You are on page 1of 3

BAB 1 PENDAHULUAN

(WHO), setiap 11 menit, ada satu penduduk dunia meninggal karena kanker dan setiap tiga menit, ada satu penderita kanker baru. Penderita kanker di Jatim, menurut data Dinas Kesehatan Jatim pada 2010 sebanyak 4.736 penderita, sedangkan survei pada 2008 sebanyak 3.821 penderita, berarti terjadi kenaikan 915 penderita dalam kurun waktu dua tahun. Kanker payudara menempati urutan pertama dengan deteksi dua tahun terakhir menunjukkan peningkatan dari 1.200 (tahun 2009) penderita menjadi 1.700 (tahun 2011). Yang kedua, kanker mulut rahim yang di Jawa Timur dideteksi mengalami kenaikan dalam dua tahun terakhir, dari 800 menjadi 1.000 penderita. Sementara itu, rumah sakit dr. Soetomo yang memiliki fasilitas paling lengkap di Jawa Timur untuk menangani kanker-pun kerap kuwalahan melayani antrean pasien yang membludak. (Jawa Pos Senin, 05 Januari 2009)

1.1 LATAR BELAKANG Issue

Ketersediaan fasilitas rumah sakit umum di surabaya berdasarakan Surabaya Dalam Angka tahun 2011 yang menyertakan data tentang jumlah penduduk di surabaya sejumlah 3.024.321 jiwa sudah tergolong terpenuhi (berdasarkan standar WHO yang menetapkan setiap 1000 jiwa difasilitasi 1 tempat tidur untuk kebutuhan rawat inap). Data jumlah rumah sakit umum di surabaya menunjukkan ada 36 rumah sakit umum yang kepemilikkannya terdiri dari BUMN, swasta, dan ABRI dengan total tempat tidur sejumlah 6233 unit, yang berarti masyarakat surabaya secara fasilitas rawat inap sudah terpenuhi dengan perbandingan 1 tempat tidur untuk 485 jiwa. Data yang sudah ada mengindikasikan bahwa Surabaya tidak membutuhkan rumah sakit umum lagi.

Rumah sakit di Indonesia rata-rata belum mempunyai mutu yang memenuhi standar internasional yang akan kalah bersaing dengan rumah sakit yang ada di luar negeri. Berdasarkan data yang ada, sebanyak 50 persen pasien asal Indonesia memenuhi rumah sakit di Singapura. Sementara 12 ribu pasien memilih berobat ke Malaysia. Uang yang dikeluarkan sebesar Rp 7 trilun dalam setahun. Devisa yang keluar banyaknya yang berobat ke luar negeri sebenarnya bisa dipakai untuk keperluan dalam negeri. (Tribun Media, 12 September 2012)

Prevalensi penderita kanker di Indonesia mencapai 4,3 orang per 1.000 penduduk. Dengan jumlah penduduk 237,6 juta jiwa pada tahun 2010, penderita kanker di Indonesia diperkirakan 1,02 juta jiwa. Kanker di Indonesia penyebab kematian ke-4 terbesar untuk penyakit tidak menular. Pola hidup yang buruk membuat jumlah penderita kanker terus membengkak. Kondisi itu diperparah lemahnya kebijakan pemerintah mengendalikan faktor-faktor risiko yang memicu kanker, seperti rokok. (Kompas, 6 Februari 2012). Diperkirakan pada tahun 2015 mendatang, penyakit kanker akan menjadi penyebab 54% kematian di semua negara (Pikiran Rakyat, 2005). Menurut Organisasi Kesehatan Dunia

Prediksi

Penderita kanker di Surabaya dan Indonesia akan meningkat sebanding dengan pola hidup masyarakat kini yang cenderung kurang sehat dan lingkungan hidup yang semakin berpolusi. Pembangunan rumah sakit kanker di Surabaya sangat

dibutuhkan, selain untuk masyarakat Surabaya juga diperuntukkan sebagai pusat rujukan di Jawa Timur pada khususnya, dan di Indonesia pada umumnya.

Perbedaan fungsi antara rumah sakit dan hotel menyebabkan desain yang dibuat harus mempertimbangkan wadah aktivitas yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan setiap fungsi bangunan. Salah satu cara adalah dengan membedakan sirkulasi dan entrance rumah sakit dengan entrance hotel.

Pembangunan real estate akan semakin meluas, sejalan dengan RDTRK Surabaya khusunya daerah sekitar tapak. Dengan demikian, kegiatan ekonomi di sekitar tapak juga akan meningkat dengan dibangunnya ruko-ruko di sepanjang koridor Jl. Abdul Wahab Siamin.

1.2 BATASAN MASALAH

Rumah sakit dibangun dengan jumlah lantai kurang dari 20 lantai (sebagai podium), dengan hotel sebagai tower bangunan dengan jumlah lantai 20 ke atas. Bangunan bermassa tunggal-majemuk (high rise building).

Rekomendasi

Tantangan utama adalah membangun rumah sakit khusus dengan fasilitas dan desain yang lebih baik agar memperoleh kepercayaan pasien mau dirawat di dalam negeri karena banyak pasien Indonesia ke luar negeri untuk berobat.

Rumah sakit khusus kanker yang akan didesain adalah RS Khusus tipe A dengan jumlah ruangan minimal 75.

Membangun rumah sakit dengan hotel dimana fungsi hotel juga dapat menunjang fungsi rumah sakit itu sendiri. Salah satu cara dengan menambah fungsi rekreasi dan refreshing untuk melayani pasien. Selain itu, hotel yang dimodifikasi menjadi semi-apartement memudahkan pengunjung pasien rawat inap jika memerlukan tempat hunian sementara (seperti homestay), dengan menyediakan pula fasilitas-fasilitas penunjangnya. Pembangunan hotel dilakukan vertikal mengingat keterbatasan lahan yang ada serta menampung pengguna dalam kapasitas yang besar.

Hotel yang didesain adalah hotel bintang 3 dan terdapat pula apartmen (homestay) yang berfungsi mewadahi keluarga pasien yang memerlukan tempat tinggal sementara.

Luas lantai minimal bangunan apartemen adalah tidak terbatas, dengan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) dan Koefisien Luas Bangunan (KLB) menyesuaikan dengan peraturan bangunan setempat

Tapak berada pada skala kawasan kota besar dengan topografi bebas.

Perencanaan dan perancangan Rumah Sakit Kanker di Surabaya sebagai suatu wadah fasilitas penanganan kanker yang komprehensif yang dapat memberikan layanan informasi, pencegahan, pemeriksaan, pengobatan dan follow up pengobatan penyakit kanker dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang lengkap di Surabaya dan sebagai pusat rujukan (top referral) pasien penderita kanker di Jawa Timur, bahkan Indonesia.
1.

1.3

RUMUSAN MASALAH Bagaimana mendesain bangunan mix-use ( hotel dan rumah sakit khusus

) yang dapat memecahkan masalah (issue) urban?

2.

Bagaimana mendesain bangunan mix-use dengan pendekatan teknologi

ekonomi bangunan?

1.4

TUJUAN
1.

Mendesain bangunan tinggi dengan fungsi hotel yang mampu

memecahkan masalah (issue) urban. 2. Mendesain bangunan mix-use dengan pendekatan teknologi ekonomi

bangunan.

You might also like