You are on page 1of 25

Kita semua berusaha untuk mengerti orang.

Namun, kenyataannya kita tidak selalu bisa mengerti dan memahami apa yang terjadi oleh orang tersebut. Kita akan mempelajari deskiripsi, penyebab, treatment dari berbagai mental disorder. Pendekatan Psychopathology seperti yang kita tahu berhubungan tentang alam, perkembangan, dan treatment untuk mental disorder. Tantangan kita adalah untuk tetap membuat hal ini menjadi objektif. karena permasalahan subjek, perilaku manusia, bersifat personal dan kuat sekali pengaruhnya, maka dari itu sulit untuk tetap objektif. Tantangan selanjutnya adalah mengubah stigma masyarakat. Stigma adalah pandangan buruk yang diyakini oleh masyarakat sosial dikarenakan sikap/perilaku/kebiasaan yang tidak sesuai dengan komunitas mereka, seperti orang yang terkena penyakit mental. Stigma memiliki 4 karakter yaitu: 1. Label yang dikenakan kepada sekelompok orang yang membedakan mereka dari yang lainnya. (contoh, orang gila) 2. Label tersebut dihubungkan dengan atribut yang menyimpang atau tidak diinginkan dari komunitas masyarakat. (contoh, orang gila berbahaya) 3. Orang dengan label tersebut terlihat sangat berbeda dengan orang yang tidak terkena label itu, melibatkan kami vs mereka secara mental. (contoh, kami tidak sama seperti mereka yang gila) 4. Orang dengan label mengalami diskriminasi dan diperlakukan tidak adil. (contoh, klinik/Rumah sakit jiwa tidak dapat dibangun dilingkungan kita)

Defining Mental Disorder


Mental disorder dapat dijelaskan oleh keempat karakteristik berikut: 1. Gangguan yang terjadi dalam individu
2. Disebabkan oleh ketidakmampuan atau kesulitan pribadi (personal distress or

disability) Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 1

3. Bukan merupakan reaksi kultural khusus dari suatu kejadian; (contoh, kematian dari orang tersayang) 4. Dan bukan akibat dari suatu penyimpangan sosial atau konflik dengan komunitas masyarakat. Berikutnya kita akan lebih mempertimbangkan beberapa karakteristik definisi mental disorder seperti disability, distress, violation of social norms, dan dysfunction.

Personal Distress
Salah satu karakteristik yang digunakan untuk menentukan gangguan mental adalah personal distress yaitu, perilaku seseorang yang dapat diklasifikasikan sebagai gangguan jika menyebabkan tekanan yang besar pada seseorang. Molly merasa distress (tertekan) karena kesulitan membagi perhatiannya dan konsekuensi sosial yang akan ia dapatkan dari kesulitan ini. Personal distress juga menjadi ciri khas dari bentuk-bentuk gangguan mental. Namun tidak semua gangguan mental disebabkan dari distress (tekanan). Contohnya ada pada seseorang yang mengidap gangguan kepribadian bertipe antisosial akan memperlakukan orang lain dengan dingin dan suka melanggar aturan tanpa mengalami rasa bersalah, penyesalan, kecemasan, atau jenis lain dari distress. Dan tidak semua perilaku yang disebabkan distress adalah gangguan. Contohnya pada saat melahirkan, ibu bisa mengalami distress karena merasa sakit yang luar biasa namun ini bukan disebut sebagai gangguan.

Disability
Pengertiannya adalah terjadinya penurunan di beberapa bagian dalam hidup seseorang dapat juga sebagai ciri-ciri dari gangguan mental. Contohnya gangguan yang disebabkan dari penggunaan zat yang bisa mengakibatkan kecacatan sosial yang diciptakan oleh penyalahgunaan zat. Fobia dapat menghasilkan suatu perasaan distress dan disability. Seperti pada distress, disability (kecacatan) saja tidak bisa digunakan untuk mendefinisikan gangguan mental, karena hanya beberapa dari gangguan melibatkan disability. Karakteristik lain yang mungkin pada beberapa keadaan dianggap sebagai disability, seperti kebutaan dan menginginkan menjadi pengemudi profesional mobil balap.

Violation of Social Norms (Pelanggaran Norma-Norma Sosial)

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 2

Dalam ranah perilaku, norma-norma sosial yang dianut banyak standar (kepercayaan dan attitude) yang digunakan orang sadar atau secara intuitif untuk membuat penilaian tentang perilaku mana yang memiliki skala seperti baik-buruk, benar-salah, dll. Perilaku yang melanggar norma sosial diklasifikasikan sebagai gangguan. Norma sosial memiliki banyak variasi di seluruh budaya dan kelompok etnis, sehingga perilaku yang jelas-jelas melanggar norma sosial dalam satu kelompok tidak dapat melakukannya sama sekali di negara lain.

Dysfunction
Dalam sebuah makalah yang berpengaruh dan banyak dibahas, Wakefield (1992) mengusulkan bahwa gangguan mental dapat didefinisikan sebagai disfungsi berbahaya. Pengertian dari dysfunction memiliki dua bagian : pertimbangan nilai berbahaya dan suatu keobjektifan, komponen ilmiah. Penilaian bahwa perilaku berbahaya memerlukan beberapa standar, dan standar ini mungkin tergantung pada norma-norma sosial dan nilai-nilai, karakteristik yang baru saja dijelaskan. Disfungsi dikatakan terjadi ketika mekanisme internal tidak dapat melakukan fungsi alaminya. Kritikus banyak berpendapat bahwa komponen disfungsi pada definisi wakefield adalah tidak begitu mudah diidentifikasi dan obyektif dalam kaitannya dengan gangguan mental. Salah satu kesulitan adalah bahwa mekanisme internal yang terlibat dalam gangguan mental sebagian besar tidak diketahui, dengan demikian, kita tidak bisa mengatakan apa yang mungkin tidak berfungsi dengan baik. Definisi disfungsi pada DSM mengacu pada fakta bahwa perilaku, psikologis, dan biologis akan saling berkaitan. Kerja pada otak akan mempengaruhi perilaku, dan perilaku juga akan mempengaruhi struktur otak, sehingga ketika terjadi disfungsi keduanya akan saling mempengaruhi.

Sejarah Psikopatologi
Selama rentang sejarah budaya barat, konsep perilaku abnormal telah dibentuk dalam beberapa hal oleh pandangan dunia (worldview) yang berlaku pada saat itu. Juga sepanjang sejarah, keyakinan akan kekuatan supranatural, setan, dan roh jahat telah sangat mendominasi. Perilaku abnormal seringkali dianggap sebagai tanda kerasukan (possession). Pada masa kini yang lebih modern, pandangan dunia secara umumnya meski tak berarti universal, telah berganti pada keyakinan terhadap ilmu dan nalar (reason). Dalam budaya psikologi, perilaku

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 3

abnormal telah dipandang sebagai produk dari faktor fisik dan psikososial, bukan akibat dari kerasukan setan. Psikopatologi adalah suatu ilmu yang mempelajari proses dan perkembangan gangguan mental. Perkembangan penanganan gaangguan mental berkembang mulai dari zaman kuno (Yuhani) hingga zaman sekarang (modern). Terdapat perbedaan penanganan gangguan abnormalitas jiwa, karena perbedaan paradigma berpikir manusia dari zaman kezaman.

Early Demonology
Pada zaman prasejarah, para ahli arkeologi telah menemukan kerangka manusia dari zaman batu dengan lubang sebesar telur pada tengkoraknya. Satu asumsi yang muncul terhadap lubang tersebut adalah bahwa nenek moyang kita di zaman prasejarah percaya bahwa perilaku abnormal merefleksikan serangan dari roh-roh jahat terhadap mereka. Mungkin mereka menggunakan cara kasar yang disebut trephination yaitu dengan menciptakan sebuah jalur melalui tengkorak sebagai jalan keluar bagi roh marah tersebut. Pertumbuhan tulang yang baru mendeskripsikan bahwa sejumlah orang mampu bertahan hidup dari siksaan tersebut. Mengaitkan perilaku abnormal dan penyebab supranatural ataupun hal-hal gaib disebut sebagai model demonologi. Demonology merupakan suatu doktrin yang menyebutkan bahwa perilaku abnormal seseorang disebabkan oleh pengaruh roh jahat atau kekuatan setan. Masyarakat saat itu meyakini bahwa kekuatan roh atau setan dapat merasuk ke dalam tubuh seseorang dan mengontrol pikiran serta tubuh orang tersebut. Demonology ditemukan dalam budaya Cina, Mesir dan Yunani. Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang. Mereka menggunakan nyanyian mantra atau siksaan terhadap objek tertentu, bisa binatang atau manusia. Metode tersebut dinamakan exorcism. Orang zaman purba mengaitkan bencana alam dengan kehendak Tuhan dan arwah. Bangsa Babylonia purba juga percaya bahwa pergerakan bintang dan planet ditentukan oleh perjalanan dan konflik dari para dewa. Disisi lainnya, bangsa Yunani kuno percaya bahwa dewa-dewa mereka memperlakukan manusia sebagai mainan. Saat para dewa itu marah, mereka dapat menciptakan bencana alam untuk mendatangkan malapetaka pada orang-orang yang kurang ajar atau angkuh, bahkan menyelimuti pikiran mereka dengan ketidakwarasan. Pada zaman Yunani kuno, orang yang berperilaku secara abnormal sering dikirim kekuil untuk dipersembahkan pada Aesculapius, yaitu dewa penyembuhan. Para pendeta percaya bahwa Aesculapius akan mengunjungi orang-orang yang menderita ketika mereka tertidur didalam

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 4

kuil dan memberikan saran penyembuhan melalui mimpi. Istirahat, diet nutrisi, dan olahraga juga dipercaya dapat membantu penanganan. Ketidaksembuhan juga ditentukan oleh kuil dengan membuat orang tersebut tidak sensitif.

Early Biological Explanations


Hipocrates (460-377 SM) adalah seorang dokter terkenal pada zaman keemasan Yunani yang menantang keyakinan konservatif pada masanya dengan menyatakan bahwa penyakit pada tubuh dan jiwa merupakan hasil dari penyebab yang naturalis, bukan karena penguasaan oleh kekuatan supranatural. Beliau yakin bahwa kesehatan tubuh dan jiwa tergantung pada keseimbangan cairan tubuh (humors), atau cairan vital, di dalam tubuh : lendir, cairan empedu hitam, darah dan cairan empedu kuning. Orang yang tidak bertenaga atau lambat, diasumsikannya memiliki kelebihan lendir (phlegm), yang kemudian menjadi asal kata plegmatis (phlegmatic). Berlebihnya cairan empedu hitam diyakini menyebabkan depresi, atau melankolia (melancholia). Serta terlalu banyak darah dapat menimbulkan disposisi sanguinis (sanguine) : ceria, percaya diri, dan optimis. Kelebihan cairan empedu kuning membuat orangorang menjadi murung, dan koleris (choleric), yaitu mudah marah. Meskipun kita tidak lagi menganut teori Hippocrates tentang cairan ketubuhan, teorinya memiliki riwayat historis yang penting karena penyimpangannya dari konsep demonologi kuno. Teori ini juga mengawali perkembangan model medis yang modern, yaitu pandangan bahwa perilaku abnormal merupakan hasil dari proses biologis yang melatar belakanginya. Hipocrates telah mulai mengklasifikasikan pola-pola perilaku abnormal, dengan menggunakan tiga kelas utama yang memiliki sejumlah kesamaan, dimana melankolia untuk menandai depresi yang berlebihan, manaik untuk mengacu pada kegembiraan yang berlebihan, dan ferenitis utuk menandai bentuk perilaku aneh yang mungkin pada saat ini mencirikan skizofrenia. Selain Hippocrates, ada juga dokter dari Roma yang mencoba memberikan penjelasan naturalistik tentang gangguan psikotik. Mereka adalah Asclepiades dan Galen. Disamping itu, keduanya mendukung perlakuan yang lebih manusiawi dan perawatan di rumah sakit bagi para penderita gangguan mental.

The Dark Age And Demonology (zaman Kegelapan Dan Kembalinya Demonologi)
Kematian Galen (130 200 M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Jaman Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 5

tentang perilaku abnormal. Setelah runtuhnya Roma dan Yunani, peradaban manusia mengalami kemunduran. Keyakinan terhadap penyebab supranatural, terutama doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat, meningkat pengaruhnya, dan akhirnya mendominasi pemikiran pada zaman pertengahan. Doktrin tentang penguasaan oleh roh jahat meyakini bahwa perilaku abnormal merupakan suatu tanda kerasukan oleh roh jahat atau iblis. Keyakinan ini dibubuhkan kedalam ajaran gereja katolik Roma, yang menjadi kekuatan pemersatu di Eropa Barat, setelah runtuhnya kekaisaran Roma tentunya. Sebagai pilihan dalam menanganani perilaku abnormal adalah dengan pengusiran roh jahat (exorcism). Para pengusir roh jahat dipekerjakan untuk meyakinkan roh jahat bahwa tubuh korban yang mereka tuju pada dasarnya tidak dapat dihuni. Metode-metodenya meliputi berdoa, mengayun-ayunkan tanda salib kehadapan korban, memukul dan mencambuk, bahkan membuat korban menjadi lapar. Apabila korban masih menunjukkan perilaku yang tidak sepatutnya, terdapat pengobatan yang bahkan lebih kuat, seperti penyiksaan, dengan peralatan untuk menyiksa. Tampak jelas bahwa penerima pengobatan tersebut akan termotivasi untuk menyesuaikan perilaku mereka sebaik mungkin sesuai dengan harapan sosial. The Persecution Of Witches. Pada awal abad 13, yang merupakan masa dimana terjadi penganiayaan-penganiayaan terhadap orang-orang yang dituduh memiliki ilmu sihir. Lalu muncul tes-tes diagnostik yang kreatif untuk mendeteksi penguasaan oleh roh jahat dan ilmu sihir. Dalam kasus tes terapung di air, orang yang tidak bersalah ditenggelamkan sebagaai cara untuk meyakinkan bahwa mereka tidak dirasuki oleh iblis. Tes terapung di air didasarkan pada prinsip bahwa logam murni tetap berada didasar selama peleburan, sedangkan yang tiruan muncul kepermukaan. Tertuduh yang dapat mempertahankan kepala mereka di atas permukaan air dianggap bersekutu dengan iblis. Oleh karenanya mereka benar-benar berada dalam kesulitan. Percobaan ini merupakan sumber frase yang berbunyi terkutuklah jika engkau melakukan dan terkutuklah jika tidak (damn if you do and damn if you dont). Akademisi modern pernah meyakini bahwa orang-orang yang disebut sebagai penyihir pada abad pertengahan dan zaman renaisensse sebenarnya merupakan orang-orang yang mengalami gangguan secara mental. Mereka diyakini dianiaya karena perilaku abnormal mereka dianggap sebagai bukti bahwa mereka bersekutu dengan iblis. Adalah benar bahwa banyak dari penyihir yang diduga mengaku telah melakukan perilaku yang tidak mungkin, seperti terbang atau melakukan hubungan seksual dengan iblis. Dilain sisi, pengakuan semacam itu mungkin mengacu pada gangguan dalam pikiran dan persepsi yang konsisten dengan diagnosis modern tentang gangguan psikologis, seperti skizofrenia. Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 6

Meskipun setan diyakini memainkan peranan baik dalam perilaku abnormal, maupun ilmu sihir, tapi terdapat perbedaan antara keduanya. Korban dari kerasukan oleh roh jahat kemungkinan dipersepsikan dirundung hal itu sebagai balasan atas pelanggaran yang telah dilakukan, tapi beberapa orang yang menunjukkan perilaku abnormal dianggap merupakan korban yang tidak berdosa dari penguasaan setan tersebut. Namun, penyihir diyakini secara sukarela memasuki persekutuan dengan iblis dan meninggalkan Tuhan. Penyihir biasanya dipandang lebih pantas untuk mengalami penyiksaan, dan eksekusi hukuman mati. Lunacy Trials Evaluasi terhadap sumber-sumber informasi lainnya juga mengindikasikan bahwa ilmu sihir bukan interpretasi utama terhadap penyakit mental. Sejak abad ke-13, sejalan dengan semakin besarnya kota-kota di eropa, rumah-rumah sakit mulai didirikan dalam wilayah hukum secular. Dimulai pada abad ke-13, pengadilan ketidakwarasan untuk menentukan kewarasan seseorang dijalankan di Inggris. Pengadilan tersebut dilakukan di bawah hukum kerajaan untuk melindungi mereka yang sakit jiwa, dan penilaian ketidakwarasan memberikan hak kepada kerajaan untuk menjadi pelindung tempat para orang tidak waras. Orientasi, ingatan, kecerdasan, kehidupan sehari-hari, dan kebiasaan si tertuduh menjadi isu dalam pengadilan tersebut. Penjelasan perilaku aneh umumnya berkaitan dengan panyakit fisik atau cedera atau tekanan emosional tertentu.

Development of Asylums
Perawatan di rumah sakit bagi orang-orang sakit jiwa dimulai secara serius pada abad ke-15 dan ke-16. Rumah sakit lepra diubah menjadi asylum, tempat pengungsian yang disiapkan untuk penempatan dan perawatan orang sakit jiwa. Banyak rumah sakit jiwa dihuni secara bersama-sama oleh orang sakit jiwa dan para pengemis. Pengemis dianggap sebagai masalah social besar pada masa itu; pada abad ke -16 Paris memiliki 30.000 pengemis dari total populasinya yang kurang dari 100.000. Rumah sakit tersebut tidak memiliki perawatan khusus bagi para penghuninya selain membuat mereka bekerja, namun pada periode yang sama rumah-rumah sakit yang dilengkapi secara lebih spesifik untuk penanganan penderita sakit jiwa juga didirikan.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 7

Bethlehem dan rumah sakit jiwa awal lainnya. Biara St. Maria Bethlehem didirikan pada tahun 1243. Pada tahun 1403 enam orang sakit jiwa menghuni biara tersebut, dan pada tahun 1547, Henry VIII menyerahkannya pada pemerintah kota London, dan sejak saat itu menjadi rumah sakit yag hanya menangani orang sakit jiwa. Kondisi di Bethlehem sangat buruk. Setelah bertahun-tahun kata bedlam, kependekan dan nama popular RS tersebut, menjadi istilah yang menggambarkan suatu tempat atau situasi yang penuh kekacauan dan kebingungan. Bedlam akhirnya menjadi salah satu atraksi turis yang besar di London, pada akhir abad ke-18 bersaing dengan Westminster Abbey dan menara London. Bahkan pada akhir abad ke-19 melihat pasien yang liar dengan segala keannehannya dianggap suatu hiburan, dan tiket masuk bedlam mulai dijual. Dan hal demikian tidak jauh berbeda dengan RSJ lainnya. Reformasi Pinel. Philippe Pinel (1745-1826) seringkali dianggap sebagai figur utama dalam gerakan bagi penanganan manusiawi terhadap orang sakit mental di rumah sakit jiwa. Pada tahun 1793, ketika revolusi prancis berkecamuk, dia ditugaskan menangani rumah sakit jiwa yang disebut La Bicetre. Seorang sejarawan menggambarkan kondisi di rumah sakit tersebut: Para pasien dirantai ke dinding dalam sel mereka, dengan kerah besi yang membuat mereka rata sejajar dengan dinding dan hampir tidak dapat bergerak mereka tidak dapat berbaring pada malam hari, sebagaimana mestinya-seringlai pinggang mereka dililit dengan semacam cincin besi dan sebagai tambahanrantai di tangan dan kaki rantai tersebut cukup panjang sehingga pasien dapat makan dari mangkuk, makanannya biasanya berupa bubur-roti yang dicelupkan dalam sup encer. Karena tidak memiliki banyak pengetahuan tentang asupan makanan, (tidak ada perhatian) yang diberikan terhadap pengaturan makanan yang diberikan kepada pasien. Mereka dianggap sebagai binatang dan tak ppeduli apakah makanannya baik atau buruk. Menurut sejarah, walau demikian, mengindikasikan bahwa Pinel tidak sungguhsungguh melepaskan rantai yang mengikat para pasien. Tindakan tersebut dilakukan oleh bekas Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 8

pasien, Jean Baptiste Pussin, yang telah menjadi seorang yang patuh di rumah sakit tersebut. Kenyataannya, Pinel bahkan tidak ada di sana ketika para pasien dibebaskan (Weiner, 1994). Namun beberapa tahun kemudian, Pinel memuji upaya tersebut dan mulai melakukan hal yang sama. Penanganan Moral Pada tahun 1796, York Retreat didirikan di daerah pedesaan. Ilustrasi tersebut menciptakan atmosfir yang tenang dan religious bagi para pasien jiwa untuk hidup, bekerja, dan beristirahat. Para pasien membahas kesulitan mereka dengan para perawat, bekerja di kebun, da berjalan-jalan di pinggir desa. Sejalan dengan pendekatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai penanganan moral, pasien memiliki kedekatan dengan para perawat, yang bercakap-cakap dengan mereka, membacakan buku, dan mendoromg mereka untuk melakukan seseuatu yang bertujuan: para penghuni menjalani hidup senormal mungkin dan secara umum bertanggung jawab terhadap diri sendiri walaupun dalam keterbatasan gangguan yang mereka alami. Penanganan moral sangat diabaikan pada tahun-tahun akhir abad ke-19. Ironisnya, upaya Dorothea Dix (1802-1887), seorang pejuang dalam peningkatan kondisi untuk orang yang sakit jiwa yang berjuang demi pendirian rumah sakit yang merawat mereka dengan baik, ikut berperan dalam perubahan tersebut. Dix, seorang guru di boston, mengajar sekolah minggu di penjara local terkejut dengan kondisi penjara yang sangat buruk. Minatnya meluas ke kondisi rumah sakit jiwa pada masa itu yang tidak tahu harus kemana untuk mendapatkan penanganan. Dix berkampanye dengan gigih untuk memperbaiki kondisi banyak orang sakit jiwa; di mengamati sendiri bahwa 32 rumah sakit kemudia didirikan.

The Evolution of Contemporary Thought


Melihat kondisi Rumah Sakit Bethlehem yang mengerikan, para dokter tertarik untuk melakukan penelitian tentang penyebab munculnya penyakit yang diderita pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh William Black pada tahun 1810, ditemukan bahwa : CAUSE Childbed Contusions Drink Family/hereditary NUMBER OF PATIENT 79 12 58 115

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 9

Fevers 110 Fright 31 Grief 206 Jealously 9 Love 90 Obstruction 10 Pride 8 Religion/Methodism 90 Smallpox 7 Study 15 Veneral 14 Ulicers 5 Source : Adapted from Appignannesi (2008), Hunter & Macalpine (1963).

Biological Approaches
Discovering Biological Origins in General Paresis and Syphilis Paresis (kelemahan) adalah hilangnya tenaga otot sehingga gerak voluntar sukar tapi masih bisa dilakukan walaupun dengan gerakan yang terbatas. Paresis disebabkan oleh kerusakan yang menyeluruh, tetapi belum menruntuhkan semua neuron korteks piramidalis sesisi, menimbulkan kelumpuhan pada belahan tubuh kontralateral yang ringan sampai berat. Pada tahun 1860 dan 1870, Louis Pasteur menemukan bahwa General Paresis memiliki hubungan dengan penyakit Syphilis. Akhirnya pada tahun 1905, ditemukan microorganism khusus yang menjadi penyebab munculnya penyakit Syphilis, yang menyebabkan infeksi, kemudian merusak struktur area otak dan menyebabkan General Paresis. Genetics Francis Galton (1822-1911), melakukan penelitian seputar genetic yang dilakukannya kepada anak kembar, karena studi tentang anak kembar ini ia lakukan pada akhr tahun 1800_an di Inggris, diasumsikan Banyak Karakteristik tingkah laku yang menunjukkan pengaruh herediter. Beliau memunculnya sebuah term yaitu nature dan nurture yang berbicara tentang perbedaan antara pengruh Genetik (Nature) dengan pengaruh Lingkungan (Nurture).

Biological Threatment

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 10

Pada awal abad ke 12, Ugo Cerletti dan Lucino Bini, dua orang dokter asal Italia menemukan Electroconvulsive Theraphy (ECT). Awalnya Cerletti tertarik terhadap penyakit Epilepsi dan melakukan beberapa eksperimental tentang penyakit tersebut. Singkat cerita, dia menemukan aplikasi dari kejutan listrik yang dipasangkan dikepala manusia, dia menemukan pengaruhnya untuk menyerang penyakit epilepsy tersebut. Kemudian, pada tahun 1938 di Roma, dia menggunakan tekhnik tersebut untuk mengobati orang yang terkena penyakit Schizophrenia.

Psychological Approaches
Pada awal abad ke-18, beberapa pandangan psikologis muncul yang kemudian menghubungkan gangguan mental dengan malfungsi psikologis. Teori ini diterapkan pertama kali di Perancis dan Austria, dan kemudian di United States, mengarah pada perkembangan intervensi psikoterapi yang berdasarkan pada prinsip teori individu.

Mesmer dan Charcot Selama abad ke-18 di Eropa Barat, banyak orang terkena hysteria, yaitu ketidakmampuan fisik, seperti buta atau lumpuh, dimana tidak terdapat penyebab fisik yang ditemukan. Franz Anton Mesmer (1734-1815), seorang ilmuwan asal Austria yang sedang praktek di Vienna dan Paris pada akhir abad ke-18, meyakini bahwa hysteria disebabkan oleh suatu distribusi tertentu dari suatu cairan magnetic universal di dalam tubuh. Terlebih lagi, Mesmer meyakini bahwa seseorang dapat mempengaruhi cairan lain untuk membawa sebuah perubahan di dalam perilaku lainnya. Walaupun Mesmer menganggap hysteria seperti semata-mata memiliki penyebab biologis, kita mendiskusikan hasil kerjanya disini karena ia secara umum dianggap sebagai salah satu dari praktisioner awal untuk hypnosis modern saat ini (mesmerism adalah persamaan dari hypnotism; fenomenanya sendiri dikenal zaman dahulu oleh berbagai budaya, dimana hal itu merupakan bagian dari sihir pesulap dan dukun). Mesmer dianggap sebagai seorang penyembuh dengan kontemporernya tersebut, dimana hal ini ironis, sejak ia telah berkontribusi lebih awal untuk pendiskreditan seorang pengusir setan, Father Johann Gassner, yang menampilkan ritual yang mirip (Hrrington, 2008). Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 11

Walaupun demikian, hypnosis secara bertahap menjadi sesuatu yang cukup baik. Jean Martin Charcot (1825-1893), seorang neurolog hebat asal Paris, juga mempelajari tentang hysteria. Walaupun Charcot meyakini bahwa hysteria merupakan sebuah masalah yang berkaitan dengan sistem saraf dan memiliki penyebab biologis, namun pendapatnya juga diyakinkan dengan penjelasan psikologis.

Breuer dan The Cathartic Method Pada abad ke-19, seorang ilmuwan asal Vienna, Josef Breuer (1842-1925), mengobati seorang wanita muda, yang namanya disamarkan menjadi Anna O., dengan sejumlah keluhan hysteria, seperti kelumpuhan parsial, kerusakan fungsi penglihatan dan pendengaran, dan juga sering mengalami kesulitan berbicara. Ia juga terkadang masuk ke dalam fase mimpi atau seperti menghilang. Breuer menghipnotisnya, dan ketika sedang dihipnotis, ia mulai berbicara dengan lebih bebas, dan akhirnya, dengan emosi yang sangat kuat tentang kejadian yang menjengkelkan dari masa lalunya. Seringkali saat terbangun dari sesi hipnotis ia merasa lebih baik. Menghidupkan kembali trauma emosi yang sudah terdahulu terjadi dan melepaskan tekanan emosi dengan mengekspresikan pikiran yang sudah terlupakan sebelumnya tentang kejadian-kejadian tertentu disebut dengan katarsis, dan metode Breuer ini dikenal sebagai cathartic method.

Freud dan Psychoanalysis Asumsi pusat dari teori Freud, sering diartikan sebagai teori psikoanalisis, yaitu dimana psikopatologi hasil dari konflik tidak sadar di dalam diri individu. Structure of the mind. Freud membagi jiwa, atau psyche (jiwa), menjadi 3 bagian ; id, ego, dan superego. Id merupakan sesuatu yang diberikan saat lahir dan merupakan tempat menyimpan semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan jiwa ini, termasuk didalamnya dorongan dasar untuk memperoleh makanan, air, penyisihan, kehangatan, afeksi, dan seks. Freud mengatakan bahwa sumber energi id berasal dari sumber biologis dan energi ini disebut dengan libido. Individu tidak dapat secara sadar mempersepsikan energi ini, karena hal ini merupakan sesuatu yang tidak disadari (unconscious), atau dibawah tingkat kesadaran.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 12

Id mencari kepuasan terhadap dorongan-dorongannya tersebut, hal ini merujuk pada apa yang disebut oleh Freud dengan pleasure principle (prinsip kesenangan). Ketika id tidak terpenuhi atau terpuaskan, tekanan dihasilkan, dan id mendorong seseorang untuk menghilangkan tekanan tersebut secepat mungkin. Ego mulai berkembang dari sepanjang enam bulan kedua masa kehidupan. Ego tidak seperti id, ia pada dasarnya disadari (conscious). Id mempergunakan fantasia tau khayalan untuk mencari kepuasan, tetapi tugas dari ego adalah untuk menghadapi realita atau kenyataan. Oleh karena itu ego merujuk pada istilah Freud yang disebut dengan reality principle (prinsip realita) dan ia memediasi atau menghubungkan antara tuntutan realita dan tuntutan id untuk mencapai kepuasan. Superego kira-kira dapat dipahami sebagai hati nurani manusia. Freud meyakini bahwa superego berkembang sepanjang masa anak-anak, muncul dari ego sebanyak ego muncul dari id. Defense Mechanisms. Defense mechanisms merupakan suatu strategi yang digunakan oleh ego untuk melindungi dirinya sendiri dari kecemasan (anxiety). Contoh-contoh dari defense mechanisms adalah sebagai bserikut : Defense Mechanisms Repression Denial Projection Displacement Reaction Formation Regression Rationalization Sublimation Definisi Menjaga impuls yang tidak dapat diterima atau harapan-harapan dari pengetahuan yang disadari Tidak menerima realita yang menyakitkan ke dalam kesadaran Melekatkan orang lain dengan pikiran atau perasaan yang tidak dapat diterima oleh dirinya sendiri Mengarahkan respons emosional dari target yang sebenarnya kepada orang lain Mengkonversi perasaan yang tidak dapat diterima menjadi lawan atau kebalikannya Mundur kembali ke pola perilaku pada tahap perkembangan yang lebih awal Menawarkan alasan yang dapat diterima untuk tindakan atau sikap yang tidak dapat diterima Mengkonversi agresi yang tidak dapat diterima atau impuls seksual menjadi perilaku yang bernilai social

Terapi Psikoanalisa. Psikoterapi yang didasari oleh teori Freud disebut dengan psikoanalisis atau terapi psikoanalisa. Dalam psikoanalisan dan treatment psikodinamika yang lebih baru, tujuan dari therapist adalah untuk memahami pengalaman masa awal anak-anak seseorang, dasar pedoman daru suatu hubungan, dan pola hubungan saat ini. Terapist mendengarkan Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 13

intisari emosi dan tema hubungan yang timbul lagi dan lagi. Berikut ini adalah teknik utama dari psikoanalisis : Free association seorang pasien berbaring diatas kursi malas, menghadap jauh dari analis, dan didorong untuk memberikan kendali yang bebas kepada pikirannya, mengucapkan apapun yang datang kedalam pikirannya tanpa menyensor apapun. Analysis of transference Transeference diartikan sebagai respons pasien terhadap analisnya dimana hal ini tampaknya merefleksikan sikap dan cara bersikap untuk orang yang penting dalam masa lalu pasien, daripada merefleksikan aspek yang sebenarnya dari hubungan antara analis dan pasien. Interpretation Analis menunjukkan pada pasien makna tertentu dari perilaku pasien. Defense mechanisms merupakan sebuah prinsip yang berfokus pada interpretasi. Misalnya, analis akan mencoba menginterpretasikan perilaku pasien pada beberapa poin, menunjukkan sifat pembelaan pada harapan untuk membantu pasien mengakui bahwa ia sedang menghindari topik.

Neo-Freudian Psychodynamics Perspectives Jung dan Analytical Psychology. Carl Gustav Jung (1875-1961), seorang psikiater asal Swiss dianggap sebagai pewaris nyata dari Freud, memutuskan hubungan dengan Freud pada tahun1914 untuk banyak issu, setelah tujuh tahun periode korespondensi yang kuat tentang ketidaksetujuan mereka. Jung mengusulkan ide yang berbeda secara radikal dari Freud dan membuat analytical psychology. Jung berhipotesis bahwa ketidaksadaran personal yang dikemukakan oleh Freud, terdapat collective unconscious, yaitu bagian dari ketidaksadaran yang biasanya untuk semua manusia terdiri dari archetypes, atau kategori dasar dimana semua manusia menggunakannya untuk mengkonseptualisasikan dunia. Jung menegaskan bahwa setiap manusia memiliki sifat maskulin dan feminine yang bercampur dan dorongan spiritual dan keagamaan adalah sebagai dasar seperti dorongan id mereka.

Adler dan Individual Psychology. Alfred Adler (1870-1937), yang juga seorang pengikut teori Freud. Teori Adler yang dikenal sebagai individual psychology,menganggap orang terikat erat dengan kehidupan sosial mereka karena ia meyakini bahwa pemenuhan didapatkan dengan Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 14

melakukan hal-hal untuk kebutuhan sosial. Elemen pusat dari teori Adler adalah fokusnya pada membantu individu merubah ide yang tidak logis dan salah serta ekspektasi mereka; ia meyakini bahwa perasan dan berperilaku yang lebih baik bergantung pada pemikiran yang lebih rasional.

Continuing Influences of Freud and His Follower


Ide dan metode dari Freud telah dikritisi selama bertahun-tahun. Walalupun mungkin teori Freud tersebut tidak se-berpengaruh pada awalnya, karya Freud dan pengikutnya ini mneruskan untuk berpengaruh pada ranah psikopatologi (Westen, 1998). Pengaruh ini paling nyata terdapat dalam tiga asumsi berikut : 1. Pengalaman masa kecil membantu membentuk kepribadian (personality) orang dewasa. Peneliti dan clinician kontemporer masih memandang pengalaman masa kecil dan kejadian yang terjadi di lingkungan sebagai sesuatu yang krusial. Mereka jarang berfokus pada tahap-tahap psikoseksual seperti yang ditulis oleh Freud, tetapi beberapa menekankan masalah hubungan anak-orang tua dan bagaimana mereka dapat mempengaruhi hubungan orang dewasa dengan cara yang negatif. 2. Terdapat pengaruh tidak sadar pada perilaku. Ketidaksadaran merupakan focus dari penelitian kontemporer dalam cognitive neuroscience dan psikopatologi. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang dapat melewati begitu saja penyebab dari perilaku yang mereka lakukan. Bagaimanapun, kebanyakan peneliti dan clinician saat ini tidak berpikir tentang ketidaksadaran sebagai tempat penyimpanan instinct id. 3. Penyebab dan tujuan perilaku manusia tidak selalu jelas. Freud dan pengikutnya membuat peka para generasi clinician dan peneliti pada ketidakjelasan dari penyebab dan tujuan perilaku manusia. Teori psikodinamika kontemporer memperingatkan kita untuk jangan mengambil segalanya hanya karena penilaian luarnya saja. Kecenderungan untuk melihat sesuatu dibawah permukaan yang muncul, untuk menemukan makna tersembunyi dalam perilaku, mungkin merupakan peninggalan Freud yang peling terkenal.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 15

The Rise of Behaviorism (Munculnya Behaviorisme)


Setelah beberapa tahun berlalu, berbagai aliran dalam psikologi mulai kehilangan kepercayaan terhadap pendekatan teori dari Freud. Ketidakpuasan ini diangkat oleh John B.Watson (1878-1958) yang melakukan revolusi psikologi melalui pandangan-pandangannya. Watson memperhatikan prosedur-prosedur eksperimental

psikolog yang menginvestigasi pembelajaran (learning) mengenai hewan, dan karena usahanya tersebut, fokus dominan psikologi berubah dari thinking menjadi learning. Behaviorisme lebih berfokus pada perilaku yang dapat diobservasi daripada consciousness atau mental functioning. Terdapat tiga tipe learning menurut pendekatan ini, yaitu: a. Classical Conditioning Menjelang abad ke-20, Ivan Pavlov (1849-1936) menemukan classical conditioning. Sebagai bagian dari studinya mengenai sistem pencernaan, Pavlov memberikan daging agar anjing tersebut mengeluarkan saliva. Tak lama kemudian asisten Pavlov menyadari bahwa anjing tersebut mulai mengeluarkan saliva ketika ia melihat orang yang memberinya makanan. Kemudian anjing tersebut mulai mengeluarkan saliva lebih cepat ketika ia mendengar langkah kaki dari orang yang memberinya makanan. Rasa keingintahuan Pavlov tergugah dengan adanya penemuan ini dan ia memutuskan untuk mempelajari reaksi-reaksi anjing secara sistematis. Percobaan pertama bel dibunyikan di belakang anjing kemudian meletakkan daging ke mulut anjing. Percobaan ini diulang-ulang beberapa kali, anjing mulai mengeluarkan saliva segera setelah ia mendengan bel sebelum ia mendapatkan daging. Dalam eksperimen ini,

karena daging secara otomatis mengundang reaksi berliur pada anjing tanpa prior learning, maka daging disebut sebagai unconditioned stimulus (UCS) Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 16

dan respon saliva sebagai unconditioned response (UCR). Ketika pemberian daging beberapa kali didahului oleh stimulus netral (yaitu bunyi bel), bunyi bel saja (conditioned stimulus/ CS) dapat menghasilkan presentasi respon saliva terhadap bunyi bel dan daging menjadi meningkat. Meningkatnya asosiasi yang terjadi antara bel dan pemberian daging, maka saliva yang keluar pun meningkat walau anjing hanya diberi stimulus bunyi bel. Ketika CS (bunyi bel) tidak lagi diiringi dengan UCS (pemberian daging) dan itu terjadi berulang-ulang, maka CR (saliva anjing) perlahanlahan mulai berkurang. Hal ini disebut dengan extinction. Classical conditioning juga dapat menimbulkan ketakutan pada suatu hal. Contohnya pada suatu eksperimen yang dilakukan oleh John Watson dan Rosalie Rayner (1920) terhadap kelinci putih dan Little Albert (11 bulan). Anak itu menunjukkan keinginan untuk bermain dengan kelinci dan tidak menunjukkan rasa takut. Namun ketika anak ingin memegang kelinci, peneliti memberikan stimulus suara bising (UCS) dengan memukul batang besi ke dekat kepala Albert. Hal ini menyebabkan anak menjadi ketakutan (UCR). Setelah eksperimen dilakukan sejumlah lima kali, Albert menjadi sangat ketakutan (CR) ketika melihat kelinci, bahkan ketika batang besi tidak dipukul (dibunyikan). Ketakutan yang terasosiasikan dengan suara bising muncul akibat stimulus netral (kelinci putih/CS). Studi ini menunjukkan hubungan yang mungkin terjadi antara classical conditioning dan gangguan perkembangan tertentu, contohnya phobia. Hal ini sangat penting untuk diketahui bahwa tipe studi seperti ini tidak akan bisa dilakukan pada masa sekarang karena berkaitan dengan etika standard.

b. Operant Conditioning Pada tahun 1890an, Edward Thorndike membuat suatu penemuan mengenai suatu tipe belajar lainnya. Tidak seperti Pavlov yang melakukan asosiasi antar stimuli, Thorndike melakukan studi tentang konsekuensi-konsekuensi perilaku. Thorndike membuat suatu formula yang kini menjadi suatu prinsip yang sangat penting, yaitu the law of effect : perilaku organisme yang diikuti oleh konsekuensi yang

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 17

menyenangkan akan diulangi, dan perilaku yang diikuti oleh konsekuensi tidak menyenangkan akan dihilangkan (dihindari). B.F. Skinner memperkenalkan konsep operant conditioning, disebut demikian karena diaplikasikan pada perilaku yang beroperasi (terjadi) pada lingkungan. Dengan mengubah istilah yang dimiliki Thorndike, Skinner membuat suatu prinsip yang bernama principle of reinforcement. Skinner membedakan dua tipe reinforcement, yaitu:

Positive reinforcement, mengacu pada penguatan atau kecenderungan merespon terhadap hal-hal yang menyenangkan (positive reinforcer).

Negative reinforcement, juga merupakan penguatan terhadap respon, namun dengan cara menghilangkan atau menghindari hal-hal yang tidak menyenangkan (negative reinforcer).

Prinsip operant conditioning dapat berkontribusi terhadap perilaku agresif yang dilakukan secara berulang-ulang, yang juga merupakan fitur penentu yang menyebabkan conduct disorder (gangguan perilaku). Agresi seringkali mendapat reward, contohnya ketika seorang anak (A) menendang anak lainnya (B) untuk mendapatkan mainan milik anak (B), dalam hal ini mendapatkan mainan merupakan suatu reinforcer.

c. Modelling Proses learning seringkali terjadi, sekalipun tanpa adanya reinforcers. Kita belajar dengan cara melihat dan meniru orang lain, proses ini disebut dengan modeling. Pada tahun 1960an, suatu studi eksperimental mendemonstrasikan bahwa dengan menyaksikan aktivitas tertentu seseorang dapat meningkatkan atau mengurangi berbagai macam perilaku, seperti sharing, agrresion,dan fear. Contohnya, Bandura dan Menlove (1968) menggunakan suatu modeling treatment untuk mengurangi ketakutan anak pada anjing. Setelah menyaksikan model yang tidak takut berinteraksi dengan anjing, anak yang pada awalnya takut dengan anjing menunjukkan peningkatan keinginan untuk menyentuh anjing.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 18

Behavior Therapy Behavior therapy (terapi perilaku) muncul pada tahun 1950an. Pada awalnya, terapi ini mengaplikasikan prosedur-prosedurnya berdasarkan teori classical dan operant conditioning untuk mengatasi masalah-masalah klinis. Terkadang istilah behavior modivication juga digunakan, dan therapist yang menggunakan operant conditioning treatment sering menggunakan istilah tersebut. Behavior therapy adalah suatu usaha untuk mengubah perilaku (behavior), pikiran (thoughts), dan perasaan (feelings) dengan metode-metode dan penemuanpenemuan yang diterapkan dalam konteks klinis (clinical context) yang dilakukan oleh psikolog eksperimental. Systematic desensitization adalah salah satu teknik penting dalam behavior therapy yang digunakan untuk menghilangkan (mengatasi) phobia dan anxiety. Teknik ini dibangun oleh Joseph Wolpe pada tahu 1958. Teknik ini memiliki dua komponen, yaitu : (1)Deep muscle relaxation, dan (2)gradual exposure untuk mendata situasi ketakukan seseorang, yang dimulai dengan hal-hal yang memunculkan kecemasan terkecil (minimal anxiety) dan berlanjut hingga hal-hal yang paling membuat subjek ketakutan. Wolpe berhipotesis bahwa statement atau response opposite (respon lawan) dari anxiety akan menggantikan rasa takut (anxiety) seseorang apabila orang tersebut secara bertahap meberanikan dirinya untuk melakukan atau menghadapi apa yang selama ini ia takutkan. Modelling juga termasuk dalam behavior therapy yang dimulai pada sejak tahun 1960an. Contohnya, orang akan mengurangi ketakutan mereka terhadap ular dengan cara melihat ular baik secara nyata (berhadapan langsung) maupun tidak secara langsung (misalnya melihat ular di televisi), dengan pendekatan yang bertahap orang tersebut berhasil mengatasi ketakutannya terhadap ular. Teknik-teknik operant seperti memberi reward terhadap perilaku yang diinginkan dan menghilangkan perilaku yang tidak diinginkan secara sistematis berhasil dalam proses treatment permasalahan anak-anak. Sekali kemungkinan-kemungkinan membentuk satu perilaku, tujuannya adalah untuk memelihara efek-efek dari treatment. Jika therapist atau guru telah menyiapkan reinforcement, maka tidak boleh mengharapkan orang ini untuk menyediakan reinforcement selamanya. Isu ini telah ditujukan dalam beberapa cara. Karena penelitian laboratorium menemukan indikasi bahwa intermittent reinforcement (memberi reward pada suatu respon hanya sesekali ketika respon tersebut muncul) dapat membuat suatu perilaku menjadi lebih abadi (tahan lama), banyak program operant menghindari pemberian Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 19

reinforcement secara kontinu terjadwal dan teratur. Contohnya, jika guru berhasil membantu anak pembuat onar untuk dapat duduk lebih lama di tempatnya dengan cara memberi pujian pada anak tersebut untuk setiap soal matematika yang ia kerjakan di tempat duduknya, guru akan secara bertahap memberi reward pada anak tersebut untuk setiap keberhasilan lain yang ia lakukan, dan pada akhirnya menjadi jarang (infrequently) memberi reward.

The Importance of Cognition


Walaupun dewasa ini behaviorisme menyisakan pengaruh dalam berbagai cara, psikolog klinis dan para peneliti telah memulai untuk mengenali batasan-batasan focus terhadap perilaku. Manusia tidak hanyak berperilaku, mereka juga berpikir dan berperasaan. Teori perilaku pada awalnya tidak meninggalkan banyak ruang untuk kognisi dan emosi. Pada awal tahun 1960an, studi mengenai kognisi mulai muncul ke permukaan. Peneliti dan psikolog klinis menyadari bahwa cara-cara orang dalam memikirkan sesuatu, atau menilai sesuatu, maka situasi-situasi yang ada dapat mempengaruhi perilaku dengan cara yang dramatis. Contohnya, ketika kita memasuki suatu ruangan yang banyak terdapat orang asing, maka situasi itu boleh jadi memunculkan pikiran Wah! Banyak orang baru, pengen kenalan ah biar dapat banyak teman atau boleh jadi pula ia berpikir Mmm, banyak orang baru di sini, saya nggak kenal. Pergi aja ah, lama-lama di sini saya merasa seperti orang bodoh. Orang pertama sangat antusias untuk bergabung dengan kelompok orang baru yang tidak ia kenal. Sedangkan orang kedua merasa tidak nyaman berada di antara kelompok orang yang tidak ia kenal. Hal ini menunjukkan, manusia selain berperilaku juga berpikir dan merasakan. Setiap orang berbedabeda, maka cara menanggapi suatu situasi pun berbeda-beda.

Cognitive Therapy (Terapi Kognitif) Terapi kognitif berasal dari suatu ide bahwa orang-orang tidak hanya berperilaku, mereka juga berpikir dan merasakan. Seluruh pendekatan kognitif memiliki satu hal umum. Semuanya menekankan bahwa bagaimana orang mengkonstruksi dirinya dan dunia luar adalah penentu utama dalam gangguan-gangguan psikologis. Dalam teori kognitif, therapist biasanya memulai dengan membantu klien menjadi lebih waspada (aware) terhadap pikiran-pikiran yang maladaptive. Yaitu dengan cara mengubah kognisi, therapist berharap bahwa orang akan dapat mengubah perasaan, perilaku, dan symptom mereka.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 20

Awal dari munculnya terapi kognitif juga sangat berkaitan dengan terapi kognitif yang disebut rational-emotive behavior therapy (REBT) dari Aaron Beck dan Albert Ellis. Prinsip penelitian Elis yaitu reaksi emosional yang berkelanjutan disebabkan oleh kalimat-kalimat yang seringkali diulang-ulang oleh dirinya; pernyataan-pernyataan tersebut terkadang mencerminkan asumsi yang tidak diungkapkan (irrational belief) tentang hal yang diperlukan dalam menjalani hidup yang penuh arti. Tujuan REBT Ellis adalah untuk mengeliminasi self-defeating belief (kepercayaan terhadap diri bahwa diri adalah orang yang kalah). Seseorang yang depresi, misalnya dalam satu hari ia beberapa kali mengatakan Aku tolol! Ellis mengusulkan suatu hal bahwa orang memaknakan apa yang terjadi di sekitarnya, sehingga terkadang pemaknaanpemaknaan tersebut dapat menyebabkan kekacauan emosional, dan perhatian therapist seharusnya focus terhadap kepercayaan-kepercayaan ini daripada sejarah penyebab atau perilaku overt yang ada pada orang tersebut. Ellis membuat daftar sejumlah irrational beliefs yang dapat disembunyikan orang. Kemudian ia berganti dari membuat daftar beliefs yang spesifik menjadi konsep yang lebih umum (general) mengenai demandingness (tuntutan/permintaan), yaitu hal-hal yang harus atau hal-hal yang seharusnya yang orang bebankan pada dirinya dan pada orang lain. Jadi, daripada menginginkan sesuatu menjadi suatu cara tertentu, merasa kecewa, dan kemudian mungkin menggunakanya dalam beberapa perilaku yang boleh jadi menghasilkan outcome yang diinginkan, orang tersebut melakukan tuntutan sedemikan rupa. Ellis berhipotesis bahwa hal-hal yang tidak realistis, tuntutan yang tidak produktif yang menciptakan berbagai stress atau tekanan emosional dan disfungsi perilaku ini yang membuat membawa seseorang menemui therapist.

The Mental Health Professions


Dari sejumlah gangguan mental yang berkembang, maka berkembang pula profesi-profesi yang berkaitan dengan bidang tersebut. Para professional yang sah berwenang untuk menyediakan pelayanan psikologis meliputi psikolog klinik, psikiater, perawat psikiatris, psikolog konseling, pekerja sosial, terapis pernikahan dan keluarga. Kebutuhan akan profesiprofesi tesebut belum menjadi lebih tinggi. Contohnya, studi terakhir menunjukkan bahwa cost yang dikeluarkan untuk gangguan mental di Amerika mencapai $200 juta per tahun. Orang dengan gangguan penyakit mental yang serius seringkali tidak mendapatkan hak (hal-hal yang Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 21

seharusnya ia dapatkan) untuk mengatasi penyakitnya tersebut, dan sebagai hasilnya pada setiap tahun mereka mendapatkan uang yang lebih kurang daripada yang didapatkan oleh orang yang tidak menderita penyakit mental ($16.000 per tahun). Selain itu, orang yang menderita gangguan mental biasanya tidak memiliki asuransi kesehatan daripada orang yang tidak menderita gangguan mental, hal ini diharapkan dapat mengubah Amerika dengan dibuatnya perundang-undangan kesehatan yaitu mengenai the Patient Protection and Affordable Care Act pada tahun 2010. Beberapa contoh profesi yang berkaitan dengan kesehatan mental diantaranya :

Psikolog Klinis : harus memiliki gelar Ph.D (doctor of philosophy) atau Psy.D (doctor of psychology), dengan waktu studi kira-kira 4-8 tahun. Training (pelatihan) untuk Ph.D psikologi klinis serupa dengan kekhususan (spesialisasi) psikologi lainnya, seperti psikologi perkembangan atau kognitif neurosains. Training untuk Ph.D menekankan pada bidang riset, statistic, neurosains, dan secara empiris berdasarkan studi mengenai perilaku manusia. Pada dasarnya Ph.D merupakan research degree (gelar dalam riset), dan calon-calon Ph.D harus menulis suatu disertasi mengenai suatu topic khusus. Namun calon-calon dalam psikologi klinis mempelajari keahlian dalam dua area yang membedakannya dengan calon Ph.D dalam bidang psikologi lainnya. Pertama, mereka mempelajari teknik-teknik assessment dan diagnosis psikopatologi di mana mereka mempelajari skill yang diperlukan untuk menentukan apakah symptom atau masalah dari seseorang mengindikasikan adanya gangguan tertentu. kedua, mereka belajar bagaimana cara praktik psikoterapi untuk membantu orang mengubah pemikiran, perasaan, dan perilakunya untuk mengurangi stress dan untuk mencapai kepuasan yang lebih tinggi. Siswa Ph.D mengambil kursus sesuai dengan teknik khusus yang mereka kuasai dan memperlakukan pasien di bawah supervisi yang professional, kemudian selama internship secara intensif, dapat diasumsikan bahwa tanggung jawab mereka dapat menjadi lebih meningkat dalam mengurus pasien-pasien. Pilihan gelar lain dalam psikolog klinis adalah Psy.D. yang kurikulumnya

serupa dengan Ph.D., namun daripada riset Psy.D lebih ditekankan pada clinical training. Pemikiran dibalik pendekatan ini adalah bahwa psikologi klinis telah mencapai level advance dalam hal pengetahuan dan ketentuan-ketentuan yang memberi justifikasi (pembenaran) intensive training dalam assessment dan intervensi terapeutik dengan teknik yang spesifik daripada mengkombinasikan pengetahuan dan ketentuan Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 22

tersebut dengan riset. Di sisi lain, dalam melakukan assessment dan intervensi terapeutik tanpa dasar empiris, secara professional itu dapat diragukan. Pada tahun 2003 terdapat 90.000 psikolog klinis di Amerika. Pada tahun 2003 estimasi yang ada menyatakan bahwa terdapat banyak psikolog klinis yang ada dalam memberikan pelayanan yang memadai dan hal ini akan berdampak terhadap gaji psikolog klinis tersebut. Meskipun begitu, survey terhadap sedikitnya 2000 orang yang mendapat pelayanan kesehatan mental menyatakan bahwa profesi psikolog tiga kali lebih mungkin untuk menjadi penyedia jasa psikoterapi daripada pekerja sosial.

Psikiater, memiliki gelar M.D dan telah lulus training yang disebut dengan redency, dimana mereka mendapatkan seorang supervisi dalam praktik diagnosis dan farmakoterapi (administrasi pengobatan). Dengan gelar dokter, dan sangat kontras dengan psikolog, psikiater memiliki fungsi sebagai dokter (memberikan pengujian fisik, diagnosis masalah medis, dan semacamnya. Seringkali, aspek satusatunya yang digunakan dalam praktik medis adalah memberi pengobatan psikoaktif, yaitu bahan kimia yang dapat mempengaruhi orang bagaimana berpikir dan merasakan. Psikiater dapat juga memperoleh pelatihan psikoterapi, walaupun bukan merupakan bagian khusus dari training. Kontras terhadap psikolog klinis, terdapat kekurangan dari psikiater, terkait budget yang digunakan dalam program training. Setelah melalui 20 tahun, muncullah debat menganenai apakah psikolog klinis

diizinkan untuk mengikuti training memberi resep pengobatan psikoaktif. Namun terdapat penolakan-penolakan baik dari pihak psikiater maupun dari banyak psikolog, yang memandang hal tersebut sebagai ill-advice dilution (masalah) terhadap focus dasar behavioral psikologi. Selain itu juga terdapat isu apakah non-M.D. dapat mempelajari tentang neurobiologi dan neurokimia untuk memonitor efek dari obat-obatan dan melindungi pasien dari efek samping dan interaksi obat. Terdapat dua negara (New Mexico dan Louisiana) yang mengizinkan psikolog untuk memberi resep pengobatan dan training tambahan; beberapa negara pun mempertimbangkan untuk membuat undang-undang yang serupa.

Perawat psikiatris, biasanya menerima pelatihan pada saat jenjang sarjana dan master. Perawat juga dapat menerima pelatihan spesialisasi lain sebagai perawat praktisi yang diizinkan untuk memberi resep pengobatan psikoaktif. Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 23

Psikolog konseling,

biasanya memiliki perjanjian dengan persoalan kejuruan;

dewasa ini focus mereka dapat serupa dengan psikologi klinis, walaupun tanpa penekanan focus terhadap gangguan mental dan lebih menekankan pada tidankan pencegahan, pendidikan, dan masalah-masalah umum kehidupan. Psikolog konseling berkerja dalam berbagai setting, termasuk sekolah, mental health agencies, industry, dan pusat kesehatan komunitas.

Pekerja Sosial (Social Worker), memiliki gelar M.S.W. (master of social work). Training biasanya dilakukan selama 2 tahun. Focus dalam training ini adalah psikoterapi. Mereka tidak mempelajari assessment psikologi.

Marriage and family therapist, membantu mengatasi permasalah keluarga maupuj pasangan, berfokus pada cara-cara bagaimana suatu hubungan memiliki berbagai dampak bagi persoalan kesehatan mental. Program kekhususan terapi ini dapat diperoleh pada jenjang master maupun doctoral. Beberapa program M.S.W. menawarkan training kekhususan dan sertifikasi dalam marriage and family therapy.

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 24

Daftar Pustaka
Kring, Anna M., Johnson, Sheri L., Davison, Gerald C., dan Neale, John M. 2008. Abnormal Psychology. John Willey & Sons, Inc

Abnormal Psychology, Introduction and Historical Overview | 25

You might also like