You are on page 1of 15

II. 1.

Sistim penyalaan

Penanganan

Sistem untuk starting mesin adalah dengan menggunakan udara tekan ataupun dengan motor listrik. Gangguan-gangguan yang terjadi pada sistem starting dapat diatasi dengan cara berikut. Pada mesin yang menggunakan sistem udara tekan, cranking speed yang terlalu pelan diakibatkan ; 1. Tekanan udara dalam tangki yang terlalu rendah, untuk itu isi udara tekan sampai tekanan yang ditentukan. 2. Periksa pipa udara tekan dari kebocoran, bila ditemukan kebocoran perbaiki. 3. Kebocoran pada katup udara, bila ditemukan kebocoran bongkarlah , perbaiki atau ganti bagian yang rusak. Pada mesin yang menggunakan motor listrik, cranking speed yang terlalu pelan diakibatkan : 1. Baterei yang lemah dan mati, untuk itu isi aki atau bila perlu ganti. 2. Terminal baterei yang kotor dapat mengakibatkan arus listrik tidak mengalir, bersihkan terminal dan lapisi dengan gemuk. 3. Sambungan lepas/kendor ataupun kabel putus, kencangkan sambungan yang kendor, ganti kabel yang putus. Kerusakan yang dapat terjadi pada glow plug: 1. Kerusakan sekring. Bila sekring rusak/putus ganti dengan yang baru 2. Tegangan baterai terlalu rendah. Isi baterai yang terlalu rendah tegangannya.

2. Sistem Mekanis Mesin.

a. Valveguide aus atau seal katup rusak. Sesuaikan dengan spesifikasi dari service manual untuk keausan maksimum yang diijinkan dari valve guide tersebut. Bila keausan melebihi batas lakukan penggantian. Seal stem katup yang rusak dapat mengakibatkan kebocoran minyak pelumas ke ruang bakar, apabila rusak lakukan penggantian.

Gambar.1. Valve guide & valve stem seal

b. Kebocoran pada katup Kebocoran pada katup disebabkan karena kontak antara katup dan dudukannya kurang sempurna, untuk mengatasinya kedudukan katup pada dudukannya harus disempurnakan lagi, atau dlam bahasa sehari-harinya disebut skirklep. Apabila kerusakan sudah parah klep harus diganti, dan tetap perlu juga dilakukan skirklep.

c. Keausan silinder, ring piston dan piston Keausan pada dinding silinder, ring piston maupun piston mengakibatkan kerenggangan antara piston/ring piston bertambah, bila kerenggangan melebihi batas yang ditentukan pada buku manual, ring piston dan piston harus diganti,

sedang diganti atau tidaknya silinder tergantung tingkat keausan dan juga jenis mesinnya. Keausan ini dapat terjadi karena pelumasan yang kurang. Kebocoran pada silinder bukan hanya terjadi karena keausan saja, pada mesin yang masih baru biasanya kompresinya belum begitu bagus karena penyesuaian piston dan ring piston ke dinding silinder belum sempurna. Setelah mesin dijalankan selama beberapa waktu maka permukaan yang saling bergesekan tadi akan saling menyesuaikan diri, hal ini di sebut run in . Prosedur run in yang salah bisa mengakibatkan penyesuaian silinder dengan piston dan ring piston kurang bagus.

d. Piston dan dinding silinder tergores. Goresan yang terjadi pada piston maupun dinding silinder dapat disebabkan oleh

pelumas kotor, udara masuk ke silinder kotor, ataupun bahan bakar kotor. Karena minyak pelumas, udara masuk dan bahan-bakar harus dijaga kebersihannya.

Gambar.2. Goresan pada dinding silinder

e. Ring Piston Patah Apabila ring piston patah mengakibatkan kompresi bocor, ring piston yang patah akan menimbulkan goresan pada dinding silinder dan piston. Sehingga bila ring piston patah maka penggantian bukan hanya pada ring piston tapi juga piston dan mungkin silindernya.

f. Keausan dan kerusakan pada bantalan. Apabila big end bearing dan main bearing mengalami keausan maka harus dilakukan overhaul pada mesin. Keausan bantalan yang terlalu besar akan mengakibatkan vibrasi/getaran yang besar. ( Lihat gambar lampiran )

g. Cylinder head gasket leakage Periksalah kemungkinan bocor di sepajang permukaan silinder head gasket. Jika terlihat maka pasang head gasket yang baru.

3. Sistim bahan bakar

a. Udara dalam sistim bahan bakar Disebabkan karena adanya kemungkinan kebocoran udara,gangguan

aliran,kerusakan pompa bahan bakar,kerusakan penggerak pompa bahan bakar atau kesalahan instalasi. Cara yang paling baik untuk melihat keberadaan air adalah dengan menggunakan selang yang transparan pada jalur return.Jika terdapat udara didalam sistem ini, mesin biasanya akan sulit di start, putarannya kasar dan mengeluarkan asap putih yang banyak. Adapun penanganan yang dapat dilakukanadalah :

1. Jika mesin tidak bisa distart, longgarkan mur pada saluran fuel injeksi sepanjang head adapter dan crank mesin sampai bahan bakar kemudian kencangkan mur saluran bahan bakar dan start mesin. 2. Jika masih tidak bisa berputar secara halus atau asap putih keluarnya masih banyak, kendorkan mur saluran bahan bakar secara bersamaan sepanjang head adapter sampai bahan bakar yang keluar bebas dari udara, kemudian kencangkan mur saluran bahan bakar 3. Jika udara tidak dapat dikeluarkan dengan cara ini, berilah tekanan udara sebesar 35 kPa ( 5 psi ) pada tanki bahan bakar. keluar,

b. Kualitas bahan bakar Bahan-bakar yang digunakan untuk mesin diesel harus memenuhi syarat syarat tertentu, seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

Diesel Fuel
Properties Cetane Number Cetane Index o Specific Gravity at 60/60 F Sulphur Content Neutralization : Strong Acid Number Total Acid Number Distilation: o Recovery at 300 C Flash Point P.M cc Viscosity Kinematic at 100 F o or Viscosity SSU at 100 F Water Content Copper Corrosion (3 hrs/100 C) Pour Point Conradson Carbon Residu ( on 10% vol. Bottom) Colour ASTM Sediment Ash Content
o o

Unit min 45 48 0.82 wt.% mg KOH/gr mg KOH/gr vol.% F cS secs % vol merit deg.F wt.% Appearance wt. % wt.% 40 150 1.6 35

Limits max

Test Methods D-613 D-976 D-1298 D-1551/1552 D-974

0.87 0.5 Nil 0.6

D-86
o

D-93 5.8 45 0.05 No. 1 65 0.1 3 0.01 0.01 D-445 D-88 D-95 D-130 D-97 D-189 D-1500 D-473 D-482

c. Air dalam sistim bahan bakar

Periksa sistem bahan bakar dari kemungkinan terkontaminasi air, buang bahan bakar, dan isi kembali,

d. Saringan bahan-bakar tersumbat Apabila saringan bahan-bakar tersumbat dapat mengakibatkan suplai bahanbakar kurang bahkan mungkin tidak ada samasekali, bersihkan atau ganti bila saringan bahan-bakar tersumbat.

4. Sistim injeksi

Gambar.3. Injektor

a. Saat penyemprotan kurang tepat Saat penyemprotan bahan-bakar yang terlalu awal mengakibatkan terjadinya knocking/ketukan , sebaliknya bila penyemprotan bahan-bakar terlambat

menimbulkan asap putih. Saat penyemprotan yang kurang tepat dapat diakibatkan karena penyetelan yang kurang tepat, untuk itu lakukan penyetelan ulang. Keausan kam ataupun permukaan bagian yang menempel pada kam bisa mengakibatkan saat penyemprotan yang tidak tepat, untuk kasus seperti ini harus dilakukan penggantian bagian yang aus.

Gambar.4. Profil Cam

b. Kerusakan pada nozzle.

Gangguan yang mungkin timbul pada nozzle adalah : 1. Lubang nozzle tersumbat. Bersihkan nozzle bila masih bisa, atau bial perlu ganti nozzle. 2. Lubang nozzle aus. Nozzle yang aus menyembabkan proses pengabutan tidak bagus, sehingga perlu diganti. 3. Katup nozzle macet karena rusak atau ada kotoran. Lepaskan nozzle, lakukan pembongkaran, bersihkan dari kotoran atau perbaiki.

4. Terjadinya kebocoran pada nozzle, kebocoran terjadi pada sambungansambungan, bersihkan sambungan-sambungan dan bila ada paking yang tidak bagus/rusak gantilah. 5. Pegas katup patah, ganti pegas katup yang patah.

c. Penyemprotan bahan-bakar tidak sesuai kebutuhan

Hal hal yang menyebabkan penyemprotan bahanbakar tidak sesuai kebutuhan adalah :

Penyetelan penyetop gerigi pengatur bahan-bakar tidak tepat. Bagian ini biasanya disegel, bila ingin melakukan penyetelan segel harus dibuka dahulu.

Plunyer pompa sudah aus. Plunyer pompa yang aus dapat disebabkan oleh karena bahan-bakar yang kotor, untuk itu bersihkan saringan bahan-bakar atau ganti bila perlu. Bila keausan sudah parah plunyer harus diganti.

Sekrup penetap yang terdapat pada mekanisme pemutar plunyer pompa kendor, Apabila sekrup kendor lakukan pengencangan.

Kebocoran pada saluran bahan-bakar. Bila kebocoran

terjadi pada pipa

bahan bakar harus dilakukan penggantian, bila kebocoaran terjadi pada baut sambungan, kencangkan baut sambungan. 5 Kebocoran pada rumah katup. Bila hal ini terjadi, perbaiki atau ganti katu dan dudukannya.

Kotoran pada katup pompa. Apabila katup-katup pada pompa kotor harus dibersihkan.

d. Kerja pompa bahan bakar tidak bagus

Gangguan/kerusakan yang dapat terjadi pada pompa antara lain :

1. Plunyer pompa sudah aus. Plunyer pompa yang aus dapat disebabkan oleh karena bahan-bakar yang kotor, untuk itu bersihkan saringan bahan-bakar atau ganti bila perlu. Bila keausan sudah parah plunyer harus diganti. 2. Sekrup penetap yang terdapat pada mekanisme pemutar plunyer pompa kendor, Apabila sekrup kendor lakukan pengencangan. 3. Kebocoran pada rumah katup. Bila hal ini terjadi, perbaiki atau ganti katu dan dudukannya. 4. Kotoran pada katup pompa. Apabila katup-katup pada pompa kotor harus dibersihkan.

e. Tidak ada penyemprotan bahan bakar.

Hal-hal yang menyebabkan tidak adanya penyembrotan bahan bakar :

1. Bahan bakar di tangki tidak cukup. Bila bahan bakar dalam tangki terlalu sedikit tekanan bahan bakar akan kurang sehingga bakan bakar tidak dapat disemprotkan. Isilah bahan bakar sampai cukup. 2. Pipa bahan bakar tersumbat. Bersihkan pipa bahan yang tersumbat.

3. Udara dalam sistim bahan bakar lihat (II.3.a). 4. Plunyer pompa injeksi sudah aus. ( lihat II.3.d) 5. Sambungan-sambungan antara governor dan pompa longgar atau terlepas. Perbaiki dan kencangkan bagian yang lepas/longgar. 6. Kotoran atau karat pada pegas katup pompa. Bersihkan bagian yang kotor. 7. Pegas pompa patah. Gantilah pegas yang patah .

f. Kebocoran bahan bakar

Kebocoran bahan-bakar dapat terjadi di saluran bahan-bakar, pompa injeksi, saluran injeksi bahan-bakar, injektor dan juga pada sambungan-sambungan. Periksa semua bagian terhadap kemungkinan adanya kebocoran. Perbaiki atau ganti bagian yang rusak.

5. Sistim pemasukan udara dan sistin pembuangan.

a. Hambatan udara masuk

Hambatan yang terdapat dalam sistem pemasukan udara mengakibatkan suplai udara ke mesin berkurang. Hambatan ini dapat terjadi karena :

1.

Saringan udara kotor. Periksa apakah saringan udara (air cleaner) memiliki indikator tahanan ( restriction indicator). Jika tidak ada dapat diganti dengan water manometer (manometer air) atau vacuum gauge (yang diukur dalam

inch air). Hubungan air cleaner & inlet turbocharger dengan pipa. Bersihkan atau ganti saringan udara yang terlalu kotor. 2. Kerusakan pada saluran udara masuk. 3. Hambatan pada intercooler. 4. Gangguan pada turbocharger. (untuk lebih detailnya lihat pada troubleshooting turbocharger )

b. Temperatur udara yang terlalu tinggi Kemungkinan kondisi temperatur udara yang terlalu tinggi di Indonesia sangat tinggi, untuk itu kondisi kerja dari intercooler yang berfungsi menjaga temperatur udara harus terjaga.

c. Temperatur udara yang terlalu rendah. Kondisi temperatur udara yang terlalu rendah jarang terjadi di Indonesia.

d.

Tekanan balik gas buang terlalu tinggi. balik gas buang yang berlebihan dapat disebabkan adanya

Tekanan

kekurangsempurnaan pipa gas buang atau hambatan di muffler. Tekanan balik ini dapat diukur pada bagian exhaust manifold dari turbocharger dengan manometer atau gauge yang tersedia. Apabila ada bagian yang rusak sebaiknya diganti. Menumpuknya kotoran dapat mengakibatkan naiknya tekanan balik, untuk itu bersihkan saluran buang dari kotoran.

6. Sistim pelumasan

a. Grade minyak pelumas tidak tepat Minyak pelumas yang terlalu kental mengakibatkan kerugian mekanis yang besar , hal ini bisa mengakibatkan mesin susah distart. Pelumas yang terlalu kental bisa mengakibatkan pelumas tidak terhisap oleh pompa atau kerja pompa terlampau berat sehingga tekanan pelumas terlalu rendah.Untuk mengatasinya pelumas dipanasi dulu atau bisa juga dengan mengganti dengan pelumas yang lebih encer. Kekentalan ( viskositas ) dinyatakan dengan suatu grade tertentu , salahsatunya adalah SAE grade sistim, semakin besar angkanya semakin besar kekentalannya. Angka ini menyatakan kekentalan minyak pelumas pada sutu suhu tertentu.

b. Minyak pelumas di karter terlalu banyak atau terlalu sedikit Jumlah minyak pelumas di karter harus berada pada level/ketinggian tertentu, untuk mengetahui ketinggian minyak pelumas pada karter dapat dilakukan dengan melihat dipstik. Tambahlah minyak pelumas bila jumlahnya terlalu sedikit, demikian pula sebaliknya.

c. Kebocoran pada saluran minyak pelumas Periksa adanya kebocoran pada saluran minyak pelumas, lakuakn perbaikan pada bagian yang rusak.

7. Sistem pendingin

Gangguan-gangguan yang mungkin terjadi:

a.

Jumlah cairan pendingin yang terlalu sedikit disebabkan adanya kebocoran atau memang pemberian coolant yang terlalu sedikit. Saat engine dingin, pastikan coolant cukup

b. Kebocoran di saluran atau sambungan. Periksa semua kondisi hoses dan sambungan-sambungan untuk melihat kebocoran (visual). Jika tidak terlihat kebocoran, periksalah apakah ada kemungkinan erusakan di hoses atau kendornya clamp. c. Sirkulasi tidak lancar Periksa kotoran-kotoran dalam pipa saluran karena dapat menghalangi aliran pendingin Periksa juga radiator dari lapisan-lapisan diantara fin-fin radiator yang dapat menghalangi aliran udara.. Bersihkan exterior dan interior radiator. Periksa juga dari kondisi cacat, rusak, dll. Periksa juga benar/ tidaknya ukuran radiator yang dipakai. d. Tanki expansi terlalu kecil atau pemasangannya tidak benar Tanki expansi dapat menjadi bagian dari radiator atau dipasang terpisah dari radiator. Tanki expansi ini haruslah cukup besar untuk menahan expansi dari coolant saat coolant menghangat (warm) atau adanya perubahan tekanan dengan sangat mendadak Pastikan tanki expansi dipasang dengan benar dan ukurannya sesuai dengan rekomendasi dari manufaktur.

Gambar.5. Sistim Pendingin

8. Sistim pengaturan bahan bakar.

a. Gangguan pada governor

Putaran mesin diesel untuk pembangkit listrik harus relatif konstan pada putaran tertentu meskipun bebannya berubah. Bila beban berubah maka bahan-bakar yang dibutuhkan berubah pula. Governor berfungsi untuk mengatur jumlah bahanbakar yang disuplai ke mesin, dimana governor akan menggerakkan sistem pengatur bahan bakar. Gangguan yang terjadi pada governor: 1. Penyetelan kompensasi tidak tepat. Setel ulang needle valve dan

compensation adjusting pointer. 2. Minyak di governor kotor. Bila minyak kotor harus dibuang, bersihkan governor dan isi kembali dengan yang bersih. 3. Bila ketinggian minyak yang terlalu rendah, udara masuk ke governor dan menyebabkan minyak berbuih. Untuk mengatasinya tambah minyak sampai ketinggian yang disyaratkan. Bila minyak masih saja berbuih, buang minyak dan ganti dengan tipe berbeda. 4. Oil varnish yang menyebabkan komponen lengket. Untuk mengatasi governor dibersihkan. 5. Governor aus. Untuk hal ini harus dilakukan perbaikan pada governor.

b. Gangguan pada fuel control linkage

Fuel control linkage harus bergerak bebas agar pengaturan bahan-bakar bagus. Pemeriksaan kondisi fuel control linkage perlu dilakukan untuk mengetahui kemungkinan adanya bagian yang lengket, rusak, sambungan yang kendor. ( Lihat pada gambar lampiran )

You might also like