You are on page 1of 38

Kata Pengantar 1.

Pendahuluan Dari hasil Survai (Brink & Witt: 1982) di makalah Hiro Tugiman dalam permasalahan Internal Auditing di Indonesia, ternyata auditor internal attitude-nya dipandang positif hanya 24% dan role-nya sebagai guru atau penasehat hanya 11%. Sikap inilah yang ingin diperbaiki oleh para praktisi audit internal, sebagaimana yang dikemukakan oleh Courtemanche (1986), adalah: However, auditing will be well adviced not be the one to provoke a dispute and it be have professionally in every way in order to avoid being viewed as an unpredictable predator by the organization at large. Auditor internal tradisional cenderung menerapkan gaya bermusuhan dalam melaksanakan tugasnya dan sebagian besar manajer menolak keberadaan perfeksionis yang aggresif ini, dengan kata lain sangat sedikit manajer menerima kehadirannya dengan senang hati. Saat ini auditor internal perlu melihat adanya rasa ketakutan dan ketidakpercayaan dari manajemen untuk semua tingkatan. Apakah ini harus selalu dihadapi oleh auditor internal ? Apakah auditor internal harus dipandang sebagai orang yang selalu membawa berita buruk pada saat melakukan tugasnya? Sudah saatnya auditor internal mempunyai pandangan luas serta pemahaman terhadap berbagai proses manajerial dan berkaitan dengan manusia, yang mendasari fungsi internal audit. Yang dibutuhkan oleh auditor internal dalam melakukan tugasnya adalah suatu pendekatan holistic, yang menyadari bahwa para manajer dan fihak lain yang diaudit merupakan pribadi kompleks yang berjuang dalam suatu lingkungan yang menghasilkan berbagai tekanan profesional.

Masih banyak sikap auditor internal yang mencari kesuksesan dengan menyampaikan hal-hal yang tidak mengenakkan yang diperiksa (auditee) dan manajer: Tidak sedikit auditor internal mulai melaksanakan tugasnya dengan suatu perselisihan, serta menonjolkan kewenangan yang melekat pada dirinya. Oleh karena itu, auditor internal harus bertindak profesional dalam segala hal agar tidak dipandang sebagai seorang pemangsa yang tidak dapat diduga tabiatnya. Melihat perkembangan Internal Auditor yang cukup pesat Menjadikan internal auditor sebagai sebagai profesi tersendiri. Perhimpunan para pemeriksa intern (Internal Auditor) dimulai di Amerika Serikat yaitu dengan mendirikan lembaga perhimpuan para internal auditor yang disebut Institute of Internal Auditors (IIA) pada tahun 1941 dengan anggota 24 Orang. Saat ini anggota IIA mencapai lebih dari 30.000 orang. Setiap orang yang ingin menjadi Internal Auditor yang kompeten harus mempunyai sertifikat pengukuhan sebagai internal auditor agar para Internal Auditor terjaga Mutunya. Sertifikat di Amerika Serikat yang sekarang diakui secara internasional adalah Certified of Internal Auditor (CIA), sedangkan di Indonesia sertifikat seperti itu adalah Qualified of Internal Auditor (QIA) dan Professional of Internal Auditor (PIA). Dalam perkembangan QIA telah memperoleh pengakuan dari IIA sedangkan PIA belum.

PENGAUDITAN INTERNAL DEFINISI AUDITING The Report of the Committee on Basic Auditing Concepts Of American Accounting Assosiation (AAA) (Accounting Review, Vol. 47) mendefinisikan Pengauditan (Auditing) adalah:
Suatu proses sistematis untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti- bukti secara obyektif mengenai asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada para pemakai yang Dari definisi tersebut dapat diketahui ada 7 kata kunci yang berkepentingan.

harus diperhatikan dalam melaksanakan audit, yaitu: 1.Proses yang sistematik

Auditing merupakan proses dan prosedur yang bersifat logis, terstruktur dan terorganisir yang dilakukan secara berurutan. Seorang auditor dalam mengevaluasi bukti-bukti tersebut harus apa adanya atau senyatanya, tidak bias, dan tidak berburuk sangka terhadap individu atau entitas yang laporannya diperiksa.

2. Memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif

3. Asersi-asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian

ekonomi Merupakan representasi yang dilakukan oleh individu atau entitas subjek. Asersi-asersi meliputi informasi yang terkandung dalam laporan keuangan, laporan operasi internal, dan laporan biaya maupun pendapatan berbagai pusat pertanggungjawaban pada suatu entitas. Memperoleh dan pengevaluasian bukti-bukti digunakan untuk menentu-kan dekat tidaknya atau sesuai tidaknya asersi-asersi dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian

4. Menentukan Derajat kesesuaian

diekspresikan dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif. Bentuk kuantitatif bisa berupa % pencapaian penjualan dibandingkan penjualan yang dianggarkan. Bentuk kualitatif bisa berupa kewajaran laporan keuangan.

5. Kriteria yang ditetapkan

Kriteria adalah standar-standar pengukur untuk mempertimbagkan asersi-asersi atau pernyataan-pernyataan. Kriteria tersebut bisa berupa prinsip akuntansi yang berlaku umum atau standar akuntansi keuangan, aturan-aturan spesifik yang ditentukan badan legislatif atau pihak lainnya, anggaran kinerja manajemen. Hasil-hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi dengan kriteria yang telah ditentukan. Komunikasi audit tersebut dapat memperkuat atau memperlemah kredibilitas pernyataan yang dibuat.

6. Menyampaikan hasil-hasilnya

7. Para pemakai yang berkepentingan

Adalah para Pemakai (pengambil keputusan) yang menggunakan dan mengandalkan temuan-temuan yang diinfor-masikan melalui laporan audit, dan laporan lainnya. Para pemakai tersebut meliputi investor, pemegang saham, kreditur, badan pemerintah, manajemen, dan publik.

TIPE-TIPE / KLASIFIKASI AUDIT Menurut Kell dan Boyton audit dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan dilaksanakan audit. Dalam hal ini tipe audit terbagi ke dalam tiga kategori jika ditinjau dari objek yang diaudit, yaitu: 1. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit) 2. Audit Kepatuhan (Compliance Audit) 3. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit Laporan Keuangan ( Financial Statement Audit )


Dalam penghimpunan dan pengevaluasian bukti-bukti mengenai laporan keuangan suatu entitas untuk memberikan pendapat apakah laporan disajikan secara wajar (bebas dari keragu-raguan, ketidakjujuran, dan lengkap informasinya) sesuai dengan kriteria yang ditentukan yaitu Prinsip Akuntansi Berlaku Umum (PABU). Jadi ukuran kesesuaian laporan keuangan adalah kewajaran (fairly), dan kriteria utama adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Audit Kepatuhan ( Compliance Audit )


Dalam penghimpunan dan pengevaluasian bukti dan tujuan untuk menentukan apakah kegiatan finansial maupun operasi tertentu dari suatu entitas sesuai dengan kondisi, aturan, dan regulasi yang telah ditentukan. Kriteria berasal dari manajemen, kreditor, maupun badan pemerintah. Ukuran kesesuaian audit kepatuhan adalah ketepatan (Correctness).

Audit Operasional ( Operational Audit )


Dalam penghimpunan dan pengevaluasian bukti mengenai kegiatan operasional organisasi dalam hubungannya dengan tujuan pencapaian efisiensi, efektitas, maupun kehematan (ekonomis) operasional. Efisiensi adalah perbandingan antara masukan dengan keluaran, Efektifitas adalah perbandingan antara keluaran dengan target yang ditetapkan. Tolok ukur audit operasional adalah rencana, anggaran dan biaya standar atau kebijakan yang ditetapkan.

Tujuan audit operasional: 1. Menilai Prestasi 2. Mengindentifikasikan kesempatan untuk perbaikan 3. Membuat rekomendasi untuk pengembangan dan perbaikan dan tindakan lebih lanjut

Gambar 01.01 Ihtisar Perbandingan dari Tipe Audit Tipe Jenis Kriteria Jenis audit Asersi Bukti Laporan
Audit Laporan Keuangan Audit Kepatuhan Data Laporan Keuangan Prinsip Dokumen Akuntansi yang Catatan, dan Berlaku Umum Bukti (PABU) dari luar Data Kebijakan Laporan sehubungan manajemen, Keuangan dengan ketaatan undang-undang, dan laporan Pada Kebijakan, Peraturan, lain undang-undang, Kontrak. peraturan, dsb. Data Tujuan yang Laporan Operasional ditetapkan manajemen. Atau kinerja manajemen atau oleh legeslatif Pendapat atas Kewajaran Laporan Keuangan Ihtisar temuan jaminan atas Derajat Kesesuaian Observasi atas Efisiensi dan efektifitas Rekomendasi perbaikan

Audit Operasional

Bila dilihat dari sisi oleh siapa audit dilaksanakan, auditing dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Auditing Eksternal 2. Auditing Internal 3. Auditing Sektor Publik

1. Auditing Eksternal
Merupakan kontrol sosial untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pihak luar perusahaan yang di audit. Auditornya adalah pihak luar perusahaan yang independen yaitu akuntan publik yang telah diakui oleh yang berwenang untuk melaksanakan tugas tersebut dan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan serta pada

umumnya dibayar oleh manajemen perusahaan yang diperiksa. Auditor independen: (Asisten Staff, Auditor yunior, Auditor Senior, Manajer, dan Patner)

2. Auditing Internal
Merupakan kontrol organisasi yang mengukur dan mengevaluasi efektivitas organisasi. Informasi ditujukan untuk manajemen organisasi tersebut. Auditornya digaji oleh organisasi tersebut dan merupakan karyawan organisasi tersebut yang bertanggungjawab terhadap pengendalian intern perusahaan demi tercapainya efisiensi, efektivitas, dan ekonomis serta ketaatan pada kebijakan yang diambil oleh perusahaan. Selain itu bertanggung jawab memberikan rekomendasi atau saran kepada pihak manajemen. Auditor Internal: (Bagian Internal Audit)

3. Auditing Sektor Publik


Merupakan kontrol atas organisasi pemerintah yang memberikan jasanya kepada masyarakat, seperti pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang mencakup audit laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional. Auditornya adalah auditor pemerintah dan dibayar oleh pemerintah. Auditor Pemerintah: (BPK, BPKP, Kantor Inspektorat, KPP)

TIPE AUDITOR
Auditor yang ditugaskan untuk mengaudit tindakan ekonomi atau kejadian untuk entitas individual atau entitas hukum pada umumnya diklafisikasikan menjadi 3, yaitu: 1. Auditor Internal 2. Auditor Pemerintah 3. Auditor Independen

1. Auditor Internal
Merupakan karyawan suatu perusahaan tempat mereka me-lakukan audit untuk membantu manajemen dalam melak-sanakan tanggungjawabnya secara efektif dan berhubungan dengan audit operasional dan kepatuhan

serta pekerjaan auditor internal dapat mendukung audit atas laporan keuangan yang dilakukan auditor independen

2. Auditor Pemerintah
Merupakan auditor yang bekerja di instansi pemerintah (BPKP, BPK , dan Dirjen pajak) yang bertugas melakukan audit atas pertanggung-jawaban keuangan dari berbagai unit organisasi dalam pemerintahan

3. Auditor independen
Merupakan para praktisi individual atau anggota Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memberikan jasa auditing profesional kepada klien, selain itu auditor menjual jasa lain berupa konsultasi pajak, manajemen, penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan keuangan serta jasa lainnya.

cabang auditing di atas adalah sama, kini setiap cabang telah terpisah dan mempunyai tanggungjawab jelas dengan tingkat kebebasan yang berbeda. Sebagai disiplin ilmu auditing telah berkembang dan telah membiarkan banyak macam bidang audit. Sering terjadi perbedaan pendapat tentang apa yang akan dicoba dicapai oleh tiap macam audit. Bahkan diantara para auditor seringkali terdapat ketidakcocokan tentang batasan yang pasti dari tiap macamnya.

Pada dasarnya, layanan yang diberikan oleh para auditor disetiap

Teori-teori dasar dan konsep-konsep audit telah menjawab, bahwa keberadaan atau alasan diadakan audit adalah bahwa audit ditujukan untuk memperbaiki kinerja unit organisasi. Suatu unit dapat berbentuk sebuah perusahaan, divisi, departemen, seksi, unit bisnis, proses bisnis, layanan informasi, sistem atau projek. Jika tindakan audit berhasil dalam meningkatkan kinerja unit, maka berarti menunjang ke arah perbaikan kinerja organisasi secara keseluruhan. Audit internal merupakan kegiatan penilaian bebas, dipersiapkan dalam organisasi sebagai sebagai suatu jasa organisasi. Kegiatan ini memeriksa dan menilai efektivitas yang lain dalam organisasi. Tanpa Fungsi audit internal, dewan direksi tidak memiliki sumber informasi internal yang bebas mengenai kinerja para manajer. The Institute of internal auditors (IIA, 1995 : 3) dan sawyer (1998 : 6) mengemukakan bahwa: Internal auditing is an independent appraisal function established within an organization to examine and evaluate its activities as a service to the organization. Lebih lanjut Sawyer (1996 : 7), mengemukakan bahwa layanan yang diharapkan dari auditor internal adalah membantu semua level manajemen dalam rangka pertanggungjawaban mereka, sehingga Pengertian internal auditing adalah: Internal auditing is a systematic, objective appraisal by auditor Internal of the diverse operations and controls within an organization to determine whether

Audit Internal

(1) Financial and operating information is accurate and reliable, (2) Risk to the interprise are identified and minimized, (3) External regulations and acceptable internal policies and procedures are followed, (4) Satisfactory standards are met, (5) Resources are used efficiently and economically, and (6) The organizations objectives are effectively achieved all for the porpuse of assisting members of the organization in the efektive discharge of their responsibilities.

Dengan demikian ruang lingkup dari audit internal (IIA : 1995) adalah: The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness of the organizations system of internal control and the quality of performance in carrying aut assigned responsibilities. Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka The Institute of Chartered Accountants in australia (ICAA, 1994) tentang ruang lingkup auditor internal mengemukakan:

The scope and objectives of internal audit very widely and are dependent upen the size and structure of the entity and the requerement of its management. Normally however internal audit operates in one an more of the following areas:
(1)

Review of accounting system and related internal controls


(2)

Examination for management of financial and operating information. (3) Examination of the economy, efficiency an efectiveness of operations Including non financial control of an organization

Pengertian Pengauditan internal


Dari definisi atau pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian Pengauditan Internal (Internal auditing) adalah:
Pengauditan Internal (PI) merupakan suatu fungsi penilaian yang independen yang diterapkan dalam suatu organisasi yang berfungsi untuk menguji dan mengevaluasi tindakan-tindakan manajemen atau kegiatan-kegiatan sebagai jasa yang ada pada kepada organisasi Sehubungan dengan kenyataanyang diberikan perkembangan aktivitas tersebut. intern dalam praktek, difinisi di atas kurang memenuhi atau pengauditan

sudah tidak cocok lagi dengan perkembangan yang ada. Pada tahun 1999 board of Directors IIA merubah definisi yang lama menjadi: Pengauditan Internal (PI) is an independent, objektive assurance and consulting activity

10

designed to add value and improve an organizations operations. Its help an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes. Yang artinya: Pengauditan Internal (PI) adalah Aktifitas pengujian yang memberikan keandalan/jaminan yang independent, dan objektif serta aktivitas konsultasi konsultasi yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan melakukan perbaikan terhadap operasi organisasi. Aktivitas tersebut membantu organisasi dalam mencapai tujuan dengan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dalam proses yang jujur, bersih dan baik.

Dari definisi yang baru terdapat beberapa perubahan dibandingkan yang lama yang merupakan paradikma baru dalam pengauditan intern, yaitu: 1. Dihilangkannya established within an organization berarti dalam definisi baru yang dapat melakukan pengauditan intern tidak hanya internal auditor tetapi Eksternal auditor juga bisa. Banyak fihak yang berpendapat bahwa sebaiknya pengauditan intern dilakukan oleh internal auditor, karena: a. Fihak intern lebih dapat memahami operasi organisasi daripada fihak luar. b. Fihak intern mempunyai loyalitas lebih baik daripada fihak ekstern

11

2. Independent appraisal function dirubah menjadi independent,

objektive assurance and consulting activity. Jadi pengauditan intern mempunyai fungsi sebagai penilai yang independen kemudian berubah menjadi aktifitas pengujian yang memberikan keandalan yang independen, objektif, dan aktifitas konsultasi. 3. Examine and evaluate its activities as a service to the Organization dirubah menjadi designed to add value and improve an organizations operations. Jadi yang tadinya merupakan jasa layanan kepada organisasi sekarang berubah menjadi memberikan nilai tambah dan memperbaiki operasi organisasi dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan tersebut. 4. Dalam definisi lama disebutkan membantu para anggota organisasi untuk menyelesaikan tanggungjawabnya dengan efektif, sedangkan pada definisi yang baru disebutkan membantu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi dalam paradikma baru tujuannya lebih luas yakni menyangkut tujuan orgasisasi bukan orang perorang dalam organisasi. 5. Tujuan utama pada difinisi lama adalah menyangkut keefektifan pengendalian (Effective control) sedangkan pada definisi baru, disamping keefektifan pengendalian ditambah juga perbaikan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dalam proses yang jujur, bersih dan baik termasukjuga pendeteksian dan pencegahan kecurangan. Setiap kegiatan, termasuk kegiatan intern, muncul sebagai akibat desakan kebutuhan. Sebagaimana sudah dimaklumi, setiap badan usaha pada umumnya akan berusaha sebaik-baiknya untuk mencapai ujuannya. Oleh karena itu, semua kegiatan perlu dikendalikan dengan baik. Alat pengendali yang dimaksud adalah sistem yang menyeluruh yang disebut Sistem Pengendalian Manajemen, dimana Pemeriksa intern merupakan salah satu unsur penting di dalamnya.

Pengauditan Internal diperlukan karena: a. perusahaan ingin exist/kompetitif


b. perusahaan di dalam mengambil keputusan tidak keliru

12

c. untuk mengamankan aset perusahaan

Jadi,Tujuan internal auditing seperti yang disebutkan di muka adalah

untuk mencapai tujuan organisasi dengan pendekatan yang sistematis, disiplin untuk mengevaluasi dan melakukan perbaikan keefektifan manajemen risiko, pengendalian dalam proses yang jujur, bersih dan baik. Pada akhirnya, internal auditing akan menyuplai mereka dengan menganalisis, penilaian (appraisal), rekomendasi, konsultasi, dan informasi yang berhubungan dengan aktivitas yang di review. Anggota organisasi yang dibantu oleh internal auditor adalah manajemen dan dewan direksi. Internal auditor bertanggungjawab kepada keduanya, menyajikan informasi mengenai kuat atau lemahnya dan efektifitas system pengendalian intern organisasi dan mutu kinerja. Informasi yang disajikan dapat berbeda dalam bentuk dan perinciannya, tergantung pada keperluan dan permintaan manajemen dan dewan direksi. Satuan internal auditor merupakan suatu bagian integral dari organisasi dan berfungsi sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh manajemen dan dewan direksi. Pernyataan tujuan (Statemen of Purpose), wewenang dan tanggungjawab (Piagam atau charter) satuan internal auditing, setelah disetujui oleh manajemen dan diterima oleh dewan direksi, harus konsisten dengan (Standards for the professional Practice of Internal Auditing). Charter harus menjelaskan tujuan satuan audit internal, ketidakterbatasan ruang lingkup pekerjaannya, dan mendeklarasi-kan bahwa internal auditor tidak mempunyai wewenang dan tanggungjawab atas aktivitas yang diaudit. Audit intern di seluruh dunia dilaksanakan di dalam lingkungan berbeda dan di dalam organisasi yang mempunyai tujuan, ukuran, dan struktur yang berbeda, serta di Negara yang mempunyai hukum dan kebiasaan berbeda. Perbedaan-perbedaan ini akan mempengaruhi praktek internal auditingdi setiap lingkungan.

13

Akibatnya, penerapan standar ini diatur oleh lingkungan di dalam mana satuan audit intern melaksanakan tanggungjawabnya.

14

PERANAN INTERNAL AUDIT DALAM SUATU ORGANISASI 1. Peran Internal Auditor a. Fungsinya b. Contribusinya c. Partner Eksternal Auditor 2. Persoalan yang dihadapi Internal Auditor a. Faktor Internal b. Faktor eksternal 3. Keberhasilan Internal Audit a. Budaya Sungkan b. Pandangan bahwa Internal Audit Mengganggu Kegiatan c. Kesulitan menentukan kriteria d. Tanggapan unit yang diperiksa e. Diragukan Independensinya

15

Peranan internal audit ditinjau dari tiga hal yaitu: 1. Peran Internal Auditor
Internal Auditor sebagai staf Chief Executive Officer (CEO) mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu Perusahaan karena fungsinya, kontribusi yang diharapkan, dan perannya terhadap eksternal Auditor.

-a. Fungsi Internal Audit


Internal Audit berfungsi sebagai penilaian yang bebas (independent) dalam suatu organisasi, untuk menelaah (Review) atau mempelajari dan menilai aktifitas-aktifitas perusahaan untuk memberikan saran-saran yang sifatnya konstruktif kepada manajemen.

Tujuan Pengauditan internal


a. Membantu para anggota organisasi (Semua tingkatan manajemen) agar dapat melaksanakan tanggungjawabnya secara efektif, dalam meningkatkan tugas untuk mencapai tujuan organisasi. b. Mengembangkan pengawasan yang efektif dengan biaya yang wajar (efisien).

Jadi tujuannya adalah memberikan jasa kepada Pimpinan, dengan cara melakukan evaluasi atau pemeriksaan terhadap kegiatan perusahaan.
Pemeriksaannya diarahkan untuk membantu seluruh tingkatan manajemen, agar mereka dapat melaksanakan kewajibannya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, Internal auditor berkewajiban untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan fungsi dari internal audit. Prinsip dasar audit intern mencakup independensi, kemitraan, profesionalisme, dan objektivitas. Dalam rangka melaksanakan prinsip independensi tersebut di atas, maka Satuan Kerja Audit Intern harus: a. Bertanggungjawab langsung ke manajemen puncak b. Bebas dari campur tangan dan wajib menolak segala bentuk campur tangan dari fihak lain.

16

Dalam rangka Melaksanakan prinsip kemitraan, maka satuan kerja audit internal (Para Internal auditor) melakukan audit dengan sikap dan pendekatan yang berorientasi pada pemecahan masalah satuan kerja. Dalam rangka mewujudkan Profesionalisme dan objektivitas, maka auditor internal harus memiliki kompetensi dan integritas yang tinggi. Apabila auditor tidak memiliki integritas yang tinggi dapat menggunakan fihak luar satuan kerja audit intern (tenaga ahli).

Jadi ruang lingkup audit internal seluas fungsi manajemen itu sendiri.

-b. Kontribusi internal audit


Kebijakan dan strategi yang dapat ditempuh perusahaan agar dapat bertahan dan bahkan berkembang (harapannya), sebagaimana yang telah ditulis oleh Anthony, Dearden, And Bedford antara lain dengan meningkatkan Sistem Pengendalian Manajemen (SPM), maka tujuan perusahaan akan tercapai. Tujuannya SPM adalah memastikan agar anggota organisasi melaksanakan apa yang dikehendaki manajemen. Peranan manajemen dalam pengendalian disebut Pengendalian Manajemen dan sistem yang digunakan seperti mengumpulkan dan menganalisis informasi, mengevaluasi dan memanfaatkan-nya serta tindakan-tindakan lain untuk melakukan pengendalian disebut Sistem Pengendalian Manajemen. Upaya peningkatan pengendalian ini perlu dilakukan, agar sasaran peningkatan efisiensi dan efektifitas dapat dicapai. Agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan beberapa unsur penting yang membentuk suatu Sistem Pengendalian Manajemen suatu organisasi meliputi:

a). Organisasi.
Pada setiap organisasi, antara lain harus diadakan pemisahan wewenang dan tanggungjawab yang jelas, sehingga tidak seorangpun mengendalikan semua tahap dari suatu transaksi.

b). Kebijakan-kebijakan.

Setiap peraturan dan ketentuan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan yang mengharuskan, membimbing atau membatasi tindakan, harus diatur dengan baik dan dipatuhi.

c). Prosedur-prosedur
Rangkaian langkah-langkah atau cara yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan harus diatur. Prinsip untuk kebijakan berlaku juga untuk prosedur. Dengan demikian maka prosedur harus dikoordinasikan, sehingga terdapat

17

mekanisme saling uji. Selain itu, prosedur tidak boleh tumpang tindih, duplikasi atau bertentangan dengan prosedur lainnya.

d) Personalia
Personel yang kompeten sesuai dengan bidang tugas dan kewajibannya harus diseleksi dan ditempatkan dengan tepat serta dibina untuk pengembangan karirnya.

Perencanaan
Kegiatan dan kebutuhan unit organisasi harus ditetapkan terlebih dahulu dan dijabarkan dalam nilai uang untuk suatu periode tertentu, baik pendapatan biaya, maupun rencana investasi.

f) Akuntansi

Akuntansi merupakan metode pengendalian operasional dan finansial yang penting untuk berbagai kegiatan, sumber dana dan sumber daya, sehingga harus diatur dengan tepat sesuai dengan kebutuhan.

g) Pelaporan
Laporan dipakai untuk menyajikan informasi yang mutahir tentang perkembangan peristiwa, kemajuan, prestasi atau pencapaian tujuan. Informasi ini penting bagi manajemen sebagai landasan tindakan untuk pengendalian dan pengambilan keputusan.

h) Pemeriksaan Intern
Internal audit yang independent menilai unsur-unsur pengandalian lainnya, dan memperkuat sistem pengendalian yang karena kondisi tertentu mungkin tidak mengandung saling uji secara otomatis seperti yang diharapkan. Masing-masing unsure tersebut saling berkait dan terpadu serta mengandung sifat saling mengecek secara otomatiws. Dengan sifat saling mengecek secara otomatis itu akan tercipta pencegahan penyimpangan atau pendeteksi dini yaitu suatu sistem yang apabila terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi dan dapat diketahui sedini mungkin. Pelaksanaan kegiatan secara efektif dan efisien merupakan tanggungjawab manajemen. Masing-masing manajemen di semua tingkat, bertanggungjawab dalam mengelola, menggunakan, dan mengendalian sumbher-sumber daya dan sumber dana

18

yang ada. Efisiensi tidak muncul dengan sendirinya, tetapi harus dirancang dan diupayakan dengan sebaik-baiknya melalui penelitian dan pengembangan secara terus menerus, sehingga pilihan-pilihan pelaksanaannya dilakukan dengan tepat. Apabila pimpinan akan melakukan pengawasan secara menyeluruh dan lengkap atau komprehensip, dapat dilakukan dengan bantuan media pengawasan seperti pencatatan dan pelaporan. Pengawasan atau pengandalian tidak dapat diandalkan jika unsur-unsur dan mekanisme dalam pengawasan melekat atau built in control-nya lemah dan atau tidak dipatuhi dalam pelaksanaannya. Dalam hal ini, Internal audit sebagai aparatur pengawasan fungsional dituntuk untuk berperan melakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap unsur-unsur lain dalam sistem pengendalian manajemen agar perusahaan tetap berada dalam kondisi baik.

-c. Internal Auditor Sebagai Partner eksternal auditor Kegiatan Pengawasan pada hakekatnya dimaksudkan agar sumberdaya dimanfaatkan dan tercapainya tujuan organisasi dapat terjamin dengan baik.

19

2. Persoalan yang dihadapi oleh Internal Auditor


Faktor-faktor Pendukung untuk mencapai misinya adalah: a. faktor Intern, Antara lain: a) Kualitas Internal auditor
Pengetahuan dan keterlampilan parapemeriksa dituntut harus selalu dimutakhirkan, agar mengimbangi kemam-puan teknis dan operasional para pejabat objekserta materi yang diperiksa permasalahan perusahaan, sehingga dapat menyumbangkan saran pemecahan pada pokok permasalahannya dengan tepat

b) Perilaku para Auditor


Seluruh aparat Internal audit dalam segala hal harus bertindak harus bertindak penuh integritas dan selalu menjaga objektivitas. Integritas diartikan sebagai kepribadian yang dilandasi unsur jujur, bijaksana dan bertanggungjawab, serta dapat menyimpan rahasia jabatan, sehingga mampu mendapat kesimpulan, pendapat yang objektif. Kesimpulan yang objektif adalah kesimpulan yang tidak memifak berdasarkan pada fakta dan kondisi yang dinilai dengan memakai ukuran yang menurut pertimbangan profesi dan digunakan. Perilaku pemeriksa dapat dinilai independent apabila dalam kenyataannya pemeriksa mampu mempertahan-kan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit dan hasil pekerjaannya. Penampilan independent merupakan hasil penafsiran orang lain mengenai penampilan independensi seorang pemeriksa. Jika dalam kenyataan seorang pemeriksa independent, tetapi pihak-pihak yang berkepentingan berkeyakinan lain, maka sebagian besar dari fungsi pemeriksaannya akan kurang berarti. Namun demikian, menurut hemat kami sifat independensi sulit diukur dengan pasti karena berkaitan erat dengan mental pemeriksa yang tidak boleh memihak kepada siapapun, termasuk pada kepentingan atasannya atau pribadinya. Pemeriksa harus memihak pada kebenaran yang objektif dengan hati nurani yang jujur. Secara penampilan, Independensi sudah memadai bila Chief of Internal Audit bertanggungjawab langsung kepada pimpinan tertinggi dari organisasi bersangkutan. Akan tetapi, secara factual agak sulit bagi pemeriksa intern untuk bersikap independent dalam melaksanakan tugasnya mengingat pemeriksa intern berada dalam organisasi yang sama dengan objek yang diperiksa.

20

c) Hasil Pemeriksaan
Laporan hasil pemeriksaan Internal Audit harus dapat menyajikan kesimpulan dan memberikan rekomendasi yang konstruktif kepada manajemen. Jika bobot dan manfaat Laporan Hasil Pemeriksaan optimal dan Internal Audit dapat membantu dan sebagai partner memecahkan masalah, maka dengan sendirinya fihak manajemen akan sangat mendukung dan memerlukan misi dan fungsi Internal Audit.

b.

faktor eksternal a) Dukungan top manajemen


Dukungan penuh dan nyata dari pimpinan tertinggi organisasi,sangat membantu bagi keberhasilan Internal Audit. b) Stuktur Organisasi Internal Audit fungsi internal Audit merupakan pembantu top Manajemen, maka internal audit adalah fungsi staf, sehingga aparat Internal Audit bisa bertindak sebagai pembantu pemecah masalah dan pemberi informasi yang dapat dipercaya. Internal audit diharapkan dapat akses kepada semua unsur sistem pengendalian manajemen, dan bekerja lebih luwes dalam pelaksanaan tugasnya, agar dapat berperan lebih baik.

c) Kedudukan Internal Audit yang Independen


Bagi Internal Audit, kedudukan dalam suatu organisasi adalah penting, terutama untuk menjamin adanya independensi dalam pelasksanaan tugasnya. Independensi mutlak bagi internal audit tidak mungkin, karena pucuk pimpinan akan melindunginya, tetapi pemeriksaan tidak boleh melakukan kompromi terhadap tujuan pemeriksaan dan temuan hasil pemeriksaan.

a.

3. Keberhasilan Internal Audit Budaya Sungkan


Fihak luar memandang bahwa pada aparat internal audit umumnya masih melekat adanya budaya Sungkan (Ewuh Pakewuh), rikuh, tenggang rasa, dan sejenisnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi pelaksanaan pemeriksaan dan hasil pemeriksaannya. Perilaku seperti ini perlu diubah

21

dengan meningkatkan sikap Independensi dan profesional para pemeriksa,

b. Pandangan Kegiatan

bahwa

Internal

Audit

Mengganggu

Masih dijumpai pimpinan objek yang diperiksa merasa bahwa pemeriksaan mengganggu kelancaran pelaksanaan kegiatannya. Pelaksanaan pemeriksaan yang terlalu lama dan bertubi-tubi oleh berbagai aparat pengawas fungsional yaitu Internal Audit, Badan Pengawas Keuangan, dan Pembangunan, Insapektorat Jendral dan Badan Pemeriksa Keuangan, maupun Akuntan Publik menyita waktu mereka karena harus melayani sehingga kegtiatan rutinnya merasa terhambat. Selain itu ada objek yang terus menerus diperiksa sehingga dirasakan sebagai ofer audited. Hal ini dirasakan antara lain oleh Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah

c.

Kesulitan Menentukan Kriteria


Pada pemeriksaan Operasional saat pengindentifikasian masalah, pemeriksa selalu terbentur pada kesulitan menentukan criteria, terutama criteria yang menyangkut masalah efisiensi, produktifitas, dan efektifitas. Hal ini karena tidak adanya standar atau standar yang digunakan kurang dipercaya. Pemeriksaan operasionalbertujuan terutama untuk memperbaiki sistem manajemen itu sendiri, maka criteria yang digunakan dalam pemeriksaan operasional berbeda dengan criteria pemeriksaan keuangan..

d.

Tanggapan Unit Yang diperiksa


Banyak pelaksanaan dari suatu kegiatan yang di periksa masih menganggap bahwa pemeriksaan sebagai suatu pekerjaan mubazir dan hanya mencari kesalahan orang lain. Bahkan di antaranya tidak segansegan menutupi atau dengan sengaja tidak memberikan data yang di perlukan dan bahkan menanggapinya dengan sinis. Mereka takutdiketahui kelemahan atau kesalahannya sehingga tidak terbuka.

e.

Diragukan Independensinya
Status Internal Audit (IA) yang oleh pihak luar dianggap kurang indenpenden sering dijadikan alasan hambat kelancaran pemeriksaan operasional. Fihak luar memandang internal audit kurang independen dengan alasan antara lain:

22

a) Exelonering atau jenjang jabatannya tidak sejajar dengan direktur, melainkan sedikit para direktur eksekutif yang kegiatannya harus diperiksa. b) Kedudukannya dalam jabatan sebagai Chief of Internal Audit diangkat dengan surat keputusan Direktur Utama, bukan oleh Pejabat di luar Direksi misalnya oleh Dewan Komisaris atau Dewan Pengawas atau RUPS. Internal Audit walaupun tidak setingkat direktur sebaiknya merasa tangan kanan Direktur Utama sehingga tindakan yang dilakukan untuk dan atas nama Direktur Utama.

PENGELOLA DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL


1. Dukungan CEO terhadap audit internal Dukungan dari CEO ini mutlak agar pimpinan Audit Internal mendapat kebebasan dalam mengelola departemen audit internal, dengan tujuan supaya unit ini efektif.

HUMAN RELATION DALAM AUDIT INTERNAL Perlunya Hubungan Antar Manusia


Auditor internal dituntut untuk mengembangkan berkomunikasi dengan baik, sebagai surat untuk mencapai professional yang sukses, di samping kemampuan teknis dalam bidangnya. Tuntutan di atas sangat mutlak, mengingat audit internal bekerja di dalam organisasinya sendiri. Hal ini sangat berbeda bila dibandingkan dengan auditor ekternal. Laporan auditor internal, dengan temuan-temuannya, harus disampaikan kepada atasan mereka beserta rekomendasi untuk perbaikan. Dalam laporan mungkin banyak terdapat kesalahan objek, tidak efektif, tidak efisien, dan hal ini tidak mudah untuk dimengerti dan bahkan mungkin sebagai suatu yang potensial akan terjadi konflik antar pribadi.

Lingkaran komunikasi

23

Manajemen/ Audit Komite Auditee Eksternal Pengauditan internal mencakup 2 hal, yaitu: 1. Operasional Audit dan 2. Manajemen Audit
Pengauditan Internal Operasional (Operational Internal Audit)

Auditor

a. Computer Audit
a). Internal Audit b). Legal issue c). Security d). On line Processing e). Sofware f). Dbase g). Micro Computer h). Sistem Development I). Auditing Aplication j). CAAT(Computer Auditing Technique)

b. Operasional Audit
a) Manajemen Bahan Baku (Material Management) b) Keuangan (Financial) c) Informasi (Information) d) Personel e) Marketing f) R & D

c. Specialist Audit

a). Day-Roll b). VAT c). Value For Money d). Aquisition e). Contact Audit f). Joint Vanture g). Social

d. Prevention & Detection of Fraud a). Nature d). Prevention b). E.G. e). Detection

24

c). Responsible
* * * * *

f). Investigation

Komponen Pengendalian Interen (PI)


Control Inveronment Risk Assessment Information and Communication Control Activities/Procedure Monitoring

Salah satu fungsi pengauditan internal adalah membantu manajemen melaksanakan Pengandalian Intern (PI)

Lingkup Pekerjaan
Lingkup Pekerjaan pengauditan internal harus meliputi pengujian dan evaluasi terhadap kecukupan serta efektifitas sistem pengendalian interen yang dimiliki organisasi dan kualitas pelaksanaan tanggung-jawab yang diberikan.

Internal Audit Memegang fungsi pengendalian dalam suatu organisasi. Pemahaman kebutuhan manajemen meliputi:
a. Filosofi Audit b. Dukungan Manajemen c. Eksekutif: Tidak semua menyenangkan d. Konsep kemitraan e. Temuan dan pengungkapan f. Sindrom Pengungkapan

Sindrom Pengungkapan meliputi:


a. Manajemen tidak meminta audit b. Mmanajemen tidak memberi informasi c. Kurang kerja sama d. Tidak ada informasi pendukung e. Auditee tidak setuju dengan laporan temuan f. Auditor mengungkap temuan lain g. Internal auditor ditegur h. manajer cerita ke seluruh level cara pengauditan i. Siklus diulang tiap tahun j. 4-5 tahun: kehilangan kesempatan

25

Evaluasi Sistem Manajemen


a. Atribut Manajemen yang efektif dan efisien b. Sumber daya (kas, lahan, mesin, dan lain-lain) c. Tenaga kerja d. Organisasi e. Informasi f. Sistem g.Ukuran h.Pengendalian i. Kualitas manajer j. Prosedur evaluasi sistem manajemen

Evaluasi Sistem Pengendalian


a. Pentingnya pengendalian manajemen dalam pengauditan internal b. Pengendalian manajemen dan pengendalian interen c. Pengendalian berjalan d. Pengendalian pasca tindakan e. Pengendalian yang baik dengan Manajement by Objecttive Exception (MBO) - Dirancang positif (semua disiapkan) - Harus ada follow up - Harus jelas - Harus sederhana - Kombinasi tanggungjawab pelaksanaan dan pengendalian - Analisis penyimpangan Manajement By Exeption (MBE) - Tertuju satu arah - Pada posisi yang paling bermanfaat - Harus berlangsung sesuai rencana - Manajer yang kualified

Kerangka Pengauditan Internal


- Pengamatan fisik - Data tertulis - Wawancara - Analisis - Memo - Audit mendalam

26

- Laporan audit (untuk masing-masing manajemen)

Penggolongan audit
a. Perencanaan audit b. Pelaksanaan dan pengendalian c. Monitoring dan evaluasi d. Laporan audit

Fokus Pengauditan internal


1. Identifikasi - Tujuan - Kebijakan - Sasaran

2. Identifikasi kriteria/ukuran
- Tujuan dan - Kegiatan manajemen

3. Evaluasi independen dan objectif kegiatan manajemen 4. Tetapkan Organisasi 5. Tetapkan keandalan 6. Identifikasi daerah 7. Identifikasi daerah permasalahan dan penyebabnya 8. Identifikasi peningkatan laba 9. Identifikasi tindakan alternatif A. OPERATIONAL AUDIT 1. MANAJEMEN BAHAN BAKU Ruang Lingkup Manajemen Bahan Baku Manajemen Bahan Baku merupakan salah satu penerapan fungsi manajemen yang mengkoordinasikan dan mengendalikan aktivitas-aktivitas dalam sebuah organisasi, yang bertanggungjawab dalam pembelian bahan baku, penjadwalan penerimaan dari pemasok dan dari sumber internal, penanganannya, penyimpanan, dan pergerakan barang serta pengiriman ke pelanggan.\ Pengertian manajemen bahan baku:
Manajemen bahan baku meliputi permintaan, pembelian, penerimaan, penyimpanan, dan pengiriman barang untuk pencapaian tujuan organisasi. * Pembelian bahan baku

27

* Pengendalian sediaan

* Pergudangan * Risiko
1). Ketidak mampuan pengendalian pembelian, menyebabkan terjadinya inefisiensi 2). Pengendalian yang tidak efektif menyebabkan in-efisiensi operasi dan keetidakmampuan pengaturan investasi sediaan 3).Tidak dapat diandalkannya pencatatan sediaan dan pergerakan bahan baku 4). Pengaturan pergudangan tidak memadai 5). Sirkulasi bahan baku menimbulkan adanya risiko transportasi

28

Cara Pencapaian: Tujuan


a. Harga yang kompetitif b. Kualitas yang baik (konsisten) c. Jasa yang handal d. Jaminan kontinuitas pasokan

Harga Harga yang kompetitif Kualitas


Pengendalian kualitas yang efektif

Jasa (Layanan)
Jasa dalam konteks perolehan bahan baku yang utama adalah sesuai antara barang yang dikirim dengan permintaan yang diinginkan pembeli Kontinuitas (Continuity) Menjaga kelangsungan bahan baku dengan melakukan kontrol kepada pemasok

Spesifikasi (Specification)
Pemisahan spesifikasi yang diinginkan dan hak otorisasi

Pengendalian (Control)
Pengendalian efektif Organisasi (Organization) Organisasi yang besar mempunyai pabrik yang besar, cabang-cabang atau cabang-cabang pembantu.

Manajemen Stock (Stock Manajemen)


Stock bahan baku diperlukan untuk menghindari kelangkaan bahan saat terlambatnya pasokan.

Investasi Stock (Stock Investment)


Operasional yang efisien

Pengendalian Stock (Stock Control)


Stock yang cukup

Pencatatan Stock (Stock Record)


Pencatatan kuantitas yang dapat dipercaya

Akuntansi Stock (Stock Counting)


Pemeriksaan stock harus melalui prosedur

29

Pergudangan
Penyimpanan yang efisien

Sumberdaya Penerimaan Barang Pengiriman Barang Distribusi dan Transportasi Perencanaan Pilih Syarat Pemuatan
Pemuatan dengan jalan darat Pemuatan dengan kereta Api Pemuatan dengan jalan udara

Pertimbangan Audit Internal


Bagi Banyak organisasi manajemen bahan baku melibatkan prosedurprosedur pengendalian yang mempunyai jangkauan pengaruh yang luas dalam organisasi. Tugas auditor internal adalah untuk menguji semua risiko dan untuk Mengevaluasi sistem pengendalian pada perusahaan untuk menentukan apakah perusahaan masih menyediakan sebuah dasar perlindungan dan rekomendasi pengembangan di mana masih ditemukan adanya ketidaksesuaian.

2. AUDIT FUNGSI KEUANGAN (FINANCIAL AUDIT) Manajemen keuangan dalam fungsi keuangan secara luas adalah menyediakan informasi yang berguna bagi kepentingan para pemakai dana dalam perusahaan darimana sumber dana diperoleh . (Salomon, 1963)

30

Manajemen keuangan melibatkan 2 Elemen Yaitu: 1). Pelayanan kebutuhan sumber daya keuangan 2). Pengendalian penggunaan semua sumber daya untuk menjamin efisiensi operasi dalam lingkup tersedianya sumber keuangan. PERENCANAAN KEUANGAN FUNGSI PERBENDAHARAAN MENCARI DANA MANAJEMEN KAS MANAJEMEN MATA UANG PENGENDALIAN KEUANGAN Pengertian pengendalian keuangan -menggunakan informasi akuntansi manajemen, perbandingan rencana dan aktualisasi kinerja serta pengambilan tindakan untuk mengkoreksi trend yang berulang atau pengoptimalan kondisi mendukung. Catatan Akuntansi 1). Akuntansi Transaksi 2). Akuntansi Personal 3). Akuntansi non personal (Impersonal Accounting) 4). Akuntansi Manajemen 5).Akuntansi Perbantuan (Stewardship Accounting) Akuntansi Manajemen Akuntansi manajemen adalah aplikasi teknik akuntansi untuk mencapai tujuan manajemen Pengendalian Anggaran Divinisi: Penetapan anggaran yang terkait dengan tanggungjawab eksekutif atas pengambilan kebijakan yang telah digariskan, dan

31

perbandingan secara kontinue antara hasil yang dianggarkan dengan hasil yang sesungguhnya, selain untuk menjamin dengan tindakan individu atas tujuan kebijakan tersebut juga menyediakan dasar dalam merevisi anggaran (CIMA Official Terminology, First edition, 1992) . Standar Costing Keekonomisan, efisiensi dan efektivitas adalah tujuan pengendalian manajemen Divinisi: Suatu teknik analisis yang menggunakan standar untuk biaya dan pendapatan untuk tujuan pengendalian lewat analisis variance. Pengendalian Proyek 1). Identifikasi kebutuhan 2). Studi kelayakan 3). Seleksi arah yang terbaik 4). Evaluasi dan perencanaan 5). Otorisasi 6). Implementasi pengendalian 7). Timjauan pasca implementasi 8). Pengendalian Kredit Pengendalian kredit yang terkait: a. Kebijakan kebijakan c. Persetujuan Kredit b. Batas Kredit d. Pengumpulan hutang CATATAN PENGURUS (STEWARDSHIP ACCOUNTING) Tujuan utama laporan perusahaan adalah sebagai informasi yang layak untuk mengkomunikasikan ukuran-ukuran ekonomi dan informasi tentang sumber dana dan kinerja dari pelaporan entitas. Untuk memenuhi tujuan ini..... laporan perusahaan seharusnya relevan, dapat difahami, handal, lengkap, objektif, tepat waktu,

32

dan dapat dibandingkan. (Extract From The Corporate Report, 1975) PERTIMBANGAN PENGAUDITAN INTERNAL Efektivitas manajemen pada akhirnya harus diukur dengan satuan uang. Jaminan keuangan adalah penting dan sistem pengendalian keuangan harus dihubungkan secara dekat dengan semua fungsi yang lain untuk menyediakan fokus pengendalian Dalam manajemen keuangan, yang pokok adalah sistem pengendalian dan disiplin yang tegas dalam penerapannya. Ketika pengendalian berjalan efektif, fakta ini haruslah dilaporkan kepada manajer yang bertanggungjawab untuk mengevaluasi risiko, dan menawarkan saran-saran pengembangan. 3. INFORMATION MANAGEMENT Sifat Informasi manajemen Manajemen yang sehat sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan setiap Organisasi. Majajemen meliputi proses Planning, Directing, Monitoring, Controlling, dan lain-lain. Pengalaman, kepercayaan, dan informasi adalah elemen-elemen kunci dari berbagai macam pertimbangan manajemen. Dalam organisasi yang besar kompleksitas memperbesar ketidak pastian dalam pengambilan keputusan manajemen dan elemen informasi kemudian mengasumsikan bertambahnya kesesuaian. Manajemen informasi melibatkan satu atau semua tahap berikut: 1). Riset dan analisis untuk menentukan kebutuhan informasi 2). Perencanaan (Disain) dan pengembangan sistem untuk melayani kebutuhan informasi sistem informasi manajemen. 3). Spesifikasi, perolehan dan pemasangan hardware dan software pemerosesan data.

33

4). Implementasi sistem, termasuk dokumentasi dan pelatihan. 5). Pengumpulan data dan falidasi 6). Transmisi data, penyimpangan data, penerimaan kembali dan pemerosesan 7). Distribusi dan penyampaian informasi yang diperoses yang sesuai dengan kebutuhan manajemen. Difinisi: Sistem Informasi Manajemen (MIS) adalah Suatu pengaturan peralatan dan prosedur seringkali terkomputerisasi, yang dirancang untuk melayani kebutuhan informasi bagi manajer. Teknologi informasi adalah program komputer yang memberikan informasi baik teknologi produksi, penyimpanan, dan mengkomunikasikan informasi dengan memakai program komputer. Informasi adalah data yang telah diolah dan dapat memberikan arti/makna. Pemerosesan data adalah serangkaian informasi yang dilakukan terhadap data, khususnya oleh komputer dalam mengolah dan menyimpan data untuk menghasilkan informasi STRUKTUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM) Struktur SIM sebaiknya disesuaikan dengan struktur perusahaan PENGEMBANGAN SISTEM 1. Kebutuhan manajemen dan manfaatnya bagi manajemen 2. Lebih praktis dengan biaya yang murah 3. Kemampuan teknis dan biaya murah 4. Mempertimbangkan masalah

34

PERTIMBANGAN AUDIT INTERNAL LINGKUP AUDIT 1). Sistem baru yang sedang dikembangkan 2). SIM yang sudah ada 3). Penggunaan SIM dalam suatu review fungsi tertentu Evaluasi audit 1). Validitas data 2). Akurasi data 3). Ketepatan waktu data 4). Pengamanan akses 5). Ketersediaan data

4. MANAJEMEN PERSONALIA Ruang lingkup:


Manajemen personalia adalah sektor tanggungjawab umum manajemen yang mengkonsentrasikan pada manusia. Kebijakan personalia: Kebijakan personalia harus mencakup prinsip-prinsip dan praktek yang diaplikasikan setiap aspek hubungan antara manajemen dan karyawan. 01). Pengambilan kebijakan 08). Pengembangan 02). Kontrak 09). Pengembangan man 03). Skala pemberian kompensasi 10). Hubungan industri 04). Kebijakan pemberian insentif 11).Kesehatandan keamanan 05). Keuntungan tambahan 12). Tanggungjawab sosial

35

06). Kebijakan pelatihan 07). Penghargaan kinerja

13). Pembatasan prosedur 14). Kebijakan pensiun

PERENCANAAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN


1). Organisasi harus mempunyai tujuan yang didefinisikan secara objektif. 2). Perencanaan Pemberdayaan karyawan harus diintegrasikan secara penuh dengan perencanaan perusahaan 3). Catatan dan statistik perorangan yang komprehensif harus tersedia.

PEREKRUTAN Setiap posisi harus mempunyai deskripsi jabatan yang sesuai dengan tugas dan manajer.

36

5. MARKETING MANAGEMENT Ruang lingkup Pemasaran adalah proses manajemen yang mengidentifikasi, mengantisipasi permintaan permintaan pelanggan secara efisien dan menguntungkan. PERTIMBANGAN PENGAUDITAN INTERNAL Tujuan Bisnis yang diekspresikan dalam pemasaran adalah pencapaian profitabilitas dangan memperbandingkan percobaan identifikasi kebutuhan pasar. Setiap orang dalam organisasi perlu untuk mengidentifikasi tujuan. Suatu tinjauan akan menguji prinsip-prinsip yang diadopsi dan seberapa bagus prinsip diterapkan. Salah satu pendekatan dengan memulai perencanaan tahunan dengan sebuah tinjauan audit internal secara formal atas seluruh aktivitas marketing. Tujuan penelaahan audit internal ini adalah untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan, kesempatan dan ancaman (Pendekatan SWOT). 6. AUDIT R & D Pengendalian Internal atas R&D harus mencakup 3 area pokok: Pengendalian Manajemen Pengendalian teknis Pengendalian administrasi PENDEKATAN AUDIT MANAJEMEN UNTUK R & D

37

01). Harus ada kesetaraan persepsi seberapa banyak inovasi yang dibutuhkan agar perusahaan tetap kompetitif. 02). Proporsi yang tetap atas pendapatan harus dirancang untuk pembaharuan aktivitas. 03). Inovasi harus diarahkan untuk kebituhan hari esok, bukan hanya untuk tampak beda. 04). Konsep riset harus serbuka mungkin sehingga relevansi trend dapat diakui. 05). Keputusan inovasi harus didasarkan pada analisa team untuk mengurangi risiko. 06). Kebutuhan dan kemampuan baru (terutama pemberdayaan karyawan) harus diidentifikasi dan diperbandingkan. 07). Kebutuhan inovasi yang dapat terisi dengan sumberdaya dari luar harus diidentifikasi. 08). Kelompok inovasi harus tahu kearah mana mereka bekerja, dan sumberdaya apa yang yang harus mereka rekrut 09). Harus ada, jika mungkin, pengujian percobaan atas inovasi untuk mengurangi biaya risiko. 10). Indikator anggaran tradisional dan manfaat biaya yang harus tidak melebihi batas biaya inovasi. SIMPULAN Internal auditor tidak takut dengan R & D. Auditor akan menemukan bahwa persoalan-persoalan pengendalian intern yang terkait dengan R & D adalah hanyalah persoalan administratif.

38

You might also like