You are on page 1of 68

Outline

Metalografi
Teknik persiapan sampel
Interpretasi struktur mikro:
Perhitungan besar butir
Fraksi, dan
Volume
Pengantar
Untuk apa dilakukan pengujian struktur mikro?
Proses yang diberikan pada bahan seperti drawing
atau forging melibatkan bahan pada pemberian panas
dan gaya mekanik.
Pemberian panas dan gaya mekanik akan
menyebabkan perubahan struktur mikro bahan
Perubahan struktur mikro akan berpengaruh terhadap
sifat bahan
Informasi apa yang saya dapat?
Informasi apa yang didapat dengan pengamatan
metalografi?
Butiran Kristal: Ukuran, bentuk butiran
Homogenitas: Segregasi dan ketidak seimbangan fasa
Senyawa mikro: Identifikasi, mengenali bentuk dan
penyebaran(Endapan,lapisan, globul)
Inklusi: Jenis,ukuran dan distribusinya
Cacat: Prositas, penyusutan,retakan
Regangan: Deformasi setempat,distorsi
Manfaat metalografi
Manfaat utama metalografi:
Mengamati perubahan struktur mikro akibat proses
yang dilakukan ditujukan terutama untuk
pengontrolan kualitas komponen
Menganalisis perubahan struktur mikro, dimensi
cacat, penjalaran retak dan menghubungkannya
dengan prediksi kerusakan komponen
Skala dan teknik mikroskopi
Microstructure ranging from crystal structure to
Engine components (Si
3
N
4
)
Grain I
Grain I I
atomic
Valve
Turbo
charge
XRD, TEM SEM OM
CONTOH SIFAT MEKANIS BEBERAPA FASA PADA BAJA
No Fasa Kelar max C(%) Elongasi(c) Kekerasan(BHN)
1
Ferit
0,02 pada 723
o
C
0,005 pada 0
o
C
40 100
Austenit
2,00 pada 1140
o
C
0,85 pada 723
o
C
2 369
3
Semen
tit
C=6,8, Fe 93,3
0 650
4
Bainit
469
5
Marten
sit
=Kelarutan C saat
austenisasi
0 550
Diagram fasa besi-karbon
Struktur mikro baja sebagai fungsi pendinginan
Fasa-fasa Pada Paduan Al-Si
Teknik Metalografi
Tujuan :
Untuk mengetahui jenis fasa/struktur mikro dengan
identifikasi struktur mikro
Mengetahui komposisi struktur mikro material
Untuk mengetahui besar butir material
Manfaat:
Mengetahui jenis dan jumlah/distribusi struktur mikro yang
menjadi salah satu alat dalam kontrol kualitas bahan,
karena sifat bahan amat dipengaruhi oleh struktur
mikronya.
Teknik Metalografi, cont
Terdapat 2 skala pengamatan:
1. Skala Pengamatan Makro : Pengamatan dengan
perbesaran 10X atau lebih kecil.
Yang diamati: Porositas, segregasi pada produk cor,
pengotor, jenis perpatahan,homogenitas struktur las
2. Skala pengamatan mikro: Pengamatan 100x atau lebih
besar. Yang diamati : fasa, besar butir, endapan. Alat yang
digunakan : Mikroskop Optik (s/d 1000 x),Scanning
Electron Microscope(SEM); (s/d 300000 x), Transmission
Electron Microscope (TEM); (s/d 1000000 x)
Hasil pengamatan direkamdalam bentuk foto
Preparasi struktur mikro
Sampling
Dasar pemilihan:
Berdasarkan daerah kritis atau menarik untuk diteliti
Mewakili sifat bahan secara keseluruhan; misal ada cacat/retak akibat
tegangan, cuplikan dipilih pada daerah cacat tersebut dan derah sekitarnya
setiap jarak tertentu
Pemotongan:
Cuplikan metalografi umumnya berukuran kecil
Diperhatikan pengaruh panas dan deformasi pada permukaan
cuplikanharus dapat dihilangkan pada proses selanjutnya
Metode; patahkan(bahan brittle), gunting (bahan tipis dan lunak), gergaji
(untuk bahan kekerasan sedang <350 Brinell), aberasi (lunak dan keras,
tergantung jenis bahan pengaberasi)
Pemotongan spesimen
1. Permukaan komponen
hasil rol
2. Arah rol
3. Tebal komponen
4. Pot ongan memanj ang
searah rol
5. Pot ongan t egak lurus
permukaan rol
6. Pot ongan t ransversal
Pemotongan spesimen, lanj
Membutuhkan pelumasan. Kriteria material pelumas;
Koef friksi rendah
Pendingin yang baik
Mampu mengikat serpihan logam
Mengandung anti karat
Mengandung bahan pembersih
Tidak bersenyawa dengan cuplikan
Selain pelumasan mutu potongan juga ditentukan
dengan jenis alat potong harus sesuai jenis bahan.
Pemotongan spesimen, lanj
Electrical discharge
machine (EDM)
Precision machine
Acutom-5
Pemotongan spesimen, lanj
Pemotongan spesimen, lanj
Mounting
Cetakan mounting umumnya memiliki
diameter sekitar 25 mm(1 inch), 32 mm(1,25
inch), atau 38 mm( 1,5 inch), atau disesuaikan
dengan stage dari mikroskop
Persyaratan Bahan Mounting:
1. Tidak mudah pecah
2. Pengkerutan tidak besar
3. Kekerasan tinggi
4. Tahan terhadap panas selama gerinda dan
poles
5. Tahan kimiawi pelumas, pelarut, etsa.
Mounting, lanj
Teknik mounting bisa dilakukan
menggunakan teknik pemanasan
atau suasana temperatur kamar.
Spesimen yang tidak tahan panas
tidak boleh dimounting panas,
harus menggunakan mounting
dingin.
Mounting dingin biasanya
dilakukan menggunakan polimer
tertentu
Pengampalasan
Penghalusan permukaan dengan ampelas grit
120,240,320,400,600,800,1000,1200 #
Pengampelasan awal tergantung kekasaran sampel awal
Selama pengampelasan selalu didinginkan dengan air yang
mengalir.
Arah ampelas selalu membentuk sudut antara 45-90
o
,
terhadap arah ampelas sebelumnya.
Bahan ampelas yang umumadalah SiC atau Al
2
O
3.
Emery adalah campuran Al oksida dan Fe Oksida dengan
kekerasan kurang dari SiC.
Pengampalasan, lanj
Sampel Copper digerinda
dfengan amplas 180 grit
Sampel Copper digerinda
dengan amplas 400 grit
Pengampalasan, lanj
Sampel Copper digerinda dengan
amplas 800 grit
Sampel Copper digerinda dengan
amplas 1200 grit
Pemolesan
Pemolesan, lanj
Jenis poles;
1. Poles Mekanik;
Menggunakan kain dengan suspensi seperti Al
2
O
3
, SiO
2
atau intan.
Hal yang harus diperhatikan;
Gerakan cuplikan
Tekanan poles
Pencucian dan pengeringan
Penyimpanan
2. Poles Elektrolitik
Untuk bahan yang konduktif dan sulit dipoles secara mekanik
Variabel ; arus,tegangan,elektrolit dan jenis logam
Permukaan hasil gerinda tidak rata, seperti gambar di bawah
Pemolesan mekanik
Sampel Copper Dipoles dengan
partikel intan ukuran 6 mikron
Sampel Copper Dipoles dengan
partikel intan ukuran 1 mikron
Pemolesan mekanik, lanj
Bahan Pemoles
Semakin halus,
angka grit
semakin tinggi
Pemolesan elektrolitik
Katoda adalah sebuah logam lain yang lebih katodik, dipasang pada
jarak tertentu dari sampel.
Sampel yang diamati sebagai anoda akan terkikis
Pemolesan elektrolitik
KEUNTUNGAN
1. Kehalusan permukaan bebas goresan, sulit dicapai secara
mekanik
2. Untuk logam yang sulit dipoles secara meknik; amat lunak,
amat keras.
3. Waktu yang dibuthkan jauh lebih efisien dari poles mekanik
KELEMAHAN
1. Larutan elektrolit bersifat korosif, dan bersifat eksplosif.
2. Untuk logam 2 fase, sulit karena ada 2 macam fase dengan
potensial yang bisa berbeda
3. Bagian pinggir sampel mounting lebih cepat terserang
daripada bagian tengah
4. Sampel yang dimounting harus dilubang agar konduktif
Rangkaian Etsa Elektrolitik
Dua jenis rangkaian
etsa elektrolitik yang
berbeda
Pengetsaan
Prinsip; Proses korosi t erkont rol oleh elekt rolit ant ara daerah
permukaan dengan pot ensial yang berbeda
ETSA KIMIA
Memunculkan mikrost rukt ur bahan krist alin berdasarkan reaksi kimia
secara diferensial.
Laj u reaksi kimia bagian but ir berbeda dengan bagian bat as but ir.
Bat as but ir di bawah mikroskop opt ik t ampak sebagai garis gelap.
Dan pert imbangan pemilihan zat kimia, dipert imbangkan fakt or
unt uk t idak meperbesar cavity, menimbulkan pit ,menghasilkan
segregasi dan lain-lain.
Penent uan hal t ersebut t ak hanya dari t eory,melainkan j uga
berdasarkan t rial yang dilakukan.
Pengetsaan, lanj
ETSA ELEKTROLITIK
Tujuan:
1. Dilakukan unt uk menget sa logam yang sulit diet sa dengan met ode kimia
2. Unt uk memunculkan fasa-fasa t ert ent u
Prinsip dasar
1. Prinsip; reaksi reduksi dan oksidasi. Reduksi pada kat oda dan oksidasi pada
anoda. Diberikan t egangan dari luar,cuplikan sebagai anoda dan kat oda adri
logam lain yang lebih inert , misal plat ina at au logam lain yang lebih
elekt ronegat if dibanding cuplikan.
2. Diperlukan pot ensial kimia yang lebih rendah daripada poles elekt rolit ik
3. Kecenderungan t ergant ung afinit as deret volt a, dengan Hidrogen vot age
dianggap nol.
4. Prinsip adalah korosi dengan masing-masing elemen st rukt ur mikro mempunyai
laj u korosi yang berbeda.
Pengetsaan, lanj
AB = Daerah Et sa
BC = Daerah t ak st abil
CD = Daerah poles
DE = Daerah evolusi
dan pit t ing
Pengetsaan Kimia
Contoh Etsa Kimia
Besi,baja dan
Paduan Copper
Pengetsaan Kimia, lanj
Contoh Etsa
Kimia beberapa
logam Non-
Ferrous
Pengamatan mikroskop
Mikroskop adalah alat bantu untuk mengamati obyek yang
tak dapat diamati dengan mata biasa.
Daya pisah atau resolusi adalah kemampuan mikroskop
mengamati secara terpisah jarak yang terkecil di antara 2
titik dari suatu obyek.
Resolusi makin besar, makin besar perbesaran yang
dimiliki alat tersebut
Mata manusiajarak resolusi 700.000 A
Mikroskop optik jarak resolusi 1900 A
SEM jarak resolusi 250 A
TEM jarak resolusi 3 A
Pengamatan mikroskop optik setelah etsa
a. Butir-butir dari cuplikan
hasil pengetsaan yang
diamati dengan mikroskop
b. Bentuk permukaan butir
hasil poles dan etsa yang
menghasilkan refleksi
cahaya yang berbeda
Pengamatan mikroskop optik setelah etsa
a. Permukaan alur
(groove) pada batas
butir dan karakteristik
refleksi cahayanya.
b. Foto mikrostruktur dari
cuplikan polikristal hasil
polis dan etsa
Pengaruh panas pengelasan pada struktur logam
Metalografi logam las-baja
Contoh daerah las baja karbon rendah yang dietsa 2% nital(atas) dan larutan Klemm (bawah.) Tampak
jauh lebih jelas colour etsa menampakkan struktur butir. Paling kri menunjukkan logam las yang berasal
dari kondisi cair, paling kanan adalah logam dasar.Diantaranya daerah Heat Affected Zone (HAZ), dimulai
dengan butir yang kasar, dekat logam las, berangsur lebih halus, kemudian butir memanjang, dan sebelah
kanan butir yang amat halus adalah logam dasar.
Berbagai daerah pada produk las
Baja Karbon
Baja Karbon 1006 dengan perbesaran rendah
dengan etsa nital 2% (atas) dan Klemm(bawah)
Perbesaran 200m
Logam las
Daerah
HAZ
Logam
Dasar
Penampakan Makro produk lasan Feritik
Stainless Steel.
Struktur Mikro baja feritik Stainless Steel 29Cr-4Mo, etsa elektrolitik dengan
60% HNO3, 1,5 V dc
Struktur Besi Tuang Tanpa Etsa
Struktur Besi Tuang Tanpa Etsa
Contoh pengambilan gambar dengan skala makro
Kiri : Menunjukkan baja AISI M2 untuk alat rol mengalami crack setelah perlakuan
panas. Crack diperjelas dengan magnetik partikel (10x)
Kanan: Pengambilan gambar dengan skala mikro menunjukkan terjadinya
overaustenisasi yang ditandai tebalnya lapisan karbida pada batas
butir(putih),plat martensit yang kasar dan adanya austenit sisa.Nital 3%,490x
Besar butir diukur dengan intercept, didapat 4,5 mikron (ASTM 7)
Contoh pengambilan gambar dengan skala makro
Kiri :Dies baja perkakas dari baja AISI O1, hasil kuens oli, retak
disebabkan sudut yang runcing. Letak lubang yang dekat
dengan tepi juga menyebabkan retak
Kanan: Fixture dari baja O1, retak pada bagian yang runcing.
Kuens liquid tidak sesuai untuk desain ini. Foto diambil
0,75X
Contoh pengambilan gambar dengan skala makro
Contoh pengambilan gambar dengan skala makro
Penghitungan besar butir dan fraksi
volume fasa pada material
Tujuan :
Untuk dapat mengontrol tercapainya fraksi volume fasa atau
besar butir tertentu yang dihasilkan dalam suatu proses,
misalnya dalam proses pengecoran
Untuk menghitung distribusi/ penyebaran partikel atau pori
dari suatu produk, misal hasil pengecoran, atau pengerolan dan
lain2.
Obyek yang diamati:/diukur:
1. Fraksi Volume
2. Luas Permukaan & panjang garis perunit volume
3. Ukuran butir.
4. Distribusi ukuran partikel.
Penghitungan besar butir dan fraksi
volume fasa pada material
Perhitungan fraksi volume
Menent ukan fraksi volume dari fasa/ kandungan
t ert ent u
Teknik perhit ungan yang sederhana;
Melihat st rukt ur mikro,memperkirakan fraksi luas.
(Kemungkinan salahnya besar)
Membandingkan st rukt ur mikro dengan perbesaran
t ert ent u t erhadap st andar t ert ent u yang t erdiri dari
beberapa j enis gambar st rukt ur yang ideal dengan
present ase yang berbeda
Perhitunganfraksi volume
Perhitungan fraksi volume dengan perbandingan
ASTM 1 ASTM 2
ASTM 3
ASTM 4
Perhitungan fraksi volume dengan perbandingan
ASTM 5
ASTM 6
ASTM 7
ASTM 8
Metoda perhitungan fraksi volume
1.Analisa luas
Metode ini menunj ukkan fraksi luas Aa, dari pot ongan
dua dimensi adalah suat u perhit ungan fraksi volume;
Vv = Ao/ A
T
(Rumus A
1
)
Dimana; Ao adalah j umlah luas fasa yang dimaksud o danA
T
adalah luas t ot al pengukuran. Pengukuran dapat dengan met ode
Planimet ri at au dengan memot ong fot o fasa yang dimaksud dan
mencoba membandingkan lebar fasa yang dimaksud dengan
lebar fot o yang dimaksud. Met ode ini kurang sesuai unt uk fasa
halus.
Metoda perhitungan fraksi volume
2. Analisa Garis
Met ode ini mendemonst rasikan ekivalensi ant ara fraksi garis LL
dan fraksi volume.
Pada analisa garis, t ot al panj ang dari garis2 yang dit arik
sembarang memot ong fasa yang diukur Lo dibagi dengan t ot al
panj ang garis LT unt uk memperoleh fraksi garis:
L
L
= Lo / L
T
= V
v
(rumus A
2
)
3. Perhitungan titik
Perhit ungan ASTM E562 Met ode ini menggunakan point grid
dua dimensi.
Metoda perhitungan fraksi volume
Test grid diletakkan pada lensa okuler atau dapat diletakkan
didepan layar proyeksi atau foto dengan bantuan lembaran
plastik. Perbesaran harus cukup tinggi sehingga lokasi titik uji
terhadap struktur tampak jelas.
Perbesaran diusahan sekecil mungkin dimana hasil
memungkinkan. Perbesaran disesuaikan dengan daya pisah dan
ukuran area untuk ketelitian statistik.
Semakin kecil pengukuran, semakin banyak daerah yang dapat
dianalisa dengan derajat ketelitian statistik tertentu.
Titik potong adalah perpotongan 2 garis grid;
P
P
= P
o
/P
T
= Lo /nPo (Rumus A
3
)
Metoda perhitungan fraksi volume
Dimana n adalah jumlah perhitungan dan Po jumlah dari titik grid. Jadi
P
T
= nP
o
, jumlah total titik uji. Grid uji pada lensa okuler umumnya
menggunakan jumlah titik terbatas yaitu,9,16,25 dst, dengan jarak
teratur.
Sedangkan untuk grid yang digunakan didepan screen mempunyai
16,25,29,64 atau 100 titik. Fraksi Volume sekitar 50% sangat baik
menggunakan jumlah grid sedikit, seperti 25 titik. Untuk Volume
fraksi yang amat rendah baik digunakan grid dengan jumlah titik yang
banyak. Dalam kebanyakan pekerjaan, fraksi Volume dinyatakan
dengan persentase dengan dikalikan 100. Ketiga metode dapat
dianggap mempunyai ketelitian yang sama.
V
v
=A
A
= L
L
=P (Rumus A
4
) Lihat gambar 6.6
Metoda perhitungan fraksi volume
Metode perhitungan besar butir
1. Planimetri (Jefferies)
Jumlah butir/mm
2
=>
Di mana f = faktor perbesaran atau bilangan Jefferies =
M
2
/5000 dengan M adalah perbesaran; n
1
= jumlah butir
dalamarea dan n
2
= jumlah butir yang bersinggungan
dengan garis.
No Butir ASTM Lihat tabel
5000 mm
2
= Luas Lingkaran
Butir ASTM: G = [3,322 Log (N
A
) 2,95]
|
.
|

\
|
+ =
2
2
1
n
n f N
A
Metode perhitungan besar butir
2. Intercept (Heyne)
Panjang garis perpotongan; L
3
= 1/P
L
P = Jumlah titik potong batas butir dengan
lingkaran; L
T
= Panjang garis total; M = Perbesaran
Besar butir ASTM:
G = |-6,646 log (L
3
) 3,298|
= |6,646 log (P
L
) 3,298|
M L
P
P
T
L
/
=
Tabel pengukuran besar butir ASTM E112
Tabel pengukuran besar butir ASTM E112
Contoh perhitungan planimetri
Foto 100x, dari baja Mangan yang dianil
1040
o
C,aging 620
o
C untuk memunculkan
perlit halus pada batas butir. Lingkaran
mempunyai diameter 79.8 mm, luas area
5000 mm2. Penghitungan dilakukan
untuk butir yang sepenuhnya di dalam
lingkaran (44) dan butir yang terpotong
lingkaran (25). Faktor pengali planimetri
untuk 100x adalah 2. Jumlah butir/mm2
pada 1 x adalah
(2)(44 + 25/2) = 113. Besar Butir ASTM
G, adalah (3.322 log 113) - 2.95 = 3.87
(sekitar 3.9 atau 4).
Contoh perhitungan intercept
Ketiga lingkaran memiliki diameter
79.5, 47.8, dan 31mm, panjang total
500mm. Perbesaran total 500, dan
oleh sebab itu panjang garis
sesungguhnya 1mm. Jumlah titik
terpotong oleh ketiga lingkaran
adalah 60 dan ada 7 titik pertemuan
tiga titik. Jadi, P = 7(1.5) + 60 = 70.5,
and PL = 70.5 / 1 mm = 70.5/mm.
Sehingga, l = 1/PL = 0.0142 mm.
Besar Butir ASTM dapat dihitung
dengan rumus
G = -6.6457(log 0.0142) - 3.298 = 8.98
(Sekitar 9).
Contoh perhitungan kombinasi
Penghitungan ukuran butir bahan dua fasa
dengan penghitungan titik dan intercept. Foto
500, paduan Ti-6Al-2Sn-4Zr-2Mo t,diforging
pada 955 C (1750 F) dengan fasa alfa dan
beta, dianil pada 970 C (1775 F) ,
menghasilkan alfa primer (putih) dan fasa
eutektoid alpha-beta. Sampel dietsa dengan
larutan Kroll's .Penghitungan titik untuk
menghitung jumlah alfa equiaxed (48.5%).
Ketiga lingkaran memiliki keliling 500 mm.
Penghitungan dilakukan untuk fasa alfa yang
terpotong ketiga lingkaran(76).Jumlah
panjang garis linear , l, dihitung; l =
(0.485)(500/500)/76 = 0.006382 mm. Besar
Butir ASTM , G, dihitung: G = -6.646(log
0.006382) - 3.298 = 11.29 (sekitar 11.3 atau
11,5)
Jumlah titik pada grit yang digunakan adalah 64, jika ada 15 titik
yang menumbuk porositas dan 4 titik menyinggung, jumlah
porositas adalah 17 titik, fraksi volume adalah 17/64 x 100% =
26,6%
Perhitungan porositas/inklusi dengan
penghitungan titik

You might also like