You are on page 1of 11

BAB I SEJARAH TOKOH 1.

1 CHAIRIL ANWAR
Chairil Anwar lahir di Medan, 22 juli 1922. Tulus adalah nama ayahnya dan Saleha ibunya. Mereka berasal dari payakumbuh, Sumatera Barat. Chairil lahir dalam perantauan kedua orangtuanya ke medan. Dia bersekolah di HIS, Medan. HIS merupakan sekolah dasar pada zaman belanda. Kemudian dia melanjutkan ke SMP, yang ada pada Zaman penjajah dulu di sebut MULO. Di sekolah menengah ini dia hanya duduk di kelas pendahuluan (Voorklaas) dan kelas satu, kemudian ia pindah ke jakarta pada tahun 1941, ketika berumur 19 tahun. Dia tidak tamat MULO karena kesulitan ekonomi.

Chairil adalah seseorang yang penuh vitalitas. Ia gemar membaca puisi di luar kepala di depan sahabat- sahabatnya, yang terheran-heran mendengarnya. Sebagai penyair yang cerdas, Chairil memiliki kepribadian dengan individualisme yang kuat. Pendiriannya tegar, cara berpakaiannya pun rapi dan necis. Jadi, Chairil bukan tipe seniman yang berpakaian seenaknya seperti banyak di duga orang.

Pergaulannya luas, dari golongan tingkat bawah sampai tingkat teratas seperti mantan pemimpin RI yang pertama, Soekarno-Hatta. Di kalangan seniman dia bergaul dengan para penyair, penyanyi,pelukis, dramawan/dramawati, dan sebagainya. Dalam lingkaran pergaulan seniman dan budayawan jakarta, Chairil mulai dikenal ketika berusia 21 tahun, pada tahun 1943. Chairil juga bergaul dengan seniman budayawan bentukan tentara jepang (kheimin Bunka Shidoso).

Sejak kecil Chairil suka membaca buku, ketika masih SD dia suka membaca buku sastra yang di baca oleh siswa SMA, bahkan orang dewasa. Penguasaan bahasa asingnya juga, di samping bahasa belanda, bertambah lagi dengan bahasa inggris dan jerman. Dengan tiga bahasa asing ini, jendela sastra dunia terbuka lebar bagi Chairil.

Membaca Buku

Sajaknya yang termashur merupakan gambaran hidupnya yang membesit-besit dan individualistis. Hal tersebut tertuang dalam salah satu puisinya yang terkenal dengan judul Aku. Semula puisi ini di beri judul semangat.Puisi ini terkenal karena Chairil mengemukakan konsep hidupnya yang berpusat pada individu yang tegar sampai dirinya menamakan sebagai Binatag jalang. Sejak saat itu namanya segera menjadi terkenal.

Pada tahun 1948, suami dari Hapsah ini menerbitkan sekaligus memimpin redaksi majalah gema suasana. Namun hal itu tidak bertahan lama. Dan pada tanggal 28 April 1949 ia berpulang ke rahmatullah. Ia meninggal karena Typhus dan penyakit lainnya di rumah sakit umum pusat Jakarta. Chairil di makamkan di pemakaman karet Jakarta.

Setelah Chairil meninggal, barulah sajak-sajaknya di terbitkan sebagai buku. Diantaranya kerikil tajam dan yang terempas dan yang putus (kumpulan puisi, 1949), Deru Campur Debu (kumpulan puisi, 1949) dan Tiga menguak takdir (kumpulan puisi bersama Asrul Sani dan Rival Apin, 1950). Dan karya- karya yang termuat dalam ketiga buku tersebut di terbitkan dalam Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956).

Sajak-sajak nya sudah di terjemahkan dalam beberapa bahasa di dunia. Telah terbit sebuah buku yang memuat tulisan tentang Chairil Anwar yang di sertai dengan 35 terjemahan sajaknya. Buku itu berjudul seleted Poems (of) Chairil Anwar. Buku tersebut di terbitkan sebagai salah satu nomor dari The world Poets series (seri penyair Dunia). Hal tersebut atas usaha Burton Rafael dan kawan-kawannya.

Selain menulis sajak dan prosa, ayah dari Evawani Alissa ini banyak pula menerjemahkan sajak-sajak dan prosa asing. Antara lain sajak-sajak penyair belanda Eduardu perron dan multatuli, penyair jerman Rainer Maria Rilke, penyair Amerika John Corn Ford. Dan Prosa buah tangan pengarang perancis Andre Gide yang berjudul Pulanglah Dia Si Anak Hilang Dari le Retour de lenfant prodigue.

Membaca Buku

BAB II SEJARAH BUKU 2.1 PENGERTIAN BUKU


Buku dalam arti luas mencakup semua tulisan dan gambar yang ditulis dan dilukiskan atas segala macam lembaran papyrus, lontar, perkamen dan kertas dengan segala bentuknya: berupa gulungan, di lubangi dan diikat dengan atau dijilid muka belakangnya dengan kulit, kain, karton dan kayu. (Ensiklopedi Indonesia (1980, hlm. 538)) H.G. Andriese dkk menyebutkan buku merupakan informasi tercetak di atas kertas yang dijilid menjadi satu kesatuan. Unesco pada tahun 1964, dalam H.G. Andriese dkk. Memberikan pengertian buku sebagai Publikasi tercetak, bukan berkala, yang sedikitnya sebanyak 48 halaman. Sesuai dengan tiga definisi buku di atas, maka buku diartikan sebagai kumpulan kertas tercetak dan terjilid berisi informasi dengan jumlah halaman paling sedikit 48 halaman yang dapat dijadikan salah satu sumber dalam proses belajar dan membelajarkan. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku- e (buku elektronik), yang mengandalkan komputer dan Internet (jika aksesnya online).

2.2 ASAL MULA BUKU


Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus . Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad- abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut mempengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.

Membaca Buku

Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200- an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkambangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku. Pecinta buku biasanya dijuluki sebagai seorang bibliofil atau kutu buku. Terdapat karya hebat para penulis yang dapat dianggap sebagai buku terbaik sepanjang masa peradaban manusia. Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, doa-doa, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka kuwalahan alias tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut sebagai buku kuno. Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil. Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambargambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno. Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter.

Membaca Buku

Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang dinamakan codex. Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid. Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatan-lipatan kain korden.Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Quran yang dibuat dengan ditulis tangan. Penemuan Tsai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu- satunya di dunia. Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan hurufhuruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku. Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Tsai Lun. Tsai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina.

Membaca Buku

2.3 JENIS-JENIS BUKU Novel Cergam Komik Ensiklopedia Nomik Antologi Dongeng Biografi Catatan Harian Novelet Fotografi Karya Ilmiah Tafsir Kamus Panduan Atlas Ilmiah Teks Mewarnai Kitab Suci

Membaca Buku

BAB III MEMBACA BUKU 3.1 PENGERTIAN MEMBACA


Membaca adalah sebuah keharusan bila kita ingin menguasai dunia. Dengan membaca, pandangan kita menjadi lebih terbuka terhadap hal-hal baru yang tidak kita ketahui sebelumnya. Bila sebelumnya membaca identik dengan buku, maka di jaman yang serba digital ini membaca tidak hanya terpaku pada membaca buku karena segala informasi terkini telah tersedia di dunia maya.

Berikut ini adalah pengertian dan definisi membaca:

# MIKKEL BIRKEGAARD Membaca adalah sebuah proses rumit, mulai dari kata di halaman di hadapanmu sampai suara yang meninggalkan bibirmu. Membaca adalah kombinasi dari mengenali simbol dan pola, menghubungkannya dengan suara dan mengumpulkannya menjadi suku kata sampai akhirnya kita mampu menginterpretasikan arti sebuah kata. # NORA EPHRON Membaca merupakan cara yang sangat sehat untuk mengobati attention deficit disorder. # ISMAIL KUSMAYADI Membaca amerupakan proses yang kompleks karena proses ini melibatkan kegiatan fisik dan mental. # DAUD FIRMANSYAH Membaca merupakan tahap penting dalam proses perkembangan anak karena membaca merupakan gerbang pertama untuk menuju proses pembejaran yang lebih kompleks. # SRI WAHYUNI Membaca merupakan proses yang bersifat fisik dan psiklogis # BURNS DKK, 1984 Membaca adalah suatu kegiatan kompleks yang melibatkan serangkaian proses mental karena secara garis besar ada 2 hal dasar dalam membaca, yaitu proses membaca dan produk membaca. # ROOIJAKERS Membaca merupakan suatu cara atau suatu sarana untuk memelihara tingkat pengetahuan sendiri serta untuk menambah pengetahuan baru. # SULARTO, WANDI, PAX BENEDANTO Membaca merupakan fungsi yang sangat penting artinya bagi kemajuan tingkat peradaban manusia. Membaca Buku 7

3.2 CARA MENINGKATKAN MINAT MEMBACA


Minat membaca adalah kecenderungan atau keinginan hati yang tinggi untuk membaca. Minat baca dengan didukung oleh sarana dan prasarana untuk membaca akan menumbuhkan kebiasaan membaca dan selanjutnya akan berkembang menjadi budaya baca didalam masyarakat. Minat membaca dapat dipupuk, dibina dan dikembangkan, karena minat membaca adalah suatu keterampilan yang diperoleh seseorang setelah dilahirkan, bukan keterampilan bawaan. Peningkatan minat membaca disekolah ditentukan oleh dua faktor, yaitu keinginan sikap peserta didik dan guru terhadap bahan bacaan serta kemudahan akses terhadap bahan bacaan. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain sehingga perbaikan sekaligus terhadap keduanya perlu dilakukan. Suatu program penguatan perpustakaan sekolah sebagai infrastruktur membaca seperti dikemukakan diatas perlu dipikirkan untuk dikembangkan dan diimplementasikan untuk mendukung upaya peningkatan minat membaca. Media cetak dapat memberikan kontribusi penting terhadap peningkatan minat baca di sekolah. Media cetak dapat berperan sebagai agen yang mendorong terjadinya perubahan dalam sistem sekolah di tanah air. Fasilitas perpustakaan sekolah merupakan gerbang terhadap berbagai sumber informasi dan pengetahuan termasuk media cetak.

3.3 MANFAAT MEMBACA BUKU


Dr. Aidh bin Abdullah al-Qarni, dalam bukunya, La Tahzan mengungkapkan tentang banyaknya manfaat membaca, yaitu di antaranya sebagai berikut : Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam kebodohan.

Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja. Dengan sering membaca, orang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.

Membaca Buku

Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan pemahaman. Dengan membaca, orang mengambil manfaat dari pengalaman orang lain: kearifan orang bijaksana dan pemahaman para sarjana. Dengan sering membaca, orang mengembangkan kemampuannya; baik untuk mendapat dan memproses ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu dan aplikasinya dalam hidup.

Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pemikirannya dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia. Dengan sering membaca, orang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari berbagai tipe dan model kalimat; lebih lanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis diantara baris demi baris (memahami apa yang tersirat). Adapun 5 manfaat membaca bagi kesehatan. Lima manfaat tersebut adalah : 1. Melatih otak, Salah satu keuntungan membaca buku adalah sebagai latihan otak dan pikiran. Membaca dapat membantu menjaga otak agar selalu menjalankan fungsinya secara sempurna. Saat membaca, otak dituntut unutk berpikir lebih sehingga dapat membuat orang semakin cerdas. Tapi untuk latihan otak ini, membaca buku harus dilakukan secara rutin. 2. Meringankan stres, Stres adalah faktor risiko dari beberapa penyakit berbahaya. keindahan bahasa dalam tulisan dapat memiliki kemampuan untuk menenangkan dan mengurangi stres, terutama membaca buku fiksi sebelum tidur. Cara ini dianggap bagu untuk mengatasi stres. 3. Menjauhkan risiko penyakit Alzheimer, Membaca benar-benar dapat langsung meningkatkan daya ikat otak. Ketika membaca, otak akan dirangsang dan stimulasi (rangsangan) secara teratur dapat membantu mencegah gangguan pada otak termasuk penyakit Alzheimer. Penelitian telah menunjukkan bahwa latihan otak seperti membaca buku atau majalah, bermain teka- teki silang, Sudoku, dan lain-lain dapat menunda atau mencegah kehilangan memori. Menurut para peneliti, kegiatan ini merangsang sel-sel otak dapat terhubung dan tumbuh. 4. Mengembangkan pola tidur yang sehat, Bila Anda terbiasa membaca buku sebelum tidur, maka itu bertindak sebagai alarm bagi tubuh dan mengirimkan sinyal bahwa sudah waktunya tidur. Ini akan membantu Anda mendapatkan tidur nyenyak dan bangun segar di pagi hari. 5. Meningkatkan konsentrasi, Orang yang suka membaca akan memiliki otak yang lebih konsentrasi dan fokus. Karena fokus ini, pembaca akan memiliki kemampuan untuk memiliki perhatian penuh dan praktis dalam kehidupan. Ini juga mengembangkan keterampilan objektivitas dan pengambilan keputusan.

Membaca Buku

BAB IV KESIMPULAN
Dari isi materi yang telah kita bahas diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa membaca buku sangatlah penting bagi kita. Selain sejarahnya yang cukup panjang, buku pun merupakan jendela ilmu bagi kita untuk bisa menghadapi dunia ini. Sarana dan prasaranapun telah disediakan senyaman mungkin disekolah agar menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan menyenangkan untuk menambah minat membaca buku.

Manfaat dari membaca buku pun sangatlah bermanfaat bagi kehidupan kita. Bisa menjadikan kita berprestasi, melatih otak kita agar dapat menyerap berbagai ilmu dengan mudah, bahkan kita bisa mengetahui sesuatu terlebih dahulu sebelum orang lain tau.

Maka dari itu, kita sebagai pelajar dan generasi muda penerus bangsa harus lebih bisa meluangkan waktunya untuk membaca buku dan menyerap berbagai ilmu dari buku agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi untuk bangsa dan negara.

Membaca Buku

10

BAB V DAFTAR PUSTAKA


http://bencana.net/topik/berita/gemar-membaca.html http://www.ekofeum.or.id/artikel.php?cid=45&display=8&entry=4 http://bk.menlh.go.id/?module=pages&id=di http://uinsuka.info/ejurnal/index.php?option=com_content&task=view&id=88 &Itemid=52 http://walhijogja.or.id/index.php?option=com_content&task=view&id=56&Itemid=22 http://www.bangrusli.net/index.php?option=com_content&task=view&id=478 http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id =3959&Itemid=335 http://habibiaja.blogspot.com/2008/06/membaca.html www.scribd.com/index.php/sejarahbuku.html

Membaca Buku

11

You might also like