You are on page 1of 25

Peternakan Babi

Kandang Babi Induk


Kandang harus memenuhi tuntutan biologis ternak babi. Ternak babi tergolong hewan berdarah panas atau homeoterm, yaitu mekanisme fisiologisnya selalu berusaha mempertahankan kemantapan keadaan internal tubuh dengan kondisi lingkungan eksternal yang cocok baginya. Lahan kandang harus dipilih yang bertopografi yang memungkinkan digunakan untuk peternakan babi. Sedapat mungkin dari areal perkandangan dapat disalurkan limbah ternak ketempat penampungan limbah oleh grafitasi saja. Air permukaan harus diarahkan menjauh dari tempat perkandangan dan penampungan limbah. Rambesan dari kandang dan dari penampungan limbah sewdapat mungkin tinggal dilahan peternak itu sendiri dan jangan mencemari lahan milik oranglain. Tata letak bangunan biasanya disesuaikan dengan keadaan atau topografi lahjan, hamun harus memenuhi persyaratan teknis kandang ternak babi. Bagi peternak babi dangan usaha sekeluarga, atau beternak babi di pekarangan rumah yang memelihara sampai 10 ekor induk, dapat mendirikan hanya satu bangunan kandang dengan luas lantai misalnya 50 m dengan manajemen pemeliharaan yang efisien. Dalam bangunan kandang tersebut sudah dapat petak kandang jantan, induk tak bunting dam babi bunting, kandang melahirkan sekaligus untuk induk berlaktasi serta kandang membesarkan anak atau kandang menggemukan. Bangunan kandang babi untuk daerah tropis seperti indonesia lebih sederhan dibandingkan dengan daerah subtropis atau daerah beriklim dingin. Suhu diindonesia rata-tata 27,2C, namun suhu di pelbagai daerah Suhu optimal bagi ternak babi Status babi Bobot badan (Kg) Suhu optiomal (C) Baru lahir 12 35 Menyusui 25 25 34 Lepas sapih/fase 5 40 18 24 bertumbuh Fase bertumbuh 40 90 12 22 pengakhiran Babi bunting 130 250 14 20 Induk menyusukan anak 130 250 5 18 Unit ataubangsal kandang mengasuh anak ( nursery pens ) yangterdiri dari petak petak setelah anak babi disapih dan tinggal disitu sampai umur atau bobot badan 35 40 Kg. Mungkin juga ditampatkan di petak petak kandang ini induk bersama anaknya yang dipindahkan dari kandang melahirkan setelah anak berumur 2 3 minggu dan induk tinggal disitu sampai anak disapih. Dalam merancang suatu kompleks peternakan babi, sasaran atau tujuan dapat dinyatakan pada salah satu atau beberapa dari pada hal sebagai berikut : 1. Untuk mengandangkan ternak babi baik menggunakan ventilasi dengan tenaga maupun ventilasi secara alami. 2. Memberikan fasilitas untuk babi yang dipelihara dan 3. Untukmenghasilkan daging Rancangan perkandangan dapat berubah dari waktu lalu ke sekarang berdasarkan pengalaman sebelumnya baik kegagalan maupun keberhasilan. Dalam merancang suatu perkandangan selalu dipertimbangkan agar biaya sekecil mungkin, dengan penampilan dan kualitas yang dapat diterima. Tetapi pada kandang ternak sebenarnya tekananutama (paling besar) ditujukan pada penampilan dimana hal itu mempengaruhi terhadap biaya dari sistem produksi. Dalam merancang bangunan utnuk ternak terdapat enam data dasar yang diperlukan, dimana satu

dengan yang lain tidak terpisah tetapi harus dipertimbangkan segala interaksi dan pengaruhnya ; Lingkungan Bangunan Tersedianya informasi yang cukup tentang lingkungan ternak sehingga memung-kinkan kita untuk menduga modifikasi iklim yang diperlukan untuk mencapai penampilan optimum secara ekonomis. Modifikasi lingkungan memungkinkan merubah makanan menjadi daging secara effisien (merupakan alasan yang prinsipal untuk kandang ternak babi). Untuk mencapai dan mempertahankan produksi yang optimum diperlukan faktor antara lain untuk mempertahankan kondisi iklim optimum/ lingkungan optimum sejalan dengan kebutuhan ternak. Apa yang dimaksud dengan lingkungan optimum ?, faktor apa yang mempengaru-hinya ? Effisiensi produksi ternak babi tergantung kepada keberadaan dimana zat makanan dalam ransum yang digunakan untuk kebutuhan pokok dan untuk produksi jaringan ternak, dengan sistem perkandangan yang intensif sehingga ternak tidak bebas untuk memiliki kondisi tempat tinggal dimana adalah terbatas, oleh karena itu adalah penting untuk mengetahui atau mengerti pengaruh lingkungan terhadap kesehatan ternak, kesejahtraan dan produktivitas. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa daerah temperatur netral (DTN/ Thermo Netral Zone) dikenal sebagai : kisaran temperatur udara dimana laju metabolisme ternak babi adalah dalam suatu keadaan minimum, tetap dan bebas dari temperatur udara. Kisaran suhu udara dimana metabolisme secara normal diperoleh atau secara mencukupi Produksinya panas danhilangnya panas dari tubuh adalah kira-kira sama atau seimbang. Keseimbangan energi dari seekor ternak beberapa sangat dipengaruhi oleh temperatur dan sering digunakan sebagi kriteria tunggal, dalam merinci atau speci-fikasi lingkungan. Zoometry dan tingkah laku ternak Zoometrik adalah ukuran dari ternak dan hubungannya dengan lingkungan kandang, ini sangat penting karena ukuran ternak babi pada umur yang berbeda perlu dijamin agar bangunan dan peralatan berfungsi untuk ukuran kandang ternak babi. Zoometrik perlujuga diketahui untuk pemanfaatan peralatan dapat difungsikan dihubungkan dengan ukuran kandang. Ukuran ternak babi harus digunakan untuk rancangan peralatan dengan baik seperti tempat makanan ransum tinggi alat minum (kalau menggunakan water nipple ) ukuran dan jarak slat dll Data zoometrik (seperti berat, panjang, umur dan ukuran langkah ternak babi) digunakan untuk rancangan perkandangan. Bahan dan struktur bangunan Bahanyang banyak digunakan terutama diluar negeri adalah ; Stainless steel untuk gerobak makanan , kandang babi di daerah yang sangat berkarat, lantai berkisi dan alat minum. Pipa Polivinilchlorida (PVC) untuk air dan membawa makanan. Kayu Blok (timber) untuk menjaga panas apalagi diberi perlakuan untuk memberi daya tahan terhadap kelembaban. Bahan kawat untuk cenderung lebih bersih Bahan plastik lebih disenangi oleh ternak karena bahan tersebut hangat. Alat-alat atau perlengkapan kandang Kandang yang sempurna memerlukan perlengkapan-perlengkapan yaitu : 1) Tempat makan dan minum Tempat makan Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. (Perhatikan pada gambar.) Masingmasing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle. Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan. Persyaratan pembuatan tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan antara lain :

Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya babi. Mudah dibersihkan. Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya. Tempat makan dan minum letaknya lebih tinggi daripada lantai. Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa tertinggal di sela-selanya, dan mudah dibersihkan. Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti punggung belut, sehingga tidak tajam. 2) Bak air Seriap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara. 3) Bak penampungan kotoran Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang. 4) Pintu kandang Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anakanak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi. Kandang induk menyusui Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada kandang tersebut. Pada pokoknya kadang babi induk bisa dibedakan antara kandang individual dan kelompok. a) Kandang individual Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk seekor babi. Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya terdiri dari satu baris kandang. Dan kandang tersebut atap bagian depanyanya dibuat lebih tinggi daripada bagian belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai berikut : Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m. Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m. Tinggi tembok 1 m Lebar 3 m. Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula. Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa keluar. Kandang ini perlu dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih. Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu makanan yang diberikan kepada anak-anaknya. Dilengkapi dengan lampu pemanas. Kandang diberikan tilam dari jerami kering yang bersing. b) Kandang kelompok Pada pokoknya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang

dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang tunggal.

Jenis-jenis Pakan Babi


Bahan makanan yang biasa diberikan kepada babi a. Bahan makanan yang banyak mengandung protein

1).Tepung ikan Tepung ikan di buat dari sisa-sisa ikan atau ikan afkir, yang terdiri dari kepala, kerangkan dan ekor. Kuailitas tepung ikan yang paling baik ialah yang berasal dari ikan putih, sebab kadar minyaknya tidak lebih dari 6% dan kadar garamnya 4%. Sedangkan tepung ikan kualitas kedua dibuat dari ikan afal yang kadar minyak dan garamnya cukup tinggi, sehingga bisa menimbulkan efek negative pada babi. Di samping kandungan protein, tepung ikan juga mengandung unsureunsur mineral penting, seperti Ca, P dan Chlorine. Tepung ikan ini bisa diberikan kepada anak babi sebanyak 15%, untuk babi bibit, dan 10% untuk babi grower. 2).Susu ikan. Susu skim ialah susu yang sudah diturunkan kadar lemaknya menjadi kurang lebih 0,1%. Susu skim ini merupakan salah satu bahan makanan yang bermutu, terutama bagi babi-babi induk yang sedang menyusui dan babi muda. Sebab susu skim kaya akan protein dan lysine serta lactosenya pun cukup tinggi, sehingga dapat menggantikan sebagai daripada bahan makanan yang berasal dari biji-bijian. 3).Susu skim bubuk. Susu skim bubuk mengandung 35% protein, sedangkan mineral, fat dan vitaminnya rendah. 4).Bungkil kedelai. Bungkil kedelai diperoleh dari kedelai yang sudah diambil minyaknya. Kandungan protein 38%, agak lebih rendah daripada bungkil kacang tanah yang kadar proteinnya 41%. Akan tetapi kedelai kaya akan lysine, atau merupakana sumber protein nabati yang sangat penting untuk babi. Warna bungkil ini kuning pucat, serat kasar dan kadar Ca-nya rendah. Jika ingin menggunakan bungkil kedelai untuk pengganti tepung ikan, pada rasum harus ditambah mineral. Biasanya bungkil kedelai diberikan sebanyak 5%, tepung ikan 5% untuk grower, dan 10% untuk finisher. 5).Bungkil kacang tanah. Adalah hasil ikutan kacang tanah yang sudah diambil minyaknya. Bahan ini kurang cocok untuk babi, karena kandungan lysine dan Ca-nya rendah. Apabila bungkil kedelai sulit diperoleh atau terlampau mahal, bungkil kacang tanah ini bisa dipakai pengganti dengan ketentuan zat yang kurang diperhitungan dan diganti dengan bahan lain. b. Bahan makanan sebagai sumber energy

1)Jagung Jagung adalah bahan makanan babi yang sangat bagus, karena banyak mengandung karbohidrat. Tetapi bahan makanan ini harus digiling halus, sebab bila tidak akan kurang bermanfaat. Baik jagung kuning maupun putih keduanya bisa dipergunakan walaupun yang putih kadar vitamin A lebih rendah. 2)Katul Kualitas katul bermacam-macam. Keadaan kualitas ini tergantung pada jumlah brambut yang terdapat di dalam katul itu sendiri. Katul yang persentase btambutnya tinggi berarti berkualitas rendah. Dan katul banyak mengandung fat, sehingga pada musim panas atau lembab, katul mudah tengik. Katul yang rusak atau tengik akan mengganggu alat pencernaan dan menyebabkan vitaminvitamin yang terdapat di dalamnya hancur. Babi yang banyak mendapatkan makanan katul, bacon menjadi lunak. Oleh karena itu pemberian katul ini hendaknya dibatasi dalam jumlah sedang dan dalam keadaan baru (fresh), tak banyak brambut. 3)Mellase Mellase bisa diberikan pada babi dalam campuran makanan sebanyak 5%. Mellase ini bisa mengikat makanan, sehingga makanan tak terhambur. Mellase juga meningkatkan nafsu makan. Kepada babi-babi fattening bisa diberikan dalam jumlah sampai 20%. Sedangakan kepada babi kecil tidak lebih dari 5%. c. Bahan makanan hijauan 1)Hijauan segar Hijauan merupakan salah satu bahan makanan yang sangat penting bagi pemeliharaan babi-babi kecil dan babi-babi bibit. Tetapi yang perlu dipikirkan ialah bahwa babi kecil tidak mampu mencerna serat kasar, maka kepada babi-babi kecil tersebut tidak bisa diberikan bahan makanan hijauan yang serat kasarnya terlampau tinggi. Hijauan makanan yang biasa diberikan daun ketela rambat, rumput muda yang dipotong-potong dan berbagai jenis leguminose. 2)Tepung daun lamtoro. Tepung daun lamtoro sering ditambahkan pada makanan, terutama babi induk bibit dan anak-anak babi. Sebab bahan tersebut kandungan mineral dan vitaminnya tinggi. Akan tetapi karena bahan ini mengandung toxic (racun) maka jumlah jumlah yang bisa diberikan atau ditambahkan kepada ransum tidak boleh melebihi 5% dari seluruh campuran makanan. Pemakaian yang berlebihan atau terlampau banyak berarti akan menambah toxic yang lebih besar pula. Hal ini bisa berakibat pada babi, bulunya rontok, dan babi bunting bisa menyebabkan keguguran. 3.Penyusunan ransum. Apabila jumlah babi yang dipiara itu hanya bebarapa ekor saja, maka kepada babi tersebut bisa diberikan sisa-sisa bahan makanan dari dapur, seperti kulit pisang, pepaya, sayuran, nasi dan lain sebagainya. Akan tetapi betapapun banyak sisa makanan yang bisa diberikan, namun praktek pemberian makanan semacam itu kurang bisa dipertanggung jawabkan. Sebab bahan makanan tersebut bukanlah merupakan rasum yang mempunyai susunan zat makanan dalam imbangan yang tepat seperti yang diperlukan tubuh babi untuk keperluan pertumbuhan dan berproduksi. Sedangkan yang dimaksud dengan ransum ialah sejumlah campuran dari berbagai macam bahan makanan yang diberikan kepada hewan ternakdalam waktu tertent, misalnya satu hari satu malam (24 jam). Di dalam waktu 24 jam babi harus mendapatkan zat-zat dalam perhitungan yang benar dan teliti. Penyusunan ransum ini sangat bervariasi atau berbeda-beda. Titik berat perbedaan tersebut terletak pada kadar protein dan hidratarang. Sebab pedoman penyusunan ransum yang

dikemukakan di sini ialah dengan dasar Imbangan Protein (IP). IP ini menunjukkan suatu perbandingan antara protein dapat dicerna (Prdd) dengan Martabat Pati (MP). Protein dapat dicerna ialah hasil pencernaan protein kasar yang terdapat dalam suatu bahan makanan yang dapat diabsorpsi oleh diding usus. Sedangkan MP = Martabat Pati dari suatu bahan makanan atau ransum ialah angka yang menunjukkan kg (gr) pati murni yang sama dayanya dengan 100 kg (gr) dari bahan makanan itu untuk membentuk lemak badan di dalam tubuh. Hal ini dimaksudkan, bila bahan makan atau ransum itu dikatakan memiliki MP 70, artinya 100 kg bahan makanan atau ransum tersebut mempunyai daya yang sama dengan 70 kg pati murni dalam membentuk lemak badan di dalam tubuh. Dan MP dari suatu bahan makanna juga menggambarkan kandungan energy. Contoh IP Bungkil kepala, Prdd = 16,8%; MP = 81% IP = Prdd : MP = 16,8 : 81 => IP 1 : 482 Cara memperhitungkan MP suatu bahan makan. Sebagai contoh jagung. Jagung mengandung Prdd 6,6%, lemak 3,7%, serat 1% dan karbohidrat 64,8%. Karena besarnya MP dari tiap-tiap zat makanan telah diketahui maka : 1 kg pati murni = 1 satuan kg MP 1 kg BETN = 1 satuan kg MP 1 kg serat kasar = 1 satuan kg MP 1 kg lemak dari biji-bijian = 0,94 satuan kg MP 1 kg Lemak dari biji-bijian = 2,44 satuan kg MP Maka MP jagung tersebut bisa diperhitungkan sebagai berikut : 6,6 kg Prdd mempunyai MP 6,6 x 0,94 = 6,20 3,7 kg lemak dapat dicerna mempunyai MP 3,7 x 2,41 = 8,917 1,0 kg serat kasar dapat dicerna mempunyai MP 1,0 x 1 = 1,00 64,8 kg karbohidrat dapat dicerna mempunyai MP 64,8 x 1 = 64,80 Jumlah = 80,917 Jadi setiap 100 kg jagung mempunyai MP = 80, 9 atau dengan kata lain, bahwa setiap 100 kg bahan makan sama dayanya dengan pati murni sebesar 80,9 kg. Catatan : Bahan makanan yang memiliki IP = 1 : 2, berarti separuh dari zat-zat makanan terdiri dari protein. Dan bahan makanan yang IP nya 1 : 10, berarti zat proteinnya hanya sepersepuluhnya. Babi-babi umur 6 bulan, diberi ransum dengan IP 1 :5 1 : 6 Babi induk menyusui diberi ransum dengan IP 1 : 6 1 : 7 Babi fattening diberi ransum, dengan IP 1 : 8 1 : 10 Kandungan IP di dalam ransum terletak pada kadar protein dan MP (IP). Kandungan IP di dalam ransum itu sendiri di perhitungkan berdasarkan beberapa factor diantaranya : 1) Tujuan peternakan itu sendiri, misalnya sebagai babi fattening, bibit. 2) Fase hidup babi, starter, grower, finisher atau berat babi. 3) Pedoman yang telah ada seperti zat-zat makanan yang diperlukan dan pertimbangan ekonomis, serta bahan yang tersedia pada sepanjang tahun. Berdasarkan faktor-faktor tersebut di atas, maka bisa disusun berbagai macam ransum sesuai dengan kebutuhan babi dan tujuan peternak a. Berbagai Macam Ransum 1) Ransum starter Yang dimaksud dengan babi starter ialah anak babi yang masih menyusui dengan umur 8 10 minggu. Pada fase atau periode ini mereka harus mendapatkan ransum starter, yaitu ransum yang terdiri dari :

Komposisi bahan makanan yang mudah dihisap oleh anak babi dan pula mudah dicerna (creep feeder). Kandungan serat kasarnya rendah, misalnya dari bahan jagung giling halus, tepung susu skim. Sebab susu kandungan proteinnya tinggi, sedangkan jagung memiliki kadar cerna yang tinggi dan merupakan sumber karbohidrat. Kandungan protein 20 22 %, MP 70 Serat kasar 3 %. 2) Ransum Grower Babi grower yaitu anak babi sesudah melampaui fase starter sampai umur 5 bulan. Babi-babi yang telah melewati fase grower dan mencapai berat 50 kg. Hal ini dimaksudkan agar : Babi tumbuh cepat, sehat dan kuat. Bisa menghasilkan babi-babi fattening yang tidak banyak lemak atau spek, melainkan banyak daging. Babi bibit (breeding) dalam periode menyusui nanti akan bisa memproduksi air susu cukup banyak. Babi-babi yang hidup pada fase ini harus mendapatkan ransum grower, yaitu ransum yang terdiri dari : Bahan yang agak kasar sedikit dari pada ransum starter. Kadar protein kurang lebih 17%, MP 68. Serat kasar 5%. Ditambah ekstra hijauan segar, vitamin-vitamin dan mineral. 2) Ransum Fattening Babi fattening adalah babi-babi yang digemukkan sebagai babi potongan yang beratnya 50 100 kg. penggemukan ini dimulai semenjak mereka sudah melewati fase grower yang berat hidupnya 50 kg sampai dengan bisa dipotong yaitu pada waktu mencapai berat 100 kg. Ransum yang diberikan ialah ransum fattening, yang terdiri dari : Bahan makanan yang agak kasar Kadar protein 14%, MP 69. 3) Ransum bibit Ransum bibit merupakan ransum yang diberikan kepada babi dara, sebagai pengganti makanan fase grower atau babi bunting3 bulan pertaman. Yang perlu diperhatikan dalam hal ini ialah babi tidak boleh terlampau gemuk dan banyak fat. Untuk menghindarkan keadaan ini maka babi tersebut harus diberikan ransum khusus yaitu ransum bibit yang terdiri dari: Bahan-bahan makanan yang kadar serat kasarnya relative tinggi kurang lebih 8,5%. Protein 14,5 %, MP 64. Ditambah hijauan. 4) Ransum induk menyusui Ransum induk menyusui yaitu ransum yang diberikan pada bulan terakhir pada masa bunting dan selama mereka menyusui. Ransum tersebut terdiri dari : Bahan yang kandungan serat kasarnya relative rendah, 7%. Kadar protein tinggi, 18,5%, MP 66. Protein yang tinggi diperlukan untuk : Pertumbuhan embryo. Persiapan produksi air susu. Serat kasar yang tidak terlalu tinggi dimaksudkan untuk menghidari kemungkinan terjadinya kesukaran buang kotoran (konstipasi) pada saat hendak melahirkan. Untuk mengatasi konstipasi ini babi bisa ditolong dengan diberikan obat pencahar (urus-urus), misalnya garam inggris sebanyak 1 (satu) sendok makan yang dicampur makanan. Pemberiannya dilakukan beberapa hari sebelum dan sesudah melahirkan. Pada saat ini jumlah ransum bisa dikurangi, tetapi harus betul-betul bermutu. b. Cara Penyusunan Ransum Untuk menyusun ransum yang baik, perhatikan tabel di bawah beserta diagram berikut :
Keterangan 1. Jagung Starter % 35 - 60 Grower % 25 - 60 Fattening % 25 -60 Lactasi 20 - 50 Bibit 15 - 40

2. Katul 3. Tepung ikan 4. Dedak gandum 5. Susu skim (Powder) 6. Tepung tulang 7. Bungkil kedelai 8. Bungkil kelapa 9. Tepung daun lamtoro 10. Mellase 11. Mineral 12. Gula 13. Vitamin 14. Antibiotic Protein kasar MP Serat kasar

5 - 10 0 - 20 5 - 15 0-3 0-3 1 0 - 10 19 70 4

0 - 10 5 - 20 5 - 10 0-5 2 - 10 0 -3 5 5 1,5 16 68 6

0 - 25 0 - 15 2-7 2-5 2-7 5 5 1,5 14,5 69 6

10 - 15 5 -10 10 - 25 0 -5 5 - 10 0-7 5 5 1,5 18,5 66 7

0 - 15 2 - 10 10 - 30 0-5 2-7 0-7 5 5 1,5 14,5 64 8,5

Catatan Campuran bisa terdiri dari 60% kulit kerang giling/tepung kulit kerang, 30% tepung tulang, 10 gram yosium. Perbandingan Ca dan P yang baik 1,5 2. Mineral dalam ransum 1,5%. Vitamin-vitamin dan antibiotic hanya bisa diperoleh dari pabrik dan mengenai jumlah yang harus ditambahkan pada ransum ada petunjuknya dari pabrik yang bersangkutan Antibiotic berguna untuk merangsang pertumbuhan dan memberantas penyakit. Contoh untuk ransum dan menghitung ransum induk menyusui. Pada tabel diatas terlihat bahwa kadar dan MP pada ransum induk menyusui 18,5 % , MP 66 maka hal ini bisa diperhitungkan sebagai berikut : Diagram penyusunan ransum
Bahan 1. Jagung 2. Katul 3. Bungkil kedelai 4. Tepung ikan 5. Tepung daun lamtoro Bag/kg 35 50 5 10 5 Prot. KASAR 35 x 8,5 = 297,5 50 x 13,5 = 675 5 x 48,5 = 242,5 10 x 53 = 530 5 x 19,5 = 97,5 MP 35 x 80 = 2.800 50 x 60 = 3.000 5 x 69 = 345 10 x 49 = 490 5 x 45 = 225

Jumlah

100 1842,5 6.860 Prot. kasar = 1842,5 = 18,425 MP = 6860 = 68,6 100 100 Angka-angka pada tabel atau diagram di atas adalah sekedar pedoman saja, sehingga para peternak bisa menyusun sendiri menurut bahan baku yang ada di lingkungan masing-masing dengan menggunakan suatu pedoman yang telah ada. 4. Teknik pemberian makanan dan jumlah yang diberikan a. Teknik Pemberian Makanan Pada pokoknya ada 2 macam cara pemberian makanan, yaitu sistem basah dan kering. Pada umumnya pemilihan sistem tersebut didasarkan kepada tujuan di dalam pemeliharaan, bahan makanan yang tersedia serta keadaan tempat (kadang). 1) Sistem basah Teknik pemberian makanan semacam ini bertujuan intuk mendapatkan kualitas babi bacon yang baik. Semua bahan maknaan dibiki halus, kemudia dicampur air atau dibasahi.

Makanan ini bisa diberikan kepada babi pada bak makanan atau ditaruh di atas lantai. Hal ini juga sangat tergantung kepada jumlah babi dan tempat. Jika babi itu dipiara secara kelompok, di mana jumlah babi dalam satu ruang cukup besar, sedang tempat tidak memungkinkan, maka pemberian makan ini cukup ditaruh di atas lantai saja, sehingga modal bisa di hemat. Tetapi pada sitem pemeliharaan individual, sebaiknya makanan tersebut ditaruh pada bak makanan. Kebaikan pemberian makanan sistem basah Makanan basah ini lebih mudah dimakan dan dicerna. Menambah napsu makan, sebab babi lebih suka makanan basah. Makanan yang basah dengan mudah bisa ditaruh di atas lantai. Kelemahannya Lebih banyak tenaga, karena harus menyiapkan atau membasahi makanan terlebih dahulu. Sisa makanan dengan sangat mudah menjadi basi. Kandang lebih cepat menjadi kotor. 2) Sistem kering Tujuan pemberian makanan semacam ini ialah untuk memberikan rangsangan agar bisa diperoleh berat hidup yang maksimal. Maka sistem ini sangat baik buat babi-babi pork, yang umur sekitar 3 - 4 bulan dengan berat 45 55 kg. Pemberian makanan ini sebaiknya ditaruh pada bak makanan atau tempat khusus seperti tempat makanan otomatis yang terlihat pada gambar. Keuntungan pemberian makanan sistem kering Pengisian makanan cukup dilakukan sekali sehari. Makanan yang tersisa tidak mudah menjadi basi. Tempat atau kandang tidak mudah kotor. Lebih menghemat tenaga, karena peternak tidak setiap kali harus membersihkan tempat dan tidak selalu mengisikan makanan. Kelemahanya Agak sulit dimakan, karena hanya bisa diperoleh sedikit-demisedikit. Makanan mudah terhambur. b. Jumlah Makanan Yang Harus Diberikan Jumlah makanan yang diberikan kepada babi sebaiknya dilaksanakan menurut pedoman. Semua pemberian makanan harus disesuaikan dengan berat babi atau pertumbuhannya. Pada fase pertama, pemeberian ransum itu hanyalah untuk keperluan pertumbuhan yang maksimal. Akan tetapi sesudah babi itu mencapai berat hidup 70 kg, pemberian makanan harus dibatasi agar babi tidak terlalu banyak fat. Untuk babi-babi bacon seperti Large White, Saddle Back. Makanan harus dibatasi sampai 2,5 kg/hari semenjak mereka itu mencapai berat 60 kg ke atas. Hal ini sangat penting untuk mencegah fat yang berlebihan dan untuk memperbaiki karkas. Suatu hal yang mudah diingat dan praktis untuk melaksanakan jumlah makanan yang harus diberikan kepada setiap ekor babi ialah bahwa untuk :
Berat babi/kg 15 20 25 30 35 40 50 55 60 65 70 Umur (minggu) 8 (habis dipisah) 10 12 (3 bulan) 14 15 17 19 20 21 22 23 Jumlah/kg 0,75 0.90 1,10 1,30 1,50 1,70 2,00 2,10 2,30 2,40 2,50

75 80 85 90 95 100

24 (6 bulan) 25 26 27 28 29

2,60 2,70 2,80 2,90 3,00 3,50

Sedangkan jumlah makanan untuk babi induk, dara, bibit dan induk menyusui bisa diberikan menurut fase hidup atau mereka masing-masing. Bisa dilihat tabel di bawah ini :
Periode/umur 1. Induk 2. Dara - bunting 3 bulan - akhir kebuntingan 3. Induk bibit dewasa 2 kg + hijauan 3 kg + hijauan makanan induk bibit makanan induk menyusui Makanan 1 - 21/2 kg + hijauan Jenis makanan makanan induk bibit

Jenis-jenis Bibit Babi


Untuk memaksimalkan budidaya/penggemukan babi, sebaiknya para peternak mengenal dan memahi jenis-jenis babi secara baik pula. Memasuki era perdagangan bebas di awal abad ke-21 seperti Asean Free Area (AFTA) tahun 2003 dan AsiaPacifik Economic Cooperation (APEC) tahun2020, Indonesia memiliki peluang dan sekaligus akan menghadapi banyak tantangan dalam mengembangkan agribisnis peternakan. Peluang untuk mengebangankan agribisnis peternakan sangat terbuka, karena Indonesia memiliki potensi sumber daya alam yang relatif besar dibanding negara-negara lainnya, khususnya untuk kawasan Asia Tenggara. Disamping itu Indonesia memilikikeunggulan komparatif dan kompetitif karena secara geografis berada pada posisi yang strategis yaitu terletak antara dua benua yaitu Asia dan Australia serta memiliki perairan internasional yang luas di Samudara Hindia dan Pasifik. Pemerintah perlu mempertimbangkan timbulnya dampak negatif yang mungkin akan muncul akibat tuntutan pasar bebas. Kebijakan yang diambil harus memiliki wawasan pemikiran yang jauh menjangkau ke masa depan untuk memperkuat kesiapan Indonesia dalam menghadapi globalisasi perdagangan. Sejalan peluang yang ada, maka pembangunan perternakan di Indonesia ditunjukkan untuk meningkatkan produksi bahan pangan asal ternak, memperluas kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan peternak. Selama ini pengembangan budidaya peternakan lebih terfokus kepada budidaya ternak rumninansia besar, terutama ternak sapi potong dan perah, sedangkan untuk pengembangan budidaya ternak babi belum begitu banyak dilakukan. Walaupun Indonesia merupakan negara yang penduduknya mayoritas Islam, namun masih ada masyarakat lain yang potensial sebagai konsumen daging babi. Sebagian dari mereka ada yang melakukan usaha budidaya ternak babi untuk memenuhi konsumen daging yang membutuhkan. Potensi konsumen daging babi akan semakin besar dengan kedatangan turis asing dan tidak tertutup kemungkinan untuk meningkatkan ekspor seperti yang telah dilakukan oleh usaha peternakan babi yang berlokasi di pulau Bulan yaitu untuk memenuhi kebutuhan negara singgapura. Untuk budidaya babi dengan hasil yang mengutungkan, maka para peternak babi harus beternak secara intensif tidak hanya memperhatikan tentang pakan dan kandang serta kesehatannya tapi juga harus mengetahui dan memahami tentang jenis-jenis babi yang akan dibudidayakan/digemukkan sehingga pertambahan berat badanya cukup baik. Adapun jenis-jenis babi, antara lain : babi Jawa, babi Sumatra, babi Bali ini adalah babi Lokal, dengan ciri-ciri seperti berikut : A. Ciri -ciri Babi Jawa, sebagai berikut : 1) Warna : putih, hitam, berbulu lebar; 2) Bentuk Badan : tubuh pendek agak gemuk, punggung agak cekung, badan dan moncongnya panjang, ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan terletak secara baik, khusus untuk Tangerang pada leher sebelah kiri dan kanan ada Tassle (daging menggantung).

B. Ciri -ciri Babi Bali, sebagai berikut : 1) Warna : belang hitam putih; 2) Bentuk Badan : berbadan kecil, kaki pendek, punggung melengkung ke bawah sehingga bagian perutnya hampir menyentuh tanah, kulitnya pada babi dewasa berlipat-lipat, ambing baik dengan paling sedikit 6 pasang puting susu, simetris dan terletak secara baik. Seleksi Bibit Ada beberapa jenis bibit babi antara lain : Berksive, Chester White, Tamworth, Yorkshire, Sadleback, Hampshire, babi liar/celeng dll. Ciri-ciri babi yang baik : - Letak puting simetris. - Ambing besar dengan saluran darah terlihat jelas. - Tubuh padat dalam berisi. - Kaki kotor dan tegap.

Cara Berternak Babi


Pokok-Pokok Beternak 1. Yang perlu diperhatikan terhadap anak babi dan babi kecil antara lain: a) Terhadap anak babi yang berumur 2 minggu pemberian makanan khusus b) Terhadap babi umur 4 minggu melakukan kastrasi c) Babi umur 6 minggu diadakan vaksinasi d) Babi umur 4-8 minggu penyapihan e) Babi umur 10 minggu pencegahan atau pemberantasan terhadap penyakit cacing f) Babi sangat sensitif terhadap perubahan suhu yang mendadak g) Bentuk kandang ikut menentukan efisiensi tenaga, biaya dan produksi h) Babi sensitif terhadap penyakit-penyakit parasit seperti cacing, kudis i) Pengawasan terhadap gejala babi birahi menentukan sukses tidaknya perkawinan. 1. Beberapa catatan penting: a) Berat anak babi waktu lahir 1-1,5 kg b) Jumlah anak babi sekali melahirkan 7-14 ekor c) Pertambahan berat badan 450-500 gram/hari d) Berat penyapihan rata-rata 10-14 kg e) Umur untuk dikawinkan pertama kali bagi betina 10-12 bulan, pejantan minimal 8 bulan f) Siklus birahi betina rata-rata 21 hari g) Lama birahi 2-3 hari, perkawinan dilakukan pada hari kedua saat babi itu birahi. h) Lama kebuntingan kira-kira 114 hari (3 bulan 3 minggu 3 hari)

i) Induk umumnya melahirkan 2 x setahun j) Sebaiknya babi dijual setelah umur 8-9 bulan dengan berat hidup 80-100 kg III. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh peternak: a) Berat pada waktu lahir, disapih b) Tanggal kelahiran, perkawinan, penyapihan c) Banyaknya makanan yang dihabiskan d) Kondisi dan penyakit yang timbul e) Bangsa babi f) Jumlah anak yang dilahirkan g) Kelamin/sex anak yang dilahirkan h) Berat badan waktu dijual i) Pertambahan berat badan perhari j) Silsilah induk dan ayah k) Selain diambil dagingnya, seperti halnya dengan kotoran ternak lain, kotoran babi juga dapat digunakan sebagai pupuk setelah kering dan disimpan beberapa saat.

Pertumbuhan Babi
17:26 | Label: Pertumbuhan Babi | No comment yet

BABI GROWER

Babi dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Class : Mammalia Ordo : Artiodactyla Sub ordo : Sus Spesis : Sus Scrofa Sus Vittatus Sus Vittatus merupakan babi liar yang berasal dari Asia Timur dan Tenggara dan juga sus scrofa adalah babi Eropa liar sekarang yang dahulu juga berada di Asia Barat Sus Vittatus adalah jenis bangsa babi liar yang paling awal atau paling lama dijinakkan. hal ini bisa dibuktikan bahwa semenjak tahun 4900 SM Cina telah memiliki dua bangsa babi piaraan yaitu Chinese dan Siamese. Sedang penjinakan Sus Scrofa baru dikenal setelahnya. Di

Inggris, pemeliharaan babi ini baru dikenal pada tahun 800 SM. Babi asli Indonesia berasal dari babi hutan yang sampai sekarang masih terdapat di hutan dan hidup liar dan babi ini terkenal dengan nama babi celeng (sus verrucosus). Untuk meningkatkan kualitas babi di Indonesia pernah dilakukan impor babi dari luar negeri seperti Hampshire, Yorkshire, Tamworth, VNL dan VDL. Dewasa ini bangsa bangsa babi telah dikelompokkan menjadi beberapa tipe. Tipe yang umum dikenal ada 3 yaitu babi tipe lemak (lard type), tipe daging (meat type atau pork type) dan tipe sedang (bacon type). Bangsa babi yang ada di Indonesia umumnya cenderung kearah tipe lemak. Ciri ciri babi tipe lemak adalah ukuran tubuh berlebihan cepat atau mudah menjadi gemuk, ukuran babi pendek dan kemampuan dalam membentuk lemak cukup tinggi. Babi yang tergolong tipe daging antara lain Hampshire, Polland China, Duroc, dan yang tergolong tipe sedang adalah Yorkshire, Tamworth dan Landrace. Berdasarkan permintaan konsumen, sampai saat ini babi tipe lemak menjadi tidak populer lagi. Masyarakat mulai mengalihkan perhatian kepada babi tipe daging, oleh sebab itu peternak mengalihkan perhatian kepada babi tipe daging (meat type). Untuk bangsa babi di Indonesia, belum dapat dikelompokkan ke dalam salah satu tipe yang dikehendaki oleh konsumen. Jadi tipe babi Indonesia memiliki sifat yang masih campuran, tetapi ada tendensi mengarah kepada babi tipe lemak. Babi adalah ternak monogastrik yang mampu mengubah bahan makanan secara efisien. Limbah pertanian, peternakan dan sisa makanan manusia yang tidak termakan dapat digunakan oleh babi untuk menjadi produksi daging. Besarnya konversi babi terhadap ransum ialah 3,5 artinya untuk menghasilkan berat babi 1 kg dibutuhkan makanan sebanyak 3,5 kg ransum . Babi memiliki sifat prolifik, yakni banyak anak dalam satu kali kelahiran. Jumlah anak yang dilahirkan berkisar antara 8 14 ekor dalam satu kelahiran dengan rata rata 2 kali kelahiran per tahun. Babi dara dapat dikawinkan pada umur 8 bulan, beranak pada umur 1 tahun dan anak anaknya dapat mencapai berat 100 kg pada umur 5 6 bulan bila dipelihara pada keadaan sehat. Babi Periode Grower Dari ketiga fase pertumbuhan yaitu starter, grower dan finisher, fase grower adalah saat saat pertumbuhan babi yang paling cepat dan merupakan fase yang paling efisien dalam mengkonversikan makanan untuk mencapai berat hidup. Jadi babi yang mendekati kedewasaannya, maka perbandingan konversi makanan akan menjadi lebih luas. Hal ini berarti keperluan makanan yang dipergunakan untuk meningkatkan berat badan akan lebih banyak pula. Babi periode grower yaitu babi yang memiliki bobot rata rata 35 kg hingga mencapai bobot badan 60 kg atau dri umur 16 minggu sampai mencapai umur 24 minggu. Periode grower merupakan periode yang harus diperhatikan akan kebutuhan zat makanannya, dan ransum yang bermutu tinggi adalah salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi performans babi grower. Ransum yang terdiri dari pakan yang bermutu tinggi dan disusun memenuhi kebutuhan zat- zat makanan babi dan dicampur baik adalah syarat untuk memperoleh performans yang optimal. Menurut NRC (1998) kebutuhan zat makanan ransum babi periode grower yaitu energi metabolisme sebanyak 3265 kkal, protein kasar sebanyak 15% dan kandungan serat kasar ransum sebesar 5%. Pertambahan bobot badan yang diharapkan 0,497 0,606 kg/hari dan konsumsi ransum sebanyak 1,90 2,53 kg/hari. Konsumsi harian babi periode grower dengan bobot badan 30 70 kg sebesar 2160 gr/hari. Untuk mengetahui lebih jelasnya mengenai kebutuhan zat makanan babi periode grower dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel . Kebutuhan zat zat makanan babi periode grower Zat Makanan Kebutuhan % Protein Kasar 15,00 Serat Kasar 5,00 Lisin 0,60

Ca 0,50 P 0,45 Energi Metabolisme 3265,00 Konsumsi Ransum Babi Grower Ransum adalah makanan yang diberikan pada ternak selama 24 jam yang terdiri dari dua atau lebih bahan makanan. Tujuan pemberian ransum adalah menjamin pertambahan bobot badan yang ekonomis selama pertumbuhan dan penggemukan berlangsung. Ransum yang sempurna akan memberi jaminan terhadap pertumbuhan yang baik, yaitu kombinasi beberapa bahan makanan yang bila dikonsumsi secara normal dapat memenuhi kebutuhan zat makanan kepada ternak sehingga fungsi biologis dalam tubuh berjalan secara normal. Babi akan dapat mencapai tingkat penampilan produksi tertinggi sesuai dengan potensi genetiknya bila memperoleh zat- zat makanan yang dibutuhkan. Faktor yang mempengaruhi konsumsi ransum terbagi dua yaitu yang secara langsung berpengaruh pada besar dan berat badan, umur, kondisi ternak serta cekaman yang diakibatkan oleh lingkungan seperti temperatur, kelembaban udara dan sinar matahari, semakin tinggi temperatur maka konsumsi ransum akan semakin rendah dan meningkatnya temperatur lingkungan akan menurunkan konsumsi ransum yang diikuti dengan meningkatnya respirasi. Temperatur lingkungan yang optimal untuk ternak babi dengan bobot badan 20 50 kg adalah 18 22 C. Palatabilitas merupakan faktor penting yang menentukan tingkat konsumsi ransum dan tergantung pada bau, rasa, tekstur dan suhu, faktor umum yang mempengaruhi konsumsi adalah palatabilitas ternak terhadap ransum yang diberikan, namun semuanya itu tergantung daripada kandungan zat bahan makanan yang terkandung dalam ransum, salah satunya dengan penambahan zat aditif yang diharapkan ternak mencapai produktivitas yang tinggi. Feed Additive dapat digunakan untuk memperbaiki aroma ransum dan meningkatkan konsumsi ransum, selain itu mampu mengoptimalkan daya serap makanan oleh usus halus akibat rangsangan feed additive terhadap organ pencernaan tertentu pada ternak. Bentuk feed additive yang dipergunakan dapat berasal dari bahan kimia sintetis ataupun ekstraksi tanaman seperti curcuminoid dimana tujuannya adalah untuk memperoleh konsumsi ransum yang optimal. Pertumbuhan Babi Cara umum untuk menyatakan pertumbuhan adalah dengan mengukur kenaikan bobot badan yang mudah dilakukan dan biasanya dinyatakan sebagai pertambahan bobot badan harian atau Average Daily Gain (ADG), sedangkan pertumbuhan yang diperoleh dengan menghubungkan bobot badan dengan umur akan menghasilkan kurva pertumbuhan (Lang, 1981). Tahap tahap pertumbuhan membentuk kurva sigmoid. Pada grafik pertumbuhan yang ditentukan oleh tingkat konsumsi tinggi, pertumbuhan juga cepat, sedangkan bila terjadi penurunan konsumsi dapat memperlambat kecepatan pertumbuhan. Besarnya kenaikan bobot badan ternak dipengaruhi oleh jumlah ransum yang dikonsumsi, selain itu dengan penambahan makanan tambahan tertentu dalam ransum juga mampu lebih meningkatkan kualitas ransum sehingga tujuan peningkatan produksi dengan pertumbuhan yang optimal dapat dicapai. Pertumbuhan memiliki banyak pengertian, seperti yang telah dikemukakan oleh beberapa peneliti antara lain pertumbuhan meliputi perbanyakan jumlah sel (hiperplasi) serta peningkatan ukuran sel (hipertropi). pertumbuhan merupakan manifestasi perubahan fisik yang menunjukkan bahwa organisme yang sedang tumbuh mengalami perubahan perubahan baik konformasi, berat atau ukuran tubuh secara teratur. Pertumbuhan adalah suatu kenaikan ukuran daging, tulang, organ organ dalam dan bagian tubuh lain serta merupakan dasar dari produksi ternak. Pertumbuhan adalah proses yang sangat kompleks

bukan saja pertambahan bobot badan tetapi juga menyangkut pertumbuhan semua organ tubuh secara serentak. Pertumbuhan dan kecepatan pertumbuhan dipengaruhi oleh banyak faktor. faktor makanan yang mempengaruhi pertumbuhan adalah kandungan zat makanan serta daya cerna bahan makanan tersebut. faktor genetik, hormon dan kastrasi. Pada babi, kastrasi merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mempercepat laju pertumbuhan, selain kandungan zat makanan seperti protein yang menempati urutan paling penting diantara zat zat makanan yang dibutuhkan lainnya untuk hidup pokok dan produksi. Kecepatan pertumbuhan suatu tenak dipengaruhi oleh bebeapa faktor yaitu bangsa, jenis kelamin, umur, makanan serta kondisi lingkungannya. Efisiensi Pakan Efisiensi pakan adalah kemampuan ternak mengubah ransum ke dalam bentuk tambahan bobot badan. efisiensi ransum tergantung kepada aktivitas fisiologi ternak, efisiensi penggunaan ransum akan menurun apabila suhu meningkat di atas suhu kritis. Efisiensi pakan adalah jumlah produksi satuan makanan yang dikonsumsi, hal ini menunjukkan bahwa efisiensi pakan dapat dijadikan kriteria untuk menunjukkan kualitas ransum. Efisiensi pakan berkaitan erat dengan rataan pertambahan bobot badan harian dan konsumsi. Efisiensi penggunaan ransum merupakan perbandingan dari rataan pertambahan bobot badan dengan konsumsi bahan kering harian, efisiensi penggunaan pakan pada ransum yang mengandung protein tinggi, nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengandung protein rendah. Hal ini sangat mendukung terhadap pertumbuhan yang mengutamakan protein sebagai kandungan bahan pakan dimana pada akhirnya memberikan dampak yang lebih baik pada ternak untuk meningkatkan pertambahan bobot badan yang diharapkan. Kandungan zat makanan yang buruk akan menyebabkan efisiensi pakan yang buruk.

PERKANDANGAN UNTUK TERNAK BABI


Untuk mencapai suatu sukses di dalam usaha peternakan khusunya ternak babi, antara lain perlu diusahakan suatu bangunan kandang yang baik. Sebab hanya kandang yang baiklah yang akan mampu : - Meningkatkan konversi makanan. - Meningkatkan pertumbuhan dan menjamin kesehatan ternak. Yang dimaksud dengan kandang yang baik disini ialah, sutau bangunan kandang yang dibangun menurut aturan kandang yang benar. Dimana kesemuanya ini haruslah bertitik tolak dari kehidupan ternak yang bersangkutan serta hokum alam di mana mereka hidup. Maka semua kandang harus dibangun menurut fungsi dan lingkungan setempat. Misalnya kandang babi Indonesia saja berbeda dengan bangunan kandang babi di Negara-negara yang berada di daerah sub-tropis, yang mengalami banyak perubahan musim. Lebih lanjut, sehubungan dengan masalah perkandangan ini berturut-turu akan dipelajari : 1. Kehidupan babi dan lingkungan 2. Fungsi kandang 3. Letak kandang 4. Konstruksi kandang 5. Alat-alat atau perlengkapan kandang 6. Macam-macam kandang 1. Kehidupan babi dan lingkungan a. Kehidupan babi Keadaan tubuh babi secara anatomi/fisiologis berbeda dengan ternak sapi, kambing maupun domba. Babi termasuk hewan berdarah panas, di dalam keadaan normal temperature tubuhnya

38,9 C. Ternak babi ini tidak memiliki kelenjar keringan. Selain itu ana-anak babi yang masih kecil tidak memiliki bulu seperti halnya ternak sapi, kambing dan domba. b. Lingkungan hidup Temperatur tubuh yang normal 38,9 C secara alamiah temperatur tersebut selalu hendak dipertahankan terus-menerus, baik lingkungan itu dalam keadaan dingin ataupun panas. Dengan adanya peristiwa-peristiwa lingkungan yang hamper setiap saat berubah itu, maka tubuh langsung bereaksi terhadap perubahan lingkungan yang mereka hadapi guna melakukan adaptasi. Pada pokoknya adaptasi tubuh yang biasa dilakukan ada dua macam, yaitu : a) Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau panas. Terhadap lingkungan yang temperaturnya terlampau panas, tubuh babi akan selalu mengalami kesulitan dalam membebaskan diri dari panas tubuh, sebab hewan tersebut tidak memiliki kelenjar keringat. Reaksi tubuh untuk mengatasi lingkungan yang terlampau panas. Panas dari dalam dikeluarkan lewat mulut, sehingga babi pada saat itu selalu Nampak terengahengah. Babi selalu berubah mendapatkan air minum yang lebih banyak. Babi berusaha berkurang di tempat-tempat yang banyak airnya. b) Adaptasi terhadap lingkungan yang terlampau dingin. Ternak babi di dalam usaha mempertahankan temperatur tubuh terhadap temperatur yang dingin bisa diamati pada reaksi atau tingkah laku mereka. Hal ini bisa terjadi pada anak babi ataupun pada babi-babi besar (dewasa) - Reaksi tubuh anak-anak babi yang kedinginan Mereka berusaha berbaring di tempat-tempat yang bisa menghangatkan tubuh, misalnya di sudutsudut kandang, di lantai yang ada alasnya jerami kering, tempat yang ada sumber panas. Apabila di tempat itu tidak terhadap alas seperti jerami atau sumber panas, maka anak-anak babi tersebut akan mempertahankan temperatur tubuh, dengan cara berbaring atau saling menindih dan berimpit sesame kawan. - Reaksi tubuh babi dewasa terhadap temperatur yang dingin Babi-babi yang sudah besar di dalam menghadapi temperatur yang dingin ini tidak begitu menjadi persoalan. Mereka cukup berbaring saja terus-menerus. Sebab pada babi-babi yang sudah besar, di bawah kulitnya terdapat timbunan lemak sudah besar, di bawah kulitnya terdapat timbunan lemak yang cukup tebal, sehingga dengan jalan berbaring terus-menerus kehangatan tubuh mereka bisa dipertahankan. Tetu saja hal ini tidak dilakukan bagi babi-babi yang masih kecil. 2. Fungsi kandang Kegunaan kandang begitu amat besar, baik terhadap hewan ternak yang dipiara ataupun bagi peternaknya, sebab kadang berfungsi : a. Untuk menghindarkan terhadap lingkungan yang merugikan. Misalnya adanya angin langsung, air hujan dan terik matahari. b. Untuk mempertahankan kehangatan dalam kandang di waktu malam atau dingin. Hal ini bisa kita maklumi karena tubuh hewan itu sendiri mengeluarkna panas, sehingga adanya atap dan dinding, panas dalam kandang yang hilang lewat atap dan dinding bisa dikurangi. c. Mempermudah tatalaksana. Adanya kandang, semua tatalaksana seperti pemberian makan, air minum, memandikan akan menjadi lebih mudah. d. Mempermudah melakukan pengawasan dalam penggunaan makanan. Semua penggunaan makanan untuk maksu-maksud tertentu seperti untuk tujuan berproduksi, penggemukan. Lebih mudah diawasi dan dilakukan pencatatan-pencatatan. e. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap pertumbuhan serta kemungkinan adanya gejala penyakit. f. Menghemat tempat dan mengurangi pengotoran di sembarang tempat.

g. Mempermudah melakukan pengawasan terhadap gangguan keamanan seperti pencurian, gangguan binatang buas ataupun dari sesama kawan yang berbeda unur. 4. Letak kandang Lokasi di mana kandang itu hendak dibangun terlebih dahulu haruslah dipikirkan, terutama terhadap segi-segi higienis dan social ekonomis yang lebih menguntungkan. a. Segi higienis Agar bisa diperoleh jaminan kandang serta lingkungan yang hidienis (bebas dari infeksi penyakit), maka lokasi kandang harus dipilih Tempat yang lebih tinggi dari lingkungan sekitar, tanah yang mudah meresap air. Tempat yang mudah dibuat saluran atau pembuangan air. Tempat yang terbuka, bukan di bawah pepohonan besar yang rindang. Sebab pohon yang rindang akan menutup masuknya sinar matahari ke dalam kandang, sehingga kandang menjadi lembab dan kurang sehat. Hal ini kesemuanya dimaksudkan agar air hujan mudah lepas, mudah mengalir atau meresap ke dalam tanah, sehingga kandang dan sekitarnya di waktu hujan tidak tergenang air. Sebab keadaan lingkungan yang selalu tergenang air akan menyebabkan bakteri dan parasit hidup. b. Sosial ekonomis Segi sosial ekonomis yang bisa dipakai sehingga dasar pertimbangan untuk memilih tempat antara lain : 1) Dekat sumber air Ternak babi memerlukan banyak air, baik untuk keperluan minum, memandikan ataupun untuk kebersihan lantai. Oleh karena itu hanya kandang yang dekat dengan sumber airlah yang bisa dibenarkan, sebab secara ekonomis akan bisa dipertanggungjawabkan. Tanpa air, usaha ini tidak mungkin bisa berkembang. Maka bangunan kandang babi hendaknya dibangun di tempat yang dekat dengan sumber air. 2) Dekat sumber bahan makan Makanan pokok ternak babi adalah makanan penguat, seperti katul, bungkil kedelain, bungkil kelapa. Bahan-bahan tersbut merupakan hasil ikatan usaha pertanian. Oleh karena itu usaha ternak babi ini akan lebih menguntungkan apabila bisa diusahakan di tempattempat yang letaknya dekat dengan took-toko makanan, atau dekat dengan pabrik penggilingan. Sebab pabrik rice-mill menghasilkan katul, pabrik gilingan minyak kelapa menghasilkan bungkil kelapa, sehingga ongkos angkutan bahan makanan tersebut bisa lebih ditekan. Semua bahan makanan yang sulit diperoleh karena letak perusahaan begitu jauh dengan sumber bahan makan tentu saja harganya akan relative lebih mahal. 3) Mudah dicapai kendaraan Tempat-tempat yang mudah dicapai oleh kendaraan berarti mempermudah komunikasi dan transportasi, baik di dalam usaha memperoleh bahan makanan ataupun menjual hasil. Sebaliknya adanya komunikasi dan transportasi yang sulit, menghambat usaha dan secara ekonomis kurang bisa dipertanggungjawabkan, karena tuntutan ongkos usaha menjadi semakin tinggi. 4) Dekat dengan peternak Ternak babi memerlukan pengawasan langsung, baik terhadap kesehatan ternak ataupun keamanan. Untuk bisa menjamin keperluan tersebut, bangunan kandang ini hanya mungkin bisa teratasi dengan cepat apabila peternak bisa menangani secara langsung. 5) Dekat dengan areal perluasan Usaha ternak babi yang dipiara baik-baik akan begitu sangat cepat. Untuk mengimbangi perkembangan tersebut harus dibangun kandang baru. Perluasan kandang ini hanya mungkin bisa dilakukan, apabila pendirian kandang pertama itu dipilih tempat yang sekiranya masih memungkinkan untuk pengembangan lebih lanjut. Tentu saja hal ini hanya dilakukan bagi usaha-usaha besar. 5. Konstruksi kandang

Agar ternak babi yang tinggal di dalam kandang merasa nyaman, konstruksi kandang harus betul-betul memadai. Konstruksi kandang yang perlu mendapat perhatian terutama a. Ventilasi Ventilasi berguna untuk mengeluarkan udara kotor dari dalam kandang dan menggantikan udara segar dari luar. Adanya ventilasi ini, maka keadaan udara segar dalam kandang bisa dipertahankan, kelembabab berkurang, dan rasa pengap pu bisa dihindarkan. Dalam hal ini kiranya tidak diragukan lagi bahwa babi akan merasa lebih nyaman apabila mereka berada di dalam kandang yang berudara segar. Untuk memperoleh kondisi semacam itu, kandang harus dilengkapi dengan ventilasi yang sempurna. Karena ventilasi merupakan jalan keluar masuknya udara ke dalam kandang, maka ukuran ventilasi tersebut benar-benar sesuai. 1) Ukuran ventilasi Sebagai pedoman di bawah ini dikemukakan mengenai ukuran lubang keluar masuknya udara. Lubang keluar (outlet) Ukuran outlet bagi setiap ekor babi yang beratnya 45kg ialah 32 cm, atau babi yang beratnya 90 kg = 64 cm. Jika kandang itu berkapasitas 100 ekor babi yang beratnya rata-rata 90 kg, berarti kandang tersebut harus ada outlet yang berukuran 100 x 64 cm = 6.400 cm , atau 80 x 80 cm. Lubang masuk (inlet) Bagi setiap ekor memerlukan inlet berukuran 3 kali lipat besarnya outlet. Jika setiap ekor babi yang beratnya 45 kg diperlukan outlet berukuran 96 100 cm, hal ini berarti bahwa babi yang beratnya 90 kg memerlukan ukuran 200 cm atau 10 x 20 cm. Jadi kalau kandang itu berkapasitas 100 ekor, dengan berat badan rata-rata 90 kg, maka perlu ada inlet yang berukuran 100 x 100 cm. 2) Berbagai macam ventilasi Ada dua macam ventilasi, yaitu ventilasi alam dan buatan. Ventilasi ala mini pembuatanya tidak dipersiapkan secara khusus seperti halnya ventilasi buatan. Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus seperti halnya ventilasi buatan. Tetapi pada ventilasi buatan dibuat dengan suatu rencana secara khusus, misalnya yang berbentuk kipas angin. Akan tetapi fungsi serta kegunaan kedua macam ventilasi tersebut sama, yaitu untuk mempertahankan keadaan udara dalam kandang supaya tetap segar dan bisa menghindarkan kelembaban yang terlalu tinggi. Keadaan ruang kandang yang segar ini bisa dibuktikan apabila : Babi-babi yang ada dalam kandang pada saat sehabis makan selalu bisa enak tidur. Ruang kandang tidak berbau tajam. Sebagai pedoman di bawah ini diberikan catatan mengenai temperature dan kelembaban optimal yang diperlukan ternak babi.
Keterangan Anak Babi Babi sapihan Induk menyusui Babi dewasa Temperatur 21- 27 21 - 24 16 - 21 16 -21

Kelembaban % 70 70 70 70

b. Dinding, atap dan lantai Dinding, atap dan lantai merupakan isolasi (pembatas) terhadap lingkungan, terutama untuk menjaga kestabilan udara di dalam kandang. Kandang yang dilengkapi dengan pembatas ini banyak manfaatnya. Lebih jelasnya, mengenai pembatas ini akan diutarakan satu per satu. 1) Dinding Dinding kandang sebagai salah satu pembatas (isolasi) berguna untuk : Menahan angin langsung dari luar.

Menahan keluarnya panas yang dihasilkan oleh tubuh hewan. Menghindarkan adanya babi yang keluar dari kandang atau saling bermusuhan, apalagi yang mempunyai sifat kanibalis. Mengingat ternak babi sangat sensitive terhadap udara panas ataupun udara yang sangat lembab, maka sekeliling kandang harus dilengkapi dinding semi terbuka. Dinding semacam ini di waktu siang akan menjamin udara dalam kandang tetap segar, sebab sirkulasi udara akan cukup lancer. Dan sebaliknya di waktu malam tidak begitu kedinginan karena babi bisa terbaring dan terlingdungi oleh dinding. Namun kesemuanya ini pengaturannya tergantung kepada babi yang akan ditempatkan di dalam kandang. Misalnya untuk babi yang beratnya lebih dari 50 kg, diding kandang bisa diatur sedemikian rupa sehingga temperature dalam kandang bisa mencapai sekitar 18 C, sedangkan babi yang beratnya kurang dari 50 kg temperatur diatur kurang lebih 23 C dan untuk anak-anak babi memerlukan temperatur 27 C (suhu kamar). Oleh karena itu ukuran tinggi dinding bisa diatur. Untuk penggemukan setinggi 1 m, untuk induk setinggi 1,2 m. Bangunan dinding kadang harus kuat dan mudah dibersihkan. Bahan bisa dibuat dari papan, anyaman bambu, tembok. 2) Atap Atap sebagai pembatasan di bagia atas, berguna untuk : Menghindarkan air hujan dan terik matahari. Menjaga kehangatan di dalam kandang pada waktu dingin. Jadi fungsi atap sebagai batas bagian atas, kecuali berguna untuk menahan air hujan dan tering sinar matahari juga sangat bermanfaat untuk menahan panas yan dihasilkan oleh tubuh hewan itu. Tanpa atap, di waktu malam panas di dalam kandang akan keluar lewat atas. Atap tersebut hendaknya dibuat meluncur ke belakang, sehingga air hujan tidak banyak masuk ke dalam kandang. Untuk atap bisa digunakan genteng, asbes, duan kelapa ataupun alang-alang. Baik konstruksi dinding maupun atap, keduanya ada kaitannya dengan ventilasi alam. Maka dari itu perlu dipertimbangkan adanya konstruksi antara dinding dan atap yang tepat, sehingga waktu panas keadaan udara dalam kandang tetap segar dan di waktu hujan tidak banyak air masuk. 3) Lantai Lantai berguna untuk : Menghindarkan kelembaban dari dalam tanah. Batas antara tanah. Leh karena babi banyak berbaring, lebih-lebih babi fattening 80% darpada waktunya hanya dipergunakan untuk berbaring, maka lantai harus dibuat selalu bersih, hangat dan nyaman. Untuk menciptakan keadaan ini, lantai harus keras, dibuat dari bahan-bahan seperti aspal dan pasir, campuran batu merah atau batu kali, pasir dengan plesteran semen. Lantai ini dibuat agak miring sehingga air kencing atau air pembersih lekas bisa mengalir ke saluran pembuangan kotoran dan tidak mengganggu kebersihan kandang, dan kekeringan lantai lebih terjamin. Bagi perusahaan-perusahaan yang telah maju seperti di luar negeri, kandang tersebut dilengkapi dengan isolasi pada dinding maupun pada atapnya. Tapi di Indonesia yang terletak di daerah tropis ini atap dan dinding serta lantai dibuat seperti yang dijelaskan diatas. c. Sinar matahari Konstruksi kandang yang akan dibangun hendaknya dipikirkan agar sinar matahari pagi bisa masuk ke dalam kandang. Sebab sinar matahari pagi tidak begitu panas dan banyak mengandung sinar ultraviolet. Sinar pagi ini sangat penting karena berguna untuk : Untuk membantu proses pembentukan vitamin D. Sebagai desinfektan. Mempercepat pengeringan kandang sehabis dibersihkan dengan air. Untuk memperoleh sinar pagi yang cukup, maka hendaknya kandang tunggal dibangun menghadap ke timur sedangkan kandang ganda bisa dilengkapi dengan ren seperti pada gambar. 6. Alat-alat atau perlengkapan kandang

Kandang

yang

sempurna

memerlukan

perlengkapan-perlengkapan

yaitu

1) Tempat makan dan minum Tempat makan Ada dua macam tempat makan yaitu yang berbentuk bak dari pasangan semen dan yang kedua ialah tempat makan berupa kotak yang bahannya dari papan ataupun seng. Tempat makan yang berbentuk kotak ini bisa dibuat memanjang ataupun bulat. (Perhatikan pada gambar.) Masingmasing bisa dipakai secara individual atau kelompok. Demikian juga mengenai tempat minum, ada yang berupa bak, tabung dan nozzle. Baik tempat makan ataupun tempat minum ini merupakan perlengkapan kadang yang mutlak diperlukan oleh babi. Oleh karena itu perlengkapan kandang ini harus dengan baik dan memenuhi persyaratan. Persyaratan pembuatan tempat makan/air minum yang perlu diperhatikan antara lain : Ukuran tempat makan dan minum hendaknya disesuaikan dengan umur/besar kecilnya babi. Mudah dibersihkan. Konstruksi tempat makan dan minum harus dijaga, agar babi tidak bisa dengan mudah masuk menginjak-injak ataupun berbaring di dalamnya. Tempat makan dan minum letaknya lebih tinggi daripada lantai. Permukaan bagian dalam mesti keras, rata dan halus agar sisa makanan tidak bisa tertinggal di sela-selanya, dan mudah dibersihkan. Tepi-tepi atau bibir tempat makan dan minum harus dibuat agak bulat seperti punggung belut, sehingga tidak tajam. 2) Bak air Seriap kandang hendaknya juga dilengkapi dengan bak air yang terletak di dekat kandang. Bak ini dimaksudkan untuk menampung persediaan air, sehingga sewaktu-waktu air itu hendak diperlukan untuk membersihkan lantai, alat-alat lain, serta memberikan minum selalu siap, tanpa ada sesuatu kesulitan. Ukuran serta jumlah bak ini bisa disesuaikan dengan jumlah babi yang dipiara. 3) Bak penampungan kotoran Setiap kandang atau ruangan hendaknya dilengkapi dengan saluran atau parit yang menghubungkan kandang dengan bak penampungan kotoran, sehingga dengan letak lantai yang sedikit miring, air kencing dan kotoran dengan mudah bisa dialirkan langsung kotoran ini ialah bahwa semua kotoran akan tertampung di dalamnya dan tidak mengganggu sekelilingnya serta bisa dimanfaatkan untuk usaha-usaha pertanian. Ukuran bak ini tergantung dari persediaan bak yang ada serta jumlah babi atau luas kandang. 4) Pintu kandang Khusus kandang induk sebaiknya perlu dilengkapi sekaligus dengan pintu penghalang, sehingga kematian anak babi akibat tertindih induk bisa dihindarkan. Tetapi apabila tidak ada perlengkapan semacam ini, anak babi bisa ditaruh di dalam kotak tersendiri. Hanya pada saat menyusu saja anakanak babi tersebut dicampur dengan induknya. Anak-anak babi tersebut harus selalu diawasi. 7. Macam-macam kandang Ada berbagai macam kandang babi, masing-masing bisa dibedakan menurut konstruksi dan kegunaannya. 1) Berbagai macam kandang menurut konstruksinya a. Kandang tunggal, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari satu baris saja. b. Kandang ganda, yaitu bangunan kandang yang terdiri dari dua baris yang letaknya bisa saling berhadapan ataupun bertolak belakang. 2) Berbagai macam kandang menurut kegunaannya Menurut kegunaannya, kandang babi sisa dibangun sesuai dengan tujuannya, masing-masing dengan ukuran dan perlengkapan yang berbeda-beda. Menurut kegunaanya, kita kenal : a. Kandang induk Kandang induk yang efisien ialah jika kandang tersebut nyaman bagi induk dan sekaligus nyaman bagi anak-anak yang dilahirkan, sehingga anak-anaknya bisa mendapatkan kesempatan hidup pada kandang tersebut. Pada pokoknya kadang babi induk bisa dibedakan antara kandang individual dan kelompok.

a) Kandang individual Pada kandang induk individual ini satu ruangan hanyalah disediakan untuk seekor babi. Konstruksi kandang ialah kandang tunggal, di mana kandang hanya terdiri dari satu baris kandang. Dan kandang tersebut atap bagian depanyanya dibuat lebih tinggi daripada bagian belakang, tetapi pada saat hujan, atap bagian depan diusahakan bisa ditutup. Untuk ukuran kandang tersebut adalah sebagai berikut : Tinggi bagian depan 2,5 m, bagian belakang 2 m. Panjang 2,5 m, ditambah halaman pengumbaran yang terletak di belakang sepanjang 4 m. Tinggi tembok 1 m Lebar 3 m. Pada ren (halaman pengumbarannya) yang berukuran panjang 4 m itu lantainya bisa dibuat dari pasangan seme, tanah atau batu, di mana induk bisa makan di situ pula. Sedangkan untuk diding depan bisa dibuat dari tembok, bamboo, papan atau bahan lain seperti anyaman kawat. Tetapi apabila dinding itu bahannya dari kawat, harus diusahakan dengan anyaman yang kecil, dan kuat supaya anak-anaknya tidak bisa keluar. Kandang ini perlu dilengkapi dengan guard-rail (pintu penghalang) yang terletak di dalam, guna mencegah babi kecil mati tertindih. Kandang tersebut juga dilengkapi dengan tempat makan khusus untuk anak-anak babi. Tempat makan ini diberi pagar pemisah agar induk tidak bisa mengganggu makanan yang diberikan kepada anak-anaknya. Dilengkapi dengan lampu pemanas. Kandang diberikan tilam dari jerami kering yang bersing. b) Kandang kelompok Pada pokoknya kandang induk kelompok ini sama seperti pada kandang individual. Biasanya konstruksi kandang ini ialah kandang ganda, sehingga bisa dilengkapi dengan gang/jalan yang dapat dipakai untuk memberikan makanan dan air minum, sedang alat perlengkapan lainnya sama seperti pada kandang tunggal. c. Kandang fattening Kandang fattening ini pada prinsipnya sama dengan kandang induk, akan tetapi perlengkapan dan ukuran lebih sederhana, masing-masing bisa dibangun konstruksi tunggal atau ganda. Konstruksi ganda ini bisa dipakai untuk kelompok fattening yang jumlahnya lebih besar, namun tiap-tiap unit tak akan melebihi 12 15 ekor. Di samping kandang fattening ini berbentuk kandang kelompok, tetapi ada pula yang berbentuk battery. Kapasitas/ukuran : 1 m/1 ekor, babi yang berat badannya rata-rata 80 kg. 0,75 m untuk berat 50 kg/ekor. 0,5 m untuk babi berat 35 kg/ekor. c. Kandang pejantan Kandang pejantan dibangun khusus, terpisah dengan babi induk. Dan usahakan agar bangunan itu kuat, yang dilengkapi dengan halaman pengumbaran, agar pejantan bisa exercise(lantai) dan bisa melihat babi-babi betina dari halaman. Ukuran : 2 x 3 m dan halaman 4 x 3 m Tinggi kandang, bagian depan 2 m, belakang 1,5 m.

Penyakit yang Menyerang Babi


1. PENYAKIT TIDAK MENULAR Misalnya penyakit akibat kekurangan zat-zat makanan tertentu (deficiency) seperti : Anemia, (kekurangan darah) Penyebab: kekurangan zat besi dan tembaga, babi induk air susunya hanya sedikit mengandung zat besi. Gejalah: Pucat, Diare (mencret), pertumbuhan terganggu dan kehilangan berat badan, babi banyak

berbaring dan buang kotoran disekitar tempat berbaring. Pencegahan dan Pengobatan : Babi bunting diberi makanan tambahan mineral yang banyak mengandung zat besi dan tembaga. Anak babi bisa diberi zat besi dan tembaga dengan jalan injeksi: misalanya pigdex dengan dosis tepat. 2. PENYAKIT MENULAR Yakni penyakit yang disebabkan oleh gangguan dari suatu organisme (bakteri, virus), dan parasit seperti cacing, kutu dls. Misalnya:

Mencret (Scours) adalah penyakit yang menyerang alat pencernaan atau usus. Mencret banyak menyerang anak babi atau babi-babi muda. Secara umum yang mempercepat terjadinya mencret ini adalah sanitasi yang tidak baik, udara lembab, tanpa alas kandang, kurang gizi dan stress. Mencret normal yang menyerang anak babi yang masih kecil biasanya adalah (1) terlampau banyak air susu, 2-3 hari sebelum beranak sampai minggu setelah beranak makanan iduk dibatasi supaya tidak mengganggu alat pencernaan anak babi yang baru lahir. (2). Sementara babi menyususi induk babi mengalami birahi tenang (tidak kelihatan, sering terjadi 3 minggu setelah beranak) sehingga mengakibatkan perubahan hormonal yang mempengaruhi susunan air susu. (3). Pada saat anak disapih, oleh karena itu, pada saat menyapih harus dilakuakan secara bertahap, jangan mendadak, tetapi dengan memberi makan penguat sedikit demi sedikit sambil masih tetap menyusui; dan (4). Infeksi karena cacaing, bakteri atau disentri.

Mencret putih (White scours). Penyebab penyakit ini adalah bakteri E.coli yang masuk lewat tali pusat yang sakit (infeksi). Bila didukung kondisi lingkungan yang kurang baik (seperti yang dijelaskan diatas) anak babi mudah terjangkit sakit mencret putih.

- Gejalah: kotoran berupa cairan yang berwarna putih seperti kapur dan sangat lemah, tidak mau menyusu serta kepala menunduk - Pencegahan dan Pengobatan: kandang usahakan kering dan diberi alas dan makanan diberi tambahan aureomycin, TM 10. - Penyakit ini biasanya diikuti disentri, anemia dll.

Brucellosis (Penyakit keguguran menular), penyebab penyakit ini adalah bakteri Brusella suis.

- Gejalah: bila menyerang induk menyebabkan keguguran pada setiap kebuntingan (walaupun tidak semua keguguran disebabkan Brusellosis terlalu sering keguguran dapat disebabkan oleh Brusella) dan bila menyerang jantan, radang testes, lumpuh sampai mandul. -Pencegahan dan pengobatan: sanitasi (beli bibit yang bebas dari brucellosis), vaksinasi, dan ternak yang diserang sebaiknya dikeluarkan, jangan dipelihara lagi. Penyakit ini suli diobati karena obat belum ditemukan, vaksinasi penting

Penyakit ngorok. Penyebab penyakit ini adalah bakteri Pasturella multocida.

-Gejala: (1). Yang terserang sesak nafas karena ada lendir dalam pernafasan, ada suara ngorok dan leher terlihat bengkak, (2). Penyakit berlangsung cepat kira-kira 1 minggu,

(3). Suhu badan naik, kadang-kadang disertai mencret, dan (4). Yang akut terus mati tibab-tiba tanpa didahului gejalah apapun. - Pencegahan dan pengobatan: (1). Sanitasi dan pengelolaan yang baik (makanan), (2). Memisahkan babi yang sakit dan (3). Tahap awal babi bisa diobati dan diberi obat antibiotik (Penicllin IM, Sulmet injeksi).

Penyakt kudis (scabies): Penyebab penyakit ini adalah:

- Gejalah: babi mengalami kerusakan kulit dengan luka-luka yang berkerak - Pencegahan dan Pengobatan: (1). Babi yang sakit segera dipisahkan supaya tidak menular kepada lainnya, (2). Kandang harus dibersihkan, disemprot atau didesinfektan dengan lysol dan lain-lain, supaya kutu yang menempel dikandang mati, dan (3). Yang sakit diobati dengan scabisix atau dalam keadaan darurat dapat diolesi dengan oli bekas atau minyak kelapa yang dicampur dengan tepung belerang.

Penyakit tetanus: Penyebab penyakit ini adalah bakteri Clostridium tetani yang masuk melalui luka terbuka.

- Gejalah: (1). Terjadi kekejangan pada urat daging, mulut, leher, dan anggota badan lainnya, (2). Sulit bergerak, perut keras mengejang sulit bernafas, (3). Kotoran dan air kencing tertahan. - Pencegahandan Pengobatan: (1) alat-alat untuk kastrasi harus steril, (2) luka bekas kastrasi harus diberi antibiotik (preparat sulfa) atau suntikan dengan serum tetanus.

Penyakit cacing bulat: Penyebab penyakit ini adalah cacing ascaradis, banyak menyerang babi muda

- Gejalah: (1). Babi anak kerdil, perut besar dan punggung mengkerut tampak bungkuk; (2). Mencret, nafsu makan kurang; dan (3). Bila serangan hebat timbul gejalah pneumonia. - Pencegahan dan pengobatan: (1). Sanitasi kandang; (2). Bila anak babai hendak dilepas, jangan ditempat yang biasa untuk melepas babi dewasa; dan (3). Beri piperazine yang dilarutkan dalam air. (dosis lihat petunjuk pemakaian).

Memilih Bibit yang Baik


Keberhasilan di dalam usaha ternak babi adalah juga sangant tergantung kepada pemeliharaan induk dan pejantan yang memiliki sifat-sifat baik. Oleh karena itu para peternak yang maju, tentu saja akan selalu mengadakan seleksi terhadap ternaknya. Seleksi berarti memilih hewan ternak yang bernilai tinggi, yakni memilih babi-babi yang menguntungkan. Dengan seleksi itu diharapkan ada perbaikan karakter ekonomi tertentu, terutama mengenai : - Pertumbuhan : Cepat - Daya Tahan : Kuat - Produksi : Cukup Baik Di dalam suatu usaha untuk memajukan dan mengembangkan ternak babi, para peternak bukanlah sekedar memperbanyak atau mengembangbiakkan ternaknya, melainkan sekaligus memuliakan ternak (mengupgrade). Di sini pada semua babi induk dan ejantan yang hendak dikawinkan harus dilakukan seleksi terlebih dahulu. Dengan demikian perkawinan bukan terjadi secara kebetulan atau liar, melainkan diatur dan terarah.

Pelaksanaan Seleksi Untuk memilih babi-babi dewasa yang hendak dijadikan bibit, bias dilakukan dengan berbagai cara, yakni atas dasar : 1. Pemilihan individu. 2. Pemilihan atas hasi produksi. 3. Pemilihan berdasarkan silsilah. 1. Pemilihan individu Pemilihan individu ini terutama berpangkal pada: a) Kesehatan Babi yang hendak dijadikan bibit harus betul-betul kuat dan sehat. Tanda-tanda babi yang sehat - Nafsu makan baik, normal. - Pertumbuhan baik, cepat menjadi besar. - Lincah, gesit. - Kotoran tan terlalu keras atau encer. - Air kencing keluar terputus-putus(pejantan). - Ekor melingkar b) Kesuburan dan sifat keibuan - Babi induk yang subur Induk yang subur ialah induk yang pada setiap kali birahi mampu memproduksi ata mengovulasikan sel telur dalam jumlah besar, 14 18 buah. Dan sejumlah besar di antaranya bias ditunasi, sehingga pada saat induk itu melahirkan jumlah anaknya pun cukup banyak. Dan induk yang subur ini pada umumnya memiliki intensitas beranak yang cukup baik, minimal dua kali beranak dalam waktu 1 tahun. - Sifat keibuan Adalah induk-induk yang pandai merawat anak-anaknya da produksi air susu pun banyak, sehingga mereka selalu siap menyusui anaknya dengan rajin. Hal ini sama sekali berbeda dengan induk-induk yang memiliki sifat buas, mereka pasti akan selalu memusuhi anak-anaknya dan bahkan kurang mengerti terhadap anak-anaknya yang tertindih. Jadi induk-induk yang baik bukan saja mereka yang bias menghasilkan anak banyak, melainkan juga induk-induk yang mampu memproduksi air susu yang cukup tinggi dan bias merawat anak-anaknya dengan baik. Sebab induk yang produksi susunya sedikit, anak-anaknya pasti banyak yang mati kelaparan. Demikian pula bagi induk yang tak memiliki sifat keibuan, maka anak-anak asuhannya pun pasti akan banyak yang mati akibat tertindih atau terlantar. Demikian kedua faktor ini betul-betul sangat penting di dalam seleksi. Walaupun jumlah anak yang dilahirkan itu bias dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti umur induk, kondisi induk waktu kawin serta pejantan yang dipakai, namun setiap individu secara alamiah memiliki tingkat kesuburan dan sifat keibuan yang berbeda-beda. c) Pemilihan atas hasil produksi Seleksi yang didasarkan atas hasil produksi ini sangat erat hubungannya dengan kesuburan dan sifat eibuan induk. Sebab pemilihan bibit ini ditujukan terhadap hasil produksi keturunan. Adapun hasil keturunan yang dimaksud antara lain ialah : - Jumlah dan berat anak pada setiap kelahiran hendaknya merata, tidak ada ynag terlalu kecil ataupun terlalu besar. Sedangkan berat anak babi waktu lahir yang akan dijadikan bibit rata-rata 1,5 kg dengan jumlah anak yang dilahirkan rata-rata 12-14 ekor. - Angka kematian sampai pada penyapihan rendah. Jumlah anak yang bias dipelihara sampai umur 3 minggu : 10-12 ekor, sedangkan sampai dengan disapih pada umru 6-8 minggu : 9-5 ekor. - Pertumbuhan berat badan cukup bagus, Misalnya : 1. Umur 3 minggu mencapai berat 6 kg 2. Umur 6 minggu: 13 kg. 3. Umur 8-10 bulan mencapai 100 kg (dipotong). - Persentase kerkas tinggi : 70-75%. Lebih jelasnya perhatikan diagram berikut :
Keterangan Berat babi umur 8 minggu Jumlah anak Yang bisa dipelihara/ disapih Baik 16 kg Sedang 14 kg Kurang 12 kg 8 ekor 6 ekor

12 ekor 10 ekor 10 ekor 8 ekor

d) Temperamen Induk-induk yang temperanmenya jelek harus diafkir, misalnya buas, nervous. e) Bentuk luar yang baik 1). Babi induk yang baik - Kepala : Besarnya sedang, rahang ringan. - Tubuh : Panjang, pada punggun agak berbentuk busur dan kuat - Bahu : Lebar dan rata dengan punggung - Perut : Bila dipegang lunak, halus - Jumlah putting : Cukup banyak, 12-14 buah dan letaknya simetris, genap. - Kaki : Kaki kuat, lurus, tumit kuat, kuku rapat, simetris dan kuat - Ham (paha) : tebal, lebar - Ekor : melingkar (menunjukkan babi yang sehat) 2). Babi jantan - Kepala : Ringan. - Pandangan : Tajam. - Tubuh : Panjang, pada punggung agak melengkung dan kuat. - Bahu : Lebar, dalam dan rata dengan punggung. - Kaki : Kuat, lebih-lebih kaki belakang, dengan tumit yang kuat. - Kuku : Rapat, simetris, bersih. - Testes : Besarnya sama, simetris. - Jumlah putting : cukup banyak, 12-14 buah dan genap. - Perut : Bagian bawah rata. - Temperamen : Agresif, bersemangat. 2. Pemilihan berdasarkan silsilah Babi-babi yang hendak dipakai sebagai bibit harus diketahui jenis atau bangsa serta tipenya. Pemilihan terhadap suatu bangsa babi atau strain yang hendak diternakkan tentu saja tergantung pada kesenangan peternak dan lingkungan di mana bangsa tersebut sudah banyak diternakkan. Dan selanjutnya untuk mengetahui bangsa babi tersebut termasuk tipe pedaging atau spek, bias diamati pada bentuk luarnya. Adapun perbandingan sifat-sifat terpenting kedua tipe tersebut ialah :
Bentuk Luar Bentuk badan Kepala Bagian tubuh Bagian tengah Bagian belakang Bagian kaki Tipe Spek Pendek, lebar dan dalam Agak pendek dan rahang berat Bahu lebar dalam Pendek, lebar Lebar, pendek, bulat berlemak Pendek, lebar Pedaging Panjang Agak panjang dengan rahang ringan Ringan, dada dangkal Lebar, panjang Lebar, panjang dan silang segi empat dengan ham yang dalam Agak ringan

You might also like