Professional Documents
Culture Documents
Diagnosis
Diagnosis Banding
Komplikasi Ibu
Komplikasi bayi
1. 2. 3. 4. 5. Bayi prematur IUGR Asfiksia Kembang Siam Transfusi syndrom (Darah di transfusikan dari satu kembaran (donor) ke dalam vena kembaran lainnya (resepien) sedemikian rupa sehingga donor menjadi anemic dan pertumbuhannya terganggu, sementara resepien menjadi polisitemik dan mungkin mengalami kelebihan beban sirkulasi yang bermanifestasi sebagai hidrops fetalis
2. Istirahat baring dianjurkan lebih banyak karena hal itu dapat menyebabkan aliran darah ke plasenta meningkat, sehingga pertumbuhan janin lebih baik
3. Setelah kehamilan mencapai 30 minggu, perjalanan jauh dan koitus sebaiknya dilarang 4. Pemberian tablet tambah darah 3 x sehari 5. Diperbolehkan penggunaan korset untuk mengurangi beban perut
PRESENTASI
Presentasi janin yang paling sering adalah kepalakepala (42%), Kepala-bokong (27%) sisanya kepala-lintang (18%), Bokong-bokong (5%) dan lain-lain (8%). Penting diketahui bahwa posisi ini selain kepala-kepala adalah tidak stabil sebelum dan selama proses persalinan
Interval Kelahiran
Tenggang waktu antara lahirnya bayi I dan bayi II antara 5 sampai 15 menit, dengan waktu rata-rata 11 menit. Kelahiran bayi II kurang dari 5 menit setelah bayi I lahir, dengan tindakan yang cepat ini dapat menimbulkan trauma persalinan pada bayi. Kelahiran bayi II lebih dari 30 menit dapat menimbulkan insufisiensi uteroplasental, karena berkurangnya volume uterus dan juga dapat terjadi solusio plasenta sebelum bayi II dilahirkan.
Langkah Klinik
Persiapan alat = sama dengan persiapan persalinan normal Harus disiapkan alat resusitasi dan perlengkapan untuk pemasangan infus Harus disiapkan alat dan obat untuk penganan perdarahan post partum
Kala I
Melakukan pemeriksaan abdomen dengan metode Leopold untuk memastikan Letak dan presentasi kedua janin Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan letak dan presentasi kepala untuk menyesuaikan dengan hasil pemeriksaan abdomen Dalam penapisan APN,persalinan kembar merupakan indikasi untuk di rujuk
Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esesial untuk menolong persalinan dan menatalaksakan komplikasi ibu dan bayi baru lahir.
Menyiapkan ampul oksitoksin 10 unit dan alat suntik steril sekali pakai di dalam partus set Untuk resusitasi : tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat, 3 handuk/kain bersih dan kering, alat penghisap lendir, lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi.
3.
4.
5.
Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi. Memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk semua pemeriksaan dalam. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan meletakkannya kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi atau steril tanpa mengkontaminasi tabung suntik
6.
Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina, perineum atau anus terkontaminasi oleh kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari depan ke belakang. Membuang kapas atau kasa yang terkontaminasi dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika terkontaminasi.
Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban dalam pecah dan pembukaan sudah lengkap meka lakukan amniotomi
Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5% kemudian lepaskan dan rendam dalam keadaan terbalik selama 10 menit. Cuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepaskan
Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi/saat relaksasi uterus untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (120- 160 x/m) Mengambil tindakan yang sesuai jika DTT dalam batas normal. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES BIMBINGAN MENERAN
Beritahu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik dan bantu ibu dalam menemukan posisi yng nyaman dan sesuai dengan keinginannya.
Tunggu hingga timul rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan kondisi dan kenyamanan ibu dan janin Jelaskan pada keluarga tentang peran mereka dalam mendukung dan memberi semangat untuk meneran secara benar
Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu ke posisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan pastikan ibu merasa nyaman)
Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada dorongan kuat untuk meneran : Bimbing ibu agar dapat meneran secara benar dan efektif Dukung dan beri semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila caranya tidak sesuai Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi berbaring terlentang dalam waktu yang sama) Anjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk ibu Berikan cukup asupan cairan per-oral Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera berakhir setelah 120 menit (2 jam) meneran jika primigravida atau 60 menit jika multigravida
Letakkan handuk bersih (untuk mengerinkan bayi) di perut ibu, jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan Pakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
Pada saat ibu mengedan dan kepala membuka vulva serta mendorong perineum pertimbangkan untuk melakukan episiotomi mediolateral Indikasi episiotomi berhubungan dengan gamelli:
Prematur Gawat janin
Lahirnya kepala Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi defleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu untuk meneran perlahan atau bernapas cepat dan dangkal.
Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang sesuai jika hal itu tejadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran bayi.
Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lewat begian atas kepala bayi Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di dua tempat dan potong di antara dua klem tersebut
Tunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal. Anjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan kepala ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang .Setelah kedua bahu lahir, geser bawah ke arah perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang dan memegang lengan dan siku sebelah atas Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang mata kaki (masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan ibu jari dan jarijari lainnya
Letakkan bayi diatas perut ibu sambil melakukan penilaian selintas apakah bayi bernapas, tonus otot, warna kulit, cukup bulan ? Air ketuban jernih
Keringkan bayi dan lakukan penjepitan dan pemotongan tali pusat Serahkan bayi pada tim yang lain untuk penangana bayi baru lahir
Jika janin kedua bukan presentasi kepala lakukan rujukan Jika di RS, janin kedua bukan presentasi kepala dapat dilakukan versi luar atau versi ekstraksi dan jika tidak berhasil lakukan persalinan perabdominal
Jika presentasi kepala : Jika kepala sudah masuk PAP lakukan Amniotomi, pastikan tidak ada prolapsus tali pusat Pimpin ibu mengedan Letakkan kain diatas perut ibu dan lanjutkan pertolongan seperti sebelumnya sampai bayi kedua lahir.
Serahkan bayi pada tim yang lain untuk penanganan bayi baru lahir
Kala III
Segera setelah janin kedua lahir, berikan drip oksitosin 10 unit Lakukan manajemen aktif kala III
Pemberian oksitosin 10 unit IM Melakukan Peregangan Tali Pusat terkendali Melakukan masase uterus setelah plasenta lahir
Melakukan penegangan dan dorongan dorsokranial hingga plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorso-kranial). Segera setelah plsena lahir lakukan masase uterus
Periksa kelengkapan plasenta Perhatikan perdarahan yang terjadi jika kontraksi tidak baik, berikan uterotonika Lakukan penjahitan bekas episitomi Bersihkan bekas alat dan bahan habis pakai Periksa kondisi ibu dan catat Pantau Kala IV
Versi
Versi adalah suatu tindakan merubah letak janin dari suatu kutub ke kutub yang lain yang lebih menguntungkan untuk persalinan pervaginam
VERSI LUAR
Versi Luar ada dua macam, yaitu: VERSI SEFALIK: Dilakukan pada : - presentasi bokong - Letak lintang VERSI PODALIK Dilakukan pada : letak lintang presentasi kepala dengan tali pusat terkemuka presentasi kepala dengan tangan terkemuka
Syarat untuk melakukan Versi Luar : 1. Ketuban belum pecah 2. Tidak ada DKP/panggul sempit 3. Janin diyakini dapat lahir pervaginam 4. Pembukaan < 4 cm 5. Bagian terendah janin masih dapat dibebaskan dari pintu atas panggul 6. Tersedia Ruang operasi jika diperlukan seksio sesar darurat
Kontraindikasi dalam melakukan versi luar: 1. Ketubah pecah 2. Hipertensi - dapat menyebabkan terjadinya solusio plasenta 3. Cacat rahim (bekas SC) - dapat menyebabkan terjadinya ruptur uteri 4. Plasenta Previa/perdarahan ante partum 5. janin petama pada Kehamilan Ganda - dpat menyebabkan interlocking dan bergesernya janin yang lainnya 6. Primigravida Tua - faktor sosial>
CARA MELAKUKAN :
Tahap mobilisasi: Adalah tahap dimana penolong membebaskan bagian terbawah janin dari pintu atas panggul, Posisi penolong berada di sebelah kiri ibu, menghadap kaki ibu.
Tahap Eksentrasi Adalah tahap setelah membebaskan bagian terendah janin, kemudian diletakkan di fossa iliaca. Pada Tahap ini penolong berada di sebelah kanan ibu, menghadap muka ibu
Tahap Rotasi Pada tahap ini penolong merotasi janin dengan kedua tangan. Arah putaran dilakukan ke arah yang lebih dekat ke pintu atas panggul, atau ke arah yang tidak ada tahanan. Setelah putaran berhasil dilakukan, diperiksa denyut jantung janin, apakah terjadi gawat janin atau tidak
Tahap Fiksasi Setelah dilakukan rotasi sesuai dengan yang diinginkan, perut ibu dipasang gurita, selama satu minggu sampai kontrol ulang
Versi Luar dianggap gagal apabila: 1. Ibu merasa kesakitan, versi luar harus segera dihentikan 2. Terjadi gawat janin, maka janin dikembalikan di posisi semula 3. Terdapat tahanan saat memutar janin
Komplikasi versi luar: Pada tali pusat yang terlalu pendek, dapat menyebabkan solusio plasenta Pada tali pusat yang terlalu panjang, dapat menyebabkan lilitan tali pusat. Ketuban pecah Ruptur uteri
VERSI EKSTRAKSI
Versi yang dilakukan secara kombinasi, dimana terdapat dua macam tindakan, yaitu versi , dan ekstraksi. Versi ini dilakukan pada pembukaan lengkap
Indikasi pada versi ekstraksi: 1. Anak kedua gemelli letak lintang 2. Letak kepala dengan prolaps tali pusat 3. Presentasi dahi
Kontra indikasi pada versi ekstraksi: 1. Ruptur uteri 2. Cacat rahim (bekas SC) Syarat dilakukan versi ekstraksi: 1. Pembukaan lengkap 2. Ketuban belum pecah/ baru pecah 3. Janin belum masuk pintu atas panggul 4. Dinding rahim harus rileks, karena itu harus dilakukan dalam keadaan narkose umum.