You are on page 1of 3

Pestisida nabati dapat berfungsi sebagai : (1) penghambatnafsu makan ( anti feedant ); (2) penolak ( repellent ); (3) penarik(

atractant ); (4) menghambat perkembangan; (5) menurunkankeperidian; (6) pengaruh langsung sebagai racun dan (7)mencegah peletakkan telur.Untuk membuat pestisida nabati diperlukan bahan bahanberupa bagian dari tanaman misalnya daun, biji, buah, akar danlainnya. Bahan-bahan tersebut dapat diolah menjadi berbagaimacam bentuk, antara lain : cairan berupa ekstrak dan minyak,pasta serta bentuk padat berupa tepung atau abu. Bahan-bahantersebut di atas umumnya dibuat dengan cara diblender, direbusdan direndam sebelum disemprotkan. Untuk jenis biji direndamterlebih dahulu kemudian ditumbuk/diblender. Sedangkan jenisdaun dan umbi dapat diblender dan diambil ekstraknya. Sebelumdigunakan bahan-bahan di atas dicampur dengan larutansabun/ditergent dan direndam semalam, setelah itu siap digunakan.Hal lain yang harus diperhatikan sebelum membuat ramuanpestisida nabati adalah mengetahui terlebih dahulu hama ataupenyakit yang menyerang sayuran yang ditana

Efektivitas suatu bahan-bahan alami yang digunakan sebagaipestisida nabati sangat tergantung pada bahan tumbuhan yangdipakai, karena satu jenis tumbuhan yang sama tetapi berasal daridaerah yang berbeda dapat menghasilkan efek yang berbeda. Haltersebut dikarenakan sifat bioaktif atau sifat racunnya tergantungpada kondisi tumbuh, umur tanaman dan jenis dari tumbuhantersebut.Beberapa hal yang perlu diketahui sebelum menggunakanpestisida nabati adalah keunggulan dan kelemahan penggunaanpestisida nabati tersebut. Keunggulan pestisida nabati antara lain :(1) mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari; (2) memiliki efek/pengaruh yang cepat, yaitumenghentikan nafsu makan serangga walapun jarangmenyebabkan kematian; (3) toksitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada manusia ; (4) memiliki spektrum pengendalian yang luas (racunlambung dan syaraf) dan bersifat selektif; (5) dapat diandalkanuntuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida sintetis; (6) fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman dan(7) murah dan mudah dibuat oleh petani.Kelemahan pengggunaan pestisida nabati antara lain : (1)cepat terurai dan aplikasinya harus lebih sering; (2) daya racunnyarendah (tidak langsung mematikan serangga/memiliki efek lambat);(3) kapasitas produksinya masih rendah dan belum dapatdilakukan dalam jumlah massal (bahan tanaman untuk pestisidanabati belum banyak dibudidayakan secara khusus); (4)ketersediaannya di toko-toko pertanian masih terbatas dan (5)kurang praktis dan tidak tahan disimpan

Meningkatnya kesadaran konsumen akan produk pertaniantermasuk sayuran yang aman bagi kesehatan dan kebugaran,aman bagi keselamatan dan kesehatan kerja, aman bagi kualitasdan kelestarian lingkungan hidup mendorong dikembangkannyaberbagai persyaratan teknis bahwa produk harus dihasilkandengan teknologi yang akrab lingkungan.Di Indonesia terdapat berbagai jenis tumbuhan yang berpotensisebagai pestisida nabati yang aman bagi lingkungan. Namunsampai saat ini pemanfaatan belum dilakukan secara maksimal.Buku Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati, dan Cara Pembuatannyauntuk Pengendalian Organisme Penggangu Tumbuhan (OPT) iniberisi 59 jenis tumbuhan yang memiliki khasiat sebagai pestisidanabati. Tumbuhan tersebut pada umumnya dapat dengan mudahditemukan, karena tumbuhan tersebut dapat ditemukan di sekitar tempat tinggal petani dan dapat disiapkan dengan mudahmenggunakan bahan serta peralatan sederhana.Setiap tumbuhan yang tercantum dalam buku ini dilengkapidengan gambar, deskripsi, bagian tumbuhan yang dapat digunakansebagai pestisida, kandungan kimia, cara kerja, khasiat lain dancara penggunaan. Sehingga akan memudahkan para penggunauntuk mengaplikasikannya.Kami menyadari bahwa bahwa buku ini masih jauh darisempurna. Oleh sebab itu, masukan, saran dan kritik yangmembangun untuk penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan.Kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunanbuku ini kami sampaikan terimakasih. Semoga buku ini bermanfaatdalam memperluas wawasan dan pengetahuan bagi mereka yangmembutuhkan. Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan salahsatu faktor pembatas penting dalam upaya peningkatan produksisayuran. Serangan OPT terjadi di semua tahap pengelolaanagribisnis sayuran dimulai dari sebelum masa tanam, dipertanaman, sampai penyimpanan dan pengangkutan produk.Masyarakat sudah tidak asing dengan nama-nama OPT sayuran,seperti ulat daun kubis, lalat pengorok daun, kutudaun, penyakithawar daun, penyakit layu bakteri, penyakit bengkak akar,nematoda sista kentang (NSK) dan masih banyak lagi. Kehilanganhasil tanaman sayuran akibat serangan OPT di pertanamandiperkirakan mencapai 25-100% dari potensi hasil. Di sampingsangat menurunkan kuantitas produksi, serangan OPT juga dapatmenurunkan kualitas dan harga produk, serta daya saing produk dipasar. Secara ekonomis kerugian tersebut mencapai miliaranrupiah setiap tahun.Dalamupayamemperkecilkerugian ekonomiusahatanisayuranakibat serangan OPT, pada umumnya para petani masih sangatmenggantungkan pada penggunaan pestisida kimia sintetik,meskipun PHT sudah menjadi kebijakan pemerintah. Mereka masihmengikuti paradigma perlindungan tanaman konvensional, preventif dan prinsip asuransi yang cenderung berlebihan. Penggunaanpestisida yang yang tidak tepat dan tidak benar baik jenis maupundosis penggunaannya seringkali menimbulkan masalah OPT danledakan OPT diantaranya 1) Resistensi hama .Secara kualitatif laporan dan keluhan tentang semakintidak manjurnya jenis-jenis pestisida tertentu semakin seringdisampaikan oleh para petani atau petugas lapangan. BeberapaOPT sayuran dilaporkan telah resisten terhadap pestisida tertentu,antara lain ulat daun kubis, (Plutella xylostella) ,ulat buah tomat(Helicoverpa armigera)

, ulat grayak (Spodoptera litura), ulat W. Setiawati, R. Murtiningsih, N. Gunaeni, dan T. Rubiati:Tumbuhan Bahan Pestisida Nabati dan Cara Pembuatannya untukPengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), 2008Balai Penelitian Tanaman Sayuran 2 bawang (Spodoptera exigua), lalat pengorok daun (Liriomyza huidobrensis) dan ulat penggerek umbi kentang (Phthorimaea operculella) 2) Resurgensi hama .Resurgensi terjadi pada beberapa hama penting sepertikutudaun persik ( Myzus persicae ) dan ulat krop kubis( Crocidolomia pavonana )3) Ledakan OPT sekunder .Ketika musuh alami mengalami kematian akibat aplikasipestisida. Ada OPT lain yang awalnya bukan OPT utamapopulasinya akan meningkat, karena musuh alami yang awalnyamampu menjaga kepadatan populasinya selalu rendah menjaditidak ada, atau kepadatan populasinya tidak lagi mampumengendalikannya 4) Residu pestisida . Sejak tahun 1980, residu pestisida telah ditemukan mencemaribeberapa jenis sayuran seperti kentang, kubis, sawi, tomat danwortel pada daerah-daerah sentra sayuran di Jawa Barat (Pacet,Pengalengan, Lembang), Jawa Tengah (Getasan, Ambarawa,Tawangmangu) Jawa Timur (Batu), Sumatera Utara, dan Jambi. 5) Kesehatan manusia. Beberapa jenis penyakit yang telah diteliti dapat diakibatkanoleh pengaruh samping penggunaan senyawa pestisida antara lainleukemia, myaloma ganda, lymphomas, sarcomas jaringan lunak,kanker prostae, kanker kulit, kanker perut, melanoma, penyakitotak, penyakit hati, kanker paru, tumor syaraf dan neoplasmaindung telur. Selain dari pada itu, beberapa senyawa pestisidatelah terbukti dapat menjadi faktor " carsinogenic agent " baik padahewan dan manusia.

You might also like