You are on page 1of 21

REFERAT MATA

Vernal/atopic conjungtivitis

Pembimbing : Dr H. syahruddinSp.M Disusun oleh : Siti Fadhilah NIM : 110 2006 287

Bismillahirrahmaanirrahim Assalamualaikum Wr.Wb

Vernal/atopic conjungtivitis

DEFINISI
Konjungtivitis Vernalis adalah penyakit yang juga dikenal sebagai konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau ini merupakan penyakit bilateral yang jarang; biasanya mulai pada tahun-tahun prapubertas dan berlangsung selama 510 tahun. Penyakit ini lebih banyak pada anak lakilaki dari pada anak perempuan. Penyakit ini timbul pada penderita yang mempunyai riwayat atopik dan juga diperantarai oleh IgE. Dapat timbul sepanjang tahun.2,3

ANATOMI DAN FISOLOGI KONJUNGTIVA


Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel goblet.Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :1 1. Konjungtiva tarsal1 2. Konjungtiva bulbi1 3. Konjungtiva fornises atau forniks1

ETOLOGI
Konjungtivitis vernalis terjadi akibat reaksi hipersensifitas tipe 1 yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang alergi atopik. Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun. Biasanya pada laki mulai pada usia 10 tahun. 1

MANIFESTASI KLINIS Terdapat dua bentuk klinik 1. Bentuk palpebra, terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.Terdapat pertumbuhan papil yang besar (cobble stone) yang diliputi sekretyang mukoid. 1 2. Bentuk Limbal, hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat memperburuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trans dot yang merupakan degeneratif epiter kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil 1

Gambar3 Konjungtivitis vernal bentuk palpebra.

Gambar5. Folikel dan bintik putih pada limbus

PATOFISIOLOGI
Pada bentuk palpebral, jaringan epitel membesar pada beberapa area dan menular ke area lainnya. Kadangkala, eosinofil (warna kemerahan) tampak kuat di antara sel-sel jaringan epitel. Perubahan yang menonjol dan parah terjadi pada substansi propria (jaringan urat). Pada tahap awal jaringan terinfiltrasi dengan limfosit, sel plasma, eosinofil, dan basofil. Sejalan dengan perkembangan penyakit, semakin banyak sel yang berakumulasi dan kolagen baru terbentuk, sehingga menghasilkan bongkol-bongkol besar pada jaringan yang timbul dari lempeng tarsal. Terkait dengan perubahanperubahan tersebut adalah adanya pembentukan pembuluh darah baru dalam jumlah yang banyak. Peningkatan jumlah kolagen berlangsung cepat dan menyolok. 7

Lanjut patofisiologi Pada bentuk limbal terdapat perubahan yang sama, yaitu: perkembangbiakan jaringan ikat, peningkatan jumlah kolagen, dan infiltrasi sel plasma, limfosit, eosinofil dan basofil ke dalam stroma. Penggunaan jaringan yang dilapisi plastik yang ditampilkan melalui mikroskopi cahaya dan elektron dapat memungkinkan beberapa observasi tambahan. Basofil sebagai ciri tetap dari penyakit ini, tampak dalam jaringan epitel sebagaimana juga pada substansi propria. Walaupun sebagian besar sel merupakan komponen normal dari substansi propia, namun tidak terdapat jaringan epitel konjungtiva normal. 7

GEJALA KLINIS Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan bertahi mata berserat-serat, fotofobia, lakrimasi, Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema, dan lain-lain) dan kadang-kadang pada pasien muda juga. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.2,3

DIAGNOSA
Pada anamnese dapat kita telusuri dan kita temukan gejala-gejala klinis seperti yang telah dijelaskan sebelumnya Dan menjadi catatan, keluhan ini bisa berulang dan menahun diikuti dengan perubahan iklim, yaitu:5 1. Gatal yang hebat2 2. Kotoran mata yang berserabut 5 3. Konjungtiva merah, sakit dan bengkak5 4. Lakrimasi5 5. Silau 5

Lanjutan diagnosa. pemeriksaan fisik, dapat kita jumpai:5 1. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu kali. Setiap papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung berkas kapiler.2 2. Chemosis dan dapat terlihat dengan pemeriksaan Slit Lamp5 3. Tahi mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa (tanda Maxwell-Lyons).2 4. Pembengkakan gelatinosa (papillae). Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea dekat papilla limbus.2

5. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di limbus pada


beberapa pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari penyakit ini.2 6. Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan limbus, namun pannus besar jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada konjungtiva kecuali jika pasien telah menjalani krioterapi, pengangkatan papilla, iradiasi, atau prosedur lain yang dapat merusak konjungtiva.2 Pemeriksaan Penunjang dapat dilakukan berdasarkan pemahaman patofisiologi penyakit ini, daintaranya: 1. 2. 3. 4. Pewarnaan dengan Giemsa Kerokan Konjungtiva Pemeriksaan Kadar Imunoglobulin Pemeriksaan kadar histamin

DIAGNOSIS BANDING 1. Trakoma 2. Konjungtivitis folikuler


PENATALAKSANAAN Anti histamin dan desensitasi mempunyai efek yang ringan. Vasokonstriktor, kromolin topikal dapat mengurangi pemakaian steroid, siklosporin dapat bermanfaat. Obat anti inflamasi nonstreroid lainnya tidak banyak manfaat. Pengobatan dengan steroid topikal tetes dan salep akan dapat menyembuhkan. Hati-hati pemakaian steroid lama karena efek sampinya Glukoma. Bila tidak ada hasil dapat diberikan radiasi, atau dilakukan pengangkatan giant papil.1

Lanjut penatalaksanaan. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa di obati. Dapat diberi oabat kompres dingin, natrium karbonat dan obat fasokonstriktor. Kelainan kornea dan konjungtiva dapat diobati dengan natrium cromolyn topikal. Bila terdapat tukak maka diberi anti biotik untuk mencegah infeksi sekunder disertsi dengan sikloplegik.1

KOMPLIKASI
Penggunaan steroid berkepanjangan dapat menimbulkan keratitis epitel, katarak, glaukoma dan ulkus kornea superfisial sentral atau parasentral yang disebabkan oleh fungal dan opportunistik lainnya, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatriks yang ringan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan penglihatan menurun. Blefaritis dan konjungtivitis stafilokok juga merupakan komplikasi yang sering dan harus segera diterapi.2

PROGNOSIS Karena penyakit ini merupakan penyakit alergi yang terkait dengan musim, maka penyakit ini akan cenderung memburuk musim pada yang berkaitan sehingga kekambuhan cenderung terjadi pada musim tersebut. Tetapi setelah sejumlah kekambuan, papillae dapat sama sekali menghilang tapa meninggalkan jaringan parut.2

DAFTAR PUSTAKA 1. Ilyas, Sidarta Prof. Dr. SpM.Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Jakarta: FK UI;2005, hal 3,133-134 2. Vaughan, Daniel G., Asbury Taylor, Riordan Eva-Paul.Ofthalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta: Widya Medika,2000,hal, 111 3. James, Brus, dkk. Lecture Notes Oftalmologi. Erlangga. Jakarta. 2005,hal 65. 4. http://www.scribd.com/doc/59928340/ Konjungtivitis-Vernalis 5. http://www.scribd.com/doc/66648984/ -VC 6. http://selfitridewi.files.wordpress.com/2010/04/struktur-mata.gif 7. Anonim. Konjungtivitis Vernal.Diakses tanggal 7 April 2010.Dari:http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/ 8. (http://duniamata.blogspot.com/2010_05_01_archive.html) 9. www.atlasophthalmology.com/atlas 10. (http://duniamata.blogspot.com/2010_05_01_archive.html) 11. http://www.scribd.com/doc/60292901/Konjungtivitis-Vernalis

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Wr.Wb.

You might also like