You are on page 1of 48

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta BAB I PENDAHULUAN Tes prestasi belajar adalah tes yang digunakan

untuk mengukur kemampuan seseorang setelah menjalani proses pembelajaran. Tes ini penting sekali dilakukan oleh guru, sekolah maupun lembaga kependidikan untuk mengetahui seberapa jauh siswa sudah mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Hasil tes dapat digunakan oleh guru, sekolah, atau institusi kependidikan lainnya untuk mengambil keputusan atau umpan balik bagi perbaikan proses langsung tes pendidikan dari waktu ke waktu. Banyak cara yang dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Jika ditinjau dari penyiapan alat tes yang digunakan, maka pengukuran tes prestasi belajar dapat dibagi dua tipe yaitu (1) pengukuran yang menggunakan tes yang dibuat guru dan (2) pengukuran yang menggunakan tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru di kelas tentunya berbeda dengan bentuk tes standar. Bentuk tes yang dibuat guru bisa sangat bervariasi, misalnya tes tertulis, tes lisan, tes kinerja, sikap dan pengukurannya lebih menekankan untuk mendapatkan informasi proses pembelajaran siswa dari hari ke hari. Sedangkan bentuk tes standar, soal dan penskorannya harus lebih objektif dan mudah dilakukan sehingga pada umumnya hanya menggunakan satu jenis penilaian saja yaitu tes tertulis, khususnya bentuk soal pilihan ganda. Hal ini disebabkan tes standar digunakan untuk keperluan yang lebih luas dan umum, misalnya tes untuk bisa masuk ke jenjang pendidikan berikutnya, tes untuk melihat daya serap siswa, tes pemantauan mutu siswa, dsb. Selain itu hasil dari tes standar harus bisa dilihat keterbandingannya. Tes standar adalah tes di mana soal-soalnya sudah mengalami proses analisis baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif. Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat tes standar adalah (1) menentukan tujuan tes; (2) menentukan acuan belajar mengajar. Jadi secara tidak dapat digunakan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang akan dipakai oleh tes (criteria atau norma); (3) membuat kisi- kisi; (4) memilih soal-soal dari kumpulan soal yang sudah ada sesuai dengan kisi-kisinya. Apabila soal yang diambil merupakan soal baru, maka soal-soal tersebut harus melalui tahap telaah secara kualitatif, revisi, ujicoba, analisis hasil ujicoba sehingga diperoleh soal yang baik dari segi kualitatif maupun kuantitatif. Selain itu pengadministrasian tes (pelaksanaan tes) juga dibuat standar. Untuk tes prestasi belajar terstandar soal-soal harus mengacu pada tujuan pembelajaran harus dicapai siswa, dalam hal Lulusan) yang sudah ditetapkan apabila tes tersebut akan digunakan yang untuk ini kurikulum atau SKL (Standar Kompetensi

kelulusan, dan proses penskorannya juga harus dilakukan secara standar terutama apabila ada soal berbentuk uraian, sehingga hasil dari tes tersebut keterbandingannya. dapat dilihat

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

BAB II DISKRIPSI MAKALAH A. Pengertian Tes Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli tentang pengertian tes, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya yang berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas, serta dapat digunakan sebagai cara untuk mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku individu. Menurut Lee J. Cronbach dalam bukunya berjudul Essential of Psychological Testing, tes merupakan suatu perosedur yang sistematis untuk membandingkan tingkah laku dua orang atau lebih. Sedangkan menurut Goodenough, tes adalah suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada individu atau kelompok individu, yang dimaksud untuk membandingkan kecakapan satu sama lain. Dari pengertian dari para ahli tersebut dalam dunia pendidikan dapat disimpulkan bahwa pengertian tes adalah cara yang digunakan atau prosedur yang ditempuh dalam rangka pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang memberikan tugas dan serangkaian tugas yang diberikan oleh guru sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkat laku atau prestasi peserta didik Tes sebagai salah satu teknik pengukuran dapat didefinisikan A test will be defined as a systematic procedure for measuring a sample of an individuals behaviour (Brown, 1970:2). Definisi tersebut mengandung dua hal pokok yang perlu di perhatikan dalam memahami makna tes, yaitu Pertama adalah kata systematic procedure yang artinya bahwa suatu tes harus disusun, dilaksanakan (diadministrasikan) dan diolah berdasarkan aturan-aturan tertentu yang telah Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 3

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ditetapkan. Sistematis di sini meliputi tiga langkah, yaitu (a) sistematis dalam isi, artinya butir-butir soal (item) suatu tes hendaknya disusun dan dipilih

berdasarkan kawasan dan ruang lingkup tingkah laku yang akan dan harus diukur atau dites, sehingga tes tersebut benar-benar tingkat validitasnya dapat dipertanggungjawabkan, (b) sistematis dalam pelaksanaan (administrasi) artinya tes itu hendaknya dilaksanakan dengan mengikuti prosedur dan kondisi yang telah ditentukan ; dan (c) sistematis di dalam pengolahannya, artinya data yang dihasilkan dari suatu tes diolah dan ditafsirkan berdasarkan aturan-aturan dan tolak ukur (norma) tertentu. Kedua adalah measuring of an individuals is behaviour yang artinya bahwa tes itu hanya mengukur suatu sampel dari suatu tingkah laku individu yang dites. Tes tidak dapat mengukur seluruh (populasi) tingkah laku, melainkan terbatas pada isi (butir soal) tes yang bersangkutan. Suatu tes akan berisiskan pertanyaan-pertanyaan dan atau soal-soal yang harus dijawab dan atau dipecahkan oleh individu yang dites (tester), maka disebut tes hasil belajar (achievement test). Hal ini sependapat dengan seorang ahli yang menyatakan bahwa The type of ability test that describes what a person has learned to do is called an achievement test (Thordike & Hagen, 1975:5). Berdasarkan pendapat itu, tes hasil belajar biasanya terdiri dari sejumlah butir soal yang memiliki tingkat kesukaran tertentu (ada yang mudah, sedang, dan sukar). Tes tersebut harus dapat dikerjakan oleh siswa dalam waktu yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, tes hasil belajar merupakan power test. Maksudnya adalah mengukur kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan atau permasalahan. B. Tujuan diadakannya penilaian

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Penilaian memiliki tujuan yang sangat penting dalam pembelajaran, diantaranya untuk grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, diagnosis, dan prediksi. 1. Sebagai grading, penilaian ditujukan untuk menentukan atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam

urutan dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu kepada penilaian acuan norma (norm-referenced assessment). 2. Sebagai alat seleksi, penilaian ditujukan untuk memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat masuk atau tidak di sekolah tertentu. 3. Untuk menggambarkan sejauh mana seorang peserta didik telah menguasai kompetensi. 4. Sebagai bimbingan, penilaian bertujuan untuk mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta didik memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan. 5. Sebagai alat diagnosis, penilaian bertujuan menunjukkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan membantu guru menentukan apakah seseorang perlu remidiasi atau pengayaan. 6. Sebagai alat prediksi, penilaian bertujuan untuk mendapatkan informasi yang dapat memprediksi bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 5

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta pendidikan berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi akademik. Dari keenam tujuan penilaian tersebut, tujuan untuk melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian. Sesuai dengan tujuan tersebut, penilaian menuntut guru agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Untuk menilai sejauhmana siswa telah menguasai beragam

kompetensi, tentu saja berbagai jenis penilaian perlu diberikan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai, seperti unjuk kerja/kinerja (performance), penugasan (proyek), hasil karya (produk), kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), dan penilaian tertulis (paper and pencil test). Jadi, tujuan penilaian adalah memberikan masukan informasi secara komprehensif tentang hasil belajar peserta didik, baik dilihat ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta didik. C. Bagaimana menyusun tes yang baik? Tes hasil belajar merupakan salah satu jenis tes yang digunakan untuk mengukur perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik, setelah mereka mengikuti proses pembelajaran. Di dalam teknik penyusunan tes hasil belajar setidak tidaknya ada empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar, sehingga tes tersebut dapat dinyatakan sebagai tes yang baik sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono yaitu: (1) valid (shahih = 2) ;() reliabel (tsabit = 3) ;( )obyektif (mauduiy = 4) ;( )praktis (amaliy = .)

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Dari uraian keempat ciri atau karakteristik yang dijelaskan Anas Sudijono dalam bukunya, dapat dipaparkan secara singkat bahwa Ciri Pertama, valid atau validitas yang sering diartikan dengan ketetapan, kebenaran, keshahihan atau keabsahan. Maka sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dengan secara tepat, secara benar, secara shahih atau secara absah dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Ciri kedua, reliabel yang sering diterjemahkan dengan keajegan (=stability) atau kemantapan (=consystence). Maka sebuah tes dapat dikatakan reliabel apabila hasil-hasil pengukuran yang digunakan dengan menggunakan tes tersebut secara berulangkali terhadap obyek yang sama, senantiasa menunjukkan hasil yang tetap sama atau sifatnya ajeg dan stabil. Ciri ketiga, obyektif yang dapat diartikan dengan menurut apa adanya. Ditinjau dari isi atau materi tesnya, tes diambilkan atau bersumber dari materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan sesuai atau sejalan dengan kompetensinya. Dan ditinjau dari segi pemberian skor dan penentuan nilai hasil tesnya, maka pemberian skor dan penentuan nilainya terhidar dari unsur-unsur subyektivitas. Ciri keempat:, praktis yang mengandung pengertian bahwa tes hasil belajar tersebut dapat dilakukan dengan mudah, karena ada dua alasan: 1. Bersifat sederhana, tidak memerlukan peralatan yang banyak atau peralajan yang sulit pengadaannya, 2. Lengkap, tes tersebut telah dilengkapi dengan petunjuk mengenai bagaimana cara mengerjakannya, kunci jawabannya dan pedoman scoring serta penentuan nilainya. Selain dari empat ciri atau karakteristik yang harus dimiliki oleh tes hasil belajar yang baik, ada beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati di dalam menyusun tes hasil belajar agar tes tersebut dapat mengukur tujuan pembelajaran yang telah diajarkan, sebagaimana yang dikemukakan oleh Anas Sudijono yang dapat dipaparkan singkat, yaitu: Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 7

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Pertama, tes hasil belajar harus dapat mengukur secara jelas hasil belajar (learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kedua, butir-butir soal tes hasil belajar harus merupakan sampel yang representatif dari populasi bahan pelajaran yang telah diajarkan, sehingga dapat dianggap mewakili seluruh performance yang telah diperoleh. Ketiga, bentuk soal yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar harus dibuat bervariasi, sehingga betulbetul cocok untuk mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan tes itu sendiri. Kempat, tes hasil belajar harus didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pernyataan tersebut mengandung makna, bahwa desain tes hasil belajar harus disusun relevan dengan kegunaan yang dimiliki oleh masing-masing jenis tes. Desain dari

placement test - (yaitu tes yang digunakan untuk penentuan penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis program pendidikan tertentu). Sudah barang tentu akan berbeda dengan desain dari formative test - (yaitu tes yang digunakan untuk mencari umpan balik guna memperbaiki proses pembelajaran, baik bagi guru maupun bagi siswa) - dan summative test - (yaitu tes yang digunakan untuk mengukur atau menilai sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan pelajaran yang telah diajarkan dan selanjutnya untuk menentukan kenaikan tingkat atau kelulusan siswa yang bersangkutan). Demikian pula desain dari diagnostic test (yaitu tes yang digunakan dengan tujuan untuk mencari sebab-sebab kesulitan belajar siswa. Kelima, tes hasil belajar harus memiliki reliabelitas yang dapat diandalkan. Keenam, tes hasil belajar di samping harus dapat dijadikan alat pengukur keberhasilan belajar siswa, juga harus dapat dijadikan alat untuk mencari informasi yang berguna untuk perbaikan cara belajar siswa dan cara mengajar guru itu sendiri.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta D. Macam-macam tes hasil belajar Secara garis besar terdapat tiga jenis hasil belajar yakni : tes tertulis, tes lisan dan tes tindakan. Dalam tes tertulis ada dua perangkat alat yang harus disediakan yakni lembar soal yang sudah lengkap dengan petunjuk pegerjaannya dan lembar jawaban yang akan diisi oleh siswa. Sedangakan didalalam tes lisan dilakukan dalam suatu komunikasi langsung antara tester dan testi. Pada tes ini tester mengajukan persoalan secara lisan dan testi harus menjawab pertanyaanpertanyaan secara lisan pula. Perangkat yang digunakan adalah pokok-pokok pertanyaan yang akan diajukan dan pedoman penyekoran jawaban. Berdeda dengan kedua tes diatas, isi uji dalam tes tindakan tidak disajikan dalam bentuk pertannyaan melainkan dalam bentuk tugas. Dalam hal ini testi melakukan suatu kegiatan berdasarkan intruksi atau petunjuk tertentu dan tester mengamati keterampilan testi dalam menyelesaikan tugas tersebut. Hal yang

harus disiapkan disini adalah petunjuk atau intruksi tentang kegiatan yang harus dilakukan, dan perlengkapan atau alat-alat praktek yang diperlukan, serta pedoman pengamatan (pedoman penilaian). Lazimnya tes tindakan ini disebut ujian praktek. Pemilihan jenis-jenis tesebut yang harus digunakan tergantung pada banyak faktor yang perlu dipertimbangkan: Pertama : pertimbangan terhadap aspek perilaku atau bahan ajar yang akan diungkap. Kedua : pertimbangan terhadapa waktu yang tersedia. Ketiga : pertimbangan jumblah peserta tes. Keempat : pertimbangan terhadap kelengkapan fasilitas yang dibutuhkan.Sedangkan macam-macam tes berdasarkan hal lain terdiri atas; a. Menurut pelaksanaannya dalam praktek test terbagi atas:

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 1. Tes tulisan (written tes), yaitu test yang mengajukan butir-butir pertanyaan dengan mengharapkan jawaban tertulis. Biasanya test ini digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik. 2. Test lisan (oral test), yaitu tes yang mengajukan pertanyan-pertanyaan dengan menghendaki jawaban secara lisan. Test ini juga dilakukan untuk aspek kognitif peserta didik. 3. Test perbuatan (performance test), yaitu tes yang mengajukan pertanyanpertanyaan dengan menghendaki jawaban dalam bentuk perbuatan. Test ini digunakan untuk menilai aspek psikomotor/ keterampilan peserta didik. b. Menurut fungsinya test terbagi atas: 1. Tes formatif (formative test), yaitu test yang dilaksanakan setelah selesainya satu pokok bahasan. Test ini berfungsi untuk menetukan tuntas tidaknya satu pokok bahasan. Tindak lanjut yang dapat dilakukan setelah diketahui hasil test formatif peserta didik adalah: a. Jika materi yang ditestkan itu telah dikuasai, maka pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.

b. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta didik, maka sebelum melanjutkan pokok bahasan yang baru, terlebih dahulu diulangi atau dijelaskan kembali bagian-bagian yang belum di kuasai. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik 2. Tes sumatif (summative test), yaitu test yang diberikan setelah sekumpulan satuan program pembelajaran selesai diberikan. Disekolah test ini dikenal sebagai ulangan umum. 3. Test diagnostik (Diagnostic test), yaitu test yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesulitan yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 10

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta c. Menurut waktu diberikannya test terbagi atas: 1. Pra test (pre test), yaitu test yang diberikan sebelum proses pembelajaran. Test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Jenis-jenis pra test antara lain: a. Test persyaratan (Test of entering behavior), yaitu tes yang dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan dasar yang menjadi syarat guna memasuki suatu kegiatan tertentu. b. Input test (test of input competence), yaitu test yang digunakan menentukan kegiatan belajar yang relevan, berhubungan dengan kemampuan dasar yang telah dimiliki oleh peserta didik. 2. Test akhir (Post test), yaitu test yang diberikan setelah dilaksanakan proses pembelajaran. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan intelektual (tingkat penguasaan materi) peserta didik. Biasanya test ini berisi pertanyaan yang sama dengan pra test. d. Menurut kebutuhannya, macam test antara lain: 1. Psycho test, yaitu test tentang sifat-sifat atau kecenderungan atau hidup kejiwaan seseorang (peserta didik).

2. IQ test, yaitu test kecerdasan. Test ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecerdasan seseorang (peserta didik). 3. Test kemampuan (aptitude test), yaitu test bakat. Test ini bertujuan untuk mengungkap kemampuan atau bakat khusus yang dimiliki oleh seseorang.
e.

Menurut jenisnya tes terbagi menjadi: kali uji coba (try out) dan memenuhi syarat test yang baik.

1. Test standar, yaitu test yang sudah dibakukan setelah mengalami beberapa 2. Test buatan guru, yaitu test yang dibuat oleh guru. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 11

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta f.Menurut jenis waktu yang disediakan test terdiri atas: 1. Power test, yakni test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test tidak dibatasi. 2. Speed test, yaitu test dimana waktu yang disediakan untuk menyelesaikan test dibatasi. E. Langkah-langkah Penyusunan Tes Dalam langkah penyusunan tes seorang guru harus mampu menetahui urutan termasuk pentingnya membuat kisi-kisi (yang sering kali terlupakan) berikut langkah penyusunan tes : 1. Penentuan tujuan tes
2. Penyusunan kisi-kisi tes

3. Penulisan Soal 4. Penelaahan Soal (validasi soal) 5. Perakitan soal menjadi perangkat tes 6. Uji coba soal termasuk analisinya 7. Bank soal 8. Penyajian tes kepada siswa 9. Skoring (pemeriksaan jawaban siswa)

E.1. Penyusunan Kisi-kisi Tes Pengertian kisi-kisi adalah suatu format berupa matriks yang memuat informasi yang dijadikan pedoman untuk menulis soal atau merakit soal menjadi suatu tes. Menyusun kisi-kisi merupakan langkah awal yang harus dilakukan setiap kali menyusun tes dan menulis soal. Dengan adanya kisi-kisi, penyusun soal dapat menghasilkan tes yang relative sama. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 12

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Kisi-kisi tes adalah suatu format atau matrik yang memuat kreteria butir soal yang diperlukan dalam menyusun tes. Oleh karena itu, kisi-kisi yang baik harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut:
1. Dapat menggambarkan keterwakilan isi kurikulum.

2. Komponen yang membentuk kisi-kisi harus jelas, rinci, dan mudah dipahami. 3. Setiap indikator dapat di tuliskan butir soalnya. Kegunaan kisi-kisi tes berfungsi sebagai pedoman dalam penulisan soal atau dalam merakit soal menjadi suatu tes.Syarat-syarat kisi-kisi yang baik 1. Mewakili isi kurikulum yang akan diujikan. 2. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan mudah dipahami. 3. Soal-soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang ditetapkan. Komponen yang diperlukan dalam sebuah kisi-kisi sangat ditentukan oleh tujuan tes yang hendak disusun. Komponen-komponen ini dapat dihimpun menjadi dua kelompok yaitu kelompok identitas dan kelompok matriks. Komponen kisi-kisi antara lain : 1. Jenis sekolah/Jenjang sekolah 2. Program/Jurusan 3. Bidang studi/Mata pelajaran 4. Tahun ajaran 5. Kurikulum yang dipergunakan

6. Alokasi waktu 7. Jumlah soal 8. Bentuk soal 9. Kompetensi Dasar 10. Materi yang akan dibuatkan soal Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 13

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 11. Kelas/Semester 12. Jumlah soal 13. Indikator 14. Nomor urut soal Kriteria pemilihan materi yang diujikan 1. Urgensi, yaitu materi secara teoritis, mutlak harus dikuasai oleh siswa. 2. Kontinuitas, yaitu materi lanjutan yang merupakan pendalaman dari satu atau lebih materi yang sudah dipelajari sebelumnya, baik dalam jenjang yang sama maupun antar jenjang. 3. Relevansi, yaitu materi terpilih merupakan materi yang berkaitan dan diperlukan untuk mempelajari atau memahami bidang studi lain. 4. Keterpakaian, yaitu materi yang diujikan harus merupakan materi yang memiliki nilai terapan tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penulisan soal tes prestasi belajar (TPB), seperti ujian harian, ujian semester, dan ujian kenaikan kelas, para pembuat soal perlu mengetahui penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) dalam kurikulum menjadi indikator soal (tidak selalu sama dengan indikator pembelajaran). Berdasarkan indikator ini, penulis soal dapat mengetahui kemampuan siswa yang akan diukur sehingga paket soal yang disusun merupakan deskripsi kompetensi siswa terhadap materi tertentu dalam kurikulum.

Berikut ini adalah diagram yang menggambarkan proses penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

14

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Keterangan diagram Kompetensi Dasar : Kemampuan minimal yang harus dikuasai siswa setelah mempelajari materi pelajaran tertentu. Kompetensi dasar ini diambil dari Standar Isi. Materi Bahan : ajar yang harus dikuasai siswa berdasarkan kompetensi dasar yang

akan diukur. Penentuan materi (bahan ajar) yang akan diambil disesuaikan dengan indikator yang akan disusun. Indikator soal. Soal : Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesesuaian antara indikator yang disusun dan kompetensi dasar, disarankan untuk melihat kompetensi dasar dan materi yang ada dalam kisi- kisi. Disusun berdasarkan indikator yang dibuat. : Berisi ciri-ciri perilaku yang dapat diukur sebagai petunjuk untuk membuat

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

15

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Contoh kisi-kisi soal E.2. Penyusunan indikator Indikator adalah ciri-ciri kemampuan yang akan diukur. Penulisan indikator ini penting karena merupakan dasar untuk penulisan soal yang diharapkan dapat mengungkap kemampuan murid yang hendak diukur. Kriteria indikator yang baik antara lain : 1. Memuat ciri-ciri Kemampuan Dasar yang hendak diukur. 2. Memuat satu kata kerja operasional yang dapat diukur. Khusus untuk bentuk soal uraian dan Kinerja dapat lebih dari satu. memuat ciri-ciri kemampuan dasar yang hendak diukur. 3. Berkaitan erat dengan materi dan kompetensi dasar. 4. Dapat dibuat soalnya dengan bentuk yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

16

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Penjabaran KD menjadi Indikator Soal E.2.1. Syarat indikator yang baik 1. Memuat KD/indikator/materi yang hendak diukur. 2. Memuat kata kerja operasional atau kata kerja yang dapat diukur (PG=1, Uraian/Praktik= lebih dari satu). 3. Berkaitan erat dengan indikator/materi. 4. Dapat dibuatkan soalnya. E.2.2. Teknik merumuskan indikator 1. ARTI INDIKATOR Tujuan pembelajaran biasa disebut Performance objectives. Ely dan Gerlach (dalam Depdiknas, 1983) mendefinisikan tujuan pembelajaran sebagai suatu deskripsi perubahan tingkah laku atau hasil perbuatan yang memberi petunjuk bahwa suatu proses belajar telah berlangsung. Briggs (dalam Depdiknas, 1983): Tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan tentang apa yang harus dilakukan siswa atau tingkah laku yang bagaimana yang diharapkan dari siswa setalah ia menyelesaikan suatu program pembelajaran tertentu. Jadi tujuan Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 17

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta pembelajaran harus menunjukkan tingkah laku akhir atau hasil belajar yang dituntut dapat dilakukan siswa sebagai bukti usaha belajarnya telah berhasil. KD menyatakan tingkah laku yang harus diperlihatkan oleh siswa pada

akhir suatu kegiatan pembelajaran. Indikator merupakan sub-tujuan pembelajaran (rincian dari KD) yang sangat penting untuk mencapai KD. 2. CIRI-CIRI INDIKATOR YANG BAIK Dick dan Carey (Depdikbud, 1995): tujuan harus dirumuskan dengan kalimat yang jelas, pasti, dan dapat diukur. Jelas: tujuan yang dungkapkan secara tertulis dan diinformasikan kepada siswa sehingga siswa dan guru mempunyai pengertian yang sama. Pasti: tujuan mengandung satu pengertian atau tidak mungkin ditafsirkan ke dalam pengertian yang lain. Dapat diukur: tingkat pencapaian siswa dalam perilaku yang ada dalam tujuan dapat diukur dengan tes atau alat pengukur lainnya Indikator yang baik : spesifik dan jelas: mempunyai satu arti saja, menyampaikan informasi yang jelas tentang tingkah laku siswa yang diharapkan. Berorientasi pada siswa: tingkah laku yang diharapkan pada siswa di akhir kegiatan pembelajaran, dan bukan tingkah laku apa yang dilakukan guru dalam mengajar menggunakan kata kerja yang menunjukkan tingkah laku yang dapat diamati/diukur mempunyai 4 komponen, yaitu ABCD Contoh: Diberikan peta buta, siswa SD kelas V akan dapat minimal 30 ibukota propinsi di Indonesia. A: siswa SD kelas V B: akan dapat menentukan letak ibukota propinsi di Indonesia. C: Diberikan peta buta, adalah syarat. Syarat ini penting karena memberikan penjelasan tentang hal-hal yang boleh digunakan atau tidak boleh digunakan oleh siswa pada waktu ia mengerjakan tugas seperti yang dinyatakan dalam tujuan. menentukan letak

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

18

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta D: minimal 30 (gradasi boleh untuk formatif/umpan balik, tetapi tidak boleh untuk Sumatif/memvonis pencapaian) 3. KEGUNAAN Perumusan tujuan (indikator) perlu karena indikator merupakan penjabaran lebih rinci dari tujuan yang lebih besar (kompetensi dasar/KD),

sehingga bila indikator tercapai kemungkinan akan tercapainya KD akan lebih besar pula. Membantu siswa, guru, dan evaluator memahami dengan jelas apaapa yang diharapkan sebagai hasil suatu kegiatan pembelajaran membantu siswa, sebab dengan adanya indikator ini siswa dapat mengatur waktu, energi, dan pemusatan perhatiannya pada tujuan yang akan dicapai membantu guru, sebab dengan adanya tujuan ini akan dapat mengatur kegiatan pembelajarannya, metodenya, strateginya untuk mencapai tujuan tersebut evaluator, sebab dengan adanya tujuan ini evaluator dapat menyusun tes sesuai dengan apa yang harus dicapai siswa indikator merupakan kerangka dari pembelajaran yang guru laksanakan indikator merupakan penanda tingkah laku yang harus diperlihatkan siswa seusai kegiatan pembelajaran 4. KOMPONEN INDIKATOR Tujuan pembelajaran: a. merupakan satu-satunya dasar dalam menyusun kisi-kisi tes. b. merupakan alat untuk menguji validitas tes c. menentukan isi pelajaran d. menentukan metode Indikator harus mengandung unsur-unsur yang dapat memberikan petunjuk kepada penyusun tes agar ia dapat mengembangkan tes yang benar-benar dapat mengukur perilaku yang terdapat di dalamnya ada 4 unsur: A: Audience B: Behavior Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 19

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta C: Condition D: Degree A: orang yang belajar B: perilaku yang spesifik yang akan dimunculkan oleh orang yang belajar setelah selesai proses belajarnya dalam pelajaran tersebut. Perilaku ini terdiri dari 2 bagian penting, yaitu: katakerja dan objek hasil belajar. Komponen ini merupakan tulang punggung dari rumusan tujuan.

C: kondisi; batasan yang dikenakan kepada siswa atau alat yang digunakan siswa pada saat ia dites, bukan saat ia belajar. Misalnya: Diberikan berbagai rumus; Dengan menggunakan kriteria yang ditetapkan Dengan diberikan kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia/Inggris/Arab Diberikan kesempatan 3 kali percobaan; Komponen C ini dalam setiap tujuan (indikator) merupakan unsur penting dalam menyusun tes. D: tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai perilaku. Ditunjukkan dengan batas minimal dari penampilan suatu perilaku yang dianggap diterima. Contoh: paling sedikit 80% benar minimal 90% benar dalam waktu paling lambat 2 minggu minimal sejauh 3 meter minimal setinggi 160 cm E.2.3. Menuntut penalaran tinggi Setiap soal: 1. Diberikan dasar pertanyaan (stimulus) Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 20

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 2. Mengukur kemampuan berpikir kritis 3. Mengukur keterampilan pemecahan masalah E.2.4. Mengukur kemampuan berpikir 1. Membandingkan Apa persamaan dan perbedaan antara ... dan .... Bandingkan dua cara berikut tentang .... Apa penyebab utama .... Apa akibat ....

2. Hubungan sebab-akibat

3. Memberi alasan (justifying) Manakah pilihan berikut yang kamu pilih, mengapa? Jelaskan mengapa kamu setuju/tidak setuju dengan pernyataan tentang .... 4. Meringkas Tuliskan pernyataan penting yang termasuk .... Ringkaslah dengan tepat isi .... Susunlah beberapa kesimpulan yang bersasal dari data .... Tulislah sebuah pernyataan yang dapat menjelaskan peristiwa berikut .... 6. Berpendapat (inferring) Berdasarkan ..., apa yang akan terjadi bila .... Apa reaksi A terhadap .... Kelompokkan hal berikut berdasarkan .... Apakah hal berikut memiliki .... 21

5. Menyimpulkan

7. Mengelompokkan

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 8. Menciptakan 10. Analisis Manakah penulisan yang salah pada paragraf .... Daftar dan beri alasan singkat tentang ciri utama .... Tuliskan satu rencana untuk pembuktian .... Tuliskan sebuah laporan .... Tuliskan beberapa cara sesuai dengan ide Anda tentang .... Lengkapilah cerita ... tentang apa yang akan terjadi bila .... Selesaikan hal berikut dengan menggunakan kaidah .... Tuliskan ... dengan menggunakan pedoman ....

9. Menerapkan

11. Sintesis

12. Evaluasi Apakah kelebihan dan kelemahan .... Berdasarkan kriteria ..., tuliskanlah evaluasi tentang ....

E.2.5. Mengukur keterampilan memecahkan masalah 1. Mengidentifikasi masalah Contoh indikator soalnya: Disajikan deskripsi suatu situasi/masalah, siswa dapat mengidentifikasi masalah yang nyata atau masalah apa yang harus dipecahkan. 2. Merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan yang berisi sebuah masalah, siswa dapat merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan. 3. Memahami kata dalam konteks Contoh indikator soalnya: Disajikan beberapa masalah yang konteks kata atau kelompok katanya digarisbawahi, siswa dapat menjelaskan maknanya yang berhubungan dengan masalah itu dengan kata-katanya sendiri. 4. Mengidentifikasi masalah yang tidak sesuai Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 22

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Contoh indikator soalnya: Disajikan beberapa informasi yang relevan dan tidak relevan terhadap masalah, siswa dapat mengidentifikasi semua informasi yang tidak relevan. 5. Memilih masalah sendiri Contoh indikator soalnya: Disajikan beberapa masalah, siswa dapat memberikan alasan satu masalah yang dipilih sendiri, dan menjelaskan cara penyelesaiannya. 6. Mendeskripsikan berbagai strategi Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah ke dalam dua cara atau lebih, kemudian menunjukkan solusinya ke dalam gambar, diagram, atau grafik.

7. Mengidentifikasi asumsi Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memberikan solusinya berdasarkan pertimbangan asumsi untuk saat ini dan yang akan datang. 8. Mendeskripsikan masalah Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat menggambarkan sebuah diagram atau gambar yang menunjukkan situasi masalah. 9. Memberi alasan masalah yang sulit Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah masalah yang sukar dipecahkan atau informasi pentingnya dihilangkan, siswa dapat menjelaskan mengapa masalah ini sulit dipecahkan atau melengkapi informasi penting yang dihilangkan. 10. Memberi alasan solusi

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

23

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih kemungkinan solusinya, siswa dapat memilih satu solusi yang paling tepat dan memberikan alasannya. 11. Memberi alasan strategi yang digunakan Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah dengan dua atau lebih strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat memilih satu strategi yang tepat untuk menyelesaikan masalah itu dan memberikan alasannya. 12. Memecahkan masalah berdasarkan data dan masalah Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah cerita, kartun, grafik atau tabel dan sebuah pernyataan masalah, siswa dapat memecahkan masalah dan menjelaskan prosedur yang dipergunakan untuk menyelesaikan masalah.

13. Membuat strategi lain Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan satu strategi untuk menyelesaikan masalanya, siswa dapat menyelesaikan masalah itu dengan menggunakan strategi lain. 14. Menggunakan analogi Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan strategi penyelesaiannya, siswa dapat: (1) mendeskripsikan masalah lain (analog dengan masalah ini) yang dapat diselesaikan dengan menggunakan strategi itu, (2) memberikan alasannya. 15. Menyelesaikan secara terencana Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah situasi masalah yang kompleks, siswa dapat menyelesaikan masalah secara terencana mulai dari input, proses, output, dan outcomenya. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 24

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 16. Mengevaluasi kualitas solusi Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah dan beberapa strategi untuk menyelesaikan masalah, siswa dapat: (1) menjelaskan dengan menerapkan strategi itu, (2) mengevaluasinya, (3) menentukan strategi mana yang tepat, (4) memberi alasan mengapa strategi itu paling tepat dibandingkan dengan strategi lainnya. 17. Mengevaluasi strategi sistematikanya Contoh indikator soalnya: Disajikan sebuah pernyataan masalah, beberapa strategi pemecahan masalahnya, dan prosedurnya, siswa dapat mengevaluasi strategi pemecahannya berdasarkan prosedur yang disajikan. F. Pengertian Soal Uraian SOAL URAIAN adalah soal yang jawabannya menuntut peserta tes untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakan gagasan tersebut dalam bentuk tulisan atau dapat juga diartikan sebagai butir soal yang mengandung pertanyaan atau tugas yang

jawaban

atau

pengerjaan

soal

tersebuth

arus

dilakukandengan

caramengekspresikan pikiran peserta tes. Ciri khas tes uraian ialah jawaban terhadap soal tersebut tidak disediakan oleh orang yang mengkonstruksi butir soal, tetapi harus dipasok oleh peserta tes. Jadi yang terutama membedakan tipe soal objektif dan tipe soal uraian adalah siapa yang menyediakan jawaban atau alternatif jawaban terhadapsoal atau tugas yangdiberikan. Butir soal tipe uraian atau dalam bahasa Inggrisnya dinamakan "essay test" hanya terdiri dari pertanyaan atau tugas (kadang-kadang juga harus disertai dengan beberapa ketentuan dalam menjawab atau mengerjakan soal tersebut), dan jawaban sepenuhnya harus dipasok oleh peserta tes. Peserta tes bebas untuk menjawab pertanyaan yang diajukan. Setup peserta tes dapat memilih, menghubungkan, Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 25

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta dan menyampaikan gagasannya dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Dengan pengertian di atas maka segera akan kelihatan bahwa pemberian skor terhadap jawaban soal tidak mungkin dilakukan secara objektif. F.1. Kekuatan tes uraian/esai Soal tipe uraian mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dapat atau sukar diperoleh melalui penggunaan tipe butir soal lain. Kelebihan itu antara lain: a. Tes uraian dapat digunakan dengan baik untuk mengukur hash belajar yang kompleks. Pada umumnya hash belajar bersifat kompleks. Tetapi sebagian besar dari hash belajar yang kompleks dapat dirinci menjadi beberapa hash belajar yang lebih sederhana. Rincian basil belajar yang sederhana itu secara terbatas dapat berdiri sendiri, dan secara bersama-sama beberapa basil belajar sederhana itu akan membentuk basil belajar yang kompleks. Pengukuranhasil belajarYang seperti ini tidakmenuntutpenggunaan tes tipe uraian. Misalnya, bila hash belajaryang akan diukurberupa pemahaman dari suatu prinsip yang kompleks. Pemahaman seperti itu selalu dapat diuraikan menjadi bagianbagian yang sederhana. Tetapi ada pula beberapa hash belajar lain

yang sifatnya kompleks dan bila dirinci menjadi basil belajar yang lebih sederhana dapat kehilangan arti globalnya, sebab hubungan antara komponen hasil belajar yang satu dengan yang lain sangat erat, misalnya basil yang bersifat ekspresif atau kreatif. Hasil belajar yang seperti ini sebaiknya atau seharusnya diukur dengan menggunakan tes tipe uraian. Norman E. Gronlund (1971, hal. 216) mengidentifikasi basil belajar seperti yang tersebut terakhir ini: 1. 2. Kemampuan mengaplikasikan prinsip. Kemampuan menginterpretasi hubungan. 26

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 3. Kemampuan mengenal dan menyatakan inferensi.

4. Kemampuan mengenal relevansi dari suatu informasi. 5. Kemampuan merumuskan dan mengenal hipotesis. 6. Kernampuan merumuskan dan mengenal kesimpulan suatu yangsahib. 7. Kemampuanmengidentifikasi kesimpulan. 8. Kemampuan mengenal keterbatasan data. 9. Kemampuan mengenal dan menyatakan masalah. 10. Kemampuan mendesain prosedur eksperimen. Kebaikan ini adalah yang paling menonjol dalam penggunaan tipe tes uraian. Tidaklah dengan sendirinya tes tipe uraian menghasilkan pengukuran basil belajar yang kompleks. Masih sangat tergantung kepada kemampuan guru untuk mengkonstruksi butir soal uraian. Bahkan kita tidak jarang menemui adanya butir soal uraian yang menanyakan hal yang sederhana, yang sebenamya jauh lebih efektif bila dites dengan menggunakan butir soal objektif.
b. Tes

asumsi

yang

mendasarkan

bentuk

uraian

terutama

menekankan

kepada

pengukuran

kemampuan dan keterampilan mengintegrasikan berbagai buah pikiran dan sumber infonnasi ke dalam suatu pola berpikir tertentu, yang disertai dengan keterampilan pemecahan masalah. Integrasi bush pikiran itu

membutuhkan dukungan kemampuan untuk mengekspresikannya. Tanpa dukungan kemampuan mengekspresikan buah pikiran secara teratur dan taatasas, maka kemampuan tidak dapat terlihat dengan baik. Bahkan sebaliknya kemampuan itu akan kelihaian dengan jelas dari susunan kalimat, dan kemampuan menyusun paragraf yang baik.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

27

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta


c. Bentuk tes uraian lebih meningkatkan motivasi peserta tes untuk belajar

dibandingkan bentuk tes yang lain. Sesuai dengan sifatnya yang menuntut kemampuan siswa amok mengekspresikan jawaban dalam kata-kata sendiri, maka bentuk tes uraian menuntut penguasaan bahan secara penuh. Penguasaan bahan yang tanggung dapat dideteksi dengan mullah. Karma itu amok menjawab tes uraian dengan baik peserta tes akan benisaha menguasai bahan yang diperkirakannya akan diujikandalam tes secara tuntas. Karena keseluruhan bahan sangat luas dan tidak mungkin dapat dikuasai dengan baik selunihnya, makabiasanya peserta tes terpaksa menebak bagian bahan yang diperkirakan akan keluar dalam soal ujian. d. Kelebihan lain tes uraian ialah memudahkan down amok menyusun butirsoal. Kemudahan ini terutama disebabkan oleh dua hal, pertama, jumlah butir soal tidak perlu banyak, dan kedua, down tidak selalu harus memasok jawaban atau kemungkinan jawaban yang benar. Kelebihan ini terutama yang acapkali mendorong down amok menggunakan bentuk butir soal ini. Jadi motifnya tidak terlalu sehat. Apa lagi bila kemudahan menyusun
e. Tes

budrsoalbentukuraianitudipedakukansecarakurangbertanggung

jawab, atau karma desakan pekerjaan rangkap lainnya. uraian sangat menekankan kemampuan menulis. Hal ini merupakan kebaikan, sekaligus kelemahannya. Dalam arti yang positif tes uraian akan sangat mendorong siswa dan down untuk belajar dan mengajar menyatakan pikiran secara tertulis. Dengan demikian diharapkan kemampuan peserta didik dalam menyatakan pikiran secara tertulis akan meningkat. Tetapi dilihat dari segi lain, penekanan yang

berlebihan terhadap penggunaan tes uraian yang sangat menekankan kepada kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tulisan ini dapat menjadikan tes sebagai alat ukur yang tidak adil dan tidak reliabel. Karena tekanan yang Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 28

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta berlebihan pads aspek kemampuan menulis itu, akan menjadi penghalang bagi peserta didik yang memang tidak mempunyai kemampuan dalam bidang itu, walaupun si peserta didik tersebut menguasai bahan yang diujikan. Selain itu, tidak semua ilmu dan pengetahuan yang diajarkan di sekolah menuntut adanya kemampuan menyatakan pikiran dalam bentuk tertulis. F.2. Kelemahan tes uraian/esai Tes uraian juga mengandung kelemahan yang serius. Beberapa kelemahan pokok tersebut adalah: a. Reliabilitas tes rendah. Artinya skor yang dicapai oleh peserta tes tidak konsisten bila tes yang sama atau tes yang paralel diuji ulang beberapa kali. Robert L. Ebel dan David A. Frisbie (1986, ha1.129) mengidentifikasi adanya tiga penyebab rendahnya reliabilitas tes uraian. Pertama, keterbatasan sampel bahan yang tercakup dalam soal tes. Karena sifat jawaban tes uraian menuntut waktu yang relatif banyak, maka tidak mungkin perangkat tes uraian terdiri dari butir soal yang banyak jumlahnya sehingga mewakili seluruh bahan yang akan diujikan. Hal ini berarti bahwa pokok bahasan yang dapat diambil sebagai bahan tes sangat terbatas. Jadi tidak mungkin mewakili seluruh bahan secara baik dalam liputan bahan tes. Kedua, batas-batas tugas yang harus dikerjakan oleh peserta tes sangat longgar, walaupun telah diusahakan untuk menentukan batasan-batasan yang cukup ketat. Keragaman jawaban antarpeserta tes tetap saja akan besar. Keragaman itu tidak hanya terjadi antara peserta tes, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan, waktu, bahkan suasana tes yang ada. Tes yang sama diuji pada pagi hari, di mana pada umumnya saat itu peserta tes masih segar akan menghasilkan skor yang berbeda bila tes itu diujikan sore harinya. Dan ketiga, penyebab rendahnya reliabilitas tes itu adalah

subyektivitas penskoran yang dilakukan oleh pemeriksa tes. Berbeda orang yang Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 29

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta memeriksa, maka berbeda pula skor yang diperoleh peserta tes. Bahkan orang yang sama memeriksa tes yang sama pads waktu yang berbeda akan menghasilkan skor yang berbeda pula. b. Untukmenyelesaikan tes uraian dengan baik guru dan cukup siswa banyak harusmenyediakanwaktucukupbanyak. Waktusiswahanislah

ketika mengerjakan tes. Sedangkan guru hams menyediakan waktu yang banyak untuk memeriksa. Bila kedua waktu ini tidak dapat diadakan, maka sebaiknya tes uraian tidak digunakan, karena tes uraian yang tidak diperiksa dengan teliti tidak dapat menjadi slat ukur pendidikan yang efektif. c. Jawaban peserta tes kadang-kadang disertai dengan bualan. Peserta tes yang kurang menguasai bahan yang diujikan acapkali jugs mencoba menjawab dengan menguraikan hal lain yang tidak berhubungan dengan hal yang ditanyakan atau dengan kata lain peserta tes membual. Jawaban yang tidak befiarga inipun harus dibaca oleh guru dengan teliti. Kemampuan menyatakan pikiran secara temilis menjadi hal yang paling membedakan prestasi belajar antar siswa. Padahal hanya hasil belajar yang tertentu sajalah yang harus dikomunikasikan dalam bentuk tertulis. Sebagian besar hasil belajar lain dinyatakan dalam bentuk tingkah lake atau sikap, bukan dalam bentuk pemyataan tertulis. F.3. Penggunaan tes uraian
a.

Bila jumlah siswa terbatas maka soal uraian dapat digunakan karena masih mungkin bagi guru untuk dapat memeriksa/menskor hasil ujian tersebut secara baik. Bila peserta ujian terlalu banyak, misalnya lebih dari seratus (100) orang, maka akan menyita waktu guru terlalu banyak, sehingga penggunaan soal uraian menjadi tidak efisien lagi.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

30

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

b.

Bila waktu yang dipunyai guru untuk mempersiapkan soal sangat terbatas, sedangkan is mempunyai waktu yang cukup untuk memeriksa hasil ujian, maka soal uraian dapat digunakan. Secara relatif, waktu yang dibutuhkan untuk mengkonstruksi butir soal uraian tidak terlalu banyak.

c. Bila

tujuan

instruksional

yang

ingin

dicapai

adalah

kemampuan

mengekspresikan pikiran dalam bentuk tertulis, menguji kemampuan menulis dengan baik, atau kemampuan penggunaan bahasa secara tertib, maka haruslah menggunakan tes uraian. d. Bila guru ingin memperoleh informasi yang tidak tertulis-secara langsung di dalam soal ujian tetapi dapat disimpulkan dari tulisan peserta tes, seperti sikap, nilai, atau pendapat. Soal uraian dapat digunakan untuk memperoleh informasi tidak langsung tersebut, tetapi harus digunakan dengan sangat hati-hati oleh guru. e. Bila guru ingin memperoleh hasil pengalaman belajar siswanya, maka tes tipe uraian merupakan salah sate bentuk yang paling cocok untuk mengukur pengalaman belajar tersebut. F.4. Kaidah penyusunan soal uraian Berikut ini beberapa kaidah dalam menyusun soal uraian, antara lain : 1. Soal sesuai dengan indikator

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

31

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

2. Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan sudah sesuai

3. Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran

4. Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat kelas

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

32

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

5. Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban uraian

6. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal

7. Ada pedoman penskorannya Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 33

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 8. Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca

9. Rumusan kalimat soal komunikatif

10. Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

34

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

11. Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah pengertian 12. Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu

13. Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat perasaan siswa

menyinggung

G.

Pengertian Soal Pilihan Ganda 35

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta Pengukuran secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis (paper and pencil test). Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, siswa tidak selalu harus merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya. Tes tertulis merupakan teknik pengukuran yang banyak digunakan dalam menilai pencapaian kompetensi mata pelajaran sebagai hasil belajar. G.1. Bentuk soal pilihan ganda Soal pilihan ganda merupakan bentuk soal yang jawabannya dapat dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disedikan. Kontruksinya terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban. Pilihan jawaban terdiri atas kunci dan tidak benar, namun daya pengecoh. Kunci jawaban harus merupakan jawaban benar atau paling benar sedangkan pengecoh merupakan jebaknya menguasai materinya. Soal pilihan ganda dapat diskor dengan mudah, cepat, dan memiliki objektivitas yang tinggi, mengukur berbagai tingkatan kognitif, serta dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dalam suatu tes. Bentuk ini sangat tepat digunakan untuk ujian berskala besar yang hasilnya harus segera jawaban harus berfungsi, artinya siswa memungkinkan memilihnya jika tidak

diumumkan, seperti ujian nasional, ujian akhir sekolah, dan ujian seleksi pegawai negeri. Hanya saja, untuk meyusun soal pilihan ganda yang bermutu perlu waktu lama dan biaya cukup besar, disamping itu, penulis soal akan kesulitan membuat pengecoh yang homogen dan berfungsi, terdapat peluang untuk menebak kunci jawaban, dan peserta mudah mencotek kunci jawaban. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

36

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Dalam penyusunan soal tes tertulis, penulis soal harus memperhatikan kaidahkaidah penulisan soal dilihat dari segi materi, konstruksi, maupun bahasa. Selain itu soal yang dibuat hendaknya menuntut penalaran yang tinggi. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan cara : mengidentifikasi materi yang dapat mengukur perilaku pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, atau evaluasi. Perilaku perilaku yang disebutkan di atas; membiasakan menulis soal yang mengukur kemampuan berfikir kritis dan mengukur keterampilan pemecahan masalah; dan menyajikan dasar pertanyaan (stimulus) pada setiap pertanyaan, misalnya dalam bentuk ilustrasi/bahan bacaan seperti kasus, contoh, tabel dan sebagainya. G.2. Karakteristik soal pilihan ganda Soal pilihan ganda terdiri atas sebuah masalah dan daftar saran pemecahannya. Masalah yang dinyatakan sebagai pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap disebut stem soal. Daftar saran pemecahan termasuk kata-kata, nomor, simbol, atau frasa disebut alternative (juga disebut pilihan atau option). Siswa disarankan untuk membaca stem dan daftar pilihan dan memilih satu pilihan yang tepat atau yang terbaik. Pilihan yang tepat pada setiap soal disebut jawaban, dan pilihan tersisa disebut pengecoh (juga disebut pemikat ingatan juga diperlukan namun kedudukannya adalah sebagai langkah awal sebelum siswa dapat mengukur

atau gagal). Pilihan-pilihan yang tidak tepat fungsinya dalam soal untuk mengecoh siswa yang ragu-ragu mengenai jawaban yang tepat. Menggunakan pertanyaan langsung atau pernyataan tidak lengkap dalam stem tergantung pada beberapa faktor. Bentuk pertanyaan langsung lebih mudah Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 37

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta ditulis, lebih alami bagi siswa, dan lebih jelas disajikan dalam rumusan masalah. Di sisi lain, bentuk pernyataan tidak lengkap, lebih ringkas dan jika terampil masalah dapat disajikan dengan baik. Prosedur umumnya, tiap stem dimulai dengan pertanyaan langsung dan dialihkan pada bentuk pernyataan tidak lengkap hanya ketika kejelasan masalah dapat diingat dan diringkas. Contoh bentuk pertanyaan langsung: 1. Manakah kota-kota berikut ini yang merupakan ibukota California? A. Los Angeles B. Sacramento () C. San Diego D. San Fransisco Contoh bentuk pernyataan tidak lengkap: 2. Ibukota California terletak di A. Los Angeles B. Sacramento () C. San Diego D. San Fransisco Contoh tipe jawaban terbaik: 3. Manakah faktor-faktor pendukung tebaik dipilihnya Sacramento sebagai ibukota California? A. Pusat lokasi () B. Iklim yang baik C. Jalan raya yang baik D. Populasi yang besar

Soal pada nomor 1 dan 2 merupakan soal tipe jawaban tepat, sedangkan soal nomor 3 merupakan soal tipe jawaban terbaik. Bentuk soal nomor 3, jawaban Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 38

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta terbaik, merupakan bentuk soal pilihan ganda yang lebih sulit dari kedua soal sebelumnya. Soal tipe jawaban terbaik menuntut pemahaman, aplikasi, atau interpretasi dari informasi faktual. G.3. Penggunaan Soal Pilihan Ganda Soal pilihan ganda adalah tipe soal yang banyak dipergunakan. Soal ini dapat mengukur variasi hasil belajar dari yang sederhana sampai yang kompleks, dan ini dapat diterima sebagai tipe pengukuran terbaik dari berbagai sudut pandang. Penggunaan soal pilihan ganda dalam pengukuran antara lain sebagai berikut. 1. Mengukur hasil pengetahuan a. Pengetahuan Terminologi: siswa dapat menunjukkan pengetahuan mereka khususnya melalui pilihan kata yang mempunyai makna sama seperti pemberian istilah atau dengan pemilihan defenisi istilah. b. Pengetahuan Fakta Khusus: hal yang penting tentang kebenaran dan kebutuhan dasar untuk mengembangkan pemahaman, keterampilan berpikir, dan hasil belajar kompleks lainnya.Soal pilihan ganda dirancang untuk mengukur fakta khusus dapat berbagai bentuk yang berbeda, tetapi kata tanya siapa, apa, kapan, dan di mana lebih sering digunakan. c. Pengetahuan Prinsip: soal pilihan ganda ditampilkan lebih sulit, tetapi hal ini disebabkan prinsip-prinsip yang lebih kompleks dari pada fakta- fakta yang terisolasi. d. Pengetahuan Metode dan Prosedur: termasuk pengetahuan prosedur laboratorium, pengetahuan komunikasi, koputerisasi, keterampilan, pengetahuan metode pemecahan masalah, prosedur pemerintahan, dan sebagainya

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

39

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 2. Mengukur hasil pada tingkat pemahaman dan aplikasi a. Kemampuan mengidentifikasi aplikasi fakta dan prinsip. Biasanya metode untuk menentukan pembelajaran siswa yang telah berlalu selain mengingat fakta atau prinsip belaka yaitu dengan menanyakan identifikasi aplikasi yang tepat dalam situasi yang baru bagi siswa. b. Kemampuan menginterpretasi hubungan sebab akibat. Pemahaman dapat diukur berkali-kali dengan menyuruh siswa untuk menginterpretasikan berbagai hubungan antarfakta. Salah satu hubungan yang paling penting dan biasa pada pokok bahasan adalah hubungan sebab akibat. Pemahaman hubungan seperti ini dapat diukur melalui hubungan sebab akibat yang spesifik dan menyuruh siswa untuk mengidentifikasi alasanalasan terbaik untuk itu. c. Kemampuan membenarkan metode dan prosedur. Siswa harus mengetahui metode yang benar atau rangkaian langkah- langkah dalam sebuah prosedur, tanpa harus menjelaskan mengapa hal ini merupakan metode atau rangkaian terbaik dalam langkah-langkah. Hal ini dapat diukur dengan soal pilhan ganda dengan menyuruh siswa memilih beberapa penjelasan yang memungkinkan terbaik dari sebuah metode atau prosedur. G.4. Keunggulan dan Kelemahan Soal Pilihan Ganda Soal pilihan ganda memiliki keunggulan dan kelemahan. Berikut ini keunggulan soal pilihan ganda. a. Soal pilihan ganda merupakan salah satu soal tes yang dapat diterapkan secara luas untuk mengukur pencapaian. b. Tes ini dapat mengukur berbagai tipe pengetahuan dan hasil belajar kompleks secara efektif. Selain itu, tes ini juga bebas dari berbagai karakteristik singkat dari tes tipe lain. Keambiguan yang kerap terjadi pada soal jawaban singkat dapat dihindari disebabkan berdasarkan pada situasi yang lebih baik. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 40 struktur pilihan yang

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

c. Soal pilihan ganda membantu kita dalam menentukan skor jawaban salah. Siswa harus mengetahui jawaban yang paling tepat untuk mendapatkan skor. d. Soal pilihan ganda memberikan reabilitas yang lebih baik. e. Soal pilihan ganda melalui pelatihan menjodohkan keseragaman materi, sebab tiap soal mengukur ide tunggal. f. Dua karakter soal pilihan ganda yang paling berguna disebutkan: 1) secara relatif bebas rangkaian respon, 2) menggunakan sejumlah alternatif hasil diagnostik yang dapat diterima. g. Penerapan soal pilihan ganda beserta keunggulannya memudahkan dalam penyusunan soal tes berkualitas tinggi. h. Selain keunggulan, soal pilihan ganda memiliki kelemahan sebagai berikut. i. Soal pilihan ganda tidak dapat menentukan bagaimana situasi sesungguhnya ketika siswa mengerjakan soal itu. j. Soal pilihan ganda menuntut untuk memilih jawaban tepat, oleh karena itu, ini tidak dapat diadaptasikan untuk mengukur keterampilan dalam memecahkan masalah matematika dan sains atau untuk mengukur kemampuan mengorganisasikan dan mengemukakan ide. k. Soal pilihan ganda memiliki kelemahan yang tidak diungkapkan oleh tipe soal lain. Dalam tipe ini sulitnya menemukan pilihan tidak tepat yang cukup tetapi pengecoh yang masuk akal. Masalah ini khususnya disebabkan pada tingkat dasar kosakata dan pengetahuan siswa terbatas. G.5. Saran untuk Menyusun Soal Pilihan Ganda Umumnya penerapan dan keutamaan kualitas soal pilihan ganda direalisasikan sepenuhnya dalam konstruksinya. Rumusnya secara jelas menyatakan masalah, mengidentifikasi alternatif yang dapat diterima, dan menyingkirkan tanda jawaban yang tidak relevan. Berikut ini saran khusus untuk tujuan ini. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 41 menghindari

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

1. Stem soal harus bermakna dan harus ada defenisi masalah. 2. Pengecekan yang baik terhadap pernyataan masalah yang memadai adalah dengan membaca pilihan dan stem itu sendiri. 3. Stem soal sedapat mungkin harus dibebaskan dari materi yang tidak relevan. 4. Ini akan meningkatkan kemungkinan pernyataan masalah dalam stem secara jelas dan mengurangi waktu baca yang dibutuhkan. Ada beberapa pengecualian untuk peraturan ini. Dalam tes kemampuan memecahkan masalah, materi yang tidak relevan boleh dimasukkan dalam stem soal untuk menentukan apakah siswa dapat mengidentifikasi dan memilih materi yang relevan untuk solusi masalah. Biasanya, mengulang kata umum dalam alternatif kadang-kadang diperlukan untuk konsistensi gramatikal atau kejelasan. 5. Penggunaan pernyataan negatif stem soal hanya ketika hasil belajar menuntutnya secara signifikan. Sebagian besar masalah dapat dan harus dinyatakan dalam ungkapan positif. Ini menghindari kemungkinan siswa mengabaikan kata-kata tidak bukan, setidaknya dan sebagainya yang digunakan dalam pernyataan negatif. 6. Seluruh alternatif pilihan harus konsisten secara gramatikal dengan stem soal. 7. Sebuah soal harus memuat hanya satu jawaban tepat atau terbaik secara jelas. 8. Soal yang digunakan untuk mengukur pemahaman harus memuat beberapa kasus, tetapi jangan terlalu banyak. 9. Masalah baru yang terlalu banyak biasanya dapat dihindari dengan memilih situasi dari pengalaman sehari-hari siswa, termasuk dalam stem

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

42

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta soal informasi fakta yang diperlukan, dan melalui tipe aplikasi dan interpretasi lebih jelas. frasa soal sehingga

10. Seluruh pengecoh harus masuk akal 11. Tujuan dari sebuah pengecoh adalah mengecoh yang tak diketahui dari jawaban benar. Bagi siswa yang tidak mencapai hasil yang diujikan, pengecoh paling tidak semenarik jawaban tepat dan lebih disukai lagi. Sepantasnya susunan soal pilihan ganda, tiap pengecoh akan dipilih oleh beberapa siswa. Jika sebuah pengecoh tidak dipilih siapa pun, itu artinya tidak berfungsi pada soal dan harus dielminasi atau ditolak. 12. Penggabungan verbal antara stem dan jawaban yang tepat harus dihindari Sering sebuah kata pada jawaban tepat akan berupa petunjuk yang tidak berhubungan disebabkan bentuk atau bunyinya seperti kata dalam stem soal. Penggabungan verbal seperti ini seharusnya tidak pernah diperbolehkan, bagi siswa yang kurang untuk memilih jawaban tepat. 13. Panjang relatif pilihan tidak menjadi petunjuk jawaban. 14. Jawaban tepat biasanya memerlukan syarat, dia cenderung lebih panjang daripada pengecoh kecuali dibuat untuk mengontrol panjang relatif pilihan. Jika jawaban tepat tidak dapat dipendekkan, pengecoh dapat diperluas untuk dipanjangkan. Perpanjangan pengecoh juga dibuat dengan alasan lain yang masuk akal. Panjang relatif jawaban tepat harus divariasikan dari satu soal ke soal lainnya seperti cara yang tidak berpola yang dapat dilihat untuk mengindikasikan jawaban. 15. Jawaban benar harus muncul pada tiap posisi alternatif dalam jumlah yang sama, tetapi secara acak. 16. Penempatan jawaban benar pada tiap posisi kira-kira seimbang jumlahnya, perlu dihindari pola regular respon. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 43

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta 17. Menggunakan alternatif spesial secara hemat seperti tidak ada di atas atau semua di atas. 18. Jangan menggunakan soal pilihan ganda ketika tipe soal lain lebih layak. 19. Keluar dari peraturan ini ketika Anda mempunyai alasan tepat untuk melakukannya.

G.6. Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda Dalam menulis soal pilihan ganda harus memperhatikan kaidah- kaidah sebagai berikut: Materi 1. Soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

3. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling benar. Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com 44

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Konstruksi 4. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan yang diperlukan saja. 6. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar. 7. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda. 8. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. 9. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, "Semua pilihan jawaban di atas salah", atau "Semua pilihan jawaban di atas benar".

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

45

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

10. Pilihan

jawaban

yang

berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka tersebut, atau kronologisnya.

11. Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus jelas dan berfungsi. 12. Pengecoh harus berfungsi dengan baik. 13. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

46

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta

Bahasa 14. Setiap soal harus menggunakan bahasa Indonesia. bahasa yang sesuai dengan kaidah

15. Jangan menggunakan

bahasa yang berlaku setempat, jika soal akan

digunakan untuk daerah lain atau nasional. 16. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang komunikatif. 17. Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan pengertian. BAB III KESIMPULAN & PENUTUP Guru yang baik selalu akan meningkatkan mutu tes yang di gunakan. Oleh karena menyusun tes itu sukar maka mereka disarankan untuk mengumpulkan soal-soal tesnya, dan disertai dengan catatan-catatan mengenai butir-butir mana yang terlalu mudah, terlalu sukar, atau membingungkan. Dengan cara demikian maka keterampilan guru dalam menyusun tes akan meningkat, dan akan diperoleh sekumpulan tes yang mutunya bukan lagi yang paling bawah. Penyusunan tes

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

47

Akta IV - Angkatan 21 Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang disertai dengan melalui tabel spesifikasi dapat dijamin bahwa tesnya cukup mempunyai validitas isi dan validitas tingkah laku. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Teknik penyusunan tes hasil belajar ditinjau dari bentuk soal dapat dibeadakan dua macam, yaitu: tes hasil belajar bentuk uraian dan bentuk obyektif, 2. Teknik pelaksanaan tes hasil belajar dapat diselenggarakan secara tertulis (tes tertulis), secara lisan (tes lisan), dan secara perbuatan (tes perbuatan).

Penilaian Hasil Belajar I&II : Penyusunan Tes www.heri-syaifudin.blogspot.com - facebook: heri.syaifudin@yahoo.com

48

You might also like