You are on page 1of 2

ILMIAH VS ALAMI

Judul ini bukan tentang ilmu-ilmu eksak di sekolah, bukan juga tentang pengobatan, apalagi tentang sebuah iklan komersial di televisi. Yah, tapi judul ini cukup simple but sure untuk menjadi kalimat pembuka tentang perkembangan anak. Bersyukur karena teknologi berkembang, belum tentu merupakan sikap yang sepenuhnya benar. Hidup di dalam teknologi juga bukan hal yang sepenuhnya baik. Walau terkadang adalah benar bahwa teknologi menjadikan hidup kita lebih mudah, dapat menjadikan waktu lebih efisien, dan menyatukan dunia tanpa batasan. Tapi perkembangan teknologi tidak seharusnya diterima secara keseluruhan begitu saja. Filtrasi sangat diperlukan, apalagi mengingat teknologi yang berkembang di suatu tempat belum tentu sesuai dengan kultur tempat lain. Jadi, jangan berprinsip untuk gaya hidup modern anda menggunakan teknologi, mulailah berpikir dan memilah teknologi mana saja yang sesungguhnya bermanfaat baik untuk kehidupan anda dan keluarga. Kata ilmiah dalam artikel ini lebih merujuk pada kehidupan berteknologi, seperti gadget, social network, situs, game, dan lain sebagainya. Sedangkan kata alami lebih merujuk pada kehidupan tradisional, seperti bermain, waktu berkualitas dengan keluarga, interaksi yang nyata, dan lain sebagainya yang dalam melakukannya tidak perlu menggunakan teknologi. Seorang anak pada saat dilahirkan tidak dapat memilih di keluarga seperti apa ia ingin dilahirkan, tetapi orang tua selalu punya pilihan cara seperti apa yang akan diterapkan untuk membesarkan dan mendidik anak, serta lingkungan seperti apa yang akan dihadirkan untuk anak. Konteks anak disini adalah anak sejak lahir sampai anak tersebut telah dapat memutuskan kehidupan untuk dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihan hidupnya. Kehidupan yang penuh dengan teknologi terkadang menjadikan teknologi bukan lagi sebagai sesuatu yang mempermudah atau membantu, tetapi sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup. Seorang ayah dan ibu yang hidup dalam dunia modern, dan memiliki anak terkadang menjadikan hidup mereka sangat ilmiah. Ayah dan ibu yang bekerja, terkadang sudah jauh dari kehidupan alami, dan bagaimana mereka menurunkan cara hidup alami kepada anaknya bila mereka sendiri tidak membiasakannya. Karena kesibukan pekerjaan, orang tua terkadang lupa membedakan waktu bekerja dikantor dan waktu berkumpul dirumah. Seorang ayah yang telah sibuk seharian menghabiskan waktunya dikantor, pada malam hari saat dirumah masih harus mengerjakan tugas kantor nya, hal ini belum tentu dilakukan dengan sungguh-sungguh hanya untuk bekerja, terkadang pekerjaan terhambat karena ada pesan di social network nya, karena ada game terbaru yang sedang ramai dibicarakan, karena ada teman-teman yang mengajak ngobrol melalui aplikasi-aplikasi ponsel. Hal ini juga berlaku untuk para ibu, untuk ibu yang bekerja, walau tidak harus membawa pekerjaan kantor ke rumah, mereka belum

tentu menghabiskan waktu nya dirumah untuk keluarga. Beberapa kemajuan teknologi mempermudah akses para ibu untuk merumpi secara online dengan banyak orang dalam waktu bersamaan, terkadang bahkan membuat mereka lupa waktu. Adalah hal yang cukup buruk bila para orang tua tidak dapat memilah teknologi dan waktu pemakaiannya, tetapi adalah hal yang sangat buruk bila orang tua menjerumuskan anak-anak nya kedalam dunia teknologi tanpa mengawasi dan menyaring apa yang sebenarnya dibutuhkan anak. Alialih ingin anak nya mengenal dunia dan tidak gaptek, menjadikan teknologi sebagai bagian dari kehidupan anak sejak dini memiliki beberapa dampak yang kurang baik. Anak-anak yang sejak dini telah bersahabat dengan teknologi terkadang kehilangan beberapa hal dalam perkembangannya. Anak yang lebih senang bermain dengan teknologi dan benda mati, serta tidak melakukan permainan dengan interaksi nyata dapat menjadikan anak sulit berinteraksi sosial, berkurangnya jiwa sosial, dan beberapa anak dapat menjadi pendiam atau mungkin beberapa diantaranya dapat menjadi hiperaktif. Menurut saya, anak yang sejak dini bersahabat dengan teknologi dan benda mati sangat jarang berbicara, berbeda dengan anak-anak yang bermain dengan manusia nyata yang pastinya dalam bermain mereka akan berinteraksi saling bicara, saling berekspresi, saling menjalin rasa. Tetapi ada juga anak yang menjadi sangat sensitive atau hiperaktif, karena benda mati tidak dapat memberikan respon balik terhadap apa yang anak bicaraka, apa yang anak rasakan, sehingga anak butuh cara dan tempat untuk mengemukakan pendapat dan perasaannya. Hal lain yang menurut saya menjadi dampak bagi anak karena kehidupan ilmiah nya, adalah mengenai kesehatan nya. Anak-anak yang bermain game, tidak melakukan banyak aktifitas tubuh, tetapi pikiran mereka lebih dipacu. Padahal menurut saya anak-anak butuh aktifitas tubuh yang cukup untuk pertumbuhan dan kesehatannya. Terlalu berpikir bagi anak dapat berdampak pada emosi nya, mereka seperti menikmati permainan padahal bisa saja mereka sebenarnya sudah agak stress karena otaknya terus berpikir, hanya saja mereka masih belum bisa membedakannya. Tidak hanya kesehatan mental, tetapi juga organ, teknologi terkadang dapat tidak sesuai dengan kesehatan organ tubuh. Misalkan saja mata, untuk anak-anak yang kesehariannya dekat dengan teknologi, radiasi yang diterima mata mereka cukup besar, sehingga anak-anak sudah banyak yang menderita sakit mata seperti minus, plus, atau silinder. Tulang, anak-anak yang jarang bermain dan berinteraksi sosial secara nyata, terkadang kurang kegiatan untuk pertumbuhan tulang mereka, dengan teknologi, mereka tidak perlu berlari, berjalan, meloncat, dan sebagainya yang sebenarnya adalah ha-hal yang diperlukan tulang pada masa pertumbuhan. Dengan semakin berkurangnya akitifitas tubuh anak, maka penyakit lain pun akan mudah menyeraang anak pada 10 tahun atau 20 tahun kedepan. Maka menurut saya, para orang tua sudah harus berpikir ulang memperkenalkan teknologi pada anak sejak dini. Pilih dengan seksama teknologi seperti apa yang benar-benar dibutuhkan anak, dan kenalkan anak pada kehidupan alami, dan akan masa nya dimana anak akan berkutat dengan teknologi. Pilih teknologi nya dan pilih waktu yang tepat bagi si anak untuk mengenalnya. Para orang tua luangkan waktu anda lebih banyak untuk masa depan anak anda, tidak sebatas tentang materi, materi jauh lebih rendah daripada moral, akhlak, pola pikir, dan kesehatan anda dan keluarga anda. Karena hal-hal ini lah yang akan menentukan bagaimana masyarakat dan dunia kedepannya.

You might also like