You are on page 1of 13

Pemantik Diskusi

Serial Diskusi Menghindari


Kutukan Sumber Daya Alam
3-4 Desember 2008
Beberapa Fakta yang Kita Punya
 Lima tahun ini, Indonesia adalah rangking
20 produsen minyak bumi di dunia.
Kontribusi minyak bumi terhadap GDP
negara ini adalah 5,2%.
 Lima tahun lalu, surplus perdagangan
minyak US$ 2 milyar, terus menurun
hingga pada tahun 2006 tinggal US$ 316
juta dan pada delapan bulan pertama
tahun 2007 surplus yang bisa diperoleh
tinggal US$ 108 juta.
 Penurunan surplus ini disebabkan oleh
sumber-sumber yang menurun dan
pengelolaan yang tidak efisien.
Kutukan Sumber Daya Alam
 Kutukan sumber daya alam adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan
fenomena diatas, dimana Indonesia gagal
mengambil manfaat dari berkah kekayaan
alam.
 Fenomena ini menjadi jelas karena kita
bisa dengan mudah menunjuk negara-
negara pada sisi sebaliknya yang miskin
sumber daya alam namun tingkat
kesejahteraan penduduknya baik dan
pereknomiannya stabil berkelanjutan.
Dampak Kutukan Sumber Daya Alam
 Meski Kaya sumber daya alam, indeks
pembangunan manusia Indonesia hanya 0,728
sehingga menduduki rangking 107 dari 175
negara di dunia.
 Kontributor utama dari rendahnya indeks
pembangunan manusia ini adalah 122 juta orang
atau 52,4% penduduk Indonesia hidup dengan
pendapatan dibawah US $ 2 per hari.
 Kelahiran bayi masih membunuh 2 perempuan
tiap 3 jam.
 28% anak dibawah usia 5 tahun menderita
kurang gizi.
 Di negara yang memberikan kemudahan bagi
privatisasi sumber daya air, terdapat 40 juta
orang yang tidak dapat mengakses air bersih dan
100 juta orang tidak memiliki akses terhadap
sanitasi yang memadai.
Dampak Kutukan Sumber Daya Alam
 Keterlambatan demokratisasi Indonesia karena sumber
daya alam mampu menjamin keberlanjutan rezim tanpa
harus terlalu tergantung pajak atau dukungan politik
rakyatnya.
 Pada sisi ekonomi, kutukan menyebabkan apresiasi rupiah
terhadap mata uang di ASIA menjadi salah satu penyebab
turunnya daya saing industri pertanian dan industri kecil
terhadap pasar global,
 Pada aspek fiskal, fluktuasi harga komoditas SDA yang
tinggi berefek pada kacaunya kebijakan fiskal Indonesia.
Dengan manajemen yang buruk, saat harga minyak
melambung, terjadilah belanja yang tidak terencana
dengan baik. Sebaliknya pada saat harga minyak jatuh,
daya dukung fiskal yang tidak memadai menyebabkan
pemerintah beralih pada utang luar negeri untuk menutup
defisit.
 Gabungan antara ketidaksabaran pemerintah dan faktor
‘peragenan’ telah melemahkan posisi tawar negara
terhadap kontraktor.
Dampak Kutukan Sumber Daya Alam
 Di tingkat pemerintah daerah, masalah kutukan
sumber daya alam yang tidak didukung oleh tata
kelola pemerintahan yang baik menyebabkan
tidak berjalannya fungsi-fungsi pemerintah
daerah dalam memenuhi hak-hak rakyatnya.
 Pemerintah tingkat Provinsi Nanggro Aceh
Darusallam hanya bisa untuk membelanjakan
separuh dari 8 trilyun rupiah dana transfer
pemerintah pusat dalam bentuk dana otonomi
khusus. Padahal NAD adalah provinsi keempat
termiskin di Indonesia.
 Sementara di Papua, dana otonomi khusus dibagi
merata tiap distrik tanpa ada mekanisme yang
memadai dalam pengelolaannya, akibatnya
Papua mampu bertahan menjadi provinsi
termiskin di Indonesia.
Dampak Kutukan Sumber Daya Alam
 Sangat jarang ada pemerintah daerah di
Indonesia yang tidak mengaku kekurangan dana.
 Rezim pajak daerah yang sentralistik sehingga
tidak cukup lentur untuk menyesuaikan daya
dukung eknomi daerah membuat pemerintah
daerah gagal membangun sumber Pendapatan
Asli Daerah yang sustainabel.
 Bahkan karena keterbatasan kewenangan
memungut pajak, mayoritas pemerintah
bertumpu pada pajak dan pungutan yang
membebani orang miskin yaitu retribusi
pelayanan kesehatan.
 Sementara potensi-potensi pajak yang memberi
efek redistribusi kesejahteraan diluar jangkauan
pemerintah daerah.
 Keterbatasan rezim pajak daerah ini membuat
pemerintah daerah berupaya agar wilayahnya
bisa sesegera mungkin atau tergesa-gesa
mengekstraksi sumber-sumber daya alam dari
Pendekatan Kita terhadap Kutukan
Sumber Daya Alam
Politik

Gender
Perencanaan
Hak-Hak
Penganggaran
Dasar

Keterbukaan
LIngkungan Kutukan SDA
Informasi

Energi Desentralisasi

Ekonomi
Fiskal
Monoter
Ini Semesta Diskusi Kita
Province
Governme
nt

National District
Governmen Governm
t ent

Mining
Company of
Local
Extractive
People
Industry
Masalah kita dalam Value Chain
Pemerintah Pusat Pemerintah Daerah
•PSC/KK tak transparan •Ketidaksiapan
•Kontribusi ke pendapatan perencanaan
negara tak transparan •Penganggaran buruk
•Bagi hasil ke pemerintah
•Partisipasi,transparan
daerah tak transparan
•Peragenan si dan akuntabilitas
•Korupsi rendah
•dll •CSR sbg alih-alih
layanan publik
•dll
Kontraktor Local People
•Produksi tak transparan •Kesadaran hak lemah
•Cost of recovery boros •Ketimpangan Gender
•Peragenan •Ketergantungan
•AMDAL lemah •Kemiskinan
•Ketenagakerjaan buruk •Skill advokasi rendah
•dll •dll
Pertanyaan Besar Kita Adalah
Transparansi
Akuntabilitas
?

Bisakah
Menghindari
Kutukan
SDA
?
Keberdayaan
Tata Kelola
Masyarakat
Pemerintahan
Sipil
?
?
Alur Diskusi
Kategorisa Elaborasi
si Gagasan Strategi
Input Paper Transparansi

Penulisan Hasil
Pemaparan
Diskusi
Input Paper

Pengantar Publikasi
Media
Ketentuan Hasil Diskusi
 Copy rights ada di semua partisipan
 Publishing rights ada di semua
lembaga partisipan asal copy rights
dicantumkan
 Setiap lembaga partisipan bisa
menggunakannya untuk mendukung
advokasi
 Selamat berdiskusi…

You might also like