You are on page 1of 4

Maryama Nihayah

Tugas Psikologi Gender 09/289098/PS/05858

Review dan Analisis Film In The Time of Butterflies


Film In The time of Butterflies menceritakan tentang perjuangan tiga perempuan bersaudara, yaitu the Mirabal sisters, melawan rezim pemerintahan Republik Dominica dibawah pimpinan Trujillo. Dalam film ini diceritakan bagaimana kediktatoran rezim yang berkuasa pada masa itu. Trujillo, sang pemimpin negara tidak segan membunuh orang-orang yang beroposisi dengan dia. Dia juga presiden yang suka mempermainkan wanita. Dalam film ini diceritakan bagaimana kehidupan masyarakat pada waktu itu berada di bawah kontrol sang presiden, Trujillo. Di masyarakatnya, Trujillo terlihat sebagai presiden yang berwibawa.Sebagai salah satu warga Dominica, Keluarga Miraba termasuk orang yang mengagungkan sosok Trujillo. Terlepas dari bagaimana fakta mengenai Trujillo. Kehidupan keluarga Miraba bersaudara di masa itu pada awalnya begitu damai. Mereka hidup bahagia di daerah peternakan di perdesaan. Sampai suatu ketika, Minarva, salah satu anak dari Minarba, meminta izin pergi ke kota untuk bersekolah. Tidak hanya Minarva, saudara perempuannya yang lain, yaitu Maria Teressa (Mate) dan Patria juga ingin pergi sekolah ke kota. Mereka ingin menjadi biarawati. Sedangkan Minarva, dia bertekad untuk menjadi seorang pengacara wanita. Mendengar hal itu, ayah Minarva tidak mengizinkan putri-putrinya untuk meninggalkan peternakan mereka. Ayah Miraba bersaudara menginginkan kalau putri-putrinya sebaiknya di rumah saja. Membantu mengembangkan peternakan mereka. Namun, Minarva terus memohon supaya mereka diizinkan sekolah ke kota. Setelah ada salah satu dari Miraba bersauara yang mengalah, ayah Minarba mengizinkan Minerva dan kakaknya untuk belajar menjadi biarawati di kota. Minarva juga menceritakan keinginannya untuk bersekolah di sekolah hukum. Namun hal tersebut dinilai tidak mungkin terjadi, karena pada masa itu perempuan tidak boeh bersekolah di sekolah hukum. Dari sepenggal kisah itu, terasa bahwa pada masa itu peran perempuan dalam ranah publik masih dibatasi. Perempuan pada masa itu tidak diberi kesempatan untuk bersekolah di sekolah hukum. Mereka diperbolehkan untuk bersekolah di sekolah biarawati. Di sana mereka diajarakan tentang pendidikan keagamaan dan kewanitaan. Terlihat bahwa pandangan tentang gender bisa menimbulkan subordinasi terhadap perempuan. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional atau emosional sehingga perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat munculnya sikap yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting. Dalam film ini tidak boleh jadi pengacara atau sekolah di sekolah hukum adalah manifestasi dari adanya

Maryama Nihayah

Tugas Psikologi Gender 09/289098/PS/05858

stereotip tersebut. Masih jelas ketara bahwa pada zaman itu wanita hanya dianggap cocok melakukan pekerjaan domestik rumah tangga. Pembatasan pendidikan terhadap perempuan pada zaman itu juga bisa dianggap sebagai bentuk menifestasi kekerasan terhadap perempuan. Fakih (2008) menyebutkan bahwa Manifestasi ketidakadilan gender dalam bentuk marginalisasi ekonomi, subordinasi, kekerasan, stereotip terjadi di pelbagai tingkatan. Pertama, manifestasi ketidakadilan gender tersebut terjadi di tingkat negara. Adanya kebijakan dan hukum negara, perundang-undangan serta program kegiatan yang masih mencerminkan sebagian dari manifestasi ketidakadilan gender. Dalam film ini diceritakan bagaimana negara tidak memberikan izin kepada perempuan untuk bersekolah di sekolah hukum. Kedua, menifestasi tersebut juga terjadi di tempat kerja, organisasi, maupun dunia pendidikan. Banyak aturan kerja, manajemen, kebijakan keorganisasian, serta kurikulum pendidikan yang masih melanggengkan ketidak adilan gender. Kurikulum pendidikan di sekolah biarawati yang mengajarkan pendidikan kewanitaan seperti menyulam membuktikan adanya bias gender. Manifestasi ketidakadilan gender juga terjadi di lingkungan rumah tangga. Bagaimana proses pengambilan keputusan, pembagian kerja dan interaksi antaranggota keluarga dalam banyak rumah tangga sehari-hari dilaksanakan dengan menggunakan asumsi bias gender (dalam Fakih, 2008). Keputusan ayah Minarba yang melarang putrinya untuk bersekolah di luar kota bisa dikaitkan dengan pernyataan tersebut. Ayah Minarba menginginkan putrinya untuk menemaninya di peternakan. Selain itu, dari perspektif sosial budaya, keputusan ayah Minarba juga bisa dilihat dengan teori Cultural theorists (Bem, 1981 dalam Rudman & Glick, 2008). Teori ini memandang bagaimana masyarakat menilai peran berdasarkan gender yang ideal. Perempuan dianggap melakukan pekerjaanya yang ideal apabila ia pandai dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Konstruk sosial yang diberikan masyarakat ini juga secara tidak langsung mempengaruhi bagaimana seseorang berperilaku. Dalam kisah yang lain diceritakan juga ketika Trujillo mengundang keluarga Minarba ke pestanya. Trujillo memberikan undangan istimewa kepada Minarva karena dia terpesona oleh kecantikan Minarva yang dilihatnya pada waktu menghadiri acara di sekolah biarawati dulu. Pada saat pesta berlangsung, Trujillo mengajak Minarva untuk berdansa bersama. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Minarva untuk menyatakan keinginannya bersekolah di sekolah hukum. Minarva berharap jika Trujillo memberikan izin maka dia akan bebas masuk ke sekolah hukum. Namun hal tersebut justru membuat Minarva mendapatkan pelecehan seksual. Minarvapun dengan berani menampar Trujillo di pestanya. Kejadian tersebut mengagetkan semua orang dan ayah Minarva segera berpamitan membawa putrinya pulang ke rumah. Ketika di rumah,
2

Maryama Nihayah

Tugas Psikologi Gender 09/289098/PS/05858

Minarva justru mendapat marah karena dinilai kurang ajar berani menampar seorang presiden di depan umum. Dari cerita itu dapat dilihat bahwa adanya bias gender membuat perempuan sering mendapat perlakuan kekerasan. Kekerasan adalah serangan atau invasi terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related violance. Pada dasarnya kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Salah satu kekerasan yang paling sering diterima oleh perempuan adalah kekerasan terselubung (molestation), yakni memegang atau menyentuh bagian tertentu dari tubuh perempuan dengan pelbagai cara dan kesempatan tanpa kerelaan si pemilik tubuh. Jenis kekerasan seperti ini sering terjadi di tempat pekerjaan atau tempat umum (dalam Fakih, 2008). Ketidaksetaraan kedudukan antara laki-laki dan perempuan merupakan permasalahan pokok dalam kekerasan terkait dengan gender. Laki-laki dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi daripada perempuan. Berdasarkan teori evolusi (dalam Rudman & Glick, 2008) peran laki-laki sebagai pelindung dan pencari nafkah sedangkan perempuan sebagai pengasuh menempatkan posisi perempuan di bawah laki-laki. Adanya perasaan berkuasa atas perempuan membuat laki-laki memperlakukan perempuan seperti apa yang dia mau. Di sisi lain, tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan juga bergantung pada laki-laki. Selain itu, peristiwa antara Trujillo dan Minerva juga bisa dikaitkan dengan teori soisla konflik. Menurut teori ini, perbedaan dan ketimpangan gender anatara laki-laki dan perempuan tidak disebabkan oleh perbedaan biologis tetapi merupakan bagian dari penindasan kelas yang berkuasa dalam relasi produk yang diterapkan dalam relasi prosuksi. Kesewenang-wenangan Trujillo terhadap keluarga Minarba, bisa dianalogkan dengan hubungan antara kaum borjuis dan kaum proletar. Dalam cerita selanjutnya dijelaskan juga bahwa Trujillo memenjarakan ayah Minerva karena kejadian pelecehan di pesta tersebut. Syarta untuk melepaskan ayah Trujillo dari penjra adalah Minerva harus mau meminta maaf kepada Trujillo. dalam kesempatan ini Trujillo memberikan penawaran kepada Minerva untuk menukar ayahnya dengan dirinya. Ayah Minerva akan dilepaskan dan Minerva harus bersedia untuk tinggal di kediaman Trujillo. Namun Minerva justru menaikkan taruhannya dengan Trujillo. Minerva meminta jika dia yang memenangkan pertandingan maka dia harus diizinkan bersekolah di sekolah hukum sedangkan jika dia kalah maka dia bersedia mengabulkan semua permintaan Trujillo. Dalam pertnadingan ini dimenangkan oleh Minerva dan dia pun diperbolehkan bersekolah di sekolah hukum.

Maryama Nihayah

Tugas Psikologi Gender 09/289098/PS/05858

Praktek lobi yang dilakukan Trujillo terhadap Minerva menurut Fakih (2008) merupakan bentuk kekerasan terhadap wanita. Tindakan kejahatan terhadap perempuan yang paling umum dilakukan di masyarakat yakni yang dikenal dengan pelecehan seksual atau sexual and emotional harassment. Ada banyak bentuk pelecehan dan yang paling banyak terjadi adalah unwanted attention from men. Ada beberapa bentuk yang bisa dikatagorikan pelecehan seksual, salah satunya adalah meminta imbalan seksual dalam rangka janji untuk mendapatkan kerja atau untuk mendapatkan promosi atau janji-janjinya. Cerita selanjutnya adalah bagaimana perjuangan Minerva untuk menumbangkan rezim Trujillo bersama suaminya, Manolo. Minerva ingin membalas dendam kepada Trujillo atas kematian ayahnya dan juga beberapa orang yang menghilang tanpa kabar. Bersama suaminya dan juga dibantu oleh kedua saudaranya, Mate dan Parsia, dan juga teman-teman suamniya yang juga menentang pemerintahan Trujillo, Minerva (Mirabal bersaudara) mengadakan perlawanan bawah tanah dengan menempel poster-poster untuk menyadarkan masyarakat akan kekejaman Trujillo. Sayangnya pergerakan mereka diketahui oleh Trujillo dan merekapun dipenjarakan. Atas bantuan dari pihak asing, Minerva dan Mate dapat terbebas dari penjara. Perjuangan Mirabal bersaudara mendapat dukungan penuh dari masyarakat. Mereka selalu mendapat doa dan dukungan dari orang-orang yang tak dikenal sekalipun. Di akhir cerita, Mirabal bersaudara dibunuh secara kejam oleh orang-orang Trujillo sepulang mereka menjenguk suami mereka di penjara. Tanggal pembunuhan mereka, 25 November diperingati sebagai the International Day Against Violence Towards Women di negara-negara Amerika Latin.

Daftar Pustaka :

Fakih,Mansour.2008. Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarata:Pustaka Pelajar. Marzuki. 2007. Kajian Awal tentang Teori-Teori Gender. pdf Rudman,Lauri A&Glick, Peter. 2008. The Social Psychology of Gender.New York: Guilford Press.

You might also like