You are on page 1of 5

Analisis kebutuhan Bakat dan Minat 2

Bakat dan minat merupakan dua hal yang tak terpisahkan untuk mencapai kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertentu. Untuk mengenali bakat seseorang kadang bisa dilihat dari minatnya. Karena itu istilah bakat dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan secara berbeda-beda. Misalnya untuk menggambarkan kemampuan intelektual yang tinggi, kemampuan yang diturunkan dari orangtua, minat atau potensi yang menonjol pada bidang tertentu, dan sebagainya. `Sebenarnya, bakat (aptitude) tidak lain merupakan kemampuan bawaan yang bersifat potensial sehingga masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, dan keterampilan khusus, jadi bisa dikatakan bahwa bakat itu given. Ada yang disebut bakat musikal, ada bakat visual, ada bakat logika-matematis. Diluar itu kita juga mengenal ada bakat verbal (kebahasaan), numerikal (hitunghitungan), dan spasial (ruang). Seseorang yang berbakat musik, misalnya, dengan kuantitas dan kualitas yang sama akan lebih cepat menguasai keterampilan dalam bermusik bila dibandingkan dengan yang tidak memiliki bakat musik. Agar dapat terwujud dan teraktualisasi dengan baik, bakat harus ditunjang dengan minat, selain latihan, pengetahuan, dan pengalaman. Bakat tidak bersifat tunggal, didalamnya ada sekelompok sifat yang secara bertingkat membentuk bakat. Seperti dalam bakat musik terdapat kemampuan membedakan nada, kepekaan akan keserasian suara, kepekaan akan irama, dan nada. Begitu juga dengan seseorang yang berbakat dalam bidang arsitektur, ia tidak saja harus memiliki bakat spasial, tetapi juga mempunyai bakat seni. Minat muncul setelah terjadi relasi dengan lingkungan sosialnya. Jika lingkungan sosialnya tidak memberi stimulasi, maka bakat itu menjadi laten karena pada diri seseorang tidak muncul minat. Jadi, munculnya minat sering dipengaruhi antara lain oleh nilai-nilai budaya yang ada disekitarnya.

Sejumlah ahli mengartikan minat sebagai kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu, perhatian, dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator kekuatan seseorang di bidang tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajari dan menunjukkan kinerjanya yang tinggi. Bakat akan sulit dikembangkan dengan baik jika tidak diawali dengan munculnya minat pada hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Jadi, bisa dikatakan bahwa keberhasilan karier seseorang merupakan hasil interaksi antara bakat dan faktor lingkungan serta didukung oleh faktor kepribadian dan sikap kerja yang bersangkutan. Dalam kenyataan tidak sedikit orang tua yang memaksakan kehendak atau keinginannya pada karena faktor tertentu. Misalnya, karena terlahir di tengah keluarga dengan profesi dokter, maka si anak didorong untuk menjadi dokter. Padahal bakat dan minatnya mengarah ke dunia tarik suara atau musik. Tidak jarang juga demi menyenangkan hati orang tuanya, si anak mengikuti saja kemauan orang tuanya. Setelah lulus si anak menyerahkan ijazahnya kepada orangtuanya, kemudian ia menekuni dunia musik yang diminatinya. Sejauh si anak bisa menerima dengan lapang dada untuk menuruti kehendak orang tua, tentu tidak akan menimbulkan masalah. Tapi kalau si anak bukan tipe yang penurut, hal itu akan menimbulkan problem di kemudian hari, jika ia terpaksa mengikuti kemauan orang tuanya. Seperti si anak akan berontak ataupun frustrasi. Setiap anak memiliki bakat dan minatnya sendiri, masing-masing dalam bidang dan derajat yang berbeda-beda. Karena itu orang tua perlu mengenali bakat anaknya sehingga dapat memberikan pendidikan serta menyediakan pengalaman sesuai dengan kebutuhan mereka masingmasing. Setiap anak memiliki kelebihan yang sebagian tampak pada usia dini. Memasuki usia remaja, kecenderungan bakat itu akan mengerucut dan semakin tampak. Antusiasme pada bidang mata pelajaran tertentu (art, science, sports), atau pilihan ekstrakurikuler tertentu bisa menjadi indikator bakat dan minatnya. Bakat seorang remaja kadang juga bisa dilihat dari pilihan tokoh idolanya.

Namun, tidak jarang masih ada bakat lain yang baru muncul pada periode perkembangan selanjutnya. Usia remaja merupakan periode perkembangan dengan rasa ingin tahu yang tinggi, khususnya untuk berbagai bidang yang berkaitan dengan kehidupan remaja. Dengan siapa remaja bergaul dan apa saja aktivitas sehari-hari bisa menjadi awal untuk mengembangkan berbagai minat yang mungkin pada usia lebih muda belum tampak atau belum menjadi fokus perhatiannya. Rasa ingin tahu remaja sering diikuti dengan kebutuhan untuk mencoba atau melakukannya. Dengan bimbingan yang terarah, masa remaja bisa menjadi masa yang menguntungkan bagi anak untuk mengembangkan bakatnya. Berikut beberapa hal yang perlu dilakukan orang tua (termasuk guru dan lingkungan terdekat anak) untuk mengembangkan bakat dan minat anak : 1. Amati (observasi) berbagai kelebihan, keterampilan, dan kemampuan yang tampak menonjol pada anak (gerakan motorik, kondisi mental, kebahasaan, dsb). 2. Beri kesempatan anak mencoba aktivitas yang beragam, termasuk kegiatan luar ruangan. 3. Bantulah anak meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya. 4. Kembangkan konsep diri positif pada anak. 5. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan, dan pengalaman di berbagai bidang. 6. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang berkaitan. 7. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih kemampuannya. 8. Stimulasi anak untuk meluaskan kemampuannya dari satu bakat ke bakat yang lain. 9. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukannya. 10. Fasilitasi anak dengan sarana bagi pengembangan bakatnya.

11. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya. 12. Jalin hubungan baik dan akrab dengan anak. Tekun dan Kerja Keras Agar bisa lebih memastikan kemana arah bakat dan minat anak, tes bakat yang diselenggarakan oleh sejumlah lembaga konseling dan pendidikan bisa menjadi salah satu pilihan yang dapat ditempuh. Tes bakat semacam itu bertujuan untuk membantu memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang di berbagai area minatnya pada bidang-bidang tertentu. Hasil tes itu kemudian dapat digunakan untuk merencanakan dan membuat keputusan mengenai pilihan pendidikan ataupun pekerjaan. Diakui bahwa, hasil tes bakat tidak dapat menentukan secara mutlak dan pasti jenis pekerjaan atau karier yang harus dijalani. Tes bakat memberi jawaban yang bersifat umum, yaitu dapat menjawab pertanyaan seperti, Manakah bidang yang lebih cocok bagi saya, bidang keteknikan atau kedokteran?. Perlu diketahui, masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa. Pada periode ini anak mencapai kematangan fisik disertai dengan kematangan emosi dan perkembangan sosialnya. Masa ini berlangsung dari usia sekitar 12 atau 13 tahun sampai 18 20 tahun. Karena itu, remaja pada umumnya masih ragu-ragu akan perannya sehingga tidak jarang mengalami krisis identitas. Dalam usaha menemukan jati diri, yaitu mengetahui kebutuhan-kebutuhan pribadi serta tujuan yang ingin dicapai dalam hidupnya, maka pengembangan minat dan bakat remaja menjadi hal yang penting. Usia remaja ditandai dengan solidaritas yang tinggi terhadap teman sebayanya (peer group). Mereka belum memahami siapa diri mereka sebenarnya. Mereka pun memiliki kebutuhan besar untuk berada dan diakui di tengah kelompoknya. Hal ini sering membuat remaja mengikuti minat temannya, memilih bidang yang sebenarnya tidak atau kurang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Untuk itu pendampingan, pengarahan, dan bimbingan oleh orangtua, guru, dan

lingkungan terdekat memiliki peranan penting dalam membantu anak memilih bidang yang akan ditekuni dan dikembangkannya. Dengan mengembangkan bakat dan minat serta memberikan bimbingan karier sejak dini, mereka akan semakin menyadari apa yang mereka sukai dan dapat lakukan. Dengan demikian akan menjadi lebih jelas pendidikan atau profesi apa yang kelak akan ditekuninya untuk meraih impiannya. Cita-cita itu tentu tidak dapat ditempuh dengan hanya berdiam diri, tapi menuntut ketekunan, kerja keras, antusiasme yang tinggi, disertai sikap tidak cepat puas. Untuk menggapai puncak prestasi, diperlukan juga kepribadian yang matang (Emotional Quotient yang tinggi) pula agar tidak mudah jatuh mental ketika hasil karya atau prestasinya dicela atau bahkan dihina orang. Sumber: http://episentrum.com/search/analisis-kebutuhan-siswa-dilihat-dariminat-bakat-dan-motivasi-page-7-html.html

You might also like