You are on page 1of 2

Habonaron do Bona

Oleh : Elizabeth Girsang Sebelum masuknya agama islam dan agama Kristen di daerah Simalungun, warga Simalungun menganut Animisme dan Dinamisme. Animisme adalah suatu keyakinan bahwa semua mahkluk mempunyai roh ajaib yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Dinamisme adalah satu keyakinan bahwa semua mahkluk mempunyai tenaga gaib, yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Saat itu yang berperan adalah hadatuon, dan penyembah berhala (sinumbah). Hai ini dapat diterima secara ratio karena iblis dan setan-setan itu tetap berperan aktif sampai akhir jaman. Kita umat beragama sekarang dapat mengalahkan iblis dan setan itu kalau benar-benar menyatu dengan Allah Tuhan Yang Maha Esa pencipta alam semesta beserta isinya.Hanya Allah yang dapat mengalahkan setan jahat itu, maka dari itu kita tetap menyatu dengan Allah dalam iman yang teguh sesuai agama dan kepercayaan kita masingmasing. Kalau jaman Animisme/Dinamisme Datu berperan serta perantara manusia dengan Simagod, Sinumbah , maka kita umat beragama yang menyembah Allah hanya firman Allah sebagai perantara dengan Tuhan Allah. Makanya hiduplah sesuai dengan firman Allah.

Peninggalan Animisme/Dinamisme sampai saat ini hanya tinggal nama : Sinumbah perdagangan, sinumbah Sipilogos, Sinumbah Tambun Boras, dan lain-lain. Dikatakan hanya tinggal nama karena pemujanya tidak ada lagi dan kekuatan gaibnya sirna malah sudah banyak diantara yang diolah manusia. Namun Iblis tidak tinggal diam, ia sangat licik menggerogoti hati setiap manusia dengan segala cara. Istilah ini sering disebut Animisme/Dinamisme ; yang membudaya saat ini, contoh : Menghalalkan cara Ingin menang sendiri Memperkosa HAM Pengendalian diri yang sangat rapuh Hilangnya kasih sayang Merebaknya Perpecahan SARA Tidak ramah lingkungan Fanatikisme terhadap agama Menyalahgunakan Hak dan wewenang Perlu kita semua merenungkan dalam iman yang teguh sesuai ajaran agama kita masing-masing. Apakah kita sudah terjerumus dalam Gari iblis dalam anismisme dan dinamisme modern ini??

Kita kembali pada topik di atas : Diantara simagod,sinumbah yang disebut diatas ada satu yang lain dan unik, yaitu simagod habonaron. Pengikutnya di bawa kejalan yang benar, dan ia pasti dapat pahala, Simagod habonaran menaklukkan simagodsimagod lainnya dan juga pengikutnya. Penyembah simagod habonaran nantinya disebut Parhabonaran. Istilah parhabonaran terus berlaku turun menurun. Semua pengikut habonaran yang melanggar habonaran kontan reaksinya, sehingga mereka sangat taat melaksanakan istilah habonaran tumbuh subur di Simalungun. Dalam semua bentuk, jenis adat ada nilai habonaran sebagai kandungannya. Perumpamaan Simalungun tidak terlepas dari HABONARON DO BONA. Apakah Habonaron do Bona ??? Habonaron do Bona mempunyai wawasan yang luas. Perhatikan nilai luhurnya dengan 9P berikut : Penuh dengan Kasih Sayang Penuh dalam Sukacita Penuh dalam Damai Sejahtera Penuh dalam Kesabaran Penuh dalam Kelemahlembutan

Penuh dalam Kemurahan Penuh dalam Kebaikan Penuh dalam Kesetiaan Penuh dalam Pengendalian Diri Bandingkan dengan kalimat-kalimat di bawah ini : 1. Haholongi hasomanmu songon dirimu sadokah manggoluH 2. Abakkon goluh nagok marmalas ni uhur age sonaha pe namasA 3. Boanma goluh na damei dompak haganup ase boi marolob-oloB 4. Odohkon galak ni pasu-pasu ase boi lumbang na manjalO 5. Ningon marhasabaron samah diri sonai age dompak hasomaN 6. Ajari dirimu marhalayakon bani na sombuh pakon haganup jolmA 7. Rahotkon haporsayaonmu bani Tuhanmu ase boi dalan mu pittoR 8. Orod totap bani habonaron halam-lamon sadokah manggoluh hO 9. Ningon totap rajai dirimu toruh paruhuranmu bani hasomanN Mari kita transfer nilai-nilaia luhur yang diuraikan diatas sebagai bona, titik awal/ start berangkat dan pondasi hidup. Jadi sangat tepat sekali kalu motto Simalungun adalah

You might also like