You are on page 1of 18

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu kesejehteraan manusia. Salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak pada massa sekarang ini adalan pencemaran udara. Pencemaran udara terjadi jika komposisi zatzat yg ada di udara melampaui ambang batas yang ditentukan. Adanya bahan-bahan kimia yang melampaui batas dapat membahayakan kesehatan manusia , mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan terganggunya iklim (cuaca) dengan aktivitas manusia dan kemajuan teknologi. Terutama akibat proses pembakaran bahan bakar diindustri atau kendaraan bermotor. Maka banyak gas-gas yang dihasilkan dan bercampur dengan udara sebagai zat pencemar. Bahan kimia yang merupakan zat pencemar udara adalah karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2), oksidanitrogen (NO2), senyawa hidrokarbon, dan partikulat logam berat, dan sebagainya. Dalam abad modern dimana jumlah penduduk semakin banyak dan semakin padat, untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kemajuan teknologi, maka aktivitas yang mengganggu keseimbangan daur materi semakin meningkat. Untuk menghambat atau mengurangi atau menghilangkan akibat yang terlalu besar dari pengaruh lingkungan, maka setiap orang harus sadar akan kepentingan agar kesetimbangan dalam lingkungan hidup terjaga. 1.2 Rumusan Masalah - Masalah penelitian yang terjadi dalam penulisan makalah ini adalah karena sebagian besar kualitas lingkungan hidup manusia sudah tidak sempurna lagi seperti banyaknya manusia yang membuang sampah sembarangan sehingga mengakibatkan rusaknya lapisan ozon diatas bumi, dan gara-gara etidak cermatan dalam penggunaan sumberdaya yang dimiliki negara sehingga dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan hidup seperti sanitasi dan

pemukiman kumuh.

1.3 Tujuan - Menjelaskan mengenai pencemaran lingkungan. - Mengetahui faktor dari pencemaran lingkungan. - Mengetahui unsur-unsur yang mempengaruhi pencemaran lingkungan. - Menentukan dampak dari pencemaran lingkungan. - Mengetahui solusi dari pencemaran lingkungan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara dalam waktu yang cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan. Bila keadaan itu terjadi maka diudara dikatakan telah tercemar. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya. Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2) untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Gas-gas lain yang terdapat dalam udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen, oksida, hidrogen, methana, belerang dioksida, amonia dan lain-lain. Apabila susunan udara menglami perubahan dari susunan keadaan normal seperti diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan binatang, maka udara telah tercemar. Jenis-jenis Pencemaran Udara dapat dibagi menjadi dua macam, yakni : a. Pencemaran Udara Alami. Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam udara / atmosfer, akibat prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan, debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan sebagainya. b. Pencemaran Udara Non-Alami. Adalah : Masuknya zat pencemar oleh aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan produk sampingan, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus, senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir. Perkembangan yang berkembang pesat saat ini, khususnya dalam industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni : a. karema faktor internal (secara alamiah), contoh : 1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin. 2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas vulkanik. 3. Proses pembusukan sampah organik, dan lain-lain b. karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh : 1. hasil pembakaran bahan bakar fosil. 2. debu / serbuk dari kegiatan industri. 3. pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya. Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan geografi dan meteorology setempat. Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-banar bersih sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan padat lalu lintasnya. Udara yang tercemar dapat merusak lingkungan dan kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkingan berarti berkurangnya (rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup manusia. Sebenarnya secara alamiah, udara / atmosfer mempunyai kemampuan mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar ke dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai keterbatasan dalam menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar memungkinkan terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik udara / atmosfer. Sealnjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer yang memungkinkan terjadinya perubahan iklim lokal maupun global. Komponen pencemaran udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi. Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar. Dari beberapa macam komponen pencemaran udara, maka yang paling banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalah komponen-komponen berikut ini : 1. Karbon monoksida (CO) 2. Nitrogen oksida (NOx) 3. Belerang oksida (SOx) 4. Partikulat 1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa -129O C. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain. Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini : 1. Pembakaran bahan bakar fosil. 2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn karbon C yang menghasilkan gas CO. 3. Pad suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen. Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat, udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka

dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu tempat karena perpindahan ke tempat lain. 2. Nitrogen Oksida (NO2) Nitrogen oksida sering disebut dengan NO nya karena oksida nitrogen mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NO nya. Sifat gas NO2 adalah berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengathidung. Kadar NO diudara daerah perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah kadar NO diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik, pembuangan sampah dan lain-lain. Pencemaran gas NO diudara terutama berasal dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listrik stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami. Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut : NO2 + sinar matahari NO + O O + O2 O3 (ozon) O3 + NO NO2 + O2 3. Belerang Oksida (SOx) Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2 dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses kimiawi lainnya. Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia (tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm. Gas dari pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut : 2SO2 + O2 (udara) 2SO3 Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas Sox diudara meningkat. Reaksi antara gas Sox denagn uap air yang terdapat diudara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada beberapa negara industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat serius karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya

hujan asam akan mengakibatkan lingkungan semakin parah. Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbenruk mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilakna SOx karena mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida logam melalui reaksi berikut : 2ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO2 2PbS + 3O2 2PbO + 2SO2 Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahan bakar, penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan meteorology dan geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul bersama awanyang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman) karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu bara maupun minyak bumi di negeri itu. 4. Partikulat Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama dengan bahan atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang semuanya merupakan bentuk pencemaran udara. Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yanglebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah : Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibatletusan gunungberapi. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah pegunungan. Pencemaran partikel yang berasal dari alam sering kali dianggap wajar. Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat kenyamannan hidup maka hal tersebut dianggap sebagai musibah bencana alam. Pencemaran partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu kejadiaan yang hebat adalah pencemaran partikel akibat letusan gunung Krakatau pada tahun 1885. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar akibat letusan gunung Krakatau, tidak hanya jatuh disekitar selat Sunda (Jawa Barat dan Lampung) saja, namun sempat melayang diatmosfer mengelilingi dunia dalam waktu yang cukup lama sebelum akhirnya jatuh didaratan Eropa.

Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, adalah pada saat partikel masih melayang-layang sebagai pemcemar diudara sebelum jatuh ke bumi. Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa detik sampai beberapa bulan. Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah mati karena jatuh mengendap dibumi, dapat hidup kembali apabila tertiup oleh angin kencang dan melayang-layang lagi diudara. Sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat transportasi. Dampak pencemaran udara saat ini merupakan masalah serius yang dihadapi oleh negara-negara industri. Akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran udara ternyata sangat merugikan. Pencemaran tersebut tidak hanya mempunyai akibat langsung terhadap kesehatan manusia saja, akan tetapi juga dapat merusak lingkungan lainnya, seperti hewan, tanaman, bangunan gedung dan lain sebagainya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat pada tahun 1980, Kematian yang disebabkan oleh pencemaran udara mencapai angka kurang lebih 51.000 orang. Angka tersebut cukup mengerikan karena bersaing keras dengan angka kematian yang disebabkan penyakit jantung, AIDS dan lain sebagainya. 1.Dampak Pencemaran Oleh Karbon Monoksida Karbon monoksida (CO) apabila terhisap ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang akan dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat racun metabolisme, ikut bereaksi secara metabolisme dengan darah. Seperti halnya oksigen, gas CO bereaksi denagn darah (hemoglobin) : Hemoglobin + O2 O2Hb (oksihemoglobin) Hemoglobin + CO COHb (karboksihemoglobin) Konsentrasi gas CO samapi dengan 100 ppm masih dianggap aman kalau waktu kontak hanya sebentar. Gas CO sebanyak 30 ppm apabila dihisap manusia selama 8 jam akan menimbulkan rasa pusing dan mual. Pengaruh karbon monoksida (CO) terhadap tubuh manusia ternyata tidak sama dengan manusia yang satu dengan yang lainnya. Konsentrasi gas CO disuatu ruang akan naik bila diruangan itu ada orang yang merokok. Orang yang merokok akan mengeluarkan asap rokok yang mengandung gas CO denagn konsentrasi lebih dari 20.000 ppm yang kemudian menjadi encer sekitar 400-5000 ppm selama dihisap. Konsentrasi gas CO yang tinggi didalam asap rokok menyebabkan kandungan COHb dalam darah orang yang merokok jadi meningkat. Keadaan ini sudah barang tentu sangat membahayakan kesehatan orang yang merokok. Orang yang merokok dalam waktu yang cukup lama (perokok berat) konsentrasi COHb dalam darahnya sekitar 6,9%. Hal inilah yang menyebabkan perokok berat mudah terkena serangan jantung. Pengaruh konsentrasi gas CO di udara sampai dengan dengan 100 ppmterhadap tanaman hampir tidak ada, khususnya pada tanaman tingkat tinggi. Bila konsentrasi gas CO di udara mencapai 2000

ppm dan waktu kontak lebih dari 24jam, maka kana mempengaruhi kemampuan fiksasi nitrogen oleh bakteri bebas yang ada pada lingkungan terutama yang terdapat pada akar tanaman. 2. Dampak Pencemaran Nitrogen Oksida (NOx) Gas nitrogen oksida (NOx) ada dua macam , yakni gas nitrogen monoksida (NO) dan gas nitrogen dioksida (NO2). Kedua macam gas tersebut mempunyai sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang mencemari udara secara visual sulit diamati karena gas tersebut tidak berwarna dan tidak berbau. Sedangkan gas NO2 bila mencemari udara mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya coklat kemerahan. Udara yang mengandung gas NO dalam batas normal relatif aman dan tidak berbahaya, kecuali jika gas NO berada dalam konsentrasi tinggi. Konsentrasi gas NO yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada system saraf yang mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Gas NO akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh oksigen sehinggga menjadi gas NO2. Udara yang telah tercemar oleh gas nitrogen oksida tidak hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas Nox pada tanaman antara lain timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi gas tersebut dapat menyebabkan nekrosis atau kerusakan pada jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai temapat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%. Pencemaran udara oleh gas NOx dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang disingkat dengan PAN. Peroxi Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair. Campuran PAN bersama senyawa kimia lainnya yang ada di udara dapat menyebabkan terjadinya kabut foto kimia atau Photo Chemistry Smog yang sangat menggangu lingkungan. 3. Dampak Pencemaran oleh Belerang Oksida (SOx) Sebagian besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut : SO2 + H2O H2SO3 SO3 + H2O H2SO4 Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut berkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman, terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan lapisan tanah yang subur. Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan

tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman, terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Udara yang telah tercemar SOx menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada systen pernapasaannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. 1. Penanggulangan Secara Non-teknis Dalam usaha mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dikenal istilah penanggulangan secara non-teknis, adalah suatu usaha untuk mengurangi dan menanggulangi pencemaran lingkungan dengan cara menciptakan peraturan perundangan yang dapat merencanakan, mengatur dan mengawasi segala macam bentuk kegiatan industri dan teknologi sedemikian rupa sehingga tidak terjadi pencemaran lingkungan. Peraturan perundangan yang dimaksudkan hendaknya dapat memberikan gambaran secara jelas tentang kegiatan industri dan teknologi yang akna dilaksanakan disuatu tempat yang antara lain meliputi : - Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) - Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) - Perencanaan Kawasan Kegiatan Industri dan Teknologi - Pengaturan dan Pengawasan Kegiatan - Menanamkan Perilaku Disiplin 2. Penanggulangan Secara Teknis Apabila berdasarkan kajian Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ternyata bisa diduga bahwa mungkin akan timbul pencemaran lingkungan, makalangkah berikutnya adalah memikirkan penanggulangan secara teknis. Banyak macam dan cara yang dapat ditempuh dalam penanggulangan secara teknis. Adapun kriteria yang digunakan dalam penanggulangan secara teknis tergantung pada faktor berikut : - Mengutamakan keselamatan lingkungan - Teknologinya telah dikuasai dengan baik - Secara teknis dan ekonomis dapat dipertanggung-jawakan Berdasarkan criteria tersebut diatas diperoleh beberapa cara dalam hal penanggulangan secara teknis, antara lain adalah sebagai berikut : - Mengubah proses - Menggantikan sumber energi - Mengelola limbah - Menambah alat bantu Keempat macam penanggulangan secara teknis tersebut diatas dapat berdiri sendiri-sendiri, atau bila dipandang perlu dapat pula dilakukan secara bersamasama, tergantung kepada kajian dan kenyataan yang sebenarnya. Jadi secara garis besar, pencemaran udara dapat ditanggulangi denagn cara sebagai berikut : - Untuk mengurangi pencemaran udara dari gas CO, para ahli motor dan industri

merancang katalis yang disebut Catalytik Converter yang digunakan pada cerobong asap (knalpot), yang berfungsi mengubah CO dan NO menjadi gas yang tidak beracun. -Mengurangi Konsentrasi CO2 diatmosfer, berdasarkan siklus CO2 dan O2, maka diperlukan pelaksanaan pengelolahan hutan dengan sistem tebang tanam, memperluas hutan konservasi, penghijauan pegunungan gundul, gerakan menanam pohon belakang rumah dan memperbanyak taman kota. -Menggunakan bahan bakar anti polusi, misalnya kendaraan dengan tenaga lstrik dari surya atau bahan bakar dari jenis alkohol. PROSES DAN PENYEBARAN PENCEMARAN UDARA Proses penurunan kualitas lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh masuknya zat pencemar ke dalam lingkungan udara tersebut, baik alami (seperti: kebakaran hutan oleh teriknya matahari, debu vulkanik, debu meteorit, pancaran garam dari laut dan sebagainya) maupun akibat aktivitas manusia yang justru sering menimbulkan masalah (seperti pancaran gas beracun dari pemupukan pembasmian hama, asap rumah tangga, transportasi, produk sampingan dari industri dan sebagainya). Permasalahan penurunan kualitas lingkungan udara timbul akibat pertambahan penduduk serta pengembanagn ilmu dan telnologi, dimana aktivitas dan mobilitas manusia bertambah. Sebagai contoh, makin bertambah penduduk berarti semua kebutuhan bertambah, sehingga produk sampingannya bertambah pula. Demikian pula kebutuhan akan udara bertambah, baik untuk bernapas maupun sebagai media pembuangan. Dampak mekanisasi dan energisasi terhadap lingkungan alami cukup fundamental dan meluas. Karenanya, hubungan antara makhluk hidup dan lingkungan alami, disatu pihak, dengan masalah mekanisasi dan energisasi dan lain pihak, perlu dipelajari, dikaji dan dipahami. Ekologi ekosistemnya mempelajari hubungan serta keterkaitan antara makhluk hidup dengan lingkungan alami dimana didalamnya terdapat termodinmaika yang mempelajari proses-proses irreversible dalam alam, antara lain proses-proses energi dan biologi. Dari sini dapat diketahui bahwa proses-proses alam akan mengarah pada keacakan (disorder), khususnya pada keacakan lingkungan (environmental disorder). Hukun pertama termodinamika menyatakan bahwa : Jumlah yang terpakai dan yang terbuang dalam proses pengolahan sumber energi alam harus sama dengan jumlah masukan sumber primer. Setiap zat yang dipancarkan ke dalam udara akan mengalami pengangkutan, pencampuran dan penyebaran (dispersi) sesuai dengan dinamika udara, maka perlu ditinjau dan dipelajari proses-proses fisis dan persamaan-persamaan dinamis yang berlaku diatmosfer, seperti : - Proses pengangkutan / transportasi - Proses pencampuran / pengenceran (difusi) - Proses turbulensi - Proses perubahan fasa air , dan sebagainya.

10

BAB III PEMBAHASAN Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu: 1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap mampu merubah bentuk muka bumi. Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Letusan gunung berapi Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan kuat keluar melalui puncak gunung berapi. Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa: 1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan. 2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui. 3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui. 4) Gas yang mengandung racun. 5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lainlain. b. Gempa bumi Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat langsung maupun tidak langsung, di antaranya:

11

1) Berbagai bangunan roboh. 2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus. 3) Tanah longsor akibat guncangan. 4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul. 5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang). c. Angin topan Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global. Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan (puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk: 1) Merobohkan bangunan. 2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan. 3) Membahayakan penerbangan. 4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.

12

2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup. Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain: a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya kawasan industri. b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan. c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan. Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain: a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan). b. Perburuan liar. c. Merusak hutan bakau. d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman. e. Pembuangan sampah di sembarang tempat. f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS). g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.

13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Pencemaran udara merupakan proses masuknya zat pencemar ke dalam udara atmosfer, dalam jumlah melebihi ambang batas yang diperkenankan untuk kesehatan dan kehidupan semua makhluk hidup. Pencemaran udara dapat disebabkan karena faktor internal (secara alamiah) dan faktor eksterna (karena ulah manusia). Polusi-polusi pencemaran udara terdiri dari CO, CO2, NO, NO2, SO2, SO3, partikulat dan ozon. Pencemaran udara dapat menimbulkan beberapa dampak antara lain : Hujan asam. Kerusakan lapisan ozon. Merusak saluran pernapasan / sistem saraf, dan lain-lain. Pencemaran udara dapat diatasi denagn beberapa solusi, antara lain : Merancang alat yang dapat mengubah polutan menjadi gas yang tidak berbahaya. Mengadakan reboisasi. Mengurangi konsentrasi polutan diatmosfer. Udara merupakan campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung pada keadaan suhu udara, tekanan udara dan lingkungan sekitarnya.

4.2 Saran dan Rekomendasi Saran : Sebaiknya lingkungan disekitar kita perlu diseimbangkan antara pembanguan dan lingkungan, karena lingkungan berfungsi sebagai penopang pembangunan secara berkelanjutan. Dan untuk mengatasi semua itu yang pertama dan yang utama adalah kesadaran dari manusia sendiri. Maka dengan diadakannya makalah ini dimohon untuk kita semua supaya lebih berhati-hati mengenai Analisis Dampak Lingkungan baik dari limbah pabrik, limbah rumah tangga, itu sendiri yang tidak bertanggung jawab.

14

Kritik : Akibat ketidakcermatan manusia dalam penggunaan sumber daya alam yang dimiliki sehingga dapat menimbulkan masalah-masalah lingkungan hidup seperti : a. Permasalahan sumberdaya alam seperti kerusakan hutan, kepunahan hewan serta perluasan lahan kritis. b. Permasalahan pemukiman seperti sanitasi, pemukiman kumuh, air bersih dan lingkungan sehat. c. Polusi lingkungan seperti pencemaran air, tanah dan udara. Jika pembangunan secara terus menerus tidak memperhatikan faktor lingkungan maka, lingkungan hidup akan rusak dan kelanjutan pembangunan itu sendiri akan terancam

15

DAFTAR PUSTAKA

Joseph M, Patula (1989). The Object of Environmental Ethics, dalam Environmental Management, An International Journal for Decision Makers and Scientists,Vol 13,Number 3, p. 273. Saeni (1989), Kimia Lingkungan, PAU-IPB Bogor. Wisaksono, W dkk (1981), Peranan Analisa Kimia Dalam Menunjang Masalah lingkungan Hidup, Seminar Nasional Metode Analisa Kimia, Bandung. Ekasatya N, 1991 Pencegahan dan Penanggulangan Pencemaran Lingkungan, Departemen Perindustrian R.I, Jakarta. Mahida, U.N, 1981, Pencemaran Udara dan Pemanfaatan Limbah Industri, diterjemahkan oleh Prof. DR.Ir. Otto Soemarsoto, Penerbit C.V. Rajawali, Jakarta.

16

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb. Alhamdulillahi Rabbil Alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas selesainya penyusunan makalah ilmu alamiah dasar dengan judul PENCEMARAN LINGKUNGAN. Dibuatnya makalah Ilmu Alamiah Dasar ini dimaksudkan sebagai bahan pembelajaran dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang lingkungan. Makalah tentang lingkungan yang disusun oleh saya ini merupakan tugas akhir dari mata kuliah ilmu alamiah dasar dan disusun berdasarkan dari hasil dari beberapa sumber. Kami sadari sepenuhnya masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Karenanya besar harapan kami akan saran dan kritik pembaca untuk perbaikan yang lebih lanjut sehingga makalah saya semakin sempurna. Wassalamuallaikum Wr. Wb.

Samarinda, Desember 2011

Penulis

17

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1.1 Rumusan Masalah ....................................................................................... 1.2 Tujuan ......................................................................................................... BAB II TINJAUAN PUS?TAKA ........................................................................... BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 4.1 Kesimpulan ................................................................................................. 4.2 Saran dan Rekomendasi .............................................................................. DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

18

You might also like