You are on page 1of 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Dalam kegitan budidaya tanaman atau lebih umumnya kegiatan pertanian hal yang paling pertama adalah pengolahan lahan agar supaya tanah siap untuk ditanami dengan harapan dapat memberikan hasil yang optimal. Pada dasarnya, pengolahan tanah merupakan manipulasi mekanik terhadap tanah yang diperlukan untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam. Pengolahan tanah berkaitan erat dengan produksi tanaman, terutama dalam menyiapkan struktur tanah yang cocok untuk pertumbuhan. Pengolahan tanah selain akan menggemburkan, sekaligus memadatkan tanah yang berpengaruh terhadap fisik dan mekanika tanah, dan pengaruh ini pun memberikan akibat perubahan udara dan air dalam tanah, juga memberikan pembatasan mekanis pada perkembangan akar dengan lapisan keras pada tanah. Di dalam kegiatan tanah perlu adanya perhitungan yang memperhatikan besarnya gaya luar yang dapat diberikan agar tanah yang diolah tidak mengalami kerusakan secara fisik. Sehingga pengolahan tanah tersebut dapat memberikan kondisi tanah yang cocok bagi pertumbuhan tanaman, bukan sebaliknya menghambat pertumbuhan dengan adanya pemadatan akibat pengolahan tanah. Oleh karena itu, praktikum mengenai cone index dan shear strength ini sangat membantu praktikan dalam upaya mempelajari mengenai ketahanan tanah.

1.2 Tujuan praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini diharapkan agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud serta dapat melakukan pengukuran mengenai cone index dan shear strength.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekuatan Geser Tanah Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud. Untuk menganalisis masalah stabilitas tanah seperti daya dukung, stabilitas talud (lereng), dan tekanan tanah ke samping pada turap maupun tembok penahan tanah, mula-mula kita harus mengetahui sifat-sifat ketahanan pergeseran tanah tersebut. Pendekatan secara teoritis untuk menyelesaikan permasalahan mengenai mekanika tanah pada lahan yang miring adalah dengan menggunakan konsep yang berlaku umum di mekanika tanah berdasarkan stabilitas massa tanah pada lereng tak hingga dan konsep berdasarkan hukum kekekalan massa dan kekekalan momentum. Dari kedua pendekatan tersebut dengan menggunakan parameter-parameter tanah yaitu : rapat massa butir tanah, rapat massa air, angle of repose, porositas dan koefisien gesek statik didapatkan rumusan/persamaan sudut kemiringan lereng kritis yang sama, meskipun terdapat perbedaan (Capper,1976). Mohr (1980) mengatakan bahwa keruntuhan terjadi pada suatu material akibat kombinansi kritis antara tegangan normal dan geser, dan bukan hanya akibat tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum saja. Tahanan Gesek terdiri dari: 1. Gesekan interna l: gesekan antar partikel tanah 2. Kohesi : tahanan yang terjadi karena adanya gaya tarik menarik antar partikel di dalam satuan massa tanah. Secara umum, jenis tanah kuarsa seperti tanah pasir memiliki tahanan gesek yang sepenuhnya berasal dari 2 kombinasi 1 dan 2 diatas. Terdapat 3 tipe tanah,yaitu: 1.Tanah butiran kuarsa yang friksional tapi tidak kohesif ( = 450) 2.Tanah butrian halus yang kohesif ( = 0) 3.Tanah butiran halus kuarsa yang friksional dan kohesif ( c-).

Harga parameter-parameter kekuatan geser tanah dapat ditentukan dengan pengujian di laboratorium, yaitu terutama dengan melakukan dua pengujian pokok uji geser langsung dan uji triaksial.

Tabel 1. Parameter Kekuatan Geser Tanah Tipe Tanah Pasir : butiran bulat Renggang/lepas Menengah Padat Pasir : butiran bersudut Renggang/lepas Menengah Padat Kerikil bercampur pasir Lanau 30-35 35-40 40-45 34-38 26-35 27-30 30-35 35-38 (deg)

Pada uji tegangan - terkendali (stress - controlled), tegangan geser diberikan dengan menambahkan beban mati secara bertahan, dan dengan penambahan yang sama besar setiap kali, sampai runtuh. Keruntuhan akan terjadi sepanjang bidang bagi dari kotak metal tersebut. Setelah melakukan penambahan beban, maka pergerakan geser pada belahan kotak sebelah atas diukur dengan menggunakan sebuah arloji ukur horizontal. Selama pengujian berlangsung dapat diukur dengan pertolongan sebuah arloji ukur lain yang mengukur perubahan gerak arah vertical dari pelat beban. Pada uji regangan-terkendali, suatu kecepatan gerak mendatar tertentu dilakukan pada bagian belahan atas dari pergerakan geser horizontal tersebut dapat diukur dengan bantuan arloji ukur horizontal. Besarnya gaya hambatan dari tanah yang bergeser dapat diukur dengan membaca angka pada sebuah arloji ukur ditengah sebuah pengukur beban lingkaran. Keterandalan Uji Geser Langsung adalah pada umumnya agak mudah dilakukan, tetapi uji tersebut mempunyai beberapa kelemahan. Hal ini karena

pada uji ini sampel tanah tidak dapat runtuh pada bidang geser yang terlemah tetapi runtuh sepanjang bidang di antara dua belahan kotak geser tersebut. Juga distribusi tegangan geser pada bidang geser mungkin tidak merata akan tetapi,biarpun dengan adanya kekurangan-kekurangan tersebut, uji geser langsung tetap merupakan uji yang paling mudah dan paling ekonomis untuk tanah-tanah pasir jenuh maupun kering (BM.Das). Uji traksial adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan parameter tegangan geser. Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan pengujian biasa ataupun keperluan riset. Uji triaksial ini berlawanan dengan keadaan uji geser langsung, karena bidang keruntuhan pada benda uji dalam uji triaksial tidak dapat ditentukan sebelumnya. Dan dari berbagai diskusi tentang uji triaksial, bahwa kekuatan geser dari tanah tergantung pada besarnya tegangan air pori yang terjadi selama uji berlangsung. Tegangan air pori akan berkurang dan menghilang akibat adanya drainase dari dan ke dalam benda uji. Dan tentu saja uji triaksial lebih sukar dan mahal dilakukan dibandingkan dengan uji geser langsung. Dimana kondisi pengukurannya : a. Undrained test, gesekan tanpa drainase. b. Consolidated undrained test, tanah dibiarkan mengalami proses konsolidasi, lalu gesekan diukur tanpa drainase. c. Drained test, gesekan diukur pada kondisi tidak ada tekanan pori (BM.Das,1995).

2.2 Cone Index Cone index adalah ukuran dari resistansi tanah terhadap tindakan penetrasi dan juga sebagai indicator dari kekuatan tanah. Para peneliti berpendapat bahwa cone indeks mempunyai hubungan terhadap sifat-sifat fisik tanah. Fulton (1996) telah meneliti antara bulk densitas dengan cone index terhadap nilai kemungkinan ekonomis dari nilai kedalaman pada pengolahan tanah. Kedua faktor tersebut berhubungan dengan kekuatan tanah. Cone index sudah ditentukan dari 1,5 2 Mpa sebagai indikasi yang cukup dan beberapa perlambatan pertumbuhan akar, dengan berturut-turut, analisa yang berdasarkan nila cone index terhadap kedalaman dari tiap sampel lokasinya. Cone index mempunyai hubungan linear

terhadap bulk density dan dipengaruhi oleh kelembaban (R. K. Taylor et al,2002). Didalam pratikum ini, kita menggunakan penetrometer dengan kombinasi dari suatu sensor kapasitansi dan suatu ASAE tangkai penetrasi standard diuraikan. TDR yang dibandingkan dengan kombinasikan penetrometer, didapat beberapa keuntungan, yaitu: Tanggapan cepat untuk pengukuran yang berlanjut. Biaya rendah dengan ketelitian yang cukup. Ketahanan/kesehatan relative dalam kaitan dengan struktur dan geometrisnya. Kaitan pemulihan geometris yang menyangkut tangkai penetrasi, suatu pendugaan yang berlebihan untuk pengukuran cone index didalam bidang diamati dan suatu best-fit penyamaan ditemukan melakukan koreksi kesalahan ini.Disamping itu, literature menunjukkan bahwa nilai aplikasi ini tergantung betul pada mutu penafsiran dari data yang dikumpulkan. Pengukuran cone index terbagi atas : 1. Uji Penetrasi atau Uji duga Gaya yang diperlukan untuk menekan atau memancang sebuah alat duga kedalam tanah merupakan ukuran kekuatan tanah. 2. Uji Penetrasi Standar Dalam pengujian ini biasanya sebuah sampel tanah terganggu tetapi representative didapatkan dari tabung alat sampel guna identifikasi visual. Pengujian penetrasi standar paling sering digunakan untuk mengukur kepadatan relative tanah-tanah granular. Berbagai faktor dapat mempengaruhi hitungan pukulan yang diperoleh, sehingga perlu bertindak hati-hati saat mengevaluasi hasil-hasil pengujian, seperti kerikil dalam tanah, penggunaan batang bor yang lebih berat, sepatu alat sampel yang tumpul, kecerobohan menjatuhkan palu terhadap tinggi jatuh yang dipersyaratkan. 3. Uji Penetrasi Kerucut. Penetrometer kerucut terdiri dari kerucut 600 dengan luas dasar lingkaran 1000 mm. Kerucut ditekan masuk kedalam tanah pada kecepatan 10 sampai 20 mm/detik dengan tekanan hidrolis yang diberikan pada batang-batang bor yang memanjang dari kerucut hingga permukaan tanah. Tahanan penetrasi q didapat dengan membagi gaya terukur dengan luas kerucut sebesar 1000 mm. Tahanan

ini juga biasa disebut dengan cone index yaitu besarnya tekanan yang diberikan pada batang bor dengan luas dasar kerucut.

Gambar 1. Penetrometer Kerucut

Dalam (Sutton, 1975) Ketika suatu tanah diberikan tekanan atau gaya dari luar, gaya vertikal yang melingkupi suatu, massa tanah akan bertambah besar. jika ingin menghitung gaya tersebut, terlebih dahulu diasumsikan bahwa tanah tersebut. elastis, homogen dan Isotropik Kemudian dengan menggunakan teori Elastisitas, persamaan yang dapat dikembangkan adalah sebagai berikut :

S= Dimana: S = tahanan geser (kg.f-m/cm) T = torsi (kgf-m)

..............(1)

Alat pengukur tahanan geser tanah yang digunakan dirancang sedemikian rupa sehingga persamaan diatas dapat disederhanakan menjadi:

S=

T ..........(2) 2

Cara Mengukur Cone Index 1) Pasang cone pada ujung penetrometer 2) Tegakkan secara vertikal pada tanah yang akan diuji 3) Tekankan kedalam tanah dengan gaya tekan yang tetap sampai ujung cone berada di bawah permukaan tanah

4) Pada kedalaman tertentu dibaca besarnya tekanan vertikal yang diberikan untuk menekan alat tersebut

Draft Spesifik Tanah Nilai draft spesifik tanah diperoleh dari persamaan Kisu (1972) cit Santosa (1993) yaitu: F= Dengan : F = Draft spesifik tanah (kg / cm2), F = Draft spesifik tanah yang dimodifikasi dengan indeks plastisitas tanah (kg / cm2), dan Ip = Indeks plastisitas tanah (%). Nilai F Dapat dihitung dengan rumus : F = Dengan : Ci adalah indeks kerucut (cone index) dalam kg / cm2. Nilai indeks kerucut diukur pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 15 cm, dan 20 cm dengan menggunakan penetrometer. Ci = .(5) ....(4) ..(3)

Dengan: Ci = index kerucut (kgf.cm2) Gk = beban yang diberikan pada setiap kedalaman penetrometer (kg) A = luas alas kerucut penetrometer (cm2). K = pengukuran pada kedalaman tertentu. n = jumlah pengukuran, masing-masing pada kedalaman yang berbeda Sedangkan indeks plastisitas tanah dihitung dengan menggunakan rumus: Ip = 0,8 x C 4,5 ..............(6) Dengan: Ip = Indeks plastisitas tanah (%),

C = Kandungan lempung (clay) tanah (%). Untuk keperluan tersebut, maka dilakukan analisis tekstur tanah. Besarnya gaya tekan penetrometer bergantung pada kadar air tanah. Dengan demikian juga dilakukan pengukuran kadar air tanah

BAB IV HASIL

4.1. Hasil A. Data hasil pengukuran cone index (indeks kerucut) (Kelompok 3) Lokasi Kedalaman (cm) 1 Beban (kg.F) 2 3 Rerata (kg)

0 5 1 10 15 20 25 0 5 2 10 15 20 25

1,9x103 34,9 x 103 45,8 x 103 0,6 x 103 24,2 x 103 26,1 x 103 19 x 103 18 x 103 36,7 x 103

1,9 x 103 20,4 x 103 29,6 x 103 32,5 x 103 0 15,5 x 103 18,6 x 103 18,3 x 103 28,3 x 103 -

2 x 103 23,2 x 103 31,4 x 103 48,1 x 103 49,1 x 103 2 x 103 0,2 x 103 20,7 x 103 37,4 x 103 -

1,93 x 103 26,17 x 103 35,6 x 103 40,3 x 103 49,1 x 103 1,3 x 103 13,3 x 103 21,8 x 103 24,9 x 103 23,15 x 103 36,7 x 103

B. Data hasil pengukuran shear stress Lokasi kedalaman (cm) 0 10 20 Tekanan maks 25 kg.F.m 0 0,5 0,9

Data Semua Kelompok A. Cone Index Kelompok 3 Lokasi 0 1 2 4 1 2 1930 866,67 530 0 5 26170 13300 9030 11300 Rata-rata beban (N) 10 35600 21800 8970 30260 15 40300 24900 15770 20 49100 23150 25 36700 -

1 2

0 0 0 0 0 0 0 0

150 220 866,7 355 20 80 230 203,3

560 450 961,67 402 550 1040 400 353,3

690 670 1000 473,3 550 491,67 456,67

800 529,67 610 566,67 490

730 623,67 590 703,3 516,67

1 2

1 2

1 2

Rata-rata beban tiap kedalaman (Gk) Gk/A (N/cm2) Gk/A Ci = 1/12. Gk/A 138,61 2580,2 4222,75 4265,05 5374,7 3321,97 19903,28 N/cm2 1658,6 N/cm2 = 169,07 Kg.F 277,22 5160,4 8445,5 8530,1 10749,4 6643,94

Maka, nilai index kerucut untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebesar 1658,6 N/cm2 . Hubungan antara kedalaman tanah dan tahanan penetrasi tanah dapat ditunjukkan pada grafik berikut ini :

Hubungan Kedalaman Tanah dan Penetrasi Tanah


6000 5000 4000 Gk/A 3000 2000 1000 0 0 10 20 30 Kedalaman Tanah Hubungan Kedalaman Tanah dan Penetrasi Tanah

Grafik 1. Hubungan Kedalaman dan Gk/A

B. Shear stress Torsi Maksimum Tanah Pada Setiap Kelompok 0 cm 3 4 5 6 1 2 Rata-rata Torsi total S=T/2 0 0 0,4 0,4 0 0,4 0,2 Kedalaman (KgF.m) 10 cm 0,5 0,73 0,5 0,5 0,9 0,5 0,605 15 cm 0,9 0,9 0,3 0,7 0,5 0,3 0,6

0,468 KgF.m . 9,81 = 4,59 Nm 0,234 KgF.m/cm2 . 9,81= 2,295 Nm/cm2

Maka, nilai shear stress untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebesar 0,234 KgF.m/cm2 atau 2,295 Nm/cm2. Hubungan antara kedalaman tanah dan torsi maksimum tanah dapat ditunjukkan pada grafik berikut

Hubungan Kedalaman Tanah dengan Torsi Maksimum


0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 5 Torsi Maksimum Hubungan Kedalaman Tanah dengan Torsi Maksimum Linear (Hubungan Kedalaman Tanah dengan Torsi Maksimum)

y = 0.02x + 0.2833 R = 0.6575

10

15

20

25

Kedalaman Tanah

Grafik 2. Hubungan Kedalaman dan Rata-rata Torsi

TUGAS 1. Plotlah hubungan antara tahanan penetrasi tanah (G/A) dengan kedalaman. Berilah penjelasan mengapa hal itu terjadi. 2. Bila lahan tersebut digunakan bajak singkal dengan lebar kerja 120 cm dengan kedalaman pengolahan 25 cm dan kecepatan maju 6 km/jam. Berapa daya yang harus tersedia pada drawbar traktor yang akan digunakan ? 3. Untuk lahan ini, bagaimana hubungan antara kedalaman pembajakan dengan kebutuhan daya pengolahan tanah ? 4. Bila pada lahan yang sama akan dilakukan pembajakan dengan bajak putar dengan lebar kerja 100 cm dan kedalaman 20 cm pada kecepatan putaran PTO 450 rpm. Berapa kebutuhan dayanya ? 5. Hitung kebutuhan energy pembajakan per hektar untuk kedua bajak 6. Apakah anda yakin bahwa indeks kerucut merupakan variabel pendiga yang tepat untuk draft pengolahan gtanah ? bukankah bajak bergerak horizontal sementara penetrometer bergerak vertical di dalam tanah ?

Jawaban No.1 :

Kelompok 3

Lokasi 0 1 2 1930 866,67 530 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 26170 13300 9030 11300 150 220 866,7 355 20 80 230 203,3

Rata-rata beban (N) 10 35600 21800 8970 30260 560 450 961,67 402 550 1040 400 353,3 15 40300 24900 15770 690 670 1000 473,3 550 491,67 456,67 20 49100 23150 800 529,67 610 566,67 490 25 36700 730 623,67 590 703,3 516,67

1 2

1 2

1 2

1 2

1 2

Rata-rata beban tiap kedalaman (Gk) Gk/A (N/cm2) Gk/A Ci = 1/12. Gk/A 138,61 2580,2 4222,75 4265,05 5374,7 3321,97 19903,28 N/cm2 1658,6 N/cm2 = 169,07 Kg.F 277,22 5160,4 8445,5 8530,1 10749,4 6643,94

Maka harga index kerucut untuk seluruh lahan adalah 169,07 Kg.F atau 1658,6 N/cm2. Hubungan antara tahanan penetrasi tanah (G/A) dengan kedalaman ditunjukkan pada grafik :

Hubungan Kedalaman Tanah dan Penetrasi Tanah


6000 5000 4000 Gk/A 3000 2000 1000 0 0 5 10 15 20 25 Kedalaman Tanah Hubungan Kedalaman Tanah dan Penetrasi Tanah

Grafik menunnjukkan bahwa nilai tahanan penetrasi tanah dengan kedalaman mempunyai hubungan berbanding lurus. Artinya, semakin dalam tanah maka tahanan penetrasi yang dimilikinya akan semakin besar. Begitupun sebaliknya, tahanan penetrasi kecil jika kedalaman tanah berkurang atau kecil.

Jawaban No.2 : Bila untuk lahan tersebut akan digunakan bajak singkal dengan lebar kerja 120 cm, dengan kedalaman pengolahan 25 cm dan kecepatan maju 6 km/jam, maka : Tahanan Spesifik (F) = +1=
( ( ) )

+ 1 = 1,28 kg/cm2

Indeks Plastisitas Tanah (P1) = 0,8 (0,3) 4,5 = -4,22 Unit draft (F) = = 1,25 kgf/cm2 = 12,26 N/cm2

Draft = Unit draft x lebar kerja x kedalaman = 12,26 N/cm2 x 120 cm x 20 cm = 29424 kN Daya = Draft x kecepatan = 29424 kN x 0,216nm/s = 6355,584 kWatt = 851,95 HP Jawaban No.3 :

Hubungan

antara

kedalaman

pembajakan

dengan

kebutuhan

daya

pengolahan tanah adalah berbanding lurus. Hal ini disebabkan semakin dalam tanah maka tahanan penetrasi tanah semakin besar sehingga daya yang diperlukan untuk mengolahnyapun besar.

Jawaban No.4 : Torsi Maksimum Tanah Pada Setiap Kelompok 0 cm 3 4 5 6 1 2 Rata-rata Torsi total S=T/2 0 0 0,4 0,4 0 0,4 0,2 Kedalaman (KgF.m) 10 cm 0,5 0,73 0,5 0,5 0,9 0,5 0,605 15 cm 0,9 0,9 0,3 0,7 0,5 0,3 0,6

0,468 KgF.m . 9,81 = 4,59 Nm 0,234 KgF.m/cm2 . 9,81= 2,295 Nm/cm2

Maka, nilai shear strength (S) pada lahan adalah sebesar 0,247 Kg.Fms 2 atau 0,234 KgF.m/cm2. Ditunjukan pada grafik :

Hubungan Kedalaman Tanah dengan Torsi Maksimum


0.7 Torsi Maksimum 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 1 2 Kedalaman Tanah 3 Hubungan Kedalaman Tanah dengan Torsi Maksimum

Torsi spesifik PTO : Ts = + 0,013 = 2

Gaya = Ts x d x w = 0,075 Nm/cm2 x 100 cm x 20 cm = 150 Nm Daya = 380 x


( )

x 75 putaran/detik = 7958,7 Watt

= 1066,85 HP

Jawaban no. 5 : Hitunglah kebutuhan energy pembajakan per hektar untuk kedua bajak. Mengapa ada perbedaan kebutuhan energy diantara keduanya? Energi bajak singkal = =

= 17,2197 KNm/hektar = 1,72197 KJ/hektar. Energi bajak putar = = 6,9927 KNm/hektar = 6,9927 KJ/hektar. Perbedaan kebutuhan energy pada kedua bajak dapat terjadi karena terdapat perbedaan arah gaya diantara keduanya. Kebutuhan energy pada bajak singkal lebih besar dibandingkan dengan kebutuhan energy pada bajak rotary karena

bajak singkal melawan arah gaya dari Soil Resistance. Sedangkan bajak rotary mengangkat arah gaya dari Soil Resistance.

Jawaban No. 6 : Indeks kerucut (cone index) merupakan variabel penduga draft pengolahan yang tepat walaupun bajak bergerak horizontal.

Tafsir 240110090003

4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini akan membahas mengenai pendugaan draft pembajakan. Draft merupakan salah satu unsur kinerja bajak yang dapat menunjukkan besarnya gaya yang harus diberikan oleh traktor pada bajak untuk suatu pembajakan. Alat yang akan digunakan dalam penentuan draft pembajakan adalah cone penetrometer dan shearing ring. Kedua alat tersebut termasuk pada metode pengukuran empirik yang akan membantu dalam menentukan atau menduga besarnya draft spesifik dan torsi spesifik. Pada pengukuran cone index di lapangan menggunakan penetrometer, hal pertama yang dilakukan adalah penentuan titik-titik pengukuran. Semakin banyak lokasi atau titik pengukuran pada suatu lahan maka makin teliti hasil yang akan diperoleh. Dalam praktikum ini setiap kelompok akan melakukan 2 kali pengukuran menggunakan penetrometer, sehingga nantinya akan diperoleh 12 titik pengukuran cone index. Pada setiap satu titik akan diukur cone index untuk setiap kedalaman 0 cm, 5 cm, 10 cm, 15 cm, 20 cm, dan 25 cm. Dengan kedalaman tersebut, maka nilai cone index akan berbeda-beda hal ini dikarenakan cone index merupakan kekuatan tanah dalam menahan penetrasi, penetrasi yang digunakan pada praktikum ini yaitu penetrasi kerucut. Dengan kedalaman yang berbeda-beda, diketahui bahwa semakin dalam nilai cone index akan semakin besar, hal ini berarti bahwa semakin dalam nilai ketahanan atau resistansi tanah akan semakin besar. Dari hasil pengukuran di lapangan, beberapa kelompok mengalami kesulitan untuk mengetahui nilai beban saat kedalaman 20 - 25 cm, hal ini karena bagian tanah yang sangat keras. Selain itu dalam beberapa hari sebelum praktikum dilaksanakan di daerah Jatinangor tidak mengalami hujan sehingga membuat tanah menjadi lebih keras. Nilai cone index yang diperoleh yaitu sebesar 1658,6 N/cm2. Pada pengukuran tahanan geser, pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui besarnya perlawanan atau kekuatan tanah pada tiap satuan luas terhadap geseran tanah. Nilai dari hasil pengukuran akan menunjukan beban maksimum yang dapat ditahan oleh tanah sebelum tanah tersebut mengalami keruntuhan. Untuk pengukuran tahanan geser, pengukuran dilakukan pada satu titik dengan beberapa kedalaman yang berbeda, yaitu 0 cm, 10 cm, dan 15 cm. Dari pengukuran yang

dilakukan diperoleh nilai tahanan geser yaitu sebesar 2,295 Nm/cm2. Beberapa kendala yang diperoleh dari pengukuran tahanan geser ini ialah terkadang alat yang digunakan belum dilakukan tindakan kalibrasi terlebih dahulu sehingga skala yang ditunjukan oleh jarum kurang tepat. Lahan yang digunakan seharusnya dibersihkan terlebih dahulu dari rumput dan akar-akar tanaman pengganggu dan benar-benar dicangkul sedalam 10 - 15 cm, namun karena kondisi tanah yang keras dan praktikan yang malas untuk mencangkul sesuai kedalaman yang telah ditentukan, kedalaman 10 - 15 cm tidak tercapai dengan benar.

Nela Angela Sihole 240110090008 4.2 Pembahasan Pada praktikum mesin dan peralatan pertanian yang kedua kami melakukan pengukuran besar indeks kerucut dan kekuatan geser pada tanah yang berada pada lahan Gedung Baru FTIP. Cone index atau indeks kerucut adalah ukuran dari resistensi tanah terhadap tindakan penetrasi dan juga sebagai indicator dari kekuatan tanah. Cone index sudah ditentukan dari 1,5 2 Mpa sebagai indikasi yang cukup dan beberapa perlambatan pertumbuhan akar, dengan berturut-turut, analisa yang berdasarkan nilai cone index terhadap kedalaman dari tiap sampel lokasinya. Cone index mempunyai hubungan linear terhadap bulk density dan dipengaruhi oleh kelembaban (R. K. Taylor et al,2002). Didalam pratikum ini, kita menggunakan penetrometer. Penetrometer yang kami gunakan adalah penetrometer digital. Penetrometer digital memiliki nilai yang lebih presisi dibandingkan dengan penetrometer manual, karena penetrometer ini sangat sensitif dengan perubahan apapun di sekitarnya. Hanya saja hasil dari pengukuran menggunakan penetrometer digital ini masih dalam satuan kilogram sehingga harus dikalikan dengan 1000 untuk mendapatkan konversi nilai dalam satuan kilogram force. Masing-masing kelompok melakukan pengukuran di 2 titik lokasi. Setiap lokasi diukur besar indeks kerucutnya pada kedalaman 0,5,10,15,20,25 cm hingga penetrometer menunjukkan nilai maksimal, maka itu berarti pada tanah tersebut nilai indeks kerucutnya sudah sangat tinggi. Seperti pada lokasi pertama pengukuran kelompok kami, pengukuran indeks kerucut berhenti pada kedalam lubang 20 cm. Hal ini terjadi karena pada saat menuju kedalaman 25 cm penetrometer tidak dapat lagi bertambah nilainya dan sudah menunjukkan angka maksimal. Pada saat nilai indeks kerucut pada penetrometer sudah menunjukkan angka maksimal maka penetrometer sebaiknya tidak didorong lagi ke dalam tanah, karena akan menyebabkan kerusakan atau bahkan dapat mengakibatkan alat menjadi patah. Selanjutnya pada lokasi kedua penetrometer dapat mengukur besar cone indeks hingga kedalam 25 cm. Hal ini menunjukkan bahwa tanah di lokasi pengukuran pertama memiliki nilai indeks kerucut yang lebih besar dibandingkan dengan indeks kerucut pada tanah di lokasi pengukuran kedua.

Selanjutnya kami juga melakukan pengukuran kekuatan geser tanah dengan menggunakan sebuah alat bernama Shearing Ring. Kekuatan geser suatu massa tanah merupakan perlawanan internal tanah tersebut per satuan luas terhadap keruntuhan atau pergeseran sepanjang bidang geser dalam tanah yang dimaksud. Untuk menganalisis masalah stabilitas tanah seperti daya dukung, stabilitas talud (lereng), dan tekanan tanah ke samping pada turap maupun tembok penahan tanah, mula-mula kita harus mengetahui sifat-sifat ketahanan pergeseran tanah tersebut. Pada pengukuran ini kami hanya mengukur pada satu lokasi saja dengan 3 variasi kedalaman tanah. Kami mengukur besar kekuatan geser tanah pada kedalaman 0, 10, dan 20 cm dengan tekanan maksimal sebesar 25 kilogramforce meter. Pada kedalaman tanah sebesar 0 cm, maka nilai kekuatan geser tanahnya juga tidak ada. Selanjutnya pada kedalaman tanah 10 cm, dihasilkan kekuatan geser sebesar 0,5. Terakhir, pada kedalaman tanah sebesar 20 cm dihasilkan nilai kekuatan geser tanah sebesar 0,9 kilogram force meter per centimeter kuadrat. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar kedalaman pada tanah, maka nilai kekuatan gesernya juga akan semakin besar.

Yollanda R. K. 240110090023

4.2. Pembahasan Pada praktikum mesin dan peralatan pertanian kali ini praktikan melakukan pendugaan draft pembajakan. Draft menunjukkan besarnya gaya yang harus diberikan oleh traktor pada bajak untuk suatu pembajakan. Apabila draft telah diketahui, maka untuk ukuran bajak, traktor, dan kecepatan pembajakan dapat ditentukan. Besarnya draft dapat diketahui dengan cara mengukurnya secara langsung atau dengan menduganya dengan metode tertentu, yakni metode empiris, metode semi-empiris, dan analisa plastisitas. Pada praktikum ini menggunakan metode empiris, dimana draft diduga dengan sifat fisik tanah tertentu. Sifat fisik tanah diukur dengan cone penetrometer dan shearing ring. Pada percobaan cone index, penentuan titik sebanyak 12 dengan masingmasing kedalaman 0,5,10,15,20,25. Setelah dilakukan pengukuran, maka didapat nilai index kerucut untuk seluruh lahan sebesar 1658,6 N/cm2. Pada grafik hubungan kedalaman dan penetrasi tanah, terlihat bahwa garis semakin lama semakin naik keatas kemudian mengalami penurunan. Lalu pada percobaan shear stress penentuan titik sebanyak 6 dengan masing-masing kedalaman 0,10,dan 20 cm dengan tekanan maksimal pada saat pecobaan 25 kgFm dan didapatlah nilai shear stress untuk seluruh lahan sebesar 0,234 KgF.m/cm2 atau 2,295 Nm/cm2. Pada grafik hubungan kedalaman dan torsi maksimum terlihat bahwa garis semakin lama semakin naik keatas kemudian mengalami penurunan. Pada saat melakukan praktikum, waktu yang digunakan sangat tidak efektif dikarenakan alat tersedia terbatas dan anggota praktkum yang sedikit.

Baron Al Amru 240110090027

4.2 Pembahasan Pada praktikum Mesin dan Peralatan Pertanian kali ini akan membahas mengenai kekuatan tanah menahan beban, baik dari arah vertikal maupun beban geser pada tanah. Untuk itu alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cone penetrometer dan shear ring. Pengukuran kekuatan tanah terhadap gaya vertikal menggunakan alat cone penetrometer. Prinsip kerja dari alat ini adalah dengan memberikan tekanan terhadap tanah dari atas, lalu pada kedalaman tertentu akan menunjukkan tekanan yang diberikan terhadap tanah. Pada umumnya, semakin dalam cone masuk kedalam tanah maka gaya yang diperlukan juga semakin besar. Namun terdapat beberapa kondisi yang menyebabkan tekanan menurun pada tingkat kedalaman yang lebih tinggi. Hal ini disebakan oleh struktur tanah yang bervariatif, dimana tingkat kepadatannya berbeda-beda pada kedalaman tertentu. Nilai index kerucut untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebesar 1658,6 N/cm2. Selanjutnya adalah pengukuran kekuatan tanah terhadap tekanan dari arah horizontal. Tekanan ini menyebabkan bergesernya lapisan tanah bagian atas yang ditunjukkan oleh gejala pecah atau retaknya lapisan tanah. Pengukuran ini dilakukan di satu lokasi untuk menghemat waktu. Metode pengukuran shear strength dilakukan dengan memberikan gaya yang bervariasi antara kedalaman 0, 10, dan 15 cm. Semakin besar tekanan yang diberikan kedalam tanah, makan dibutuhkan kekuatan lebih besar untuk menggeser permukaan tanah. Nilai shear stress untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebesar 0,234 KgF.m/cm2 atau 2,295 Nm/cm2. Pembacaan dari alat cone penetrometer dan shear ring dapat menentukan tingkat keakuratan dalam pengukuran. Sebab alat ukur berupa instrumen analog membutuhkan ketepatan dalam pembacaan skala, yaitu tegak lurus, sedang penggunanan alat yang membutuhkan tenkanan akan menyebabkan alat tidak berdiri stabil sehingga pembacaan skala harus dilakukan dengan seksama. Lapisan tanah yang terlalu keras juga menjadi kendala dalam praktikum kali ini, karena sulit untuk menekan tanah yang sangat kering serta terdapat banyak akar pohon didalamnya.

Luby Pratama 240110090038

4.2 Pembahasan Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengukur dan menentukan cone index dan shear strength pada suatu tanah yaitu dengan cara menggunakan cone penetrometer dan shear ring. Dengan alat tersebut kita dapat menetukan kekuatan tanah dalam menerima gaya horizontal dan vertikal. Pertama-tama dilakukan pengukuran cone index pada dua lokasi yang berbeda dimana pada setiap lokasi tersebut dilakukan pengukuran setiap kedalaman sebesar 5cm. Pada literatur menunjukkan bahwa setiap penambahan kedalaman tanah maka tekanan akan meningkat, akan tetapi yang terjadi pada bab hasil yaitu tekanan pada setiap kedalaman bervariatif. Hal tu menunjukan struktur tanah pada setiap kedalaman tertentu berbeda-beda membentuk sebuah profil tanah yang menyebabkan daya tahan terhadap tekanan yang berbeda. Selain itu dikarenakan saat penekanan cone penetrometer kecepatannya tidak konstan sehingga datanya pun tidak akurat. Adapaun nilai index kerucut untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini sebesar 1658,6 N/cm2. Selanjutnya pada pengukuran shear strength dilakukan di satu titik saja. Prinsip kerja yang dilakukan pada pegukuran shear strength adalah tanah dikenakan gaya luar berupa arah vertikal kemudian diukur dengan menggunakan shear ring untuk mengetahui daya tahan tanah terhadap gaya luar tersebut. Dapat dilihat pada hasil bahwa semakin dalam dengan tekanan semakin besar maka kekuatan geser atau nilai shear strengthnya akan semakin besar. Adapun nilai shear stress untuk seluruh lahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebesar 0,234 KgF.m/cm2 atau 2,295 Nm/cm2. Pada praktikum kali ini terdapat beberapa kesalahan yang dapat menyebabkan kesalahan data pada praktikum yaitu seperti kesalahan praktikan pada saat pembacaan nilai pada alat cone penetrometer. Akibat dari kesalahan data tersebut menyebabkan data tidak sesuai dengan literatur yang ada. Faktor kesalahan lainnya selain dari kesalahan praktikan adalah kondisi tanah yang tidak normal mengingat cuaca yang akhir-akhir ini jarang turun hujan menyebabkan kondisi tanah yang kering sehingga menyulitkan praktikan untuk menggunakan alat-alat tersebut.

Tafsir 240110090003

BAB V KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pelaksanaan praktikum kali ini antara lain : 1. Cone index ialah ukuran dari resistansi tanah terhadap tindakan penetrasi dan juga sebagai indikator dari kekuatan tanah. 2. Semakin lunak tanah yang digunakan sebagai lokasi pengukuran, maka nilai cone index yang diperoleh semakin kecil.

3. Perbandingan antara kedalaman tanah dengan nilai cone index berbanding lurus, artinya semakin dalam maka nilai cone indexnya akan semakin besar. 4. Nilai shear strength menunjukan beban maksimum yang dapat ditahan oleh tanah sebelum tanah tersebut mengalami keruntuhan. 5. Kekuatan tanah dari setiap titik lokasi pengukuran berbeda-beda karena tekstur serta struktur setiap lahan tidaklah sama. 6. Besarnya nilai tekanan yang diberikan pada tanah bergantung pada tingkatan kepadatan tanah dan nilai pori suatu tanah.

DAFTAR PUSTAKA

Ariadi, Derry. 2009. Cone Index. http://derryariadi.blogspot.com/2009/06/coneindex.html. Diakses pada tanggal 29 September 2012.

Dr. Ir. E. Saifuddin Sarief. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. 1986. Bandung. Penerbit : Pustaka Buana.

Pandu,

Ragil.

2010.

Kuat

Geser

Tanah.

http://ragilpandu.blogspot.com/2010/05/mekanika-tanah-2-kuat-geser-tanah.html. Diakses pada tanggal 29 September 2012.

Triyadi,

Ricky.

2011.

Cone

Index.

http://triyadirikky06.blogspot.com/2011/10/cone-index-fisika-mekanikatanah.html. Diakses pada tanggal 29 September 2012.

You might also like