Professional Documents
Culture Documents
Contoh Kasus Seorang Ibu, 63 tahun, hobi menari, mantan sekertaris, dengan diagnose post stroke hemipharese dextra dengan spastic dan dimensia ringan. Intervensi Fisioterapi Pada Kasus stroke hemipharese dextra
Peranan fisioterapi pada kasus stroke hemipharese dextra masuk dalam tahapan rehabilitasi. Sesuai dengan contoh kasus yang telah diuraikan di atas maka tindakan fisioterapi yang dapat diberikan antara lain adalah : 1. Inhibisi spastic 2. Exercise PNF untuk Reedukasi gerakan 3. Latihan Lingkup Gerak Sendi baik aktif maupun pasif untuk menjaga ROM
2. Pasien diberikan kegiatan merajut sambil mendengarkan music nostalgia - Kapasitas fisik yang dapat diraih : Reedukasi pola gerakan yang spastic dan memberikan latihan kognitif. Latihan kognitif merupakan salah satu bentuk terapi nonfarmakologis yang sangat penting dilakukan dalam rangka peningkatan daya ingat dan konsentrasi, mengurangi gangguan psikologis seperti depresi, ansietas, agitasi, halusinasi, insomnia. - Aspek Emosi yang dapat diraih : Ps bersabar untuk merajut tiap benang hingga selesai. - Aspek Intelegensi yang dapat diraih :latihan kognitif yakni memberikan stimulasi kognitif,salah satunya dengan mendengarkan music nostalgia dapat mempertahankan kemampuan kognitif yang masih ada.latihan tersebut dapat melatih daya ingat dan mencegah kerusakan lebih lanjut.selain itu pemberian latihan juga dapat membantu mempertahan kualitas dimensia dengan memanfaatkan kemampuan yang masih ada seoptimal mungkin. 3. Pasien diberikan Senam Stroke Aspek yang dapat diperoleh dari latihan ini adalah : - Kapasitas fisik yang dapat diraih :Reedukasi gerakan yang spastic, meningkatkan endurance - Aspek Emosi yang dapat diraih : sabar dalam mengikuti senam sampai selesai - Aspek Sosial yang dapat diraih : dapat bersosialisasi dengan pasien lainnya, dapat termotivasi untuk latihan -Aspek Intelegensi yang dapat diraih : dapat mengingat gerakan gerakan latihan stroke 4. Edukasi Ps duduk sambil meminum teh beristirahat setelah latihan bersama Fts. Fts memberikan notes book untuk Ps. Ps di sarankan untuk menulis latihan yang tadi telah ia lakukan. Dan menulis setiap kegiatan yang dilakukannya setiap hari. Aspek yang dapat diperoleh dari latihan ini adalah : - Aspek Emosi yang dapat diraih : dapat menyalurkan kebiasaan Ps seperti waktu Ps masih menjadi sekertaris - Aspek Intelegensi yang dapat diraih: Ps dapat mengingat apa yang telah ia lakukan sehari hari dengan menulis di Notes book nya. KESIMPULAN Stroke adalah gangguan fungsi saraf akut yang disebabkan oleh karena gangguan peredaran darah otak, dimana secara mendadak (dalam beberapa detik) atau secara cepat (dalam beberapa jam) timbul gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah fokal di otak yang terganggu. Timbulnya kelainan saraf yang ada sifatnya mendadak. Gejala dan tanda, harus sesuai daerah mana yang diotak terganggu. Otak mendapatkan darah dari sepasang arteri karotis interna kiri dan kanan di sebelah depan, dan sepasang arteri vertebralis yang akan menyatu menjadi arteri basilaris di bagian belakang. Pertemuan sepasang arteri karotis interna dan arteri basilaris, akan membentuk bangunan yang disebut Circulus Willici. Peranan fisioterapi dalam kasus stroke masuk dalam tahap rehabilitasi. Seorang fisioterapis dalam melakukan intervensi memandang individu sebagai manusia utuh dengan berbagai aspek dengan berbagai komponen komponen dan kebutuhan dalam melakukan aktifitas. Cara yang dapat dilakukan dalam melakukan intervensi untuk memenuhi dua hal tersebut
diatas dapat dilakukan dengan aktifitas fungsional rekreasi yang sangat cocok dilakukan pada kasus stroke dengan memperhatikan empat aspek penting yaitu meningkatkan kapasitas fisik, intelektualitas, emosi, dan kehidupan sosial pasien. Pada kasus ini peran fisioterapis terutama menjadi motivator untuk dapat kembali beraktifitas secara mandiri. Karena seringkali pasien dengan kasus stroke merasa depresi dan kehilangan motivasi untuk bertahan hidup. Latihan dengan aktifitas fungsional rekreasi dapat dimulai dengan memilih-milih latihan mana yang sesuai dengan hobi pasien agar pasien dapat lebih termotivasi untuk melakukan latihan yang diberikan dan agar hasil yang dicapai lebih maksimal.