bawah ini.

Cara menggergaji yang salah diperlihatkan pada gambar . a. Gambar A c. Gambar C b. Gambar B d. Gambar D
Gr a A m b a Gr a B m b a Gr a C m b a Gr a D m b a

10. Kikir akan mudah tumpul apabila:

a. b. c. d.

Menyimpan dengan cara ditumpuk Membersihkan geram yang menempel pada kikir searah dengan gerakan pengikiran Tidak sesuai dengan bahan yang dikikir Jawaban a dan b benar.

11. Perhatikan gambar dibawah ini.

gambar A gambar B gambar C Cara memegang pahat yang benar adalah ditunjukan pada gambar: a. A dan B b. B dan C c. A dan C d. A, B, dan C 12. Perhatikan gambar di bawah ini.

gambar A gambar B Cara memegang palu yang benar adalah ditunjukkan pada gambar: a. A c. A dan B b. B d. A dan B salah 13. Memilih daun gergaji yang salah ditunjukkan pada gambar: a. c.
G a mb a r C G a mb a r A

b.
G a mb a r B

d.
Gambar D

14. Pada waktu memahat alat keselamatan kerja yang dikenakan adalah: a. Baju pelindung c. Kacamata b. Tabir pelindung d. a, b, dan c 15. Cara membersihkan geram-geram pada sela gigi-gigi kikir adalah disikat: a. Searah gerakan kikir b. Tegak lurus alur gigi kikir c. Searah dengan alur gigi kikir
d. Tegak lurus dengan sisi kikir 16. Bor lubang sebelum ditap dengan tap M10 x 1,5, adalah . a. 8,5 mm c. 9,5 mm b. 9,0 mm d. 10,0 mm 17. Lubang akan dirimer dengan diameter 13 mm, maka bor lubang sebelum dirimer adalah: a. 12,0 mm c. 12,5 mm b. 12,3 mm d. 12,8 mm

Tes Unjuk Kerja


Bidang Keahlian Program Keahlian Tingkat Waktu Standar : Teknik Mesin : Teknik Pemesinan : : Jam

1. Jenis tes : Pembuatan palu konde (Martil): Menggunakan alat-alat ukur Menggunakan alat-alat penanda Menggunakan alat-alat potong Menggunakan alat-alat pemeriksa

2.

Alat dan Bahan a. Alat Alat-alat gambar/lukis kerja bangku Alat-alat ukur kerja bangku Alat-alat potong Mata bor Mesin bor b. Bahan Palu konde (Martil) yang kecil mengunakan Baja lunak 30 x 30 x 85 mm Palu konde (Martil) yang besar mengunakan Baja lunak 35 x 35 x 95 mm

3. Keselamatan kerja a. Periksalah alat dan mesin yang akan digunakan b. Gunakan alat sesuai dengan fungsinya c. Gunakan alat keselamatan kerja waktu mengebor

Mengetahui Kepala Sekolah

Mojokerto, 15 Juli 2010 Guru Pembimbing

Drs. H. ABDULLOH IROKHI,MM NIP. 132 147 786

SUHARTO DWI S. ST NIP. 19780326 200901 1 007

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN

SMK KRIAN 1 SIDOARJO


JL. RAYA KRIAN SIDOARJO Telp. (031) 8971207

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2012/2013

NAMA SEKOLAH PROGRAM STUDI KEAHLIAN

: SMK KRIAN 1 : TEKNIK MESIN

KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menginterpretasikan sketsa (KK 06) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 64 X 45 menit STANDART KOMPETENSI : Menginterpretasikan sketsa KOMPETENSI DASAR : 1.1 Menyiapkan sket tangan INDIKATOR : 1.1 Sket digambar dengan benar dan sesuai. 1.2 Sket menggambar-kan benda kerja atau bagian dari benda kerja 1.3 Dimensi dibuat dengan benar 1.4 Dimensi ditunjukkkan dengan jelas 1.5 Garis patokan atau titik acuan ditunjukkan dengan jelas

I. TUJUAN PEMBELAJARAN : Memahami pengertian fungsi gambar teknik sebagai bahasa teknik. Memahami peralatan dan media untuk menggam-bar (pensil, penghapus, kertas gambar, drawing pad). Memahami cara aplikasi dari sistem proyeksi ortograpik. Memahami cara aplikasi sistem proyeksi sudut pertama (proyeksi Eropa) dan proyeksi sudut ketiga (proyeksi Amerika). Memahami teknik-teknik gambar potongan untuk menunjukkan bagian-bagian yang tidak terlihat/tidak jelas. Memahami cara memberikan ukuran-ukuran pada gambar sket sesuai dengan hasil pengukuran yang dilakukan pada objek/benda kerja. Memahami aturan-aturan dan cara-cara pemberian ukuran dalam gambar teknik. Memahami pengertian toleransi dan suaian serta aplikasinya pada gambar teknik.. 2 MATERI PEMBELAJARAN : Pengertian fungsi gambar teknik Peralatan gambar Proyeksi orthogonal Gambar potongan Pemberian ukuran Toleransi

III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab 2. Penugasan 3. diskusi

IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : PERTEMUAN KE : 1,2,3,4,5 A.


KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

B.

KEGIATAN INTI ( MENYAMPAIKAN MATERI ) Pengertian fungsi gambar teknik Peralatan gambar Proyeksi orthogonal Gambar potongan Pemberian ukuran Toleransi C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : - Modul M.9 A1 Menggambar dan membaca sketsa Kur 2004 - Modul Pemping Menggambar teknik. TEDC Bandung VI. PENILAIAN a. Bentuk penilaian

: -

Tes tertulis Tes praktek Tugas-tugas Studykasus Obserpasi Wawancara Proses hasilKerja Krian, Juli 2012 Guru Mata Pelajaran

Mengetahui, Kepala SMK KRIAN I

Drs. RUDY SUKENDRO,M.MPd NIP 19600208 198903 1 003

HERI KRISTANTO, S.Pd.

Materi pembelajaran MEMAHAMI FUNGSI GAMBAR TEKNIK Dalam bidang keteknikan peranan gambar teknik sangatlah penting. Gambar teknik berfungsi sebagai alat informasi dari orang ke orang lain. Gambar teknik adalah sebagai alat komunikasi, disebut juga gambar teknik adalah bahasanya orang orang teknik. PERSIAPAN MENGGAMBAR Untuk mencapai tujuan menggambar yang baik, yaitu memenuhi standar, kita perlu mempersiapkan alat alat gambar yang baik pula dan ditunjang dengan keterampilan menggunakakan alat - alat gambar. Tentu saja hanya bermodal peralatan yang lengkap, peserta diklat belum dapat terampil menggambar, kalau tanpa latihan. Dengan peralatan sederhanapun, jika penggunaan alat alat gambar dilaksanakan dengan baik, konsekuen dan disiplin, akan membantu didalam keberhasilan menggambar. Sekali lagi ketekunan, kerajinan, kekonsekuenan dan kedisiplinan dalam menggunakan alat, merupakan langkah awal untuk keberhasilan dalam menggambar teknik. Alat alat yang biasa dipakai dalam menggambar teknik mesin antara lain : a) Kertas gambar dengan standarnya (ukurannya). b) Pensil, pena atau rapido. c) Jangka dan kelengkapannya. d) Macam macam mistar (mistar segitiga, mistar T). e) Mal busur (kurva). f) Mal huruf dan angka. g) Meja gambar dan kelengkapannya. h) Penghapus dan pelindung penghapus. 3.Macam-Macam Garis dan Kegunaannya Dalam kegiatan menggambar ini dikenal beberapa macam garis berikut kegunaannya masing masing. 1. Garis tebal, atau disebut juga garis tebal kontinu digunakan untuk membuat garis tepi, garis-gambar, dan garis nyata lainnya. 2. Garis tipis kontinu, digunakan untuk garis-garis ukur, garis arsir dan garis proyeksi serta garis-garis bantu lainnya. 3. Garis kontinu bebas, digunakan untuk garis batas dari pemotongan sebagian. 4. Garis-garis gores tipis, digunakan untuk menyatakan garis-garis gambar yang tidak terlihat atau terhalang. 5. Garis sumbu atau garis strip-titik, digunakan untuk garis sumbu gambar. 2) 1)

1.

Proyeksi Ortogonal

Proyeksi ortogonal adalah gambar proyeksi yang bidang proyeksinya mempunyai sudut tegak lurus terhadap proyektornya. Garis-garis yang mem-proyeksikan benda terhadap bidang proyeksi disebut proyektor (lihat gambar di bawah). Selain tegak lurus terhadap bidang proyeksi, garis-garis proyektornya juga sejajar satu sama lain.

6.

Bidang-bidang proyeksi

Suatu ruang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh bidang-bidang depan, bidang vertikal, dan bidang horizontal. Ruang yang dibatasi tersebut dikenal dengan sebutan kuadran. Ruang di atas bidang H, di depan bidang D, dan di samping kanan V disebut kuadran I. Ruang yang berada di atas bidang H, di depan bidang D, dan di sebelah kiri bidang V disebut kuadran II. Ruang di sebelah kiri bidang V, di bawah bidang H, dan di depan bidang D disebut kuadaran III. Ruang yang berada di bawah bidang H, di depan bidang D, dan disebelah kanan bidang V disebut kuadaran IV.

2.

Proyeksi di Kuadran I (Proyeksi Eropa)

Bila suatu benda diletakkan di atas bidang horizontal, di depan bidang D (depan), dan di sebelah kanan bidang V (vertikal), maka benda tersebut berada di kuadran I. Jika benda yang terletak di kuadran I kita proyekasikan terhadap bidang-bidang H,V, dan D, maka akan didapat gambar/proyeksi, dan proyeksi ini disebut proyeksi pada kuadran I yang dikenal juga dengan nama proyeksi eropa. Gambar di bawah ini memperlihatkan titik yang terletak di kuadran I. keterangan : A = titik di kuadran I AD = proyeksi titik A di bidang D (depan) AV = proyeksi titik A di bidang V (vertikal) AH = proyeksi titik A di bidang H (horizontal) Bila ketiga bidang yang saling tegak lurus tersebut di buka, maka sumbu x dan y sebagai sumbu putarnya dan sumbu z merupakan sumbu yang dibuka/dipisah.

Selanjutnya batas-batas bidang dihilangkan maka menjadi bentuk di bawah ini.

Bila penempatan benda di kuadran I tidak teratur, maka untuk menempatkan sumbu dapat disederhanakan sesuai dengan ruang yang tersedia. Penyederhana-an dapat dilakukan seperti gambar berikut.

Penampilan Gambar
Untuk penampilan gambar berikutnya, garis sumbu dan garis bantu tidak diperlukan lagi (dihilangkan). Jadi yang tampak hanya pandangannya saja (lihat gambar di bawah). Perlu ditegaskan kembali bahwa untuk proyeksi di kuadran I (proyeksi Eropa), penempatan pandangan samping kanan berada di sebelah kiri pandangan depannya, sedangkan pandangan atas berada di bawah pandangan depannya.

Proyeksi Sebuah Kubus yang Terletak di Kuadran I

3.

Proyeksi di Kuadran III (Proyeksi Amerika)

Bidang-bidang H, V, D untuk proyeksi di kuadaran III (proyeksi Amerika) yang telah di buka adalah sebagai berikut :

Contoh :

Pada bidang H ditempatkan pandangan atas Pada bidang D ditempatkan pandangan depan Pada bidang V ditempatkan pandangan samping kanan

4. Simbol Proyeksi Untuk membedakan gambar/proyeksi di kuadaran I dan gambar/proyeksi di kuadran III, perlu di beri lambang proyeksi. Dalam Standar ISO (ISO/DIS 128), telah ditetapkan bahwa cara kedua proyeksi boleh dipergunakan. Sedangkan untuk keseragaman ISO, gambar sebaiknya digambar menurut proyeksi sudut pertama (kuadran I atau kita kenal sebagai proyeksi Eropa). Dalam satu buah gambar tidak diperkenankan terdapat gambar dengan menggunakan kedua proyeksi secara bersamaan. Simbol proyeksi ditempatkan di sisi kanan bawah kertas gambar. Simbol lambang proyeksi tersebut adalah sebuha kerucut terpancung (lihat gambar)

5. Anak Panah Anak panah digunakan untuk menunjukkan batas ukuran dan tempat/posisi atau arah pemotongan, sedangkan angka ukuran ditempatkan di atas garis ukur atau di sisi kiri garis ukur (lihat gambar di bawah)

PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO DINAS PENDIDIKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS SATUAN PENDIDIKAN

SMK KRIAN 1 SIDOARJO


JL. RAYA KRIAN SIDOARJO Telp. (031) 8971207

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) TAHUN PELAJARAN : 2012/2013

NAMA SEKOLAH : SMK KRIAN 1 PROGRAM STUDI KEAHLIAN : TEKNIK MESIN KOPETENSI KEAHLIAN : TEKNIK PEMESINAN MATA PELAJARAN : Menginterpretasikan sketsa (KK 06) KELAS /SEMESTER :X/1 ALOKASI WAKTU : 64 X 45 menit PERTEMUAN KE KOMPETENSI DASAR : 7-15 ( praktek mengambar mesin) : 1.1 Mengartikan detil sket tangan

INDIKATOR : I.1 Komponen-komponen, barang rakitan, atau benda-benda kerja di-ketahui sesuai kebu-tuhan. I.2 Dimensi (ukuran-ukuran) diidentifika-sikan sesuai dengan bidang pekerjaan. 1.3 Instruksi diidentifika-si dan diikuti sesuai dengan kebutuhan. 1.4 Simbol-simbol yang digunakan dapat dikenali di dalam sket. 1.5 Kebutuhan material di identifikasikan seperti yang diperlukan

I.

TUJUAN PEMBELAJARAN : Memahami gambar sket pandangan yang, di interpretasikan kembali ke dalam bentuk proyeksi isometri. Memahami fungsi dan cara kerja part/benda kerja yang sedang disket dengan melihat part tersebut dalam bentuk assembly. Memahami dimensi fungsional, non fungsional dan tambahan pada gambar. MATERI PEMBELAJARAN : Penerapan konsep-konsep proyeksi untuk menunjukkan pandangan benda Penerapan konsep : konsep dimensi fungsional dan nonfungsional

II.

III. METODE PEMBELAJARAN : 1. Ceramah dan Tanya jawab

2. Penugasan 3. diskusi IV. LANGKAH - LANGKAH PEMBELAJARAN : A. KEGIATAN AWAL Perkenalan Mengapsen siswa Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai B. KEGIATAN INTI ( praktek mengambar mesin ) Pengertian fungsi gambar teknik Peralatan gambar Proyeksi orthogonal Gambar potongan Pemberian ukuran Toleransi C. KEGIATAN AKHIR siswa menyimpulkan hasil diskusi Memberi Lembar Evaluasi Siswa sebagai pemantapan teori

V. ALAT / BAHAN DAN SUMBER BELAJAR Sumber : - Modul M.9 A1 Menggambar dan membaca sketsa Kur 2004 - Modul Pemping Menggambar teknik. TEDC Bandung

VI. PENILAIAN Bentuk penilaian

Tes tertulis Tes praktek Tugas-tugas Studykasus Obserpasi Wawancara Proses hasil kerja

Mengetahui, Kepala SMK KRIAN I

Krian, Juli 2012 Guru Mata Pelajaran

Drs. RUDY SUKENDRO, M.MPd Nip 19600208 198903 1 003

HERI KRISTANTO, S.Pd.

TES FORMATIF I
ESSAY
1. a. Sebutkan ukuran kertas gambar b. Tingkat kekerasan pensil ada tiga : lunak, sedang dank eras. Berikan tiga contoh dari masingmasing tingkatan menurut kode pensil alat gambar ? c. Sebutkan tiga mistar yang lazim digunakan dalam menggambar sket tangan ? 2. Untuk menampilkan gambar-gambar tiga dimensi pada sebuah dua dimensi dapat dilakukan dengan cara proyeksi ! (sesuai aturan menggambar). Sebutkan 4 macam cara proyeksi ? 3. Untuk memberikan informasi lengkap suatu benda dengan proyeksi orthogonal, biasanya memerlukan lebih dari satu bidang proyeksi. Sebutkan 3 proyeksi pandangan ? 4. Perubahan gambar proyeksi dimetris menjadi gambar proyeksi di kuadran I, disebut dengan ? 5. Perubahan gambar proyeksi dimetris menjadi gambar proyeksi di kuadaran III, disebut dengan ?

KUNCI JAWABAN TES FORMATIF


1. a. A0, A1, A2, A3, A4, A5, dan A6 b. Lunak : 2B ; 3B ; 4B Sedang : B ; HB ; F Keras : 4H ; 5H ; 6H c. Mistar siku 45o ; mistar siku 60o/30o dan mistar T (Teken hak) 2. a. proyeksi pictorial (dimetris) b. proyeksi pictorial (isometric) c. Proyeksi pictorial miring d. perspektif 3. a. bidang proyeksi di depan disebut pandangan depan b. bidang proyeksi di atas disebut pandangan atas c. bidang proyeksi di samping kanan disebut pandangan samping kanan 4. Proyeksi EROPA 5. Proyeksi AMERIKA

TES FORMATIF 2
Buat gambar dengan proyeksi isometric dengan kedudukan a. Normal b. Terbalik c. Horizontal Masing-masing pada kertas A4 tegak dan lengkap dengan ukurannya!

TES FORMATIF 3
Ubahlah gambar isomeris menjadi gambar dimetris dengan lay out sebagai berikut : Gambar dibuat pada kertas gambar A4 tgak Lengkap dengan ukurannya

TES FORMATIF 3

Rubahlah Gambar Piktorial Dimetris Menjadi Isometris!

TES FORMATIF 4
Pada gambar tes formatif 3 a. b. Jadikan proyeksi amerika Jadikan proyeksi eropa

MATERI PEMBELAJARAN
6. Proyeksi Isometris a. Ciri proyeksi isometris Untuk mengetahui apakah suatu gambar disajikan dalam bentuk proyeksi isometris atau untuk menyajikan gambar tiga dimensi pada bidang dengan proyeksi isometris, perlu kiranya kita mengetahui terlebih dahulu ciri dan syarat-syarat untuk membuat gambar dengan proyeksi tersebut. Adapun ciri-ciri gambar dengan proyeksi isometris adalah : Ciri pada sumbu sumbu x dan sumbu y mempunyai sudut 300 terhadap garis mendatar sudut antara sumbu satu dan sumbu lainnya 1200 Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini Ciri pada ukuran Panjang gambar pada masing-masing sumbu sama dengan panjang benda yang digambarnya. Lihat gambar di bawah.

b.

Penyajian proyeksi isomeris

Penyajian gambar dengan proyeksi isometris dapat dilakukan dengan kedudukan normal, terbalik atau horizontal 1. proyeksi isometris dengan kedudukan normal Kedudukan normal mempunyai sumbu dengan sudut-sudut seperti tampak pada gambar A di bawah ini. 2. proyeksi isometris dengan kedudukan terbalik Mengenai hal ini dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu : a. memutar gambar dengan sudut 1800 ke kanan dari kedudukan normal, sesuai dengan kedudukan sumbunya (lihat gambar B di bawah)

b. mengubah kedudukan benda yang digambar dengan tujuan untuk memperlihatkan bagian bawah benda tersebut (lihat gambar C dan D di bawah)

3. proyeksi isometris dengan kedudukan horizontal a. sebagaimana cara yang dilakukan untuk menggambar kedudukan proyeksi isometris terbalik, yaitu dengan memutar sumbu utama 1800 dari sumbu normal, maka untuk kedudukan horizontalnya 2700 ke kanan dari kedudukan sumbu normalnya (lihat gambar A di bawah). b. mengubah kedudukan benda, yaitu untuk memperlihatkan bagian samping kiri (yang tidak terlihat) sebagaimana terlihat pada gambar B di bawah ini.

3.

Proyeksi Miring (sejajar)

Pada proyeksi miring, sumbu x berimpit dengan garis horizontal/mendatar dan sumbu y mempunyai sudut 45o dengan garis mendatar. Skala ukuran untuk proyeksi miring ini sama dengan skala pada proyeksi dimetris, yaitu skala sumbu x = 1:1, pada sumbu y = 1:2, dan skala pada sumbu z = 1:1 (lihat gambar di bawah)

4. Gambar Perspektif Gambar perspektif dibagi menjadi tiga macam yaitu : a. perspektif dengan satu titik hilang b. perspektif dengan dua titik hilang c. perspektif dengan tiga titik hilang

6.

Mengubah Gambar dari bentuk Proyeksi Isometris Menjadi Bentuk Gambar Proyeksi Dimetris

7.

Mengubah Gambar Piktorial Dimetris Menjadi Isometris

Untuk mengubah gambar dari bentuk piktorial dimetris menjadi isometris, lihat gambar di bawah ini.

8.

Penempatan Pandangan Untuk menempatkan pandangan atas atau pandangan sampingdari pandangan depannya, terlebih dahulu kita harus menetapkan sistem proyeksi apa yang kita pakai; apakah proyeksi di kuadran I (Eropa) ataukah proyeksi di kuadaran III (Amerika) ? Setelah kita menetapkan sistem proyeksi yang kita pakai, barulah kita menetapkan pandangan dari objek yang kita gambar tersebut. 1) Menempatkan pandangan depan, atas dan samping kanan menurut proyeksi kuadaran I (Eropa)

2) Menentukan pandangan depan, atas dan samping kanan menurut proyeksi di kuadran III (Amerika)

9.

Penetapan Jumlah Pandangan Jumlah pandangan dalam satu objek/gambar tidak semuanya harus digambar; misalnya untuk benda-benda bubutan sederhana, dengan satu pandangan saja yang dilengkapi dengan simbol (lingkaran) sudah cukup untuk memberikan informasi yang jelas. Lihat gambar di bawah.

10. Jenis-Jenis Pandangan Utama Gambar kerja yang digunakan sebagai alat komunikasi adalah gambar dalam bentuk pandanganpandangan. Sebagai pandangan utamanya ialah pandangan depan, pandangan samping dan pandangan atas. Dalam gambar kerja, tidak selamanya ketiga pandangan harus ditampilkan, ini tergantung dari kompleks/ rumit atau sederhananya bentuk benda. Hal terpenting, gambar pandangan-pandangan ini harus memberikan informasi yang jelas. Perhatikan gambar di bawah ini.

Kedua gambar di atas, walaupun hanya terdiri atas satu pandangan saja, dapat membedakan bentuk bendanya, yaitu dengan adanya simbol/lambang untuk bentuk lingkaran dan untuk bentuk bujur sangkar dan bentuk-bentuk piktorialnya adalah :

11.

Pemilihan Pandangan Utama 1. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memilih pandangan utama Untuk memberikan informasi bentuk gambar, seharusnya kita pilih pandangan yang dapat mewakili bentuk benda (perhatikan gambar di bawah).

12.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Isometris Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadran I (Eropa)

13.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Isometris Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadran III (Amerika)

Perhatikan gambar proyeksi isometris berikut ini.

14.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Dimetris Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadaran I (Eropa)

Perhatikan gambar proyeksi dimetris berikut ini.

15.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Dimetris Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadran III (Amerika)

Perhatikan gambar proyeksi dimetris berikut ini.

16.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Miring Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadran I (Eropa)

Perhatikan gambar proyeksi miring berikut ini.

17.

Perubahan Bentuk Gambar dari Proyeksi Miring Menjadi Gambar Proyeksi di Kuadaran III (Amerika)

Perhatikan gambar proyeksi miring berikut ini.

You might also like