You are on page 1of 17

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Tujuan dari percobaan ini adalah untuk melakukan identifikasi senyawa-senyawa karbohidrat, mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi dan menetukan senyawa-senyawa karbohidrat secara kualitatif dan kuantitatif. 1.2 Tinjauan Pustaka Karbohidrat didefinisikan sebagai polihidroksi aldehid dan turunannya dengan rumus empiris (CH2O)n. Karbohidrat digolongkan sebagai monosakarida, oligosakarida dan polisakarida (Lehninger, 1995). Sebagian besar dari karbohidrat merupakan polihidroksi aldehid dan keton. Semua gula sederhana mengandung grup gula bebas keton dan alcohol dalam beberapa gugus karbonnya ada bagian gugus aldehid atau keton (Lehninger, 1995). Monosakarida diasumsikan sebagai aldehid atau keton polihidrit, senyawa yang mengandung hidroksil san karboksil. Monosakarida diketahui terdapat dalam campuran bentuk tautomer yang seimbang (Gilvery dan Goldstein, 1996). Pada umumnya monosakarida bersifat optis aftif, mudah larut dalam air, berupa zat padat putih, jika dipanaskan akan erbau caramel dan mempunyai sifat mereduksi dan juga merupakan gua sederhana yang tidak dapat dihidrolisa menjadi bagian yang lebih kecil. Contohnya glukosa, galaktosa, fruktosa (Gilvery dan Goldstein, 1996). Tiga senyawa gula yang penting yaitu (Fessenden, 1992): a. Glukosa Banyak didapatkan pada tumbuhan, memiliki rasa manisa yang khas, sering disebut dektrosa. Terdiri dari rantai lurus G atom C. b. Fruktosa Rumus molekul dari fruktosa dama dengan glukosa yaitu C6H12O6 , namun dalam fruktosa mengandung gugus keton dan sering disebut juga fruit sugar. c. Galaktosa Gula kimiawi mirip glukosa. Di dalam pangan senyawa ini tidak terdapat seperti apadanya tetapi dihasilkan jika laktosa, sebuah disakarida dipecah dalam pemecahan. Struktur dari Glukosa, fruktosa, dan galaktosa adalah (Poejiadi, 1994):
CH2OH CH2OH H H OH OH H OH OH OH OH OH H H OH CH2OH H H OH H H OH

O
H

O
H

OH

Oligosakarida mempunyai rumus umum C12H22O11 adalh gula majemuk yang terdiri dari dua sampai enam monosakarida yang bergabung menjadi satu. Contohnya sukrosa, laktosa, dan maltose (Iskandar, 1980): a. Sukrosa : senyawa ini sehari-hari sebagai gula dan dihasilkan dalam tanaman b. Laktosa : gula ini terbentuk dari hasil kondensasi glukosa dan galaktosa c. Matosa : molekul maltose dibentuk dari hasil kondensasi 2 molekul glukosa. Struktur lain maltosa, laktosa, dan sukrosa adalah (Iskandar, 1986):
CH2OH H H OH OH H OH CH2OH

O
H

H H OH

O
H

Maltosa

OH H OH

CH2OH H H OH OH H CH2OH OH

CH2OH

O
H

H O

H H OH

O
H

Laktosa
OH

OH

O
H OH OH H OH H

CH2OH H H

o
OH

OH

Sukrosa

H OH H

Polisakarida merupakan polimer yang tersusun lebh dari 10 monosakarida. Polisakarida tidak memiliki sifat khas gula, tidak larut dalam air. Berupa senyawa amorf dengan BM tinggi. Polisakarida merupakan karbohidrat yang bila dihidrolisis akan menghasilkan sejumlah monosakarida (Siti, 2004). Contoh polisakarida adalah (Fessenden, 1992): a. Pati Cadangan makanan utama pada makanan. Terdiri dari 2 capuran polisakarida yaitu amilosa dan amilopektin. b. Selulosa Sellulosa dapat dihidrolisis menghasilkan glukosa dan sello biasa. c. Glikogen d. Inulin Analisa kulitatif karbohidrat dapat dilakukan dengan berbagai macam metode analisa antara lain : uji molisch, uji iodine, uji benedict, uji barfoed, uji fehling, dan uji saliwanoff (Plummer, 1978): a. Uji Molisch

Karbohidrat akan terhidrolisa oleh asam sulfat menjadi mono sakarida yang kemudian mengalami dehidrasi oleh asam sulfat menjadi furfural atau hidroksimetal furfural yang berwarna merah ungu. b. Uji Benedict Uji ini dilakukan untuk mengidentifikasi gula pereduksi. Pereduksi yang digunakan adalah krupsi sulfat, natrium nitrat dan natrium karbonat. Timbulnya endapan warna hijau, kuning, atau merah orange memberikan dugaan semi kuantitatif terhadap sejumlah gula pereduksi. Maltose dan laktosa memberika uji positif dengan reagen benedict sedangkan sukrosa tidak. c. Uji Barfoed Reagen ini merupakan asam lemah dan hanya dapat mereduksi monosakarida. Pereaksi yang digunakan adalah kupri asetat dan asam asetat. Uji positif didapatkan bila terdapat endapan merah oranye yaitu disakarida. d. Uji Iodine Larutan amilum dengan iodine akan memberikan warna biru untuk larutan glikogen atau larutan amilum yang terhidrolisasecara parsial menghasilkan warna coklat kemerahan, sedangkan monosakarida atau disakarida tidak berwarna. e. Uji Saliwanof Pereaksi yang digunakan adalah resolnicol dangan HCl pekat. Aldose akan bereaksi negative dengan uji ini. Uji positif menunjukkan warnaa merah hingga jingga/ orange jika senyawa tersebut fruktosa atau tidak berwarna jika senyawa tersebut galaktosa atau glukosa. Prinsip pengukuran dengan spektrofotometer adalah sinar yang datang dari sumber radiasi menju monokromator dan mengubah radiasi menjadi komponen-komponen dengan panjang gelombangtunggal kemudian melewati kuvet yang transparan dan diteruskan ke detector yang berfungsi merubah sinyal sinyal menjadi sinyal listrik (Sastrohamidjodjo, 1991). Glukosa merupakan salah satu monosakarida yang tidak dapat dipecah lagi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Pengambilan glukosa selain dapat menambah pengetahuan tentang cara pengambilan glukosa dengan reaksi enzimatik juga diharapkan dapat memenuhi kehilangan kalori dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Hidrolisis tepung biji nangka ini dilakukan dengan variasi waktu dan perbandingan pereaksi (Siti, 2004).

1.3 Tinjauan Bahan 1.3.1 Glukosa Mempunyai rumus molekul C6H12O6, kristal berwarna putih bersifat optis aktif, rasanya manis, larut dalam ai (Daintith, 1994) 1.3.2 Fruktosa Dengan rumus molekul C6H12O6 diperoleh dari buah-buahan, larut dalam air, eter, dan alcohol. Fruktosa merupakan gula ketosa berwarna putih (Sax and Lewis, 1981). 1.3.3 Galaktosa Berbentuk kristal berwarna putih, larut dalam air dan alcohol ( Sax and Lewis, 1981). 1.3.4 Laktosa Dengan rumus molekul C12H22O11, merupakan disakarida yang terdiri dari glukosa dan galaktosa, warna putih kristal, dan larut dalam air (Sax and Lewis, 1981).

1.3.5 Sukrosa Sukrosa (gula tebu) adalah gula yang terdiri dari glukosa dan fruktosa (Daintith, 1994). 1.3.6 Amilum Merupakan polisakarida yang terdiri dari amilosa dan amilopektin (Daintith, 1994). 1.3.7 Selulosa Polisakarida yang terdiri dari rantai glukosa yang panjang. Selulosa banyak dijumpai pada serat tumbuhan (Daintith, 1994). 1.3.8 Glikogen Merupakan polisakarida dengan rantai glukosa yang panjang. Banyak dijumpai pada jaringan hewan, terutama sel hati dan otot (Daintith, 1994). 1.3.9 Asam Sulfat Berbentuk cair, warna bening, bersifat korosif, racun dan iritan (Sax and Lewis, 1981). 1.3.10 Asam Klorida Dengan rumus molekul HCl, merupakan asam kuat, tidak bewarna, titik lebur -1440C , titik didih -850C. larut dalam air (Sax and Lewis, 1981). 1.3.11 Larutan Iodin Rumus molekul I2, berbentuk cair, larut dalam alcohol, bersifat racun (Sax and Lewis, 1981). 1.3.12 Kalium Iodida Rumus molekul KI. Senyawa ionic polar, larut dalam air (Sax and Lewis, 1981). 1.3.13 -Naftol rumus molekul C10H7OH, berbentuk serbuk bewarna kuning. Larut dalam alcohol, dan tak larut dalam air (Sax and Lewis, 1981). 1.3.14 Natrium Sitrat Berbentuk kristal, larut dalam air dan gliserol, tak larut dalam alcohol (Daintith, 1994). 1.3.15 Natrium Karbonat Anhidrat Berbentuk bubuk putih, dan menggumpal bila diudara bebas (Daintith, 1994). 1.3.16 Fenol Golongan alcohol dengan rumus molekul C6H5OH. Berbentuk kristal warna putih, titik lebur 400C dan titik didih 1800C (Sax and Lewis, 1981). 1.3.17 Etanol Rumus molekul C2H5OH, larut dalam air (Daintith, 1994). 1.3.18 Ketela 1.3.19 Inulin

BAB II METODOLOGI

2.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain tabung reaksi, penangas air, beaker glass, botol semprot, pengaduk, oven, pipet tetes, kuvet, kain kasa, kertas saring, labu ukur, tisu, pisau, Erlenmeyer, penyaring Buchner, neraca, spektronik 20, blender, kain. 2.2 Bahan bahan-bahan yang digunakan adalah -naftol, 95% etil alcohol, asam sulfat pekat, larutan glukosa, larutan fruktosa, larutan galaktosa, larutan maltose, larutan laktosa, larutan sukrosa, amilum, selulosa, natrium sitrat, natrium karbonat anhidrat, akuades, kupri sulfatasam asetat glasial, larutan iodine, sellulosa, glikogen, inulin, resornicol, HCL, larutan fenol 5%, larutan standar glukosa 500ppm. 2.3 Skema Kerja 2.3.1 Analisa Kualitatif Karbohidrat 2.3.1.1 Uji Molisch Larutan Karbohidrat (glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa, amilum)

- dimasukkan dalam 6 tabung reaksi 1 ml - ditambah 2 tetes reagen molisch - dikocok - ditambah 5ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung - diamat Hasil - i 2.3.1.2 Uji Benedict Larutan Karbohidrat (glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, laktosa, amilum) Hasil dimasukkan dalam 6 tabung reaksi 1 ml ditambah 2 tetes reagen benedict dikocok diamat dimasukkan dalam penangas air selama 3 menit dibiarkan dingin dan dibandingkan diamati sensitivitasnya dengan direaksikan dengan larutan glukosa encer

2.3.1.3 Uji Barfoed Reagen Barfoed dimasukkan dalam 6 tabung reaksi sebanyak 10 tetes ditambahkan larutan karbohidrat masing-masing 10 tetes masukkan dalam penangas air yg telah mendidih selama 3 menit angkat dan biarkan dingin diamati

Hasil 2.3.1.4 Uji Iodine Larutan Karbohidrat 1% (sellulosa, glikogen, Amilum, dan Inulin)

Hasil

masing-masing ambil 1 ml ditambah HCL encer ditambah 2 tetes larutan iodine - diamati warna yang terjadi

2.3.1.5 Uji Saliwanoff Reagen Resornicol

Hasil

ditambahkan pada 6 tabung reaksi masing-masing 2 ml ditambahkan 2 tetes larutan karbohidrat (glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, sukrosa, dan amilum) masukkan dalam penangas air selama 1 menit (mendidih) sampai terbentuk warna merah tua pada beberapa tabung reaksi

2.3.1.6 Analisa Gula Total Dalam Sari Buah Secara Spektrofotometri Ketela ditimbang 1 g dilarutkan dalam labu ukur 100 dipipet 5 ml + 2 g arang aktif (jika masih berwarna) disaring

Residu

Filtrate + air hasil cuci kertas saring - diencerkan dengan air sampai 100 ml - dipipet 1 ml - ditambah 1 ml larutan fenol 5%, dan diaduk. - ditambah 5 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung dan diaduk kembali - didinginkan selama 30 menit dan diukur serapannya pada panjang gelombang 490 m - dibuat larutan standar dari 0; 10; 20; 30; 50; 70 ppm Hasil

2.3.1.7 Isolasi Karbohidrat

dikupas, dicuci, dan dipotong-potong ditimbang sebanyak 300 g dimasukkan dalam blender ditmabahkan 200 ml air dihmogenkan selama 3 detik disaring dengan kain

Filtrat ditampung dalam gelas kimia 600 ml ditambahknan 100 ml air dan dikocok dibiarkan mengandap dan di-dekentasi

Residu

Residu pati disuspensikan dengan 100 ml etanol 95% disaring dengan corong Buchner

Filtrat

Residu

Filtrat

Hasil

dikeringkan dan ditimbang BAB III HASIL PENGAMATAN

3.1 Data Pengamatan 3.1.1 Uji Molisch No. 1 2 3 4 5 6 Sampel Glukosa Fruktosa Galaktosa Amilum Sukrosa Laktosa Perubahan Terdapat cincin ungu Terdapat cincin coklat Terdapat cincin hijau kebiruan Terdapat cincin ungu Terdapat cincin kecoklatan Terdapat cincicn hijau tua Hasil Uji + + + + + +

3.1.2 Uji Benedict No. 1 2 3 4 5 6 Sampel glukosa Fruktosa Galaktosa Amilum Sukrosa Laktosa Sebelum dipanaskan Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Setelah dipanaskan Jingga kecoklatan Jingga muda Jingga kecoklata keruh Biru kehijauan Jingga Jingga muda Dalam keadaan dingin Jingga Jingga tua Jingga kecoklatan bening Biru muda Jingga muda Jingga bening sensitivitas Hasil uji + + + + + +

3.1.3 Uji Barfoed No. Sampel 1 Glukosa 2 Fruktosa 3 Galaktosa 4 Laktosa 5 Sukrosa 6 Amilum 7 selulosa

Sebelum pemanasan Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda

Setelah pemanasan Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda Biru muda

Hasil Uji -

3.1.4 Uji Iodine Perlakuan Sampel larutan karbohidrat : - selulosa - glikogen - amilum - inulin Ditambahkan HCl 2ml 2N - selulosa - glikogen - amilum - inulin Ditambah 2 tetes iodin - selulosa - glikogen - amilum - inulin No. 1 2 3 4 Sampel Selulosa Glikogen Amilum Inulin Dipipet 2 ml Jernih jingga jernih jernih Pengamatan berwarna jernih berwarna jingga berwarna jernih berwarna jernih berwarna jernih berwarna jingga pudar berwarna jernih berwarna jernih berwarna jenih berwarna jernih berwarna jingga berwarna ungu berwarna jernih + I2 (2 tetes) jernih jingga Ungu Jernih Hasil + -

+ HCl ml Jernih Jingga pudar Jernih jernih

3.1.5 Uji Saliwanoff No. Bahan 1 Glukosa 2 Fruktosa 3 Galaktosa 4 Laktosa 5 Amilum 6 Glikogen 7 Selulosa 3.1.6 Analisa Gula Total

Sebelum Bening Bening Bening Bening Bening Bening Bening

Sesudah Bening Merah muda Bening Bening Bening Bening Bening

Hasil + -

3.1.7 Isolasi Karbohidrat No. Perlakuan Pengamatan 1. Ketela dikupas dan ditimbang sebannyak Ketela sebanyak 1 gram. 1 gram. 2. Ketela dihaluskan dengan menggunakan Pisang yang telah halus.

3. 4. 5. 6. 7.

8. 9. 10. 11. 12.

mortal. Ditambahkan aquades untuk melerutkan sari dari ketela. Larutan sari buah disaring dengan menggunakan kertas saring Sari buah diambil 5 ml dengan pipet ukur dan diletakkan dalam labu ukur. Ditambahkan aquades hingga volume 100 ml. Sari buah yang telah diencerkan dipipet sebanyak 1 ml dan dimasukkan dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 ml fenol. Ditambahkan asam asetat sebanyak 5 ml ke dalam tabung reaksi. Dikocok untuk beberapa saat.

Ketela yang telah dicampur dengan aquadest. Filtrat dan endapan dari sari buah ketela terpisah. Sebanyaak 5 ml sari buah di dalam labu ukur. Sari buah yang telah diencerkan hingga 100 ml. Sebanyak 1 ml sari buah di salam tabung reaksi dan bercampur dengan fenol dan bercampur dengan fenol dan tidak berwarna. Asam asetat berwarna kecoklatan dan tercampur sempurna. Sari buah dan asam asetat serta fenol dapat tercampur sempurna. Campuran didiamkan selama beberapa Campuran menjadi dingin saat agar dingin. Dimasukkan ke dalam kuvet dan Campuran yang telah berada dalam kuvet ditambahkan aquadest. Diukur absorbansinya Diperoleh absorbansi sebesar ..

3.2 Perhitungan

3.3 Grafik

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Analisa Kualitatif Karbohidrat 4.1.1 Uji Molisch Uji molish adalah suatu metode untuk mengidentifikasi adanya monosakarida dengan memutuskan ikatan glikosidik dari suatu karbohidrat menghasilkan furfural/derivatnya dengan menggunakan reagen molisch yang berfungsi sebagai zat pengompleks sehingga berbentuk suatu kompleks warna ungu hasil reaksi antara karbohidrat, H2SO4 dan -naftol. Pada uji ini larutan karbhidrat yang digunakan sebagai bahan uji adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa, dan amilum. Cincin coklat akan terbentuk jika hasil dari penambahan reagen molisch pada sampel menunjukkan hasil positif. Langkah awal yang dilakukan yaitu menambahkan 2 tetes reagen molisch dalam tabung reaksi yang di dalamnya elah berisi larutan karbohidrat masing-masing sebanyak 1 ml, dan dikosok.pengosokan ini sendiri bertujuan agar larutan menjadi homogeny dan terjadi reaksi. Selanjutnya ditambahkan H2SO4 yang menghidrolisa disakarida menjadi monosakarida. Penambahan ini dilakukan melalui dinding tabung reaksi karena reaksi berjalan secara eksotermis. Berdasarkam hasil percobaan, semua larutan menunjukkan hasil uji positif yang ditandai dengan perubahan warna antara lain glukosa dan amilum terdapat cincing ungu, fruktosa terdapat cincin coklat, galaktosa terdapat cincin hijau kebiruan dan laktosa terdapat cincin hijau tua. Hal ini menunjukkan sampel mengandung karbohidrat. Senyawa berwarna yang terbentuk merupakan 2-ketoaldonat dari hasil kondensasi furfural dengan -naftol. Semua monosakarida golongan pentose heksosa mempunyai ikatan glikosidik sehingga monosakarida dan disakarida akan meberikasn hasil positif pada uji ini. 4.1.2 Uji Benedict Uji benedict adalah suatu metode untuk mengidentifikasi adanya gula pereduksi dalam suatu karbohidrat dengan penambahan reagen benedict pada suatu larutan karbohidrat yag diikuti pemanasan. Pada percobaan ini larutan glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa,dan amilum dimasukkan dalam tabung reaksi yang berbeda, ditambahkan reagen benedict dan dikocok hingga homogeny, selanjutkan dipanaskan dalam penangas air yang bertujuan untuk mempercepat reaksi selain itu untuk melarutkan Cu2+ sehingga Cu2+ yang mungkin tidak ikut terkomplekskan tidak akan membentuk CuCO3. Pendinginan laurtan memberikan kesempatan untuk Cu2O mengendap sempurna hingga menampakkan warna jingga. Uji ini digunakan untuk mengaktifikasi gula-gula pereduksi. Oleh karena itu, reaksi yang berlangsung adalah redokskupri sebagai oksidator dari gula. Gula pereduksi pada percobaan ini dapat mereduksi Cu2+ dari reagen menjadi Cu+ yang berwarna jingga. Hasil percobaan menunjukkan hasil positif. Hanya amilum yang menunjukkan hasil negative menunjukkan pada amilum tidak memiliki gula pereduksi seperti gluosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, dan sukrosa.

4.1.3 Uji Barfoed Uji barfoed merupakan salah satu cara untuk mengetahui adanya monosakarida pada suatu karbohidrat dengan penambahan reagen barfoed. Sampel yang akan diuji yaitu glukosa, galaktosa, fruktosa, laktosa, sukrosa, amilum, dan selulosa di teteskan sebanyak 5 tetes pada pada masing-masing tabung yang sebelumnya telah berisi reagen barfoed sebanyak 10 tetes. Kemudian dipanaskan pada penangas air hingga terjadi perubahan warna (menjadi merah bata) pada salah satu tabung. Pada pengujian ini, hasil uji yang didapat adalah negative pada seluruh sampel. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil uji tidak maksimal antara lain kesalah penambahan reagen, atau faktor pemanasan yang kurang maksimal karena tidak adanya sumber listrik untuk memanaskan penangas sehingga reaksi berjalan sangat lambat atau bahkan tidak terjadi reaksi karena suhu didalam sistem yang terlalu rendah mengakibatkan tidak terjadi perubahan warna. 4.1.4 Uji Iodin Uji iodin digunakan untuk menguji adanya polisakarida dalam suatu larutan karbohidrat. Dilakukan dengan mereaksikan larutan amilum, glikogen, selulosa, dan inulindengan HCl encer serta dengan penambahan reagen iodin. Penambahan HCl encer ini berfungsi untuk memberikan suasana asam dalam larutan sehingga iodin yang terikat menjadi stabil yaitu I- menjadi I2, dan hanya dapat berlangsung dalam suasana asam. Penambahan iodin akan menyebabkan molekul iodin terikat diantara rantai-rantai dari polisakarida yang terkandung di dalamnya. Penambahan HCl juga akan berpengaruh terhadap warna yang akan ditimbulkannya. Berdasarkan hasil percobaan diketahui bahwa amilum bereaksi positif ditandai dengan terbentuknya larutan yang berwarna ungu. Hal ini dikarenakan amilum memiliki ikatan (1-u) glikosidik yang mampu dihidrolisis oleh HCl dan membentuk asam glikonat yang kemudian menghasilkan kompleks amilum ungu kebiruan. Pada selulosa, glikogen dan inulin menghasilkan warna yang jernih, ini karena tidak dapat dihidrolisi oleh HCl sehingga tidak dapat membentuk kompleks dengan iodin. 4.1.5 Uji Saliwanoff Uji saliwanoff diawali dengan penambahan 2 tetes larutan karbohidrat yaitu glukosa, fruktosa, galaktosa, laktosa, sukrosa, dan amilum ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml reagen saliwanoff. Larutan kemudian dimasukkan ke dalam penangas air mendidih selama 10 menit atau sampai terbentuk warna merah pada beberapa tabung reaksi. Pemanasan tidak boleh terlalu lama kaean aldose akan diubah menjadi ketosa oleh HCl membentuk furfural dan mengalami kondensasi dengan adanya resorcinol membentuk senyawa yang berwarna merah. Sehingga memberikan reaksi positif yang salah. Uji saliwanof digunakan untuk membendakan antara gugus aldose dan ketosa. Dari hasil percobaan terlihat bahwa fruktosa memberikan hasil uji positif karena fruktosa mempunyai gugus ketosa yang dapat bereaksi dengan HCl panas menjadi asam derivat dan hidroksimetil furfural yang akan terkondensasi dengan resorcinol sehingga berwarna merah bata. Sedangkan pada glukosa, galaktosa, laktosa, sukrosa dan amilum hasil uji-nya adalah yang negative dengan warna bening menunjukkan bahwa tidak ada gugus ketosa yang

terdapat pada larutan karbohidrat tersebut sehingga tidak dapat bereaksi menjadi asam derivatnya. 4.1.6 Analisa Gula Total dalam Sari Buah Secara Spektrofotometri sampel yang digunakan dalam percobaan ini yaitu buah ketela. 1 gram ketela ditimbang dan ditumbuk dengan mortal agar halus. Ditambahkan aquades untuk melarutkan sari buah dan disaring dengan kertas saring untuk memisahkan sari buah. Sari buah diambil sebanyak 5 ml dengan pipet ukur dan diletakkan dalam labu ukur. Setelah itu ditambahkan aquades hingga 100 ml untuk mengencerkan. Kemudian dipipat 1 ml ke dalam tabung reaksi yang telah berisi 1 ml fenol dan ditambahkan asam asetat sebanyak 5 ml dan dikocok. Penambahan fenol dan asam asetat adalah untuk menghasilkan senyawa kompleks berwarna jingga. Kemudian campuran tersebut didinginkan dan serapan sari buah diukur pada panjang gelombang 490 m dan diperoleh absorbansinya sebesar 1,75. 4.1.7 Isolasi Karbohidrat Dalam isolasi karbohidrat ini sampel yang digunakan adalah 50,2 gr ketela. Bahan ini kemudian dikupas, dipotong-potong, diblender, dan ditambah air. Pemblenderan akan mempermudah untuk mendapatkan pati dan memperoleh filtrate. Penambahan air digunakan untuk memudahkan homogenasi. Ketela yang telah diblender kemudian disaring dan filtratnya ditampung dalam gelas kimia kemudian diendapkan. Selanjutnya didekantasi dan pati ditampung dan ditambahkan 25 ml alkohol sebagai pelarut pengotor nonpolar selain itu berfungsi untuk memberntuk endapan pati yang terlarut dalam air dan memperkecil kelarutan pati dalam air sehingga diperoleh hasil yang maksimal. setelah itu disaring dengan menggunakan kertas saring. Pati yang diperoleh kemudian dikeringkan dalam oven dan ditimbang untuk memperoleh masa dari pati. Dari hasil percobaan didapatkan 3,1 gram karbohidrat dan rendemen sebanyak 6%.

BAB V KASIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa uji Molisch digunakan untuk mengidentifikasi adanya senyawa karbohidrat secara umum dimana karbohidrat memberikan hasil (+) dengan pembentukan cincin coklat. Uji benedict digunakan untuk mengidentifikasi gula-gula pereduksi yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna jingga kecuali pada amilum. Uji barfoed untuk membedakan monosakarida dan disakarida serta ditandai dengan terbentuknya endapan merah bata. Uji iodin untuk mengetahui ada tidaknya pati dalam larutan karbohidrat ditandai dengan pembentukan warna kuning bening. Uji saliwanoff untuk mengetahui adanya ketosa atau aldosa yang ditandai dengan warna merah pada fruktosa. Uji kuantitatif dilakukan dengan menggunakan ketela analisa gula total dalam sari buah secara spektrofotometri dan didapat nialai absorbansinya adalah sebesar 1,75 dan isolasi karbohidrat didapatkan nilai rendemen sebesar 6%.

DAFTAR PUSTAKA

Daintith, 1994, Kamus Lengkap Kimia, Erlangga, Jakarta. Fessenden, R.J. dan Fesenden, J.S., 1992, Dasar-Dasar Kimia Organik, Binaputra Aksara, Jakarta. Glivery, R.W. dan Coldstein, G.W., 1996, Biokimia dan Pendekatan Konvensional Edisi ke-3, Airlangga University Press, Surabaya. Iskandar, Y., 1980, Biokimia Bag.1, Yasan Dhaima Graha, Jakarta. Lehninger, A.L., 1995, Dasar-Dasar Biokimia Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Plummer, D.T.,1994, An Introduction to Practical Biochemistry, Mc-Graw-Hill Book Company, London. Poedjiadi, A., 1994, Dasar-Dasar Biokimia, UI Press, Jakarta. Sastroamidjojo,H., 1991, Spektroskopi, UGM Press, Yogyakarta. Sax and Lewis, 1987, Hawleys Condensed Chemical Dictionary, Van Nostrand Reinhold Company, New York. Siti, S.Y., et al, 2004, Pengambilan Glukosa dan Tepung Biji Nangka dengan Cara Hidrolisis Enzimatik Kecambah Jagung, Semina Nasional Rekayasa Kimia dan Proses, ISSN: 1411-4216. Wall, M.M., et al, 2008, Carbohydrate Composition and Color Development During Drying and Roasting of Macadamia Nuts(Macadamia integrifolia), Department of Agriculture Risult, USA.

JAWABAN PERTANYAAN :

A. Uji Molisch 1. Apa warna cincin yang terbentuk? Semua larutan menunjukkan perubahan (bening menjadi larutan dengan cincin berwarna kehitaman) 2. Gugus apa yang memberikan uji molisch yang positif? Gugus OH yang mempunyai ikatan glikosidik 3. Mengapa banyak protein yang memberika uji molisch yang positif? Karena protein juga memiliki ikatan glikosidik, sehingga dapat bereaksi dengan reagen molisch. B. Uji Benedict 1. Apa warna endapan yang terjadi? Endapan jingga. 2. Apa fungsi Natrium Sulfat? Untuk mencegah adanya endapan CaCO3 dalam larutan natrium karbonat. 3. Apa beda antara reagen benedict dan fehling? Benedict : larutan biru dari natrium karbonat, tembaga sulfat dan asam sitrat. Reagen ini digunakan untuk uji kualitatif zat-zat yang bersifat mereduksi dengan warna merah. Fehling : reagen yang terdiri dari lartuan tembaga sulfat (fehling A) dengan larutan yang mengandung garam Rochelle dari basa NaOH/KOH (Fehling B). kedau larutan ini baru dicampurkan pada saat digunakan. Digunakan untuk uji zat-zat yang bersifat mereduksi dengan ciri-ciri terbentuknya endapan berwarna hijau kuning atau merah. Warna endapan bergantung pada jumlah glukosa yang terkandung. C. Uji Barfoed 1. Apa perbedaan reagen barfoed dengan reagen benedict? Reaksi karbohidrat dengan reagen barfoed akan menghasilkan kupro oksida yang berwarna merah bata.sedangkan dengan reagen benedict akan menghasilkan kupro oksida yang berwarna jingga kecoklatan. 2. Apa pengaruhnya jika larutan tersebut dipanaskan terlalu lama? Pemanasan yang terlalu lama dapat menghidrolisa disakarida sehingga memberikan hasil reaksi yang salah. 3. Gula mana yang teroksidasi? Larutan gula yang teroksidasi adalah glukosa, fruktosa, galaktosa, dan sukrosa. 4. Dapatkah uji barfoed digunakan untuk menetukan gula dalam urine? Dapat, tetapi uji tersebut kurang selektif dalam reaksinya. D. Uji Saliwanoff 1. larutan apa yang memberika uji positif tercepat? Larutan fruktosa. 2. Dapatkah uji ini dipakati untuk membedakan skrosa dan fruktosa? Dapat, sukrosa tidak memberikan warna merah bila ditambahkan dengan reagen barfoed sedangkan fruktosa memberi warna merah yang berarti termasuk gula ketosa.

REAKSI-REAKSI YANG TERJADI

You might also like