You are on page 1of 5

ELECTROENCEPHALOGRAM

1. Sejarah Electroencephalogram Pada tahun 1929, seorang psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota Jena, mengumumkan bahwa adalah mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan pada otak, tanpa membuka tengkorak, dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan format perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalogram (EEG). Terkesan dengan berbagai kemungkinan untuk membangun peta bidimensional menyangkut aktivitas EEG di atas permukaan otak, W. Gray Walter menemukan toposcope pada tahun 1957. Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.. Elektroda diatur di dalam suatu susunan geometri, sehingga masing-masing tabung bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang

menyusun EEG di dalam area otak tertentu. Susunan tabung CRT ini, sedemikian rupa sehingga display phosphorescent spiral menunjukkan secara serempak irama yang menunjukkan bagian tertentu dari otak.

2.

Pengertian Elektroenchelpalograph/Elektro Enselo Grafi (EEG) adalah suatu alat yang mempelajari gambar dari rekaman aktifitas listrik di otak, termasuk teknik perekaman EEG dan interpretasinya. Neuron-neuron di korteks otak mengeluarkan gelombang-gelombang listrik dengan voltase yang sangat kecil (mV), yang kemudian dialirkan ke mesin EEG untuk diamplifikasi sehingga terekamlah elektroenselogram yang ukurannya cukup untuk dapat ditangkap oleh mata pembaca EEG sebagai gelombang alfa, beta, theta dan sebagainya. Electroencephalogram ( EEG) adalah suatu test untuk mendeteksi kelainan aktivitas elektrik otak (Campellone, 2006). Sedangkan dan menurut dr. Darmo Sugondo membedakan adalah antara prosedur

Electroencephalogram

Electroencephalografi.

Electroencephalografi

pencatatan aktifitas listrik otak dengan alat pencatatan yang peka sedangkan grafik yang dihasilkannya disebut Electroencephalogram. Jadi Aktivitas otak berupa gelombang listrik, yang dapat direkam melalui kulit kepala disebut Elektro-Ensefalografi (EEG). Amplitudo dan frekuensi EEG bervariasi, tergantung pada tempat perekaman dan aktivitas otak saat perekaman. Saat subyek santai, mata tertutup, gambaran EEG nya menunjukkan aktivitas sedang dengan gelombang sinkron 8-14 siklus/detik, disebut gelombang alfa. Gelombang alfa dapat direkam dengan baik pada area visual di daerah oksipital. Gelombang alfa yang sinkron dan teratur akan hilang, kalau subyek membuka matanya yang tertutup. Elektroensephalogram (EEG) adalah instrumen untuk menangkap aktifitas listrik di otak. Kalangan

Page

otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic

kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan

Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line dan sangat murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang terhadap rangsangan luar. Transformasi sinyal EEG menjadi suatu model, merupakan suatu cara yang sangat efektif dalam membantu klasifikasi sinyal EEG, mengidentifikasi serta mengestimasi spektrum sinyal EEG. Sinyal EEG mengandung komponen-komponen tertentu, yang dikenal sebagai gelombang alfa (8-13 Hz), beta (14-30 Hz), teta (4-7 Hz), dan delta (0.5-3 Hz), sehingga transformasi sinyal EEG menjadi daerahdaerah frekuensi merupakan hal yang sangat berguna, terutama dalam identifikasi gelombanggelombang di otak. a. b. c. d. Alfa 8 13 Hz Relaks, mata tertutup Beta > 14 Hz Aktifitas/ berfikir Teta 4 7 Hz Tidur ringan/ stres emosional Delta 0,5 3 Hz Tidur nyenyak

Pemeriksaan Elektroenchepalograph (EEG)


3. Tujuan Kalangan kedokteran menggunakan sinyal EEG untuk diagnosa penyakit yang berhubungan dengan kelainan otak dan kejiwaan. Walaupun penggunaan teknik modern seperti CT Scan dan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat memeriksa otak, namun EEG tetap berguna mengingat sifatnya yang non-destruktif, dapat digunakan secara on line dan sangat murah harganya dibandingkan kedua metoda. Disamping keunggulan lain, sinyal EEG dapat mengidentifikasi kondisi mental dan pikiran, serta menangkap persepsi seseorang terhadap rangsangan luar. EEG dilakukan untuk (Jan Nissl, 2006) a. b. c. d. e. f. Mendiagnosa dan mengklasifikasikan Epilepsi Mendiagnosa dan lokalisasi tumor otak, Infeksi otak, perdarahan otak, parkinson Mendiagnosa Lesi desak ruang lain Mendiagnosa Cedera kepala Periode keadaan pingsan atau dementia Page

Narcolepsy

g.

Memonitor aktivitas otak saat seseorang sedang menerima anesthesia umum selama perawatan.

h.

Mengetahui

kelainan

metabolik

dan

elektrolitB.

Fisiologi/PatofisiologiAktivitas

listrik

merupakan salah satu karakteristik dari semua sel hidup, termasuk sel-sel saraf.

4.

Cara Kerja Persiapan Pasien a. b. c. Identitas penderita harus dicatat lengkap Tingkat kesadaran penderita harus dicatat, untuk menghindari salah interpretasi EEG. Obat-obatan yang dikonsumsi oleh pasien harus diidentifikasi, oleh karena beberapa obatobatan tertentu yang dapat mempengaruhi frekuensi maupun bentuk gelombang otak. -Saat terbaik perekaman adalah pada saat bebas obat sehingga gelombang otak yang didapat adalah gelombang otak yang bebas dari pengaruh obat. d. e. f. g. h. i. Premedikasi, dosis dan berapa lama sebelum perekaman harus diidentifikasi dengan jelas. Tidak hipoglikemia Pasien dalam keadaan tenang dan rileks. Kulit kepala dalam keadaan bersih, bebas kotoran, debu, minyak dan kulit yang mati Perhatikan adanya bekas luka, bekas kraniotomi. Penyuluhan penderita sebelum perekaman tentang tujuan dilakukannya EEG, apa yang dilakukan teknisi terhadap dirinya sebelum dan saat perekaman, apa yang harus dilakukan penderita saat perekaman dan apa yang akan dirasakan oleh penderita saat perekaman. j. Identifikasi hasil neuroimaging yang sudah dilakukan.

5.

Prosedur Kerja

Page

a. b.

Sebelum melakukan prosedur perekaman EEG sebaiknya diketahui Standard Minimal Perekaman EEG menurut The American EEG Society Guidelines in EEG, yaitu memakai minimal 16 channel yang bekerja secara simultan. Setiap area di otak bisa memberikan pola yang sama atau berbeda pada waktu yang bersamaan, dan menurut pengalaman diperlukan perekaman pada minimal 8 area di otak secara simultan untuk mendapatkan distribusi pola EEG. Perekaman dengan 8 channel secara simultan diperkirakan cukup mencakup permukaan otak untuk menghindari misinterpretasi.

Memakai minimal 17 elektrode pencatat. Semua elektroda ini harus mencakup area frontal, central, parietal, oksipital, temporal, auricular atau mastoid, vorteks dan elektroda ground. a. Kedua system monopolar (referensial) dan bipolar (diferensial) harus digunakan secara rutin. Setiap system montage mempunyai keunggulan dan kekurangan, sehingga penggunaan kedua system sekaligus adalah esensial untuk mendapatkan informasi yang akurat. b. Harus ada prosedur buka tutup mata. Aktifitas alfa dapat memberi informasi tentang fungsi abnormal otak. Aktifitas paroksismal dapat pula dicetuskan oleh prosedur ini. c. Mesin EEG harus dikalibrasi di awal dan di akhir rekaman. Perubahan setting alat selama perekaman harus dicatat. d. Lama perekaman minimal 15-20 menit pada penderita sadar. Bila ada prosedur stimulasi fotik, hiperventilasi dan tidur maka lama perekaman harus ditambah. EEG adalah sample waktu dari kehidupan seseorang, dan waktu 20 menit adalah waktu yang sangat singkat untuk menarik suatu kesimpulan dari suatu kerja atau suatu fungsi otak seseorang. Oleh karena itu semakin lama perekaman maka semakin besar kemungkinan kita untuk menemukan abnormalitasnya. e. Keadaan pasien harus selalu dipantau dan dicatat.

6.

Pembacaan Hasil Mendapatkan rekaman EEG yang baik dan benar adalah salah satu dari tujuan utama dari pemeriksaan EEG selain interpretasi yang benar. EEG adalah alat untuk menunjang tegaknya diagnosa, selama kita dapat memperoleh rekaman yang baik dan benar. Rekaman yang tidak baik justru akan menyesatkan tegaknya diagnosa. Ada pepatah yang mengatakan Bad EEG is worse

than no EEG at all.


Pembacaan EEG oleh dokter dijadikan acuan untuk tindakan dan penanganan selanjutnya kepada pasien.

Page

Hasil Pemeriksaan EEG

Sumber Referensi : - http://ainkobra.wordpress.com/2008/11/14/elektoenchepalograph-eeg - http://elektromedik.blogspot.com/2008/04/eeg-elektro-encelografi.html

Page

You might also like