Professional Documents
Culture Documents
NAMA PRAKTIKAN NASIH UDIN RUDI SETIAWAN RUDOLF FRENGKI M SANDI PRIA P SITI MARWAH S
PROGRAM STUDI TEKNIK ENERGI ( JURUSAN MESIN ) POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2010
B. UMUM Udara umumnnya digunakan untuk mengisolasi antara elektroda untuk pasangan di atas tanah seperti dalam panel, untuk mengisolasi antara rel satu dengan rel lain digunakan udara. Agar dapat digunakan sebagai isolasi maka harus ada jarak antar elektroda supaya tidak terjadi tembus. Jika terlalu dekat maka udara akan mendapat tekanan medan yang besar bahkan melampaui medan maksimum yang dapat ditahannya, akibatnya terjadi lompatan busur diantara elektroda tersebut. Sebaiknya jika terlalu besar maka volume ruang yang diperlukan besar. Di lapangan dalam kenyataannya konfigurasi elektroda ada bermacammacam, ada bentuk jarum-jarum (runcing), jarum-plat, jarum-bola, dll. Tegangan tembus udara dipengaruhi oleh konfigurasi tersebut, jenis tegangan yang ditetapkan.
C. RANGKAIAN PENGUJIAN
F
R7
R6
220V TO F 110v
TH F TSH
TH
TSM = Arus AC Sekunder Transformator TO R6 R7 F CST SB = Objek yang diuji = Resistor Peredam, Tegangan AC = Resistor Peredam Tegangan Surj Surj = Arester = Pembagi Tegangan RMS 100 kV, 500 pF = Panel Kontrol Tipe 273 Mencakup Transformator Regulator
D. PENGUJIAN D.1. Konfigurasi Elektroda Tegangan tembus diukur dengan peralatan pembagi tegangan ( Voltage Devider). Konfigurasi elektroda yang akan diuji adalah: a) Tipe jarum - jarum (ditanahkan) b) Tipe jarum - bola (ditanahkan) c) Tipe jarum - plat (ditanahkan) D.2. Langkah Percobaan 1. Pasangkan salahsatu konfigurasi diatas pada tempat objek pengujian
2. Naikkan tegangan hingga udara diantara elektroda tembus, kemudian catat tegangan tersebut. 3. Naikkan jarak elektroda seperti pada tabel kemudian naikkan tegangan hingga udara tembus. 4. Gantikan konfigurasi elektroda diatas kemudian ulangi percobaan seperti diatas. E. TABEL PENGAMATAN TEGANGAN TEMBUS AC PADA UDARA UNTUK BERBAGAI JENIS ELEKTRODA
Percobaan Konfigurasi Elektroda Jarak Elektroda (cm) 1 2 1 Tipe jarum jarum 3 4 5 V1 8 15 22 26 30 Tegangan Tembus (kV) V2 8 15 22 26 30 V3 8 15 22 26 30 Vr 8 15 22 26 30
10 16 22 29 32
9 16 22 30 32
8 16 22 30 32
9 16 22 29.66 32
7 14 20 26 30
7 14 20 27 30
7 14 20 26 30
7 14 20 26.33 30
F. GRAFIK
Tipe jarum-jarum
40 Tegangan rata-rata (kv) 35 30 25 20 15 10 5 0 0 2 Jarak (cm) 4 6 Series1 Expon. (Series1) y = 7.0252e0.3194x R = 0.9059
Tipe jarum-bola
40
35 30 25 20 15 10 5 0 0 2
y = 7.6676e0.3154x R = 0.9282
4 Jarak (cm)
Tipe jarum-plat
40
35 30 25 20 15 10 5 0 0 2
y = 5.9766e0.3542x R = 0.9199
4 Jarak (cm)
G. ANALISIS Dari 3 percobaan semakin besar tegangan maka semakin besar (jauh) jaraknya Dari grafik yang di dapat garis yang di hasilkan adalah ekopotensial.
B. UMUM Hukum Paschen mengatakan bahwa hubungan garis lurus antara jatuh tegangan dan tekanan gas terjadi dalam daerah tertentu. Juga dikatakan bahwa dengan tekanan gas lebih tinggi panjang jalan bebas dari molekul-molekul menjadi berkurang, dengan demikian ionisasi terjadi pada intensitas medan yang lebih tinggi. Dalam pemakaian biasa, dimensi-dimensi insulasi dapat dikurangi bila tekanan dari gas insulasi ditambah.
R7
R6
R F
TSH
TH CST
= Transformator tegangan tinggi 100 kV rms, 5 kVA = Pembagi Tegangan 100 kV rms, 500 F
SWS = Tegangan AC bagian sekunder TSB = Kotak kontrol jenis 279 termasuk Transformator pengaturan
D. INSTRUKSI PENGUJIAN Obyek Pengujian. Pasang konfigurasi elektroda dengan tipe jarum-jarum, dengan jarak antara elektroda sebesar 2 cm. Dengan mengubah-ubah tekanan gas, berikan tegangan pada elektroda hingga tembus. Pada tekanan yang sama lakukan percobaan sebanyak 3 kali.
Jarak = 2 cm Percobaan Konfigurasi Elektroda Tekanan (Bar) 3 2.5 1 Tipe jarum jarum 2 1.5 1 0 Tegangan Tembus (kV) V1 50 42 40 38 32 26 V2 50 42 40 38 32 26 V3 50 42 40 38 32 26 Vr 50 42 40 38 32 26
F. EVALUASI
Tipe jarum-jarum
60
50 40 30 20 10 0 0 1
y = 26.31e0.208x R = 0.9751
2 Tekanan (Bar)
G. ANALISA Dari percobaan semakin besar tegangan maka semakin besar tekanannya Dari grafik yang di dapat garis yang di hasilkan adalah ekopotensial.
R7
R6
TSH
TH CST
= Transformator Tegangan Tinggi 100 Kv RMS, 5 Kva = Pembagi Tegangan 100 kV, 500 pF
SWS = Tegangan AC bagian sekunder TSB = Kotak pengatur jenis 279 termasuk transformator regulator
4. INSTRUKSI PENGUJIAN 1. Objek Test: Cangkir penguji minyak diisi dengan contoh dari minyak yang akan diuji (tidak bebas). Minyak tersebut diisi dengan pelan-pelan ke dalam cangkir hingga di atas yang ditentukan, untuk menghindari terbentuknya gelembung-gelembung. Kemudian minyak harus dibiarkan minimal selama 10 menit sebelum diuji. 2. Pengujian Tegangan harus dinaikkan dari nol hingga tembus dengan laju rata-rata 24 kV/detik. Contoh minyak tersebut harus diuji 6 kali, interval waktu masing-masing pengujian harus 2 menit. Tegangan harus dimatikan bila sudah tembus dan minyak diantara elektoda sebaiknya diaduk dengan suatu batang dari bahan gelas (bila tidak maka minyak yang terkontaminasi diantara elektroda-elektroda mempengaruhi tegangan tembus berikutnya).
5. TABEL PENGAMATAN TEGANGAN TEMBUS AC PADA ISOLASI ZAT CAIR Jarak elektroda = 2 cm
Pengujian 1 2 3 4 5 6
6. EVALUASI
Tegangan (kv)
7. ANALISA Dari hasil pengamatan di dapat tegangan tembusnya 42 kV setiap jarak 2cm. Jika dalam standar minyak trafo adalah 42kV/2cm = 210kV/mm, berarti kekentalan pada minyak trafo baik.
B. UMUM Udara umumnnya digunakan untuk mengisolasi antara elektroda untuk pasangan di atas tanah, seperti dalam panel, untuk mengisolasi antara rel satu dengan rel lain digunakan udara. Agar dapat digunakan sebagai isolasi maka harus ada jarak antar elektroda supaya tidak terjadi tembus. Jika terlalu dekat, maka udara akan mendapat tekanan medan yang besar bahkan melampaui medan maksimum yang dapat ditahannya, akibatnya terjadi lompatan busur, diantara elektroda tersebut. Sebaiknya jika terlalu besar maka volume ruang yang diperlukan besar. Di lapangan dalam kenyataannya konfigurasi elektroda ada bermacammacam, ada bentuk jarum-jarum (runcing), bola-bola, dll. Tegangan tembus udara dipengaruhi oleh konfigurasi tersebut, jenis tegangan yang ditetapkan. C. RANGKAIAN PENGUJIAN
F
R7
R6
220V TO F 110v
TH F TSH
TH
TSM = Arus AC Sekunder Transformator TO R6 R7 F CST SB = Objek yang diuji = Resisitor Peredam, Tegangan AC =Resistor Peredam Tegangan Surj = Areste = Pembagi Tegangan RMS 100 kV, 500 pF = Panel Kontrol Tipe 273 Mencakup Transformator Regulator
D. PENGUJIAN D.1. Konfigurasi Elektroda Tegangan tembus diukur dengan peralatan pembagi tegangan ( Voltage Devider). Konfigurasi elektroda yang akan diuji adalah: d) Tipe jarum - jarum (ditanahkan) e) Tipe bola - bola (ditanahkan) D.2. Langkah Percobaan 5. Pasangkan salahsatu konfigurasi diatas pada tempat objek pengujian 6. Naikkan tegangan hingga udara diantara elektroda tembus, kemudian catat tegangan tersebut. 7. Naikkan jarak elektroda seperti pada tabel, kemudian naikkan tegangan hingga udara tembus. 8. Gantikan konfigurasi elektroda diatas kemudian ulangi percobaan seperti diatas.
E. TABEL PENGAMATAN TEGANGAN TEMBUS DC PADA UDARA UNTUK BERBAGAI JENIS ELEKTRODA Konfigurasi Elektroda Jarak Elektroda (cm) 1 2 1 Tipe jarum-jarum 3 4 5 Tegangan Tembus (kV) V1 6 7 8 9 9 V2 6 7 8 8 9 V3 7 7 8 8 8 Vr 6.33 7 8 8.33 8.66
Percobaan
1 Tipe jarum-bola 2 3 4 5
6 8 8 8 9
6 7 9 10 8
5 8 9 9 10
1 2 Tipe jarum-plat 3 4 5
4 8 8 8 10
4 7 8 9 9
4 7 7 9 10
F. EVALUASI
Tipe jarum-jarum
10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 0 2 Jarak (cm) Tegangan rata-rata (kv) y = 5.9896e0.08x R = 0.9395
Tipe jarum-bola
12 Tegangan rata-rata (kv) 10 8 6 4 2 0 0 2 Jarak (cm) 4 6 Series1 Expon. (Series1) y = 5.6853e0.1089x R = 0.7672
Tipe jarum-plat
12 Tegangan rata-rata (kv) 10 8 6 4 2 0 0 2 Jarak (cm) 4 6 Series1 Expon. (Series1) y = 4.0115e0.193x R = 0.7927
G. ANALISIS Dari 3 percobaan semakin besar tegangan maka semakin besar (jauh) jaraknya Dari grafik yang di dapat garis yang di hasilkan adalah ekopotensial.
B. UMUM Hukum Paschen mengatakan bahwa hubungan garis lurus antara jatuh tegangan dan tekanan gas terjadi dalam daerah tertentu. Juga dikatakan bahwa dengan tekanan gas lebih tinggi, panjang jalan bebas dari molekul-molekul menjadi berkurang, dengan demikian ionisasi terjadi pada intensitas medan yang lebih tinggi. Dalam pemakaian biasa, dimensi-dimensi insulasi dapat dikurangi bila tekanan dari gas insulasi ditambah.
R7
R6
R F
TSH
TH CST SWS
= Transformator tegangan tinggi 100 kV rms, 5 kVA = Pembagi Tegangan 100 kV rms, 500 F = Tegangan AC bagian sekunder
TSB TSM TO
= Kotak kontrol jenis 279 termasuk Transformator pengaturan = Arus AC Transformer = Obyek latihan
D. INSTRUKSI PENGUJIAN Obyek Pengujian. Pasang konfigurasi elektroda dengan tipe jarum-jarum, dengan jarak antara elektroda sebesar 2 cm. Dengan mengubah-ubah tekanan gas, berikan tegangan pada elektroda hingga tembus. Pada tekanan yang sama lakukan percobaan sebanyak 3 kali.
E. TABEL PENGAMATAN TEGANGAN TEMBUS DC PADA TEKANAN UDARA UNTUK BERBAGAI JENIS ELEKTRODA Percobaan Konfigurasi Elektroda Tekanan (Bar) 3 2.5 1 Tipe jarum-jarum 2 1.5 1 0 V1 11 10 10 9 8 8 Tegangan Tembus (kV) V2 11 11 10 9 8 6 V3 11 10 9 9 8 6 Vr 11 10.33 9.66 9 8 6.66
A. EVALUASI
12 10 Tegangan tembus (kV) 8 6 4 2 0 0 1 2 Tekanan (Bar) 3 4 Expon. (Series1) y = 6.7788e0.1691x R = 0.9881
ANALISIS Dari percobaan semakin besar tegangan maka semakin besar tekanannya Dari grafik yang di dapat garis yang di hasilkan adalah ekopotensial.
R7
R6
220V TO F 110v
TH F TSH
TH = High Voltage Transformer RMS 100 kV, 5 kVA C = High Voltage Diode 100 kV, 20 mA
F
R7
R6
3. Test instruction Test object : The corona cage ( 100 mm) with wire (diameter 1 mm), inserted in pressure vessel. Wall of corona gage grounded. Measurements : Wire positive and negative DC voltage applied and AC voltage applied. Measuring of the voltage when ionization begins. Observation of the optical and accustical phenomena when raising the voltage until a flashover occurs. 4. Pengamatan 1. Catat tegangan visual korona AC/DC 2. Amati cahaya yang tampak pada penghantar 3. Amati perbedaan cahaya untuk korona AC/DC 5. Hasil Pengamatan 1. Tegangan visual korona AC menghasilkan tegangan sebesar 26 kV dengan loncatan bunga api. Tegangan visual korona DC menghasilkan tegangan sebesar 6 kV tanpa loncatan bunga api. 2. Pada saat pengamatan cahaya yang tampak tidak begitu terlihat dengan jelas. 3. Perbedaan cahaya pada saat tegangan AC/DC yaitu pada saat tegangan AC terdapat Loncatan Bunga Api, sedangkan pada tegangan DC tidak terlihat adanya Loncatan Bunga Api. 6. Analisis pengujian o Untuk visual korona AC memiliki tegangan berubah-ubah dan frekuensi 50 HZ o Untuk visual korona DC memiliki tegangan yang tetap dan tidak ada frekuensi 7. Kesimpulan Dari hasil pengamatan diatas tegangan visual korona AC pada 26 KV menghasilkan loncatan api di karenakan tegangan visual korona AC tesebut tidak tetap dan memiliki frekuensi 50-60 HZ, sedangkan tegangan visual korona DC tegangan yang di hasilkan tetap dan tidak memiliki frekuensi.
CE
T = Trafo uji 220 V/ 100 Kv. 5kVA, 50 Hz R = Tahanan C = Kapasitor 100 pF S = Sela bola dengan tegangan tembus Us 3kV P = Isolator duduk 7 tingkat TABEL PENGAMATAN Tegangan Tembus Ac Pada Isolasi Gantung Jarak elektroda = 0.5cm
Pengujian 1 2 3 4 5
GRAFIK
Dari hasil pengamatan di dapat tegangan tembusnya 4 kV setiap jarak 0.5cm. 4kV/0.5cm = 20kV/mm