Professional Documents
Culture Documents
Dosen Pembimbing: Dr. Widya Utama, DEA Disusun Oleh: A. Nashiruddin Albany Fifi Bailin Lestari M. Mifta Hasan Riska Laksmita Sari Ari Teguh Sugiarto 1108100071 1109100042 1109100049 1109100050 1109100053
JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011
Abstrak Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukkan nilai densitas beberapa sampel serbuk batuan menggunakan piknometer. Densitas merupakan perbandingan antara massa suatu zat dan volumenya. Pengukuran nilai densitas dapat dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya dengan menggunakan piknometer. Prinsip dasar yang digunakan dalam percobaan ini adalah pengukuran massa sample serta komponen - komponen percobaan lainnya. Sample yang digunakan adalah sample batu bata merah I&II, batu bata putih dan batu bata ringan. Dari percobaan yang dilakukan didapatkan nilai densitas masing-masing sample yaitu; batu bata I ; 2,306 gr/cm3, batu bata merah pekat II ; 2,374 gr/cm3, batu bata ringan ; 1,785 gr/cm3 dan batu bata putih ; 2,660 gr/cm3. Secara sederhana, suatu batuan memiliki dua komponen, komponen padatan dan komponen rongga (pori). Keberadaan komponen padatan maupun komponen rongga mempunyai nilai yang beragam pada tiap-tiap batuan sehingga massa jenis dari suatu batuan berbeda dengan batuan yang lainnya. Pada batu bata putih secara struktur memiliki komponen padatan yang lebih besar dibandingkan sample batu bata lainnya. Kebalikannya, batu bata ringan memiliki komponen rongga (pori) yang lebih besar.
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap material memiliki sifat mekanik dan sifat fisik yang dapat dilihat dan diamati berdasarkan eksperimen. Salah satu sifat fisis yang dimiliki oleh material adalah densitas. Pada proses pengukuran densitas terdapat berbagai macam metode, seperti Metode Piknometer, Metode Neraca Hidrostatik dan Metode Neraca Mohr-Westphal. Metode-metode tersebut dilakukan sesuai dengan kebutuhan pengukuran dan material yang akan dicari nilai densitas/massa jenisnya. Untuk pengukuran densitas batuan dengan metode piknometer dilakukan dengan prinsip kerja yaitu dengan mengetahui berapa massa sample yang akan di tentukan berat jenisnya dalam volume piknometer yang terisi penuh, biasanya volume pikno yang banyak digunakan 25 ml dan 50 ml dan nilai volume ini valid pada temperatur ruangan yang tertera pada pikno tersebut (20oC). Densitas suatu bahan material berkaitan dengan massa jenis. Densitas juga dapat menyatakan sifat intensif dari suatu material, sifat intensif adalah sifat yang tetap dari suatu cuplikan zat seperti titik leleh, titik didih dan lain-lain.sifat intensif tergantung pada banyaknya/jumlah cuplikan. Jenis batuan umumnya memiliki densitas yang rendah dibandingkan dengan unsur logam, sedangkan porositasnya lebih tinggi daripada unsur logam. Pengukuran densitas sangat dibutuhkan dalam berbagai aplikasi, misalnya dalam bidang geologi maupun material. Pentingnya pemahaman dan kemampuan dalam menghitung densitas suatu material merupakan hal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan ini, yaitu pengukuran nilai densitas beberapa macam sample batu bata (bata merah, bata putih dan bata ringan) dengan menggunakan piknometer.
Permasalahan Permasalahan yang ada dalam percobaan ini adalah bagaimana menghitung atau menentukan densitas dari beberapa macam sampel batu bata (bata merah, bata putih dan bata ringan) dengan menggunakan piknometer. Tujuan Tujuan dilakukan percobaan ini adalah untuk menentukan nilai densitas dari beberapa macam sampel batu bata (bata merah, bata putih dan bata ringan) dengan menggunakan piknometer.
II. METODOLOGI Peralatan yang digunakan pada percobaan ini adalah neraca digital, oven, piknometer ukuran 50 ml/ 20oC, dan cawan. Bahan- bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah bata merahI, batu bata merah II, bata putih dan bata ringan. Pada percobaan ini, semua sample batu bata (bata merahI dan II, bata ringan dan bata putih) ditimbang massanya satu per satu dengan menggunakan neraca analitik. Penimbangan dilakukan tiga kali tiap samplenya untuk mendapatkan data yang lebih akurat. Kemudian dioven pada suhu 90oC selama satu jam. Kemudian ditimbang lagi massanya setelah dioven (penimbangan dilakukan tiga kali untuk tiap samplennya). Pengovenan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air dalam batuan. Setelah itu, sample batuan ditumbuk satu per satu dengan menggunakan cawan hingga menjadi serbuk. Proses penumbukan harus dilakukan secara hati-hati. Hal ini bertujuan agar serbuk-serbuk batuan tidak berkurang sehingga tidak terlalu mempengaruhi besar massa sebelum batuan tersebut ditumbuk. Piknometer kosong disiapkan kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik (m1: massa piknometer kosong). Selanjutnya piknometer diisi penuh dengan aquades dan ditimbang dengan menggunakan neraca analitik (m2: massa piknometer + aquades), yang mana piknometer harus terisi penuh oleh aquades dan tertutup rapat agar tidak ada gelembung udara didalam piknometer yang dapat mempengaruhi hasil penimbangan. Kemudian piknometer dibersihkan dan diisi dengan serbuk batuan yang akan diukur densitasnya, lalu ditimbang dengan menggunakan neraca analitik (m3: massa piknometer + sample). Selanjutnya piknometer yang berisi serbuk diisi penuh dengan aquades kemudian ditimbang dengan menggunakan neraca analitik (m4: massa piknometer + sample + aquades). Proses pengukuran massa/penimbangan m1, m2, m3 dan m4 dilakukan tiga kali untuk tiap sample yang digunakan. Setelah pengukuran selesai, hasil pengukuran dihitung dan dianalisis sehingga diperoleh besar densitas serbuk batuan.
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Data Percobaan Dari percobaan yang telah dilakukan, didapat data-data percobaan: Tabel 3.1. Data pengukuran massa sampel sebelum dioven. Massa (gr) Sampel 1 2 3 Batu bata merah I Batu bata merah pekat II Batu bata ringan Batu bata putih 24,298 24,297 24,296
10,794
10,793
10,788
5,494 9,902
5,492 9,901
5,493 9,900
Tabel 3.2. Data pengukuran massa sampel setelah dioven Massa (gr) Sampel 1 2 3 Batu bata merah I Batu bata merah pekat II Batu bata ringan Batu bata putih 24,298 24,297 24,296
10,794
10,793
10,788
5,494
5,492
5,493
9,902
9,901
9,900
Tabel 3.3 Data pengukuran m1 (massa piknometer kosong) dan m2 (massa piknometer + aquades) Pengukuran Rata-Rata Massa (gr) (gr) 1 2 3 m1 29,575 29,572 29,575 29,574
m2
79,645
79,645
79,644
79,645
Tabel 3.4 Data pengukuran m3 (massa piknometer + bahan) dan m4 (massa piknometer + aquades + bahan) dengan bahan berupa batu bata merah I. Pengukuran Rata-Rata Massa (gr) (gr) 1 2 3 m3 52,559 52,558 52,556 52,557
m4
92,661
92,662
92,661
92,661
Tabel 3.5 Data pengukuran m3 (massa piknometer + bahan) dan m4 (massa piknometer + aquades + bahan) dengan bahan berupa batu bata merah pekat II. Pengukuran Rata-Rata Massa (gr) (gr) 1 2 3 m3 40,318 40,316 40,316 40,317
m4
85,862
85,863
85,864
85,863
Tabel 3.6 Data pengukuran m3 (massa piknometer + bahan) dan m4 (massa piknometer + aquades + bahan) dengan bahan berupa batu bata ringan. Pengukuran Rata-Rata Massa (gr) (gr) 1 2 3 m3 34,775 34,773 34,773 34,773
m4
81,930
81,931
81,933
81,931
Tabel 3.7 Data pengukuran m3 (massa piknometer + bahan) dan m4 (massa piknometer + aquades + bahan) dengan bahan berupa batu bata putih. Pengukuran Rata-Rata Massa (gr) (gr) 1 2 3 m3 39,373 39,373 39,376 39,374
m4
85,762
85,760
85,761
85,761
Perhitungan Data Dari data-data yang didapat, kita hitung nilai densitas tiap sampel bahan dengan menggunakan persamaan: ( ) ( = densitas bahan a = aquades = 1 gr/cm3 )
misal kita menghitung nilai densitas batu bata merah II, maka kita menggunakan persamaan diatas dengan menggunakan m1, m2, m3 dan m4 rata-rata:
( = 2,306 gr/cm3
Adapun perhitungan untuk data-data yang lain dapat disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel 3.8 Data hasil perhitungan nilai densitas sampel. Sampel Batu bata merah I Batu bata merah pekat II Batu bata ringan Batu bata putih (gr/cm3)
2,306
2,374
1,785 2,660
Pembahasan Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah untuk menentukkan nilai densitas beberapa sampel serbuk batuan menggunakan piknometer. Pada percobaan ini, kami menggunakan sampel batu bata merah (batu bata merah I dan batu bata merah II), batu bata ringan dan batu bata putih untuk dihitung besar densitasnya. Batu bata merah merah masuk dalam klasifikasi bata normal dengan nilai densitas/massa jenisnya 2,2 2,4 gr/cm3. Batu bata merah biasa dibuat dari pasir silika, sekam padi, kotoran binatang serta air dalam komposisi tertentu. Sedangkan karakteristik batu bata putih, memiliki warna yang bersih (campuran unsur batu kapur dalam komposisi pembuatannya). Bata ringan berpori (beton ringan berpori) adalah bata yang dibuat agar strukturnya terdapat banyak pori. Batu bata ringan ini dibuat dengan bahan agregat ringan seperti batu apung (pumice), diatomite, scoria, volcanic cinders, dan dicampur dengan bahan baku dari campuran semen, pasir, gypsum, CaCO3 dan katalis aluminium. Pada tahap pengukuran massa ini dilakukan tiga kali penimbangan untuk tiap samplenya. Tiga kali pengukuran ini dilakukan untuk mendapatkan data yang lebih akurat untuk tiap samplennya. Perbandingan berat batuan yang telah dioven dengan batuan yang tidak dioven yaitu lebih berat batu yang tidak dioven. Ini dikarenakan batu yang tidak dioven masih mengandung berat air yang terkandung dalam pori-pori yang terdapat pada batu. Sedangkan berat batu yang sudah dioven sudah tidak lagi terdapat kandungan air sehingga berat yang diukur lebih ringan dibandingkan pada batu yang tidak dioven. Hasil pengukuran massa pada sample batu bata dapat dilihat pada tabel 3.1 dan 3.2 pada data percobaan. Dalam percobaan ini digunakan aquades, karena aquades merupakan senyawa murni (H2O) dan tidak terkandung mineral-mineral didalamnya, selain itu aquades juga memiliki sifat tidak mudah menguap sehingga tidak akan mempengaruhi hasil
penimbangan ataupun densitasnya. Adapun hasil penimbangan untuk keempat sampel dapat dilihat pada tabel 3.3, 3.4, 3.5, 3.6, dan 3.7. Dalam pengambilan data dilakukan tiga kali pengukuran massa/penimbangan pada tiap-tiap sampel. Setelah perolehan semua data percobaan yang dibutuhkan, dapat dilakukan perhitungan untuk mencari nilai densitas dengan menggunakan persamaan perhitungan densitas seperti pada sub bab 3.2. Adapun hasil perhitungan densitas dari keempat sampel tersebut dapat dilihat pada tabel 3.8. Pada perhitungan nilai densitas pada tiap sample, digunakan massa rata-rata, hal ini dilakukan untuk mempermudah perhitungan karena data yang diambil tiap samplennya lebih dari satu. Dari perhitungan dari keempat sample dapat diketahui bahwa nilai densitas terbesar dimiliki batu bata putih dan yang terkecil dimiliki oleh batu bata ringan. Massa jenis atau densitas (density) suatu batuan secara harfiah merupakan perbandingan antara massa dengan volume total pada batuan tersebut. Secara sederhana, suatu batuan memiliki dua komponen, komponen padatan dan komponen rongga (pori). Keberadaan komponen padatan maupun komponen rongga mempunyai nilai yang beragam pada tiap-tiap batuan sehingga massa jenis dari suatu batuan berbeda dengan batuan yang lainnya. Pada batu bata putih secara struktur memiliki komponen yang lebih padat (sedikit pori-pori) dibandingkan sample batu bata lainnya, hal ini disebabkan karena campuran unsur batu kapur dalam komposisi pembuatannya, sehingga memiliki densitas lebih besar dari batu bata merah. Kebalikannya, batu bata ringan memiliki komponen rongga (pori) yang lebih besar yang mengakibatkan densitasnya paling kecil.
VI. KESIMPULAN Dari percobaan yang dilakukan didapatkan nilai densitas masing-masing sample yaitu; batu bata I ; 2,306 gr/cm3, batu bata merah pekat II ; 2,374 gr/cm3, batu bata ringan ; 1,785 gr/cm3 dan batu bata putih ; 2,660 gr/cm3. Secara sederhana, suatu batuan memiliki dua komponen, komponen padatan dan komponen rongga (pori). Keberadaan komponen padatan maupun komponen rongga mempunyai nilai yang beragam pada tiap-tiap batuan sehingga massa jenis dari suatu batuan berbeda dengan batuan yang lainnya. Pada batu bata putih secara struktur memiliki komponen padatan yang lebih besar dibandingkan sample batu bata lainnya. Kebalikannya, batu bata ringan memiliki komponen rongga (pori) yang lebih besar, sehingga densitasnya paling kecil.
V. DAFTAR PUSTAKA Levorsen, A.I. 1954. Geology of Petroleum. San Fransisco. W.H.Freeman Company Nurwidyanto, M. Irham. 2005. Estimasi Hubungan Porositas dan Permeabilitas pada Batu Pasir (Study kasus Formasi Kerek Ledok,Selorejo). Undip.ac.id Young, Hugh D.dkk. 2004. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid I. Jakarta: Erlangga
LAMPIRAN ERROR PENGUKURAN: Untuk menghitung ralat mutlak, nisbi dan keseksamaan, menggunakan persamaan: Ralat Mutlak (x) =
( ( ) )
Keseksamaan (K)
1. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata merah I sebelum dioven Pengukuran ke1 2 3 mrata-rata = Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) m (gr) 24,298 24,297 24,296 24,297 m mrata-rata (gr) 0,001 0 -0,001 (m mrata-rata)2 = (m mrata-rata)2 (gr2) 0,000001 0 0,000001 0,000002
2. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata merah pekat II sebelum dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 10,788 0,004 0,000016 2 10,794 -0,002 0,000004 3 10,793 0,001 0,000001 2 mrata-rata = 10,792 (m mrata-rata) = 0,000021 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,00187 = 0,17300 % = 99,82700 %
3. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata ringan sebelum dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 5,494 -0,001 0,000001 2 5,492 0,001 0,000001 3 5,493 0 0 mrata-rata = 5,493 (m mrata-rata)2 = 0,000002 Ralat Mutlak (x) = 0,000547 Ralat Nisbi (I) = 0,009950 % Keseksamaan (K) = 99,999999 % 4. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata putih sebelum dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 9,902 0,001 0,000001
5. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata merah I setelah dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 24,281 0,001 0,000001 2 24,280 0 0 3 24,280 0 0 2 mrata-rata = 24,280 (m mrata-rata) = 0,000001 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,003162 = 0,001300 % = 99,999999 %
6. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata merah pekat II setelah dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 10,738 0 0 2 10,737 -0,001 0,000001 3 10,738 0 0 2 mrata-rata = 10,738 (m mrata-rata) = 0,000001 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,003162 = 0,0294 % = 99,970 %
7. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata ringan setelah dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 5,440 0,003 0,000009 2 5,443 0 0 3 5,445 -0,002 0,000004 2 mrata-rata = 5,443 (m mrata-rata) = 0,000013 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,00145 = 0,02660 % = 99,97300 %
8. Ralat data pengukuran massa sampel batu bata putih setelah dioven Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 9,860 0 0 2 9,860 0 0 3 9,860 0 0 2 mrata-rata = 9,860 (m mrata-rata) = 0
=0 =0% = 100 %
9. Ralat data pengukuran m1 (massa piknometer kosong) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 29,575 0,001 0,000001 2 29,572 0,002 0,000004 3 29,572 0,001 0,000001 2 mrata-rata = 29,574 (m mrata-rata) = 0,000006 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,00100 = 0,00338% = 99,99999 %
10. Ralat data pengukuran m2 (massa piknometer + aquades) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 79,645 0 0 2 79,645 0 0 3 79,644 0,001 0,000001 mrata-rata = 79,645 (m mrata-rata)2 = 0,000001 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,00100 = 0,00125 % = 99,99999 %
11. Ralat data pengukuran m3 batu bata merah 1 (massa piknometer + batu bata merah I) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 52,559 -0,002 0,000004 2 52,558 -0,001 0,000001 3 52,556 0,001 0,000001 2 mrata-rata = 52,557 (m mrata-rata) = 0,000006 Ralat Mutlak (x) = 0,00100 Ralat Nisbi (I) = 0,00199 % Keseksamaan (K) = 99,99999 % 12. Ralat data pengukuran m3 batu bata ringan (massa piknometer + batu bata ringan) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 34,775 -0,002 0,000004 2 34,773 0 0 3 34,773 0 0 2 mrata-rata = 34,773 (m mrata-rata) = 0,000004 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,000745 = 0,001470 % = 99,999999 %
13. Ralat data pengukuran m3 batu bata putih (massa piknometer + batu bata putih) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 39,373 0,001 0,000001 2 39,373 0,001 0,000001 3 39,376 0,002 0,000004 mrata-rata = 34,774 (m mrata-rata)2 = 0,000006 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,0010 = 0,0025 % = 99,9999 %
14. Ralat data pengukuran m4 batu bata merah I (massa piknometer + batu bata merah I + aquades) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 92,661 0 0 2 92,662 0,001 0,000001 3 92,661 0 0 2 mrata-rata = 92,661 (m mrata-rata) = 0,000001 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,00100 = 0,00107 % = 99,99999 %
15. Ralat data pengukuran m4 batu bata merah pekat II (massa piknometer + batu bata merah pekat II + aquades) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 85,862 0,001 0,000001 2 85,863 0 0 3 85,864 -0,001 0,000001 mrata-rata = 85,863 (m mrata-rata)2 = 0,000002 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,000547 = 0,000630 % = 99,999999 %
16. Ralat data pengukuran m4 batu bata ringan (massa piknometer + batu bata ringan+ aquades) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 81,930 0,001 0,000001 2 81,931 0 0 3 81,933 0,002 0,000004 mrata-rata = 81,931 (m mrata-rata)2 = 0,000005 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,000894 = 0,001090 % = 99,999999 %
17. Ralat data pengukuran m4 batu bata putih (massa piknometer + batu bata putih + aquades) Pengukuran kem (gr) m mrata-rata (gr) (m mrata-rata)2 (gr2) 1 85,762 0,001 0,000001 2 85,760 -0,001 0,000001 3 85,761 0 0 2 mrata-rata = 85,761 (m mrata-rata) = 0,000002 Ralat Mutlak (x) Ralat Nisbi (I) Keseksamaan (K) = 0,000547 = 0,000630 % = 99,999999 %