Professional Documents
Culture Documents
org
Story 4
B4 B5 B6
350 cm
C2 C7 C12 C17
Story 3
B4 B5 B6
350 cm
C2 C7 C12 C17
Story 2
B4 B5 B6
350 cm
C2 C7 C12 C17
Story 1
B4 B5 B6
450 cm
C2 C7 C12 C17
Base
Story 4
B18 B22 B26 B30
350 cm
Base
Gambar 13 Output post processor ETABS untuk luas tulangan balok portal As - 2
Gambar 14 Output post processor ETABS untuk luas tulangan balok portal As - C
-
A L = 8.080 cm² A+R = 8.580 cm²
Tension Tension
+veM +veM
Gambar 15 a. Gaya tarik untuk +veM dan -veM akibat gaya lateral
-
A L = 8.080 cm² A+R = 8.580 cm²
Tension Tension
+veM +veM
Gambar 15 b. Gaya tarik untuk +veM dan -veM akibat berbaliknya arah gaya lateral
Kapasitas Kapasitas Gaya Tarik Gaya Tarik Cos (Sudut) Sin (Sudut)
+veM -veM untuk +veM untuk -veM Rasio Rasio
Beam 1 2104463.18 4136372.59 39390.00 82358.25 -1.000 0.000
Beam 2 2227912.34 4394059.90 41827.50 87735.37 1.000 0.000
Beam 3 1213418.24 2404146.60 27548.62 57169.13 0.000 -1.000
Beam 4 1229002.19 1963957.53 27938.63 46132.12 0.000 1.000
Catatan : - Tabel 7 adalah hasil perhitungan manual seperti yang telah dilakukan pada
Butir 10 a) i) sampai dengan 10 a) ix), bandingkan nilai-nilai ini dengan
hasil perhitungan ETABS yang dapat dibaca pada Tabel 5.
- Jika pertemuan balok B5, B6, B18 dan B22 dianggap sebagai pusat maka Balok B5
(Beam 1) memiliki sudut 180°. Balok B6 (Beam 2) memiliki sudut 0°. Balok B18
(Beam 3) memiliki sudut 270°. Balok B22 (Beam 4) memiliki sudut 90°. Dengan
demikian cosinus dan sinus sudut-sudutnya dapat dihitung seperti terlihat pada
Tabel 7 diatas
-
AL
-
TR
AL CL A+R
Capacity Capacity
-veM +veM
-
A+L CR AR
TL
-
AR
Clockwise
Untuk arah clockwise Sum(T) Major adalah A L (-) dikalikan f y sedangkan Sum(C) Major adalah
AR(-) dikalikan f y.
-
AR
TL -
A+L CR AR
Capacity Capacity
-veM +veM
-
AL CL A+R
TR
-
AL
Counterclockwise
Untuk arah counterclockwise Sum(T) Major adalah A R(-) dikalikan f y sedangkan Sum(C) Major adalah
AL (-) dikalikan f y.
Kontribusi geser untuk kapasitas momen dari balok (sepanjang as kolom dibawahnya)
Dengan cara yang sama dihitung kontribusi geser untuk kapasitas momen dari balok B18 dan
B22
iv ) Perhitungan geser pada puncak kolom untuk kapasitas momen dari balok
6364284.93kgf ⋅ cm
VuTop_Major := = 15910.71 ⋅ kgf ( hasil perhitungan ETABS = 15806.271 kgf )
400cm
3633148.79kgf ⋅ cm
VuTop_Minor := = 9082.87 ⋅ kgf ( hasil perhitungan ETABS = 8808.085 kgf )
400cm
Inflection Point
Vu
Kolom Atas
TR
Tinggi Kolom = H
CL
Vuh
L R
Mu Mu
CR
TL
Kolom Bawah
Vu
Inflection Point
Tinggi kolom dihitung berdasarkan jarak antara inflection point kolom bawah dengan inflection
point kolom diatasnya, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 17 diatas.
6498523.08kgf ⋅ cm
VuTop_Major := = 16246.31 ⋅ kgf ( hasil perhitungan ETABS = 16093.652 kgf )
400cm
3177375.77kgf ⋅ cm
VuTop_Minor := = 7943.44 ⋅ kgf ( hasil perhitungan ETABS = 7895.526 kgf )
400cm
Story 4
B18 B22 B26 B30
350 cm
Base
Gambar 18. Tinggi kolom untuk perhitungan gaya geser pada kolom
Inflection point dari kolom diasumsikan berada pada setengah tinggi kolom sehingga untuk
joint antara B18, B22 dan C12 tinggi kolom adalah 450 cm / 2 + 350 cm / 2 = 400 cm.
Nilai 400 cm inilah yang dipakai untuk perhitungan VuTop_Major dan VuTop_Minor diatas.
Pertama-tama akan dijelaskan terlebih dulu luas efektif hubungan balok kolom.
Dalam contoh ini kebetulan balok yang menumpu ke kolom memiliki ukuran yang sama yaitu
b (dimana b = 30 cm). Ukuran kolom adalah 55 cm x 55 cm, balok portal pada As 2 dan As C
menumpu pada As kolom sehingga lebar yang tersisa dikiri-kanan balok adalah sama yaitu x
(dimana x = 12.5 cm)
Lebar bidang geser hubungan balok-kolom = b + 2 x
Jika balok tidak menumpu pada as kolom maka lebar kolom yang tersisa disebelah kiri dan kanan
balok menjadi tidak sama maka x diambil sebagai harga terkecil diantara kedua sisa lebar dikiri
dan kanan balok yang ditinjau.
Karena lebar balok portal As 2 dan As C sama yaitu 30 cm maka panjang bidang geser hubungan
balok-kolom juga menjadi sama yaitu b + 2 x
f'c := 28.488MPa
vj = 4.00 ⋅ MPa
kgf
vj = 40.820 ⋅
2
cm
Gaya geser yang diijinkan :
Vj := vj ⋅ Aj
Vj = 123480.09 ⋅ kgf
2. Kuat geser nominal untuk hubungan balok-kolom yang terkekang pada ketiga sisinya
atau dua sisi yang berlawanan
Vj := 1.25 f'c ⋅ Aj
Dari ketiga butir diatas nampaknya ETABS mengambil nilai kuat geser yang paling konservatif
yaitu butir ketiga. Pilihan yang konservatif ini memang akan menghasilkan desain yang paling
aman. SNI 03-2847-2002 tidak memasukkan unsur faktor reduksi kekuatan karena yang disebut
kan oleh SNI adalah kuat geser nominal.
Tabel 11 Output post processor ETABS mengenai Kapasitas Geser dari Joint
Catatan : Tampak ada sedikit perbedaan antara hasil perhitungan manual yaitu untuk tegangan
geser sebesar 40.820 kgf/cm² sedangkan ETABS 40.674 kgf/cm².
Hasil perhitungan manual untuk kapasitas geser adalah 123480.09 kgf sedangkan
ETABS 123038.244 kgf. Perbedaan ini terjadi akibat adanya pembulatan pada
perhitungan f`c yang terlebih dahulu harus dikonversi kedalam satuan MPa mengingat
SNI menggunakan satuan SI sedangkan dalam contoh perhitungan ETABS digunakan
satuan metrik.
Kapasitas Kapasitas Gaya Tarik Gaya Tarik Cos (Sudut) Sin (Sudut)
+veM -veM untuk +veM untuk -veM Rasio Rasio
Beam 1 2104463.18 4136372.59 39390.00 82358.25 -1.000 0.000
Beam 2 2227912.34 4394059.90 41827.50 87735.37 1.000 0.000
Beam 3 1213418.24 2404146.60 27548.62 57169.13 0.000 -1.000
Beam 4 1229002.19 1963957.53 27938.63 46132.12 0.000 1.000
Tabel 12 Output post processor ETABS mengenai Rasio Gaya Geser dari Joint
110879.06kgf
Arah mayor Rasio_gaya_geser_joint := = 0.898 (Hasil perhitungan Etabs 0.902)
123480.09kgf
76024.89kgf
Arah minor Rasio_gaya_geser_joint := = 0.616 (Hasil perhitungan Etabs 0.605)
123480.09kgf
Dari hasil perhitungan rasio gaya geser joint diatas yang nilainya dibawah 1 artinya kapasitas
memikul geser dari hubungan balok-kolom masih lebih besar dari gaya geser yang diakibatkan
oleh tulangan lentur balok, baik tulangan lentur positif maupun negatif.