You are on page 1of 1

KPK DIMINTA SELESAIKAN KASUS BESAR

Setelah menunggu waktu lama, akhirnya Komisi III DPR RI yang membidangi masalah hukum menyepakati usulan pembangunan gedung baru untuk Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah beberapa fraksi menyepakati mencabut tanda bintang pada anggaran gedung baru KPK dalam rapat internal Komisi III DPR RI. Meski DPR menyetujui KPK memiliki gedung baru, tapi lembaga superbody itu diminta fokus pada penyelesaian kasus-kasus besar bersifat sistemik yang saat ini belum terselesaikan secara utuh. Satu di antaranya kasus Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang merugikan negara hingga triliunan rupiah hingga kasus bailout Bank Century. "Kita belum melihat KPK untuk mengsut soal BLBI, padahal ini sifatnya sistemik, kenapa hanya berhenti kasusnya pada Ayin atau Jaksa Urip, seharusnya kejar dong penjahat kakapnya," kata Direktur Eksekutif The Sun Institute Andrianto di Jakarta, Sedangkan untuk kasus-kasus lain seperti kasus cek pelawat pemilihan gubernur BI, kata Andrianto, KPK terus mengejar kasusnya hingga selesai dan menangkap pemberi dan penerima cek pelawat tersebut. "Jadi KPK tidak menyentuh sisi keadilan masyarakat jadi banyak orang yang melihat bahwa KPK hanya mengejar popularitas saja," tutur sang pengamat politik ini. Meski begitu, Andrianto sepakat terhadap penyetujuan peningkatan fasilitas atau pembangunan gedung baru KPK. Lantaran, pemberian fasilitas dapat meningkatkan kinerja KPK memberantas korupsi. Namun ia berharap, dengan gedung baru KPK bisa menyelesaikan kasus "big fish" itu dengan fokus."Tapi yang paling penting yang harus dilakukan KPK saat ini itu harus fokus terhadap penyelesaian korupsi-korupsi yang memiliki nilai efek sistematis," pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, setelah terkatung-katung nasibnya, usulan pembangunan gedung baru KPK disetujui DPR. Komisi III resmi mencabut tanda bintang anggaran gedung KPK yang menjadi hambatan dalam penganggaran pembangunan gedung baru KPK. "Sudah diketuk Komisi III, tanda bintang usulan gedung baru KPK dicabut," ujar Ketua Komisi III DPR Gede Pasek Suardika, Kamis malam kemarin.Usulan pembangunan gedung baru KPK diajukan semenjak 2009. Namun, usulan masih diblokir DPR sehingga tak bisa masuk ke dalam APBN. Pemblokiran anggaran menuai reaksi di tengah masyarakat dengan munculnya berbagai gerakan yang mendukung KPK melalui pengumpulan uang "saweran" untuk pembangunan gedung baru. Aksi pengumpulan saweran untuk pembangunan gedung baru KPK itu hingga akhir Juli silam telah menembus angka Rp 200 juta.(AIS)

You might also like