You are on page 1of 10

STUDI KUNJUNGAN HARIAN ARTHROPODA PADA TUMBUHAN LIAR Centella asiatica L.

DAN Synedrella nodiflora (L) DI AREA KEBUN TEH WONOSARI SINGOSARI KABUPATEN MALANG Dora Dayu Rahma Turista,1) Fatchur Rohman,1) Bagyo Yanuwiadi2) 1) FMIPA Universitas Negeri Malang 2) FMIPA Universitas Brawijaya Email: doracanimoet@gmail.com ABSTRAK Arthropoda merupakan filum yang mencakup famili-famili yang mempunyai peran ekologis sebagai hama maupun musuh alami. Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn merupakan tumbuhan liar (gulma) yang keberadaannya dapat ditemui di perkebunan teh. Keberadaan tumbuhan liar dalam Agroekosistem sangat penting untuk menjaga musuh alami sehingga hama terkendali. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui komposisi dan frekuensi serta pola distribusi tempo kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn di area kebun teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan di Kebun Teh Wonosari, Singosari, Kabupaten Malang pada bulan Maret 2011. Penentuan tumbuhan amatan dilakukan dengan cara acak di klon TRI 2025. Metode pengamatan yang dipakai adalah metode visual controll. Pengamatan dilakukan sebanyak 10 kali ulangan yang terdiri dari 11 tempo dengan durasi 15 menit. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan komposisi dan frekuensi kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn, tumbuhan liar Centella asiatica L. dikunjungi oleh 10 ordo yang terbagi dalam 24 family dimana 20 family musuh alami dan 7 family hama sedangkan tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn dikunjungi oleh 7 ordo yang terbagi dalam 19 family dimana 16 family musuh alami dan 4 family hama, ada perbedaan distribusi temporal Arthropoda pengunjung tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn Kata Kunci: Komposisi, Frekuensi Kunjungan Harian, Distribusi Temporal, Faktor Abiotik, Arthropoda, Centella asiatica L., Synedrella nodiflora (L) Gaertn PENDAHULUAN Di area kebun teh terdapat banyak jenis hewan yang memiliki fungsi ekologis sebagai hama, predator dan parasitoid (Anonimous, 2002). Jenis-jenis predator, parasitoid dan hama tersebut tergabung dalam filum Arthropoda. Arthropoda sangat perlu dilestarikan agar keseimbangan ekosistem terjaga dan hama yang menyerang perkebunan teh dapat dikendalikan secara alami (tanpa menggunakan pestisida). Salah satu cara untuk menjaga Arthropoda adalah dengan melestarikan inang alternatifnya yang berupa tumbuhan liar.

Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora L. Gaertn merupakan tumbuhan liar yang keberadaannya dapat ditemui di perkebunan teh. Berdasarkan penelitian Rohman (2008) dalam skala laboratorium dengan menggunakan alat olfaktometer tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn mampu menarik beberapa Arthropoda musuh alami. Arthropoda memiliki distribusi temporal yang berbeda-beda. Ritme pada serangga disebut dengan jam biologis (biological clock) (Purwanti, 2011). Biological clock memungkinkan Arthropoda menentukan kapan waktu beraktifitas dan beristirahat. Adanya suatu ritme pada serangga mengakibatkan pembagian dua kelompok hidup, yaitu diurnal (aktif pada siang hari) dan nokturnal (aktif pada malam hari). Distribusi temporal Arthropoda dapat digunakan sebagai dasar kapan dilaksanakannya pangendalian hama terpadu (PHT). Dengan diketahuinya distribusi temporal Arthropoda diharapkan penerapan pengendalian hama terpadu (PHT) berjalan dengan baik dan tepat sasaran. Distribusi Arthropoda dalam mengunjungi tumbuhan liar menunjukkan bahwa Arthropoda tersebut tertarik pada tumbuhan liar dan telah memanfaatkannya sebagai habitat. Namun bagaimana kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar masih belum diketahui. Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan maka perlu dilakukan penelitian dengan judul Studi Kunjungan Harian Arthropoda pada Tumbuhan Liar Centella asiatica L. dan Synedrlla nodiflora (L) Gaertn di Area Kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. METODE Tempat penelitian dilakukan di Kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2011. Populasi dalam penelitian adalah semua populasi Arthropoda di area Kebun Teh Wonosari, Singosari Kabupaten Malang. Sedangkan sampel dalam penelitian adalah semua Arthropoda yang teramati yang berada pada satu petak teh Klon TRI 2025 yang telah ditentukan. Alat yang digunakan selama penelitian ini diantaranya adalah kamera digital, alat tulis, anemometer, termohygrometer, lux meter, dan binokuler. Sebagai penunjang diperlukan buku determinasi serangga The Pest of Crops in Indonesia (Kalshoven, 1981), Destructive and Useful Insect Their Habits and Control (Metcalf and Metcalf, 1992), Pengenalan Pelajaran Serangga (Borror, 1992). Dalam pengamatan pendahuluan yang dilakukan adalah survey ke lapangan, penangkapan Arthropoda, identifikasi Arthropoda yang tertangkap dengan menggunakan buku determinasi serangga, dan latihan pengamatan menggunakan metode visual controll. Penentuan tumbuhan amatan dengan menggunakan metode jelajah. Langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan 1 petak teh Klon TRI 2025 kemudian menjelajahi petak tersebut untuk menemui sampel Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn yang akan diamati. Metode pengamatan yang digunakan adalah modifikasi metode visual control yang dikembangkan oleh Weisse dan Sttetmer (1991). Metode visual control adalah metode pengamatan secara langsung Arthropoda yang mengunjungi

cuplikan tumbuhan liar dengan jarak antara tumbuhan amatan dan pengamat sejauh 2 meter dan dilakukan dalam waktu tertentu. Arthropoda diamati sebanyak 10 ulangan yang terdiri dari 11 temporal dengan durasi 15 menit. Pada tumbuhan liar Centella asiatica L. Arthropoda diamati pada pukul 07.00-07.15, 08.0008.15, 09.00-09.15, 10.00-10.15, 11.0011.15, 12.00-12.15, 13.00-13.15, 14.00-14.15, 15.00-15.15, 16.00-16.15, 17.0017.15. Pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn Arthropoda diamati pukul 07.20-07.35, 08.20-08.35, 09.20-09.35, 10.20-10.35, 11.20-11.35, 12.2012.35, 13.20-13.35, 14.20-14.35, 15.20-15.35, 16.20-16.35, 17.20-17.35. Ulangan yang dilakukan adalah hari dan selanjutnya mencatat data yang diamati. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode statistik deskriptif. Data yang terkait dengan komposisi dan frekuensi kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrela nodiflora (L) Gaertn dilakukan analisis statistik dengan metode uji t dengan taraf signifikansi 5%. Data yang terkait dengan distribusi temporal frekuensi kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrela nodiflora (L) Gaertn disajikan dalam bentuk diagram kemudian diintepretasikan secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Frekuensi kunjungan harian Arthropoda pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn berfluktuasi tiap waktu. Hal ini disebabkan Arthropoda memiliki distribusi temporal yang berbeda-beda. Dalam peristiwa makan dan dimakan Arthropoda dibedakan menjadi hama dan musuh alami. Hama merupakan Arthropoda herbivor sedangkan musuh alami merupakan Arthropoda karnivor. a b
Gambar 2 Rerata frekuensi kunjungan Arthropoda hama a) pada tumbuhan liar Centella asiatica L. b) pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn

Gambar 2 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan distribusi temporal hama baik pada tumbuhan liar Centella asiatica L. maupun Synedrella nodiflora (L) Gaertn. Kunjungan tertinggi hama Gryllidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn terdapat pada pukul 11.00. Pada umumnya Gryllidae aktif pada malam hari (Kalshoven, 1981), namun pada pengamatan ditemukan bahwa baik pada Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn Gryllidae memiliki kunjungan tertinggi pada pukul 11.00. Hal ini mungkin dikarenakan kondisi lingkungan di kebun teh yang selalu berkabut sehingga intensitas cahaya dan suhu menjadi rendah dan Gryllidae mengira hari masih malam. Darmawan (2008) menjelaskan bahwa kehadiran binatang di suatu tempat

ditentukan oleh kondisi dan faktor lingkungan di tempat itu, sehingga memungkinkan spesies untuk meneruskan hidupnya (makan dan berkembangbiak). Kunjungan tertinggi Drosophyllidae pada Centella asiatica L. terjadi pada pukul 09.00 dan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn terjadi pada pukul 15.20. Hal ini berkaitan dengan faktor abiotik yang mendukung aktifitasnya. Pada pukul 09.00 intensitas cahaya sebesar 678.5 lux, suhu 24.3oC, kelembaban 75.6%, dan kecepatan angin 1.388 m/s. Pada pukul 15.20 intensitas cahaya 678.5 lux, suhu 24.3 oC, kelembaban 75.6%, dan kecepatan angin 1.218 m/s. Pada pukul 09.00 dan 15.20 faktor abiotik relatif sama. Odum (1993) yang menyatakan bahwa serangga memiliki kisaran suhu tertentu dimana dia dapat hidup. Di luar kisaran suhu tersebut serangga akan mati kedinginan atau kepanasan. Kelembaban mengontrol berbagi macam aktivitas hewan antara lain, aktivitas gerak dan makanan (Susanto, 2000). Banyak jenis serangga mempunyai batas toleransi sempit terhadap kelembaban. Pada tumbuhan liar Centella asiatica L. kunjungan Acrididae terjadi sepanjang waktu pengamatan, tetapi kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 09.00. Pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn Acrididae hanya mengunjungi pada pukul 08.20. Hal ini sesuai dengan pendapat Suheriyanto (2008) yang menyatakan bahwa Arthropoda herbivora banyak menghabiskan waktu hidupnya dengan berada di sekitar tumbuhan, mengambil bagian tumbuhan, dan mengambil bagian tumbuhan dan memanfaatkannya untuk kelangsungan hidup serta bereproduksi. Selain itu Kalshoven (1981) juga menyatakan bahwa pada umumnya Acrididae aktif sepanjang hari. Selama pengamatan Acrididae hanya terdapat satu kali mengunjungi tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn. Hal ini mungkin dikarenakan Acrididae bukan hama asli tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn melainkan hanya melakukan migrasi. Individu individu suatu populasi dapat memencar keluar dari populasi itu ke tempat-tempat lain (Oka, 2005). Selama pengamatan Papilionidae memiliki kunjungan pada waktu pagi, siang dan sore hari. Hal ini terkait dengan waktu aktifnya, yaitu pada siang hari. Anonim (2011) menyatakan bahwa pada umumnya kupu-kupu aktif di waktu siang (diurnal). Kunjungan tertinggi Papilionidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. terjadi pada pukul 15.00-17.20, sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 14.20. Arthropoda hama memiliki frekuensi kunjungan tertinggi pada waktu yang berbeda-beda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor abiotik yang dapat ditolenrasinya dan lama waktu dalam penemuan inang. Nugroho (2008) menyatakan bahwa beberapa serangga membutuhkan waktu yang lama dalam mengitari ruang sampel untuk menemukan sumber bau yang menariknya dan sebagian tidak membutuhkan waktu yang lama. Tettigoniidae, Pentatomidae, dan Cucurlionidae memiliki frekuensi kunjungan yang sedikit dan tidak selalu ditemukan dalam setiap waktu pengamatan. Hal ini mungkin dikarenakan famili Tettigoniidae, Pentatomidae, dan Cucurlionidae merupakan hama migran.
a
Gambar 3

Rerata Frekuensi Kunjungan Musuh Alami a) pada Tumbuhan Liar Centella asiatica L. b) pada Tumbuhan Liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn

Gambar 3 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan distribusi temporal musuh alami baik pada tumbuhan liar Centella asiatica L. maupun Synedrella nodiflora (L) Gaertn. Musuh alami yang dibahas hanya yang memiliki frekuensi

kunjungan yang tinggi. Pada tumbuhan liar Centella asiatica L. yaitu Gryllidae, Formicidae, Coccinellidae, Syrpidae, Culicidae, Lycosidae, Vespidae, Dollichopopidae. Pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn, yaitu Formicidae, Gryllidae, Syrpidae, Dollichopopidae, Vespidae, Lycosidae, dan Coccinellidae. Famili Formicidae mendominasi tumbuhan liar Centella asiatica L. maupun Synedrella nodiflora (L) Gaertn. Famili ini memiliki jumlah kunjungan tertinggi dan selalu bisa ditemui pada tiap kali pengamatan. Tingginya kunjungan Formicidae ini dikarenakan serangga tersebut hidup dan melakukan aktifitas secara bersama-sama. Rahmawaty (2000) menyatakan bahwa Formicidae dapat mencapai 70% dari populasi fauna tanah tropika, sehingga famili ini dapat mudah ditemui dalam jumlah yang banyak. Formicidae juga memiliki batas toleransi tinggi terhadap makanan sehingga kelangsungan hidup tidak terbatasi oleh kekurangan makanan dan populasinya menjadi sangat besar. Pada tumbuhan liar Centella asiatica L. kunjungan tertinggi Formicidae terjadi pada pukul 10.00 sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 09.20 dan 12.20. Naik turunnya kunjungan Formicidae tiap waktu dipengaruhi oleh migrasi. Formicidae merupakan makhluk sosial sehingga pada umumnya Formicidae melakukan migrasi dengan jumlah yang banyak. Hal ini didukung oleh Metcalf dan Metcalf (1981) yang menyatakan bahwa semua Formicidae adalah serangga sosial dan hidup dalam bentuk koloni yang tersusun atas kasta-kasta. Coccinellidae ditemukan sepanjang waktu pengamatan. Coccinellidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. memiliki kunjungan tertinggi pada pukul 11.00. Pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn kunjungan tertinggi terdapat pada pukul 15.20. Hal ini sesuai dengan pendapat Tobing (2007) dan Wagiman (1997) yang menyatakan bahwa aktifitas makan kumbang buas ini lebih tinggi pada periode terang dibanding periode gelap. Syrpidae memiliki kunjungan tertinggi pada tumbuhan liar Centella asiatica L pada pukul 14.00 sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn kunjungan tertinggi terdapat pada pukul 15.20. Selama pengamatan Culicidae memiliki kunjungan pada waktu pagi, siang, dan sore. Hal ini dikarenakan Culicidae merupakan hewan diurnal (Guimaraes, 2000). Kunjungan Lycosidae hampir ditemukan sepanjang waktu baik pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn. Hal ini sesuai dengan pendapat Barry (2010) yang menyatakan bahwa Lycosidae merupakan laba-laba lompat aktif sepanjang hari, tidak membuat sarang, tetapi berkeliaran di tanaman mencari mangsa dan dapat menerkam mangsanya dengan cepat, bahkan dapat menangkap lalat yang sedang terbang serta dapat menangkap mangsa lebih besar dari tubuhnya. Selama pengamatan juga didapatkan bahwa Lycosidae memiliki frekuensi kunjungan yang tinggi. Banyaknya kunjungan Lycosidae dipengaruhi oleh struktur vegetasi di sekitarnya. Foelix (1996) menyatakan bahwa komunitas laba-laba sangat tergantung pada komunitas tumbuhan. Kunjungan tertinggi Lycosidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. terjadi pada 10.00 sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn kunjungan tertinggi terjadi pada pukul 11.20. Kunjungan Vespidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. dan Synedrella nodiflora (L) Gaertn terjadi mulai pukul 09.00 sampadi dengan 15.20.

Hal ini dikarenakan Vespidae merupakan serangga diurnal (Koerniawan, 2005). Kunjungan tertinggi Vespidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. terjadi pada pukul 14.00 sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn terjadi pada pukul 15.20. Kunjungan tertinggi Dollichopopidae pada tumbuhan liar Centella asiatica L. terjadi pada pukul 09.00 sedangkan pada tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn terjadi pada pukul 08.20. Setiap famili memiliki kunjungan tertinggi yang berbeda pada tumbuhan yang berbeda. Hal ini dipengaruhi faktor abiotik dan faktor biotik. Suheriyanto (2008) menyatakan bahwa populasi serangga tidak dapat meningkat hingga tak terbatas tetapi menunjukkan fluktuasi yang tak terkendali yang disebabkan oleh interaksi antara populasi serangga dengan lingkungan, antara lain cuaca, pakan, tempat berlindung, dan musuh alami. Selain itu kunjungan tertinggi yang berbeda pada tumbuhan yang berbeda juga disebabkan oleh kebiasaan musuh alami yang sering mencari makan di tempat yang berbeda untuk waktu makan yang berbeda. Borror (1992) menyatakan bahwa mereka (predator) hidup terpisah dari korban mereka dan seringkali mencari serangga-serangga di tempat-tempat berbeda untuk waktu makan yang berbeda. Musuh alami selain disebutkan memiliki frekuensi kunjungan sangat rendah. Hal ini dimungkinkan karena musuh alami tersebut merupakan hewan migran. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kesimpulan tumbuhan liar Centella asiatica L. dikunjungi oleh 10 ordo yang terbagi dalam 24 family dimana 20 family musuh alami dan 7 family hama sedangkan tumbuhan liar Synedrella nodiflora (L) Gaertn dikunjungi oleh 7 ordo yang terbagi dalam 19 family dimana 16 family musuh alami dan 4 family hama. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2002. Musuh Alami Hama dan Penyakit Tanaman Teh. Departemen Pertanian: Proyek Pengendalian Hama Terpadu Perkebunan Rakyat Direktorat Perlindungan Perkebunan, Direktorat Jenderal Bina Produksi Perkebunan. Jakarta. __________. 2011. Kupu-kupu. (Online). (http://id.wikipedia.org/wiki/Kupu-kupu, diakses tanggal 29 Mei 2011). Astrika, W., Muchtar, D., Sutrisno. 1978. Penyandraan Klon-klon Teh. Bandung: Balai Penelitian Teh dan Kina Gambung. Barry, Muhammad Nuim. 2010. Peran Ekologis dan Distribusi Temporal Arthropoda Pengunjung Ageratum conyzoides (L) dan Blummea sp. (L) di Lahan Budidaya Porang Madiun. Skripsi jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Borror, T dan Johson. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Darmawan, Eko. 2008. Perbanyakan Tanaman Teh.(Online) http://pengawasbenihtanaman.blogspot.com/2008_06_01_archive.html. Diakses pada tanggal 21 Januari 2011. Diyansaputri, N. 2006. Kajian Komunitas Serangga Epifauna Pada Berbagai Ketinggian di Gunung Welirang, Kabupaten Pasuruan Melalui Jalur Pendakian Tretes. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri Malang. Foelix, R. F. 1996. Biology of Spider. Second Edition. New york. Oxford Univ Pr and Georg Verlag. P. 110-149. Freei, G and Manhart, C. 1992. Nutzlinge und Schadlinge an Kunstlich Angelegten Ackerkrauststerifen in Getreidefeldern. Verlag Paul Haupt Bern. Stuttgart. Wien. Germany. Ghani, M. A. 2002. Buku Pintar Mandor Dasar-dasar Budidaya Teh. Jakarta: Penebar Swadaya. Guimaraes, A.E., C.Gentile, C.M. Lopes, R.P. de Mello. 2000. Ecology of Mosquitoes (Diptera: Culicidae) in Areas of Serra do Mar State Park, State of So Paulo, Brazil. III Daily Biting Rhythms and Lunar Cycle Influence. Mem Inst Oswaldo Cruz, Rio de Janeiro, Vol. 95(6): 753-760, Nov./Dec. 2000 Huffaker and Messenger. 1989. Theory and Practice of Biological Control. Academic Press, Inc. (London) Ltd., Soeprapto Mangoendiharjo (penterjemah). 1989. Teori dan Praktek Pengendalian Biologis. Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). Jakarta. Pp. 3-20. Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kalshoven, L. G. E. 1981. Pest of Crops in Indonesia, Revised by P. A Vander Lann University of Amsterdam. Jakarta: P.T Ichtiar Baru-van Hoeve. Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM Press. Kholishotin. 2002. Preferensi Serangga Predator Adalia Sp Terhadap Tanaman Familia Asteraceae dan Kombinasinya. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Islam Malang. Knauer, N. 1993. Okologie und Landwisrschaft, Eugen Ulmer GmbH & CO. Wollgrawsweg 41. 70599 Stutgart (Hohenheim). Germany. Koerniawan, Novi Indrawanto. 2005. Distribusi Temporal Arthropoda Diurnal Pengunjung Tanaman Kersen (Muntingia calabura L) dan tanaman Belimbin (Averrhoa carambola L). Malang: Program Studi Biologi Universitas Brawijaya.

Krebs, C.J. 1978. Ecologi The Experimental Analysis of Distribution and Abundance, Harper and Row Publisher. New York. 234p Kurniasari, P. 2002. Seleksi Beberapa Tanaman Hias yang menarik Bagi Belalang Sembah Family mantidae di Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya Malang. Landis, D. A., S. D. Wratten, and G. M. Gurr. 2000. Habitat Management to Conserve Natural Enemies of Arthropoda Pest in Agriculture. Annual Review of Entomology. Vol 45 175-201. Maghfiroh, W. 2002. Uji Preferensi Serangga Family Coccinellidae Terhadap Beberapa Bagian Tanaman Orok-orok (Crotalaria retusa). Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas islam Malang. Mc forlan, D. 1993. Animal Behaviour. New York: John Willey and Sons, Inc Metcalf, R.L., & Metcalf, E.L. 1992. Destructive and Useful Insect Their Habits and Control. New York: Chapmann and Hall. Moenandir, J. 2000. Pengantar Ilmu dan Pengendalian Gulma. Ilmu Gulma Buku I. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Morris, and L. A. Mound. 2001. Trips ID: an interactive identification and an iformation system (CD), Pest thrips of the world. CSIRO Publishing, Collingwood, Australia Mudjiono, G. 1994. Pengendalian Hayati Terhadap Serangga Hama: Peranan Serangga Entomofagus, Lembaga Penerbitan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang. 179 p. Nugroho, Fitra Agung. 2008. Preferensi Serangga Family Coccinellidae Terhadap Bau Beberapa Jenis Tumbuhan di Sekitar Kebun Porang Madiun. Skripsi: Universitas Brawijaya Malang. Odum. 1993. Dasar-Dasar Ekologi: Edisi ketiga. Terjemahan oleh Tjahjono Samingan.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Oka, Ida Nyoman. 2005. Pengendalian Hama Terpadudan Implementasinya di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Pracaya. 1991. Hama Penyakit Tanaman. Salatiga: PT Penebar Swadaya. Pratidina, Mamang. 2006. Agrowisata Wonosari Malang, Harumnya Aroma Teh di Perkebunan. (Online). (http://republika.co.id/koran_detail.asp/id=122799&Kat_id=166&kat_id1= &kct_1d2=), diakses tanggal 15 Oktober 2010).

Purwanti, Dewi. 2011. Perilaku Serangga. Jatinangor: Jurusan Biologi Universitas Padjadjaran. Rahmawati. 2000. Study Keanekaragaman Mesofauna Tanah di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit (Desa Sibolangit, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara). Jurusan Kehutanan Universitas Sumatera Utara. Rohman, Fatchur. 2008. Struktur Komunitas Tumbuhan Liar dan Arthropoda Sebagai Komponen Evaluasi Agroekosistem di kebun Teh Wonosari Singosari Kabupaten Malang. Disertasi. Tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya. Ross, H. 1982. A Text Book of Entomology. Fourth Edition. New York: John Wiley dan Sons. Sastroutomo, S. S. 1990. Ekologi Gulma. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sastrodihardjo. 1984. Pengantar Entomologi Terapan. Bandung: ITB Bandung Spillane, J. J. 1992. Komoditi Teh Peranannya dalam Perekonomian indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Styamidjaja, D. 2000. Teh Budidaya dan Pengolahan Pascapanen. Yogyakarta: Kanisius. Subyanto, S. 1993. Kunci Determinasi Serangga. Kanisius. Yogyakarta Sugiarti, A. S. 2002. Uji Preferensi Adalia 10-punctata (Coleoptera: Coccinellidae) Terhadap Tumbuhan Familia Nimosaceae dan Papilionaceae Berdasarkan Ketertarikannya Terhadap Bau. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Brawijaya. Suheriyanto, Dwi. 2008. Ekologi Serangga. Malang: UIN Malang Press Sukman, Y, dan Yakup. 2002. Gulma dan Teknik Pengendalian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Susanto, P. 2000. Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah. IBRD Loan No 3979 Dirjen Pendidikan Dekan Tingkat Departemen Nasional. Susilo F. X. 2007. Pengendalian Hayati dengan memberdayakan Musuh Alami Hama Tanaman. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sutisna, M., Sastrodihardjo, S., Amidja, D.A.T. 1988. Allelokimia Komunikasi Kimiawi Antar Organisma. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

10

Tjisoedirjo, dkk. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Jakarta: Gramedia. Tobing, M. C. Dan Nasution, D. B. Biologi Predator Cheilomenes sexmaculata (Fabr.) (Coleoptera: Coccinellidae pada Kutu Daun Macrosiphoniela sanborni Gilette (Homoptera: Apidae). Untung, K. 2006. Konsep Pengendalian hama terpadu. Penerbit andi offset. Yogyakarta. Wagiman , F.F. 1997. Ritme Aktivitas Harian Menochilus sexmaculata Memangsa Aphis cracivora. Prosiding Kongres Perhimpunan Entomologi indonesia V dan Simposium Entomologi. Bandung. Pp. 278-280. Widiastutie, Agustina. 2000. Uji Preferensi Serangga Family Coccinellidae Terhadap Tanaman Familia Asteraceae, Berdasarkan Ketertarikan Terhadap Bau. Skripsi: Universitas Brawijaya Malang, Wijaya, I. Nyoman. 2007. Preferens Dhiaporina citri Kuwayama (Homoptera: Psyllidae) Pada beberapa Tanaman Jeruk. Jurnal AGRITROP, 26 (3): 110116. Weisse, E and Stetmer, C. 1991. Unkraufterin Der Agrariandschaft Locken Blutenbesuchende Nutzinsekten An. Stuttgart: Haupt Germany. Yanuwiadi, Bagyo. 2006. Preferensi Serangga Familia Coccinellidae Untuk Memilih Kombinasi Tumbuhan Familia Asteraceae. (Online). (http://bioscientiae.unlam.ac.id/v3n1/v3n1_sukaromah_yanuwiadi.pdf, diakses 23 April 2011).

You might also like