You are on page 1of 64

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran anak usia dini antara usia 0 sampai 6 tahun menggunakan metode belajar dengan bermain. Kegiatan tersebut yang diselenggarakan di Kelompok B Taman Kanak-kanak. Proses pembelajaran yang efektif bagi anak taman kanak-kanak akan dapat diwujudkan jika dilaksanakan pada lingkungan yang mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi dengan lingkungan secara produktif. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 14 menyatakan : Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003:3)

Anak merupakan sosok individu sebagai makluk sosiokultural yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan serta oragnisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani dan rohani yang utuh dengan segala struktur dan perangkat biologis dan psikologisnya sehingga menjadi sosok unik. Anak mengalami suatu proses perkembangan yang fundamental berarti dalam arti bahwa pengalaman perkembangan pada masa 1

usia dini dapat memberikan pengaruh yang kuat dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Setiap anak memiliki sejumlah potensi, baik potensi fisik, biologis, kognisi maupun sosio emosi. Anak mengalami perkembangan sangat pesat sehingga membutuhkan pembelajaran yang aktif dan energik (Kemendiknas, 2008). Usia pra sekolah merupakan suatu fase yang sangat penting dan berharga, yang merupakan masa pembentukan dalam periode kehidupan manusia. Masa anak sering dipandang sebagai masa emas (golden age) bagi penyelenggaraan pendidikan. Masa anak merupakan fase yang sangat fundamental bagi perkembangan individu, karena fase ini terjadinya peluang yang sangat besar untuk pembentukan dan pengembangan pribadi seseorang. Jika orang dewasa mampu menyediakan suatu taman yang dirancang sesuai dengan potensi dan bawaan anak, maka mereka akan berkembang secara wajar. Masa ini hendaknya dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mengejar prestasi, tetapi untuk mengembangkan sikap dan minat belajar serta berbagai potensi dan kemampuan dasar anak. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam menyiapkan generasi penerus. Proses pendidikan di sekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar mengajar (Kemendiknas, 2010). Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakuka n melalui

pemberian

rangsangan

pendidikan

untuk

membantu

pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani

agar anak memiliki kesiapan dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan Anak usiani (PAUD) justru belum banyak mendapat perhatian. Salah satu kegiatan yang diajarkan di TK adalah Kemampuan kognitif. Kognitif merupakan suatu proses dan produk pikiran untuk mencapai pengetahuan yang berupa aktifitas mental seperti mengingat, mensimbolkan, mengkategorikan, memecahkan masalah, menciptakan dan berfantasi.

Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba ataupaun yang dicium melalui panca inderanya. Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran.

Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar

berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Dalam usaha meningkatkan kemampuan kognitif anak, diusahakan pendidikan dan latihan yang lebih ditujukan pada latihan meneliti dan menemukan, yang memerlukan berfungsinya kedua belahan otak. Pembebanan otak dengan pengetahuan, latihan ulangan, drill, yang berlebihan, tidak sepenuhnya akan mewujudkan penanjakan kemampuan kognitif, bahkan akan menjadikan seseorang tidak berfikir kreatif, dan menjadikan kemampuan kognitif mengarah terutama pada hasil (produk) berfikir yang konvergen. (Sujiono, 2006:3.4)

Diharapkan dengan pendidikan, latihan yang sesuai dengan karakteristik anak, sehingga akan tercapai optimalisasi perkembangan anak. Kemampuan kognitif yang didapatnya tersebut akan dapat digunakan untuk melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia yang utuh sesuai dengan kodratnya. Manusia yang mampu memberdayakan apa yang ada didunia ini untuk kepentingan dirinya dan orang lain. Kemampuan kognitif anak dapat dilihat dari : 1. Kemampuannya dalam memahami angka dan konsep logika, anak telah mampu membilang, mengenal lambang bilangan, dan sudah mampu mengoperasionalkan bilangan. 2. Mempunyai kemampuan sangat tinggi untuk menegemukakan sesuatu dengan alasan yang kuat sehingga anak mampu menceritakan kejadian yang dilihatnya, mengenal sebab akibat yang terjadi di sekitarnya dan mengetahui asal mula sesuatu. 3. Mampu menjelaskan ide secara konseptual mampu menciptakan bentuk dari geometri, mampu menemukan ide gagasan, memiliki daya imajinasi tinggi. 4. Mampu menyelesaikan tugas dari awal hingga akhir sehingga anak berusaha untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru dari awal sampai selesai. Untuk itu kognitif sangat penting diajarkan pada anak didik karena apabila daya pikir anak dikembangkan dengan baik maka akan menjadi penerus bangsa yang cerdas. Apabila kemampuan kognitif anak tidak dikembangkan dengan baik maka anak akan menjadi berfikir pasif dalam menghadapi sesuatu.

Kemampuan kognitif anak untuk dapat mengolah pemerolehan belajarnya yang dapat menemukan macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematiknya dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah atau mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan daya pikir yang teliti Kemampuan kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan mengevaluasi. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarki yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Peneliti melakukan pengamatan di TK PKK Banjardowo, pada tahun pelajaran 2011/2012. Kemampuan kognitif anak kelompok B masih rendah, hal ini karena kurang kreatifitasnya guru dalam mengajar tanpa media pembelajaran dan hanya ceramah saja, klasikal, monoton sehingga

mengakibatkan motivasi belajar peserta didik rendah, anak kurang termotivasi dengan model pembelajaran yang digunakan guru.Anak merasa bosan dengan metode yang digunakan guru. Rendahnya kemampuan kognitif anak merupakan suatu permasalahan

yang ada di TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk, Hal ini ditandai rendahnya kemampuan anak dalam

mengelompokkan benda dan membuat urutan bilangan dengan benda-benda. Alat-alat peraga yang digunakan selama bermain mesti bisa menstimulasi kemampuan kognitif anak. Gunakan alat bermain edukatif yang memiliki

fungsi mendidik dan juga menghibur. Dengan begitu anak bisa terstimulasi untuk menyenangi proses belajar, hingga imajinasinya pun berkembang. Dengan menggunakan dadu diharapkan anak dapat mengenal angka dan sekaligus bisa melakukan penjumlahan, susunan dadu yang selanjutnya bisa meningkatkan kemampuan Kognitif Anak usia dini. Berdasarkan uraian di atas maka kami mengambil ANAK judul

MENINGKATKAN

KEMAMPUAN

KOGNITIF

MELALUI

PERMAINAN DADU DI KELOMPOK B TK PKK DESA BANJARDOWO KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN

PELAJARAN 2011/2012. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yang diambil adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun pelajaran 2011/2012 ? 2. Bagaimana pelaksanaan penggunaan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012 ? 3. Bagaimana pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012 ?

C. Tujuan Penulisan 1. Mengetahui kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk tahun pelajaran 2011/2012. 2. Mengetahui pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012. 3. Mengetahui pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini dengan menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

D. Manfaat Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah : Penelitian ini dilakukan dengan harapan agar dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak diantaranya adalah : 1. Bagi Penulis sekaligus sebagai guru Hasil penelitian dapat menambah wawasan guru tentang

pengembangan kognitif anak usia dini dan membantu guru memperbaiki proses pembelajaran khususnya dalam penggunaan alat permainan edukatif Dadu.

2. Bagi Peserta Didik Hasil penelitian bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan kognitif 3. Bagi Lembaga TK Hasil penelitian Dapat membantu lembaga TK untuk lebih maju dan berkembang dalam meningkatkan kemampuan kognitif pada anak usia dini melalui penggunaan permainan edukatif dadu dan dapat memberikan masukan bagi dunia pendidikan pada umumnya dalam rangka pembinaan kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan dadu sebagai media pembelajaran E. Definisi, Asumsi dan Pembatasan Masalah 1. Definisi Agar tidak terjadi kesalahan dalam memaknai judul yang peneliti sampaikan dalam penelitian ini, maka dapat peneliti definisikan sebagai berikut : Pengembangan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa

kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan (Sujiono, 2007) Dadu adalah kubus kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi

yang saling berhadapan selalu berjumlah tujuh yang digunakan dalam permainan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2001:45) 2. Asumsi Menurut Surachmad (dalam Arikunto, 2002:58) menyatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar dan merupakan titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Jadi asumsi penelitian dapat dikatakan sebagai anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan sebagai pijakan dalam melaksanakan penelitian. Berdasarkan pernyataan tersebut, rumusan asumsi penelitian ini adalah, kemampuan kognitif anak berbeda-beda, usia anak 4 6 tahun, dan anak mengalami perkembangan yang normal. 3. Keterbatasan Penelitian ini membahas kemampuan kognitif dengan menggunakan alat peraga edukatif dadu dan lokasi penelitian ini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka membahas tentang alat permainan edukatif, kemampuan kognitif, upaya meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK, Hipotesis A. Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pembelajaran anak di TK. Ketersediaan alat permainan tersebut sangat menunjang terselenggaranya pembelajaran anak secara efektif dan

menyenangkan sehingga anak-anak dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal. Alat permainan yang sengaja dirancang secara khusus untuk kepentingan pendidikan. Pengertian alat permainan edukatif tersebut menunjukkan bahwa pada pengembangan dan

pemanfaatannya tidak semua alat permainan yang digunakan anak di TK itu dirancang secara khusus untuk mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak. Sebagai contoh bola sepak yang dibuat dari plastik yang dibeli langsung dari toko mainan. Dalam hal ukurannya seringkali susah untuk dipegang secara nyaman oleh anak, jika mau saling melempar dengan teman-temannya akan terasa sakit di telapak tangan. Warnanya pun sering kali menggunakan satu warna saja sehingga tidak menarik bagi anak karena anak biasanya menyenangi benda-benda yang berwarna-warna.Alat Permainan Edukatif sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai sarana atau peralatan untuk bermain yang mengandung

10

nilai edukatif (pendidikan) dan dapat mengembangkan seluruh kemampuan anak (Zaman, 2006 : 2). 1. Tujuan Alat Permainan Edukatif Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dan tujuan dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Adapun tujuan Alat Permainan Edukatif menurut Badru Zaman, 2006:23) adalah sebagai berikut : a. Memperjelas materi yang diberikan. Pemanfaatan alat permainan edukatif dalam kegiatan belajar anak diharapkan dapat memperjelas materi yang disampaikan oleh guru. b. Memberikan motivasi dan merangsang anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen perkembangannya. Motivasi dan minat anak untuk bereksplorasi dan bereksperimen merupakan faktor penting yang menunjang keberhasilan belajar anak. Oleh karena itu harus dilakukan berbagai upaya sehingga motivasi dan minat anak bisa tumbuh dengan baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan alat permainan edukatif. dalam mengembangkan berbagai aspek

c.

Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain.

Apabila

kita

mengamati

anak-anak

TK

yang

sedang

memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar.

2. Fungsi Alat Permainan Edukatif Alat permainan edukatif merupakan sarana untuk merangsang anak dalam proses belajar mengajar. Alat permainan edukatif diharapkan mampu mendorong anak bermain dan mengembangkan daya imajinasi anak, tetapi aman bagi anak-anak. Alat Permainan Edukatif ini sangat diperlukan oleh anak usia dini terutama dadu, botol aqua, gelas plastik dan sebagainya. Alat-alat permainan yang dikembangkan memiliki berbagai fungsi dalam mendukung penyelenggaraan proses belajar anak sehingga kegiatan dapat berlangsung dengan baik dan bermakna serta menyenangkan bagi anak. Dalam buku Pengembangan Alat Permainan Edukatif Untuk Anak Taman Kanak-Kanak (Badru Zaman, 2006:23) mengemukakan fungsifungsi Alat Permainan Edukatif sebagai berikut :

a. Menciptakan situasi bermain (belajar) yang menyenangkan bagi anak dalam proses pemberian perangsangan indikator kemampuan anak. Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa kegiatan bermain itu ada yang menggunakan alat, ada pula yang tidak menggunakan alat. Khusus dalam permainan yang menggunakan alat, dengan penggunaan alat-alat permainan tersebut anak-anak tampak sangat menikmati kegiatan belajar karena banyak hal yang mereka peroleh melalui kegiatan belajar tersebut.

b. Menumbuhkan rasa percaya diri dan membentuk citra diri anak yang positif Dalam suasana yang menyenangkan, anak akan mencoba melakukan berbagai kegiatan yang mereka sukai dengan cara menggali dan menemukan sesuai yang ingin mereka ketahui. Kondisi tersebut sangat mendukung anak dalam mengembangkan rasa percaya diri mereka dalam melakukan kegiatan. Alat permainan edukatif memiliki fungsi yang sangat strategis misalnya bangunan rumah dengan memilih berbagai bentuk balok yang ada, anak menemukan sendiri konsep bahwa jika menyusun benda yang tinggi dengan fondasi yang kecil dan kurang kokoh akan menyebabkan bangunan yang telah disusunnya runtuh berantakan. Alat permainan seperti itu akan menumbuhkan

kegairahan belajar anak sehingga berbagai potensi anak berkembangan dengan baik. c. Memberikan kesenangan pada anak dalam bermain.

Apabila kita mengamati anak-anak TK yang sedang memainkan alat permainan tertentu dan mereka sangat tertarik untuk

memainkannya, mereka tampak sangat serius dan terkadang susah untuk diganggu dan dialihkan perhatiannya pada benda atau kegiatan yang lain. Kondisi tersebut terjadi karena anak-anak merasa senang dan nyaman dengan alat permainan yang mereka gunakan. Alat permainan yang dirancang secara khusus dan dibuat dengan baik akan menumbuhkan perasaan senang anak dalam melakukan aktivitas belajarnya. Jika anak sudah merasa senang dengan kegiatannya, maka belajar tidak lagi dianggap sebagai beban yang ditimpakan guru di pundaknya. Anak mengartikan belajar dengan baik bahwa belajar ternyata tidak selalu dikesankan sebagai kegiatan yang membosankan bahkan menyebalkan tapi justeru bermakna dan menyenangkan. d. Memberikan stimulus dalam pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dasar Pembentukan perilaku melalui pembiasaan dan pengembangan kemampuan dasar merupakan fokus pengembangan pada anak usia TK. e. Memberikan kesempatan anak bersosialisasi, berkomunikasi dengan teman sebaya. Alat permainan edukatif berfungsi memfasilitasi anak-anak mengembangkan hubungan yang harmonis dan komunikatif dengan lingkungan di sekitar misalnya dengan temantemannya.

Alat Permainan Edukatif (APE) adalah sarana untuk merangsang anak dalam mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya karena sambil bermain, sehingga ras apercaya diri anak bertambah dan mendidik anak untuk bersosialisasi sehingga bisa menjadi stimulus bagi pembentukan perilaku anak. 3. Syarat-syarat Alat Permainan Edukatif Pembuatan APE merupakan suatu kegiatan yang memerlukan bekal kemampuan yang memadai. Bekal kemampuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan dan keterampilan bagaimana melakukannya sesuai dengan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga alat permainan edukatif yang dibuat betul-betul efektif dalam mengembangkan aspek-aspek

perkembangan anak. Sebelum membuat alat permainan edukatif, guru harus

memperhatikan dulu beberapa persyaratan pembuatannya. Persyaratan tersebut meliputi syarat edukatif, syarat teknis dan syarat estetika. Menurut Badru Zaman (2006:26) syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut :

a. Syarat edukatif Syarat edukatif maksudnya bahwa pembuatan alat permainan edukatif harus disesuaikan dengan program pendidikan yang berlaku sehingga pembuatannya akan sangat membantu pencapaian tujuantujuan yang terdapat di dalam program pendidikan yang disusun. Secara lebih khusus lagi syarat edukatif ini maksudnya bahwa :

1). APE yang dibuat disesuaikan dengan memperhatikan program kegiatan pendidikan (program pendidikan/ kurikulum yang berlaku) 2). APE yang dibuat disesuaikan dengan didaktik metodik artinya dapat membantu keberhasilan kegiatan pendidikan, mendorong aktifitas dan kreatifitas anak dan sesuai dengan kemampuan (tahap perkembangan anak)

b. Syarat teknis Persyaratan teknis yang harus diperhatikan dalam pembuatan alat permainan edukatif berkaitan dengan hal-hal teknis seperti pemilihan bahan, kualitas bahan, pemilihan warna, kekuatan bahan dalam suhusuhu tertentu dan lain sebagainya. Secara lebih rinci syarat-syarat teknis dalam pembuatan alat permainan edukatif adalah : 1). APE dirancang sesuai dengan tujuan, fungsi sarana (tidak menimbulkan kesalahan konsep) contoh dalam membuat balok bangunan, ketepatan bentuk dan ukuran yang akurat mutlak dipenuhi karena jika ukurannya tidak tepat akan menimbulkan kesalahan konsep. 2). APE hendaknya multiguna, walaupun ditujukan untuk tujuan tertentu tidak menutup kemungkinan digunakan untuk tujuan pengembangan yang lain. 3). APE dibuat dengan menggunakan bahan yang mudah didapat di lingkungan sekitar, murah atau dari bahan bekas/sisa.

4). Aman (tidak mengandung unsur yang membahayakan anak misalnya tajam, beracun dan lain-lain) 5). APE hendaknya awet, kuat dan tahan lama (tetap efektif walau cahaya berubah) 6). Mudah dalam pemakaian, menambah kesenangan anak untuk bereksperimen dan bereksplorasi 7). Dapat digunakan secara individual, kelompok dan klasikal. c. Syarat estetika Persyaratan estetika ini menyangkut unsur keindahan alat permainan edukatif yang dibuat. Unsur keindahan/ estetika ini sangat penting diperhatikan karena akan memotivasi dan menarik perhatian anak untuk menggunakannya. Hal-hal yang lebih rinci yang berkaitan dengan syarat estetis ini menyangkut hal-hal sebagai berikut : 1). Bentuk yang elastis, ringan (mudah dibawa anak) 2). Keserasian ukuran (tidak terlalu besar atau terlalu kecil) 3). Warna (kombinasi warna) serasi dan menarik. Berdasarkan uraian di atas maka Syarat APE yang baik mengandung nilai pendidikan; Aman bagi anak; Menarik untuk anak, dilihat dari warna dan bentuknya, Aman bagi anak, menarik untuk anak, dilihat dari warna dan bentuknya, sederhana, murah, dan mudah di dapat atau dibuat 4. Dadu

Dadu adalah bentuk benda yang digunakan dalam permainan. Dadu sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan kognitif. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian dadu adalah kubus kecil bersisi enam, pada keenam sisinya diberi bermata satu sampai enam yang diatur sedemikian rupa sehingga dua sisi yang saling berhadapan selalu berjumlah tujuh yang digunakan dalam permainan (Depdiknas, 2001:45) Dadu digunakan dalam berbagai permainan anak-anak dan judi. Umumnya, dadu digunakan berpasangan. Dadu tradisional berbentuk kubus seringkali dengan sudut yang tumpul dan memiliki angka atau simbol yang berbeda di setiap sisinya. Dadu dirancang untuk memberikan satu angka bulat acak dari satu sampai enam dengan probabilitas yang sama. Secara tradisional, pasangan angka dengan jumlah angka tujuh dibuat pada sisi yang berlawanan a. Manfaat Dadu Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi belajar anak karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan

rasa senang mendorong anak untuk berfikir positif terhadap pembelajaran konsep angka. Dalam Buku Media Pendidikan Pengertian dan

Pengembangannya Dan pemanfaatannya Arif S. Sadiman, (2003:23) berpendapat tentang manfaat dadu yaitu : 1) Dapat menimbulkan kegairahan belajar karena langsung

berinteraksi antara anak dengan lingkungannya 2) Memungkinkan anak belajar sendiri menurut kemampuannya 3) Anak dapat dengan mudah belajar hitungan hitung dasar sampai 5. Perhitungan dasar 1 sampai 5. Latihlah (mulai usia 4 tahun) menghitung banyaknya dadu. Hanya sebanyak 1 sampai 5, dengan berulang-ulang dan bergembira. 1

4) Alak belajar menghitung luas segi empat Perkenalkan anak Anda dengan konsep luas. Susun dadu (kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung banyaknya dadu. Luas = panjang x lebar = banyaknya dadu Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam. Termasuk persegi (bujur sangkar). 5) Anak belajar menghitung keliling segi empat

Perkenalkan anak Anda dengan konsep keliling. Susun dadu (kubus) membentuk segi empat ukuran 2 x 4. Hitung sisi dadu mengelilingi segi empat. Keliling = panjang + lebar + panjang + lebar. Perkaya dengan ukuran segi empat yang beragam.

Termasuk persegi (bujur sangkar). 6) Anak belajar volume balok dan kubus Perkenalkan anak Anda dengan konsep volume. Susun 2 segi empat masing-masing ukuran 22. Tumpukkan satu segi empat di atas segi empat lain. Hitung banyaknya dadu Volume = panjang x lebar x tinggi = banyaknya dadu Perkaya dengan ukuran balok yang beragam. Termasuk kubus. 7). Mengembangkan motorik halus Dukung anak Anda untuk menyusun dadu secara mandiri. Mengambil dan menyusun dadu membantu perkembangan motorik halus anak Anda. 8) Mengembangkan kecerdasan spatial anak Dukung anak Anda mengenal berbagai susunan dadu. Semakin banyak dadu yang Anda miliki, semakin banyak variasi yang dapat Anda buat. Latihan ini akan mengembangkan kecerdasan spatial anak Anda. 9). Mengembangkan ketangkasan arsitektur Dukung anak Anda untuk berkreasi membentuk berbagai bentuk bangunan atau benda menggunakan tumpukan dadu. Anda

dapat membuat rumah-rumahan, mobil-mobilan atau kreasi lainnya. Latihan ini akan mengembangkan ketangkasan arsitektur.

b. Kelebihan dan Kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu Tidak satupun metode media pembelajaran yang tidak memiliki kekurangan. Hampir semua media pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan. Demikian Juga media pembelajaran dengan

menggunakan dadu ada kelebihannya dan kekurangannya. Kelebihan dan kelemahan Alat Permainan Edukatif Dadu menurut Arif S. Sadiman, (2003:23) adalah sebagai berikut : 1). Anak lebih bersemangat dalam pembelajaran, karena dilakukan seraya bermain, hal itu yang menyenangkan bagi anak karenamerasa kepercayaan diri bertambah 2). Tidak mengantuk dan tidak cepat bosan karena anak berkativitas karena anak diberi kesempatan anak melempar, menghitung dan mengurangi 3). Anak tertarik untuk mengetahui nomor dan angka berapa yang mau keluar dan anak akan merasa bangga jika nomor yang diharapkan keluar. Kelamahan Alat Permainan Edukatif Dadu 1) Banyak menyita waktu

Karena anak harus melempar terlebih dahulu sebuah dadu kemudian memperhatikan untuk dilihat apa yang muncul dalam lemparan dadu. 2) Kadang bentuk yang muncul tidak sesuai dengan harapan anak 3) Memerlukan kesabaran, suasana belajar agak ramai

B. Kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan salah satu aspek yang perlu dikembangkan, dan hal ini juga merupakan tujuan pembelajaran di TK. Kemampuan kognitif ini berisikan kemampuan berhitung, konsep warna dan sebagainya. Kemampuan kognitif disebut juga daya pikir atau kemampuan seseorang untuk berpikir. Kemampuan kognitif adalah suatu proses berpikir berupa kemampuan untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan sesuatu. Dapat juga dimaknai sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah atau untuk mencipta karya yang dihargai dalam suatu kebudayaan (Sujiono, 2007:1) Salah satu aspek dalam kemampuan kognitif ini adalah pengembangan pembelajaran matematika/ berhitung Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika-matematika. Berhitung merupakan bagian dari matematika, yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan kognitif maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (Depdiknas, 2007 :1)

Kegiatan pengembangan pembelajaran berhitung untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan berhitung yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada masa mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah. 1. Faktor yang Mempengaruhi kemampuan Kognitif Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan dengan penguasaan ilmu pengetahuan. Pada dasarnya kemampuan kognitif merupakan hasil belajar. Sebagaimana diketahui bahwa hasil belajar merupakan perpaduan antara faktor pembawaan dan lingkungan. Berdasarkan hasil studi Piaget (dalam Ratna W. Dahar, 1989: 157158) dalam buku Faktor-faktor Penunjang kemampuan Kognitif terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kemampuan kognitif dapat dijelaskan antara lain sebagai berikut : a. Faktor Hereditas/ Keturunan Teori hereditas atau nativisme pertama kali dipelopori oleh seorang ahli filsafat. Dia berpendapat bahwa manusia lahir sudah membawa potensi-potensi tertentu yang tidak dapat dipengaruhi lingkungan. Berdasarkan teorinya, taraf intelegensi sudah

ditentukan sejak anak dilahirkan, sejak faktor lingkungan tak berarti pengaruhnya. Para ahli psikologi Loehlin, Lindzey dan Spuhler berpendapat bahwa taraf intelegensi 75-80% merupakan warisan atau faktor

keturunan. Pembawaan ditentukan oleh ciri-ciri yang dibawa sejak lahir (batasan kesanggupan). b. Faktor Lingkungan Teori lingkungan atau empirisme dipelopori oleh Jhon Locke. Dia berpendapat bahwa manusia dilahirkan sebenarnya suci atau tabularasa. Menurut pendapatnya, perkembangan manusia

sangatlah ditentukan oleh lingkungannya. Berdasarkan pendapat Jhon Locke tersebut perkembangan taraf intelegensi sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari lingkungan hidupnya.

c. Kematangan Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika telah mencapai kesanggupan menjalankan fungsinya masingmasing. Kematangan berhubungan erat dengan usia kronologis (usia kalender) d. Pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan di luar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan intelegensi. Pembentukan dapat dibedakan menjadi pembentukan sengaja (sekolah/formal) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam

sekitar/informal), sehingga manusia berbuat intelejen karena untuk mempertahankan hidup ataupun dalam bentuk penyesuaian diri. e. Minat Dan Bakat Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan

merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Apa yang menarik minat seseorang mendorngnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik lagi. Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangan dan dilatih agar dapat terwujud. Bakat seseorang akan mempengaruhi tingkat kecerdasannya. Artinya, seseorang yang memiliki bakat tertentu, maka akan semakin mudah dan cepat mempelajari hal tersebut.

f. Kebebasan Kebebasan yaitu kebebasan manusia berpikir divergen

(menyebar) yang berarti bahwa manusia itu dapat memilih metodemetode yang etrtentu dalam memecahkan masalah-masalah, juga bebas dalam memilih masalah sesuai kebutuhannya.

C. Upaya Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Media Dadu Di Kelompok B TK PKK Kemampuan kognitif anak seharusnya dilakukan sejak dini. Hal ini dikarenakan kemampuan kognitif merupakan perkembangan dari pikiran.

Pikiran merupakan bagian dari otak, bagian yang digunakan untuk bernalar, berfikir dan memahami sesuatu. Setiap hari pemikiran anak akan berkembang ketika belajar tentang orang-orang yang ada disekitarnya, belajar

berkomunikasi, dan mencoba mendapatkan lebih banyak pengalaman lainnya. Dadu sebagai media dapat digunakan dalam pembelajaran untuk mengembangkan konsep bilangan. Media dadu tersebut mudah diperoleh dan dapat dimanfaatkan untuk berbagai permainan, memiliki bentuk yang sederhana dan mudah digunakan sehingga mudah dimengerti. Dadu juga merupakan media pembelajaran konkret dan mudah dieksplorasi oleh anak TK karena memiliki manfaat diantaranya dapat menumbuhkan motivasi belajar anak karena anak bermain langsung, melihat dan dan menyentuhnya. Motivasi yang ditunjukkan dengan rasa senang mendorong anak untuk berfikir positif terhadap pembelajaran konsep angka sedangkan anak yang mampu membilang/menyebut urutan bilangan, membilang dengan menunjuk benda serta menyebutkan hasil penambahan 1 sampai 10 dengan memiliki kemampuan kognitif yang cukup tinggi. D. Hipotesis Hipotesis itu adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data-data yang terkumpul (Suharimi Arikunto 2002:64). Dalam penelitian ini hipotesisnya adalah Ho Tidak Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten

nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012 dan Ha adalah Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu dibandingkan tanpa menggunakan media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Penelitian ini akan membahas tentang rancangan penelitian, populasi, variabel penelitian, sumber data, instrumen pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data

A. Rancangan penelitian Pada penelitian ini metode yang diggunakan adalah quasi eksperimental design (metode eksperimen semu). Metode ini digunakan

tanpa ada kelas kontrol atau kelas pembanding. Hal ini karena setiap siswa mempunyai karakteristik yang berbeda dalam tingkat pemahamannya Rancangan penelitian yang digunakan adalah rangcangan one group pretest posttest. Rancangan ini tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi paling tidak sudah dilakukan observasi pertama (pretest) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen (program) (Arikunto, 2006:212). Rancangan penelitian ini dilaksanakan pada satu kelompok saja dan diukur dengan menggunakan prettest yang dilakukan sebelum diberi

perlakuan dengan media dadu dan posttest dilakukan setelah diberi perlakuan media dadu pada kemampuan kognitif.

Pendekatan Penelitian yang 28 digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian Kuantitatif adalah penelitian yang ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagain dan fenomena serta hubunganhubungannya. Tujuan Penelitian Kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan hipotesis yang dikaitkan dengan fenomena alam (Arikunto, 2006:56)

B. Populasi 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan elemen atau unsur yang akan kita teliti. Populasi adalah keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2006:130). Populasi pada penelitian ini adalah Siswa Kelompok B TK PKK Banjardowo Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk yaitu sejumlah 20 Anak. Teknik sampling yang digunakan sampling pendekatan populasi atau Penelitian Populasi 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Penelitian Populasi adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini Sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel Jenuh adalah senses, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. (Arianto, 2011:5)

Mengingat jumlah populasi tidak terlalu banyak maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling pendekatan populasi. Hal ini berpatokan pada pendapat Arikunto, (2007:07) yaitu

sebagai ancer-ancer semua subjek yang kurang dari 100 diambil seluruhnya Jumlah siswa TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong ada 20 anak maka dalam penelitian ini seluruh populasi dijadikan sampel.

C. Variabel Penelitian Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia). Ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok (orang, benda, situasi) berbeda dengan yang dimiliki kelompok tersebut. Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel dependen (tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan variabel lain .(Nursalam, 2003:102). Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah Pemberian Alat Permainan Edukatif Dadu, dan kemampuan kognitif. sebagai variabel dependen adalah

D. Sumber Data Sumber data adalah subjek darimana data itu diperoleh. Sumber data ada 2 macam

1.

Data Primer Data primer adalah data yang berasal dari pihak yang bersangkutan atau langsung diperoleh dari responden. Data primer dalam penelitian ini adalah lembar hasil tes dan hasil observasi kemampuan pada anak sebelum dan sesudah mendapat Alat Peraga Edukasi Dadu.

2.

Data sekunder Data sekunder adalah data yang sudah jadi atau dipublikasikan untuk umum oleh instansi atau lembaga yang mengumpulkan, mengolah dan menyajikan. Data ini meliputi data guru, siswa, dan sebagainya.

Instrumen Pengumpulan Data Instrumen penelitian adalah alat untuk fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistematis. Sehingga data lebih mudah diolah (Arikunto, 1992:124). Data dicatat dalam dokumentasi seperti buku induk, raport, buku pribadi surat keterangan dan sebagainya, data tersebut sangat berguna

sebagai bahan pemahaman murid, untuk murid, yang didokumentasikan perlu sekali dianaslisa secermatnya. 1. Observasi Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala psikis dengan jalan pengamatan dan

pencatatan Kartini Kartono (1983:42). Observasi adalah pengumpulan data dengan penelitian langsung terhadap objek penelitian dengan menggunakan seluruh alat indra. Mengobservasi dapat dilakukan dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, (pengamatan langsung) yang dapat dilakukan dengan tes, kuesioner, gambar dan rekaman suara (Arikunto, 2006:133) Pedoman Obervasi penelitian ini berupa daftar kegiatan yang mungkin akan timbul dan akan diamati. Sehingga diperoleh gambaran tentang kejadian selama penelitian. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah pretest, treatment (perlakuan), dan posttest. Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan. Treatmen (perlakuan) adalah pemberian perlakuan kepada peserta didik dengan alat peraga edukasi dadu. Perlakuan dilakukan selama 3 kali pertemuan kepada subjek penelitian. Setelah diberikan perlakuan selanjutnya dilakukan pengukuran kemampuan kognitif lagi, sejauh mana pemahaman anak tentang kemampuan kognitif setelah diberi pelajaran dengan alat edukatif berupa dadu. Setelah data terkumpul kemudian di analisis. Bentuk Instrumen yang digunakan baik pre test maupun post test adalah lembar observasi pada anak sesuai dengan tingkat pencapaian

perkembangan anak usia 5-6 tahun yang sesuai dengan permendiknas No. 58 tahun 2009 yang meliputi : a. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 b. Mencocok bilangan dengan lambang bilangan c. Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja anak didik dalam melempar dadu, ekspresi anak, dan keaktifan anak. Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan kriteria sebagai berikut : a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu (). b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang () c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang () d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11) 2. Dokumentasi Menurut Sutrisno Hadi ( 1968:199), yang dimaksud dengan metode dokumentasi adalah Salah satu teknik pengumpulan data dengan jalan melihat data-data yang sudah ada dalam beberapa pedoman. Sedangkan menurut W.J.S Poerwodarminto (1985:27), Teknik

dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui pencatatan terhadap dokumen. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar observasi yang berupa hasil achievment test anak sebelum dan sesudah diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dansesudah pemberian alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data Data mentah yang telah dikumpulkan oleh peneliti tidak akan ada gunanya, jika tidak diolah. Pengolahan data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah, karena dengan pengolahan data, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. (Arikunto, 2007:209) Langkah-langkah pengolahan data menurut Arikunto (2007:209), ada sejumlah langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses pengolahan data, yaitu: (1) editing; (2) mengkode data atau kodefikasi data; dan (3) membuat tabulasi. a. Editing Sebelum data diolah, data tersebut perlu diedit lebih dahulu. Dengan perkataan lain, data atau keterangan yang telah dikumpulkan dalam buku catatan (record book), daftar pertanyaan ataupun pada

interview guide (pedoman wawancara) perlu dibaca sekali lagi dan diperbaiki, jika di sana sini masih terdapat hal-hal yang salah atau yang masih meragukan. Kerja memperbaiki kualitas data serta menghilangkan keragu-raguan data dinamakan mengedit data b. Kodefikasi Data Data yang dikumpulkan dapat berupa angka, kalimat pendek atau panjang, ataupun hanya ya atau tidak. Untuk memudahkan pengolahan, maka jawaban-jawaban tersebut perlu diberi kode. Pemberian kode kepada jawaban sangat penting artinya, jika pengolahan data dilakukan dengan komputer. Mengkode jawaban adalah menaruh angka pada tiap jawaban

c.

Tabulasi Membuat tabulasi termasuk dalam kerja memproses data. Membuat tabulasi tidak lain dari memasukkan data ke dalam tabeltabel, dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori. Jenis data akan menentukan apakah peneliti akan menggunakan teknik kualitatif atau kuantitatif. Data kualitatif diolah dengan menggunakan teknik statistika baik statistika non parametrik maupun statistika parametrik. (Notoatmojo, 2003:186)

Pada penelitian ini kami berusaha mencari perbedaan

hasil

peningkatan kemampuan kognitif sebelum dan sesudah menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK Banjardowo Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan cara melakukan observasi pada pada anak. Untuk mencari perbedaan dilakukan dengan cara dilakukan untuk membandingkan rata-rata nilai pretest dan posttest. Perlakuan pertama anak diobservasi kemampuan kognitif dan perlakuan kedua anak diobservasi kemampuan kognitif melalui menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dan hasilnya di tabulasikan. Posttes dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kemampuan kognitif siswa baik yang menggunakan media dadu dibandingkan dengan tidak menggunakan media dadu.

d.

Interpretasi hasil pengolahan data Tahap ini menerangkan setelah peneliti menyelesaikan analisis datanya dengan cermat. Kemudian langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan hasil analisis akhirnya peneliti menarik suatu kesimpulan yang berisikan intisari dari seluruh rangkaian kegiatan penelitian dan membuat rekomendasinya. Menginterpretasikan hasil analisis perlu diperhatikan hal-hal antara lain: interpretasi tidak

melenceng dari hasil analisis, interpretasi harus masih dalam batas kerangka penelitian, dan secara etis peneliti rela mengemukakan kesulitan dan hambatan-hambatan sewaktu dalam penelitian. 2. Analisis Data Analisa statistik digunakan untuk menganalisis data tentang perbedaan kenaikan nilai pengembangan bidang kognitif dengan menggunakan rumus t-test. Rumus t-test yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi ditunjukkan pada rumus : t=

Md x 2 d N ( N 1)

dimana Md xd
x 2 d

: : : : :

mean dari perbedaan pre test dan post tes devisiasi masing-masing subjek (d Md) Jumlah kuadrat deviasai Subjek pada sampel ditentukan dengan N-1

N d.b di mana

x 2 d = d 2 -

(d ) 2 (Arikunto, 2006:277) N

Harga t tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel dengan dk-1, dengan taraf kesalahan ditetapkan sebesar 5%. Jika harga t hitung > t tabel maka Ho di tolak dan Ha diterima yang artinya ada efek positif dari menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu dalam meningkatkan kemampuan Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini. Dalam penelitian ini kami menggunakan dalam pengujian validitas, reliability, dan uji t tes kami menggunakan SPSS (Statistical Package For Social Sciences) versi 15 For Windos. Keputusan uji yaitu apabila nilai probabilitas (p) < 0,05, berarti H1 diterima, artinya ada efek positif upaya peningkatan pengembangan kognitif menggunakan Alat Permainan Edukatif Dadu Banjardowo Desa Banjardowo di TK PKK

Kecamatan Lengkong Kabupaten

Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

Pada bab ini disajikan mengenai hasil penelitian dan pengumpulan data yang dilaksanakan pada bulan Juni 2012 sampai dengan bulan Juli 2012 di TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk yang meliputi penyajian data dan pembahasan. A. Penyajian data Pada penyajian data khusus ini akan penulis sajikan data hasil penelitian tentang meningkatkan kemampuan kognitif anak melalui permainan dadu Di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012. Semua peneliti memasukkan dalam tabulasi dan dianalisa pakai uji t test. Uji test ini digunaan untuk menganalisa statistik digunakan untuk

menganalisis data tentang perbedaan kenaikan nilai kemampuan kognitif sebelum dan sesudah pemberian alat peraga edukatif dadu. Bentuk data penilaian perkembangan peserta didik di TK berupa uraian dan dilambangkan dengan tanda bintang satu sampai bintang empat seperti terlihat di bawah ini Hasil Observasi kemudian dikonversikan ke angka dengan kriteria sebagai berikut : a). Anak yang Belum Berkembang (BB) sesuai dengan indikator seperti yang diharapkan dalam RKH atau dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka

40

pada kolom penilaian dituliskan nama anak dan diberi tanda bintang satu (). b). Anak yang mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda dua bintang () c) Anak yang sudah Berkembang Sesuai Harapan pada indikator RKH mendapatkan tanda tiga bintang () d) Anak yang Berkembang Sangat Baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan pada indikator RKH mendapatkan tanda empat bintang () (Kemendiknas, 2010:11)

Untuk mengatahui tingkat kemampuan berhitung perlu pengolahan data diskriptif menjadi data kuantitatif dengan menggunakan kriteria sebagai berikut. Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1 Belum Berkembang (BB). Aspek penilaian kemampuan berhitung sesuai dengan permendiknas 58 tahun 2009 yaitu : d. e. f. Menyebutkan lambang bilangan 1-10 Mencocok bilangan dengan lambang bilangan Mengenal berbagai macam lambang bilangan dan huruf

Dari hasil penilaian lembar unjuk kerja kemampuan kemampuan kognitif anak maka disajikan data sebagai berikut :

1.

Kemampuan kognitif anak usia dini di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun 2011/2012. Tabel 1 Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Sebelum Penggunaan Alat Peraga Edukatif Dadu
Konsep Bilangan 1 2 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 Jml 9 9 11 9 10 9 7 10 9 9 9 10 8 9 8 7 10 8 9 10

Pelajaran

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama Anak

% 75% 75% 92% 75% 83% 75% 58% 83% 75% 75% 75% 83% 67% 75% 67% 58% 83% 67% 75% 83%

Kategori Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup

Kenidifatna Reydya Zarima Eva Mei Sela Muhamad Abdul Ghofur Ahmad Nasir Firmanda Sasta Intan Nurfadilah Sabila Arsi Nur Zahrani Nova Riyanto Dias Aditya Pratama M. Thomas Ronaldo Suwandi Tasya Ifa Efita Rhofia Antony Erlangga Yusuf Ilham Saputra Mohamad Adam Sumarno Violeta Riskia Noveria Rifky Ananta Agutino Amelia Novi Rahmawati Affa Nabiah Azemi Elsa Aprilia Firdiansah Alifia Agustina

Keterangan Kategori 100%-85% 84%-65% 50%-64% <50% : : : : Baik Cukup Kurang Buruk

Berdasarkan tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar 17 anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak (5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik.

2.

Treatmen (Perlakuan) Alat Pegara Edukatif Dadu di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012 Bentuk instrumen Aalat Peraga Edukasi Dadu berupa unjuk kerja anak didik dalam : 1) melempar dadu 2) ekspresi anak, dan keaktifan anak dengan penilaian (skor) dengan kode bintang kemudian dikonversikan ke dalam bentuk angka. Keterangan Skor, 4 anak Berkembang Sangat Bagus (BSB), Skor 3 Berkembang Sesuai Harapan (BSH), Skor 2 Mulai Berkembang (MB), Skor 1 Belum Berkembang (BB). Dari hasil penilaian unjuk kerja bermain dadu maka disajikan data sebagai berikut : Tabel 2 Perlakuan Alat Pegara Edukatif Dadu
No 1 2 3 4 5 6 Nama Anak Unjuk kerja bermain dadu 1 2 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 4 Jml 10 9 10 8 11 11 % 83% 75% 83% 67% 92% 92% Kategori Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik

Kenidifatna Reydya Zarima Eva Mei Sela Muhamad Abdul Ghofur Ahmad Nasir Firmanda Sasta Intan Nurfadilah Sabila Arsi Nur Zahrani

Lanjutan Tabel 2
1 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

2 Nova Riyanto Dias Aditya Pratama M. Thomas Ronaldo Suwandi Tasya Ifa Efita Rhofia Antony Erlangga Yusuf Ilham Saputra Mohamad Adam Sumarno Violeta Riskia Noveria Rifky Ananta Agutino Amelia Novi Rahmawati Affa Nabiah Azemi Elsa Aprilia Firdiansah Alifia Agustina

3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4

4 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3

5 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4

6 8 10 9 10 9 9 8 10 9 7 10 9 9 11

7 67% 83% 75% 83% 75% 75% 67% 83% 75% 58% 83% 75% 75% 92%

8 Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Baik

Keterangan Kategori 100%-85% 84%-65% 50%-64% <50% : : : : Baik Cukup Kurang Buruk

Berdasarkan tabel di atas ada 16 anak atau 80% dengan kategori cukup mampu dalam bermain dadu dan kategori baik ada 3 anak atau 15% dan yang mempunyai kemampuan kurang hanya 1 anak.

3.

Kemampuan kognitif anak usia dini sesudah

perlakuan penggunaan alat

peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012 Tabel 3 Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini Sesudah Pemberian Alat Peraga Edukatif Dadu

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Nama Anak

Kenidifatna Reydya Zarima Eva Mei Sela Muhamad Abdul Ghofur Ahmad Nasir Firmanda Sasta Intan Nurfadilah Sabila Arsi Nur Zahrani Nova Riyanto Dias Aditya Pratama M. Thomas Ronaldo Suwandi Tasya Ifa Efita Rhofia Antony Erlangga Yusuf Ilham Saputra Mohamad Adam Sumarno Violeta Riskia Noveria Rifky Ananta Agutino Amelia Novi Rahmawati Affa Nabiah Azemi Elsa Aprilia Firdiansah Alifia Agustina

Konsep Bilangan 1 2 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4

Jml 11 11 11 9 12 10 9 11 10 9 10 10 9 10 10 9 10 10 10 11

% 92% 92% 92% 75% 100% 83% 75% 92% 83% 75% 83% 83% 75% 83% 83% 75% 83% 83% 83% 92%

Kategori Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik

Keterangan Kategori 100%-85% 84%-65% 50%-64% <50% : : : : Baik Cukup Kurang Buruk

Berdasarkan tabel 4.2 sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan kemampuan baik 6 atau 30% anak.

4. Pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

Tabel 4 Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif Dadu

Nilai Kemampuan Kognitif No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Nama Anak Kenidifatna Reydya Zarima Eva Mei Sela Muhamad Abdul Ghofur Ahmad Nasir Firmanda Sasta Intan Nurfadilah Sabila Arsi Nur Zahrani Nova Riyanto Dias Aditya Pratama M. Thomas Ronaldo Suwandi Tasya Ifa Efita Rhofia Antony Erlangga Yusuf Ilham Saputra Mohamad Adam Sumarno Violeta Riskia Noveria Rifky Ananta Agutino Amelia Novi Rahmawati Affa Nabiah Azemi Elsa Aprilia Firdiansah Alifia Agustina Sebelum Perlakuan Pemberian APE Dadu Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Cukup Cukup Cukup Cukup Setelah Perlakuan Pemberian Dadu APE Baik Baik Baik Cukup Baik Cukup Cukup Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik

Pada tabel 4 Pada Pelaksanaan Penggunakan Alat Peraga Edukatif Dadu terlihat ada peningkatan dari 1 anak yang mendapat nilai baik meningkat menjadi 6 anak dengan kemampuan baik dan siswa yang kemampuan kurang menjadi tidak ada. mendapat

5. Pengaruh pelaksanaan kemampuan kognitif anak usia dini

dengan

menggunakan permainan dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012. Tabel 4 Uji t test d2 4 4 0 0 4 1 4 1 1 0 1 0 1 1 4 4 0 4 1 1 36 1,8

No Rsp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 JML Mean

Y1 9 9 11 9 10 9 7 10 9 9 9 10 8 9 8 7 10 8 9 10 180 9

Y2 11 11 11 9 12 10 9 11 10 9 10 10 9 10 10 9 10 10 10 11 202 10,1

d 2 2 0 0 2 1 2 1 1 0 1 0 1 1 2 2 0 2 1 1 22 1,1

t=

Md x 2 d N ( N 1)

Keterangan Md xd : Mean dari perbedaan post tes dan pre tes : devisiasi dari masing-masing subjek

x 2 d : Jumlah kuadrat devisiasi


x 2 d :
d 2 (d ) 2 N

N d.b

: Subjek pada sampel : ditentukan dengan N 1

(Arikunto, 2006:276) d d2 Md
x 2 d

= 36 = 22 = 1,1 = d 2
(d ) 2 N

x 2 d x 2 d

= 36 = 27 24,2 = 11,8

t=

Md x 2 d N ( N 1)

t=

1,1 11.8 20(20 1)


1,1 0,0636
0.85 0,2523

t=

t=

t = 4.35

Hasil t hitung didapatkan t = 4.35, sedangkan t tabel pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858, sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga Ho dilak dan Ha diterima dan ada Ada Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012

B. Pembahasan 1. Hasil Observasi Pada tabel 1 sebelum penggunaan media dadu sebagian besar 17 anak (85%) mempunyai kemampuan kognitif cukup dan hanya 1 anak (5%) yang mempunyai kemampuan kognitif baik penggunaan alat peraga edukatif dadu yang tampak dan setelah pada tabel 3

sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan

kemampuan baik 6 atau 30% anak, dan terjadi peningkatan kemampuan kognitif anak.

2.

Hasil Dokumentasi Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data lembar observasi yang berupa hasil achievment test anak sebelum dan sesudah diberikan pemberian alat peraga edukatif dadu dan sesudah pemberian alat peraga edukatif dadu dan dilihat hasilnya untuk dianalisis dan ternyata tampak pada tabel 3 terlihat ada 6 anak yang mempunyai kemampuan baik setelah menggunaan alat peraga edukatif dadu yang berasal dari sebelum penggunaan dadu yaitu 5 anak (25%) dengan

kemampuan cukup dan 1 anak (5%) dengan kemampuan baik. Disini terlihat bahwa alat peraga edukatif sangat cocok untuk meningkatkan kemampuan kogintif anak khususnya di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun pelajaran 2011/2012.

3.

Uji Analisis Kegiatan yang dilakukan adalah pretest, treatment (perlakuan), dan posttest. Pretest adalah tes awal yang dilakukan untuk mengetahui kemampuan kognitif siswa sebelum perlakuan pemberian alat peraga edukatif dadu dan hasilnya di dokumentasikan

Treatmen (perlakuan) adalah pemberian perlakuan kepada peserta didik dengan alat peraga edukasi dadu. Perlakuan dilakukan selama 3 kali pertemuan kepada subjek penelitian dan setelah kegiatan perlakuan di lakukan observasi dengan melakukan posttest, dengan melakukan pengukuran kemampuan kognitif lagi, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman anak tentang kemampuan kognitif setelah diberi pelajaran dengan alat edukatif berupa dadu. Setelah data terkumpul kemudian di analisis dengan uji t test Hasil uji t test menunjukkan bahwa t = 4.35, sedangkan t tabel pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858, sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat diambil kesimpulan Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga edukatif dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012

BAB V PENUTUP

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang Peningkatkan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Permainan Dadu Di Kelompok B TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012 A. Kesimpulan Berdasarkan dari analisa data yang peneliti lakukan dalam penyusunan skripsi, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : Kemampuan kognitif di TK PKK Banjardowo KecamatanLengkong Kabupaten Nganjuk sebagian besar 14 atau 70% anak mempunyai kemampuan cukup dan kemampuan baik 6 atau 30% anak setelah menggunakan alat peraga edukatif dadu Pelaksanaan penggunakan alat peraga edukatif dadu di Kelompok B TK PKK desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk berlangsung sangat baik terlihat ada 6 anak yang mempunyai kemampuan baik yang berasal dari sebelum penggunaan dadu yaitu 5 anak (25%) kemampuan cukup dan 1 anak (5%) yang punya kemampuan baik. Ada pengaruh yang singnifikan dalam peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu dibandingkan tanpa menggunakan alat peraga edukatif dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan melihat hasil uji t test menunjukkan

52

bahwa t = 4.35, sedangkan

t tabel pada signifikan 0,01 didapatkan 2,858,

sehingga 4,35 > 2,858, (t hitung > t tabel) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima dan ada Ada Peningkatan kemampuan kognitif anak melalui media dadu di kelompok B TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong kabupaten nganjuk tahun Pelajaran 2011/2012

B. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Penulis Diharapkan dapat menambah dan mengembangkan wawasan ilmiah dari penulis, sehingga berguna dan menjadi bekal untuk terjun dalam dunia pendidikan dan masyarakat.

2. Bagi Guru Semoga dapat menambah wawasan tentang cara kegiatan

pengembangan kognitif utamanya dengan Kegiatan Mencetak Dengan Pelepah Pisang Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pengalaman guru, sehingga guru secara aktif dan kreatif dapat mengembangkan pengetahuan dibidang pengembangan kognitif maupun pengembangan kemampuan yang lain.

3. Bagi peserta didik Dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil belajarnya pengembangan kognitif melalui Kegiatan bermain dadu

4.

Bagi Lembaga Kegiatan bermain dadu diharapkan bisa sebagai alternatif pilihan dalam pembelajaran kemampuan kognitif di TK PKK Banjardowo Kecamatan Lengkong Kabupaten Nganjuk Tahun Pelajaran 2011/2012.

Lampiran

Syarat Uji T test data harus terdistribusi normal Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Sesudah 20 Mean Std. Deviation Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a Test distribution is Normal. b Calculated from data. Absolute Positive Negative 10.1000 .85224 .247 .247 -.203 1.103 .175 Sebelum 20 9.0000 1.02598 .250 .200 -.250 1.118 .164

N Normal Parameters(a,b)

Dan ternyata data terdistribusi normal

Uji T test

Mean

Paired Differences 95% Confidence Std. Interval of the Std. Error Difference Deviation Mean Lower Upper 1.4688

df

Sig. (2tailed)

Pair 1

Sesudah Sebelum

1.1000

.78807

.17622

.7312

4.359

19

.000

Karena signifikan pada tabel .000 masih dibawah 0.01 atau 0.02 maka Ha diterima dan Ho di tolak

94

Hasil Uji T test Pakai SPSS


Paired Samples Test Sig. (2tailed)

Mean

Paired Differences Std. 95% Confidence Std. Error Interval of the Deviation Mean Difference Lower Upper 1.4688

df

Pair 1

Sesudah Sebelum

1.1000

.78807

.17622

.7312

6.242

19

.000

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA DADU DI KELOMPOK B TK PKK BANJARDOWO KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Menyelesaikan Program Strata Satu Pendidikan Anak Usia Dini Pada Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Jember

95

Oleh SRI WINARTI NIM. 2008 186207 B 1694

PROGRAM STRATA SATU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN IKIP JEMBER 2012

96

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI MEDIA DADU DI KELOMPOK B TK PKK BANJARDOWO KECAMATAN LENGKONG KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SRI WINARTI NIM. 2008 186207 B 1694

Telah Disetujui Dibuat Skripsi

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II

Dr. SISMIATI

YUDHA HARNANTO, SH

ii

97

KATA PENGANTAR

Bismilahiroohmanirohiim Segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya yang telah terlimpahkan kepada penulis sehingga dapat terselesaikanya penyusun proposal ini. Dengan ini pula penulis menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak dan Ibu yang telah membimbing dan memberi petunjuk serta dorongan secara tulus sehingga terselesainya penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan, kepada semua pihak yang telah banyak memberi bantuan berupa apapun sehingga dapat memperlancar penyusunan skripsi ini, terutama yang terhormat : 1. Bapak Drs Soemarsono, MM selaku ketua STKIP PGRI Nganjuk 2. Ibu Dra. Vera Septi Andrini, MM, Selaku ketua Pembantu I IKIP PGRI Nganjuk. 3. Ibu Dra. Sismiati, selaku Dosen Pembimbing I 4. Yudha Harnanto, SH, selaku Dosen Pembimbing II 5. Bapak/Ibu Dosen selaku ketua STKIP PGRI Nganjuk 6. Ibu Sri Winarti, selaku Kepala TK PKK Desa Banjardowo Kecamatan Lengkong Kab. Nganjuk

iii

98

Semoga amal baik dan jasa yang telah bapak dan ibu berikan akan mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan maka penulis dengan senang hati akan menerima kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, khususnya bagi rekan-rekan mahasiswa yang akan melakukan penelitian.

Nganjuk, Juni 2012 Penulis

Sri Winarti

iv

99

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. HALAMAN JUDUL............................................................................................. KATA PENGANTAR .......................................................................................... DAFTAR ISI ......................................................................................................... BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. A. Latar Belakang ............................................................................ B. Rumusan Masalah ...................................................................... C. Tujuan Penulisan ........................................................................ D. Manfaat Penelitian ..................................................................... E. Definisi, Asumsi dan Pembatasan Masalah ................................ BAB II KAJIAN PUSTAKA ......................................................................... A. Alat Permainan Edukatif Dadu..................................................... 1. 2. Alat Permainan Edukatif ..................................................... Dadu ....................................................................................

i ii iii 1 1 1 3 3 4 5 6 6 6 14 18 18 19

B. Pengembangan Kognitif ............................................................. 1. Pengertian ........................................................................... 2. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kognitif .........

100

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... A. B. C. D. E Rancangan penelitian..................................................................... Populasi ....................................................................................... Variabel Penelitian ....................................................................... Sumber Data ................................................................................. Instrumen Pengumpulan Data ......................................................

22 22 23 23 24 25 28

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ DAFTAR PUSTAKA

vi

101

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas 2007. Seri pembelajaran di TK Edisi 5 , jakarta: Nur Ardisi,2010. Kecerdasan Emosional anak. http://blog.elearning.unesa.ac.id/nurardisti/mengenal-kecerdasan-emosional-pada-anak-usia-dini Purba. Amir, dkk. 2006. Pendidikan Anak Usia Dini. Medan. Pustaka Jaya www.wikimedia.com. Kecerdasan Emosional. Diakses 1 Juni 2012 Jam 09.00 WIB Kartikawati, dkk, Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas Terbuka. Arikunto. S. (1995). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto. S. (2007). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Permendiknas No 58 Tahun 2009. Tentang Standar PAUD Depdiknas (2003): UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas, Jakarta. Depdiknas (2006) W.J.S Poerwodarminto (1985) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka.

102

Waktu dan Tempat Penelitian Rencana Jadual kegiatan


No 1 2 3 4 5 Kegiatan Pembuatan Proposal Perencanaan Umum Pelaksanaan Tindakan Penulisan Laporan Publikasi Mei Juni Juli Agustus September 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

103

Daftar Pustaka Dadu Arif S. Sadiman, 2003. Media Pendidikan Pengertian Dan Pengembangannya Dan Pemanfaatannya, Jakarta; Raja Grafido Ratna W. Dahar, 1989 Faktor-faktor Penunjang Perkembangan Kognitif. Jakarta:Tramsito

You might also like