Professional Documents
Culture Documents
Subdivisi Respirasi
ASMA BRONKIALE
Sifat : - Serangan batuk yg periodik - Dispnue ekspiratoar & ekspirasi - Wheezing difus Paru kiri & kanan Gejala o.k. : obstruksi distal bronkus & bronkiolus
Hipersekresi lendir
kental dari kelenjar
ETIOLOGI
Alergi = atopik = alergik A (fisik, kimia, infeksi) mis = debu, perubahan iklim, uap bahan kimia, inf. Kuman/virus/jamur, makanan, binatang (kucing) Infeksi saluran napas Aktifitas fisik Psichogen = astma nervosa Unknown Kombinasi
Cell activation
Inflammatory mediators Smooth muscle contraction chemotaxis Mast cells Epithelial cells Macrophage Eosinophils Lymphocytes
Granulocytic responses: Neutrophils Eosinophils Basophils Activated mononuclear cells Macrophages Lymphocytes Inflammatory mediators
Airway edema Cellular infiltration Subepithelial fibrosis Mucous secretion Mucosal and vascular permeability
Airways hyperresponsiveness
asthma
Normal
Attacks
bronchus
bronchus
Macam-macam Asma
A. Asma Extrinsik = early-onset A
A. Intrinsik = late-onset A
A. Kombinasi
A.E. prognosis > baik Seasonal A : musim tertentu Perenia A : sepanjang tahun ok. kausa dilingkungan sendiri (debu, psikis)
KLINIK
Batuk persisten dan/atau mengi berulang yang mempunyai karakteristik episodik, terjadi pada malam hari (noktural), musiman, berkaitan denga aktivitas atau pencetus, dan reversiel. Adanya riwayat ada asma/alergi dlm keluarga. Sesak nafas terutama gangguan ekspirasi, wheezing. Frekuensi serangan : bervariasi (bbr hari bbr bulan)
Kalsifikasi derajat penyakit asma kronik: Asma episodik jarang, dengan frekuensi serangan <1x/bulan. Asma episodik sering dengan frekuensi serangan >1x/bulan. Asma persisten dengan frekuensi serangan yang sering, bahkan pasien hampir selalu mempunyai gejala.
PENATALAKSANAAN
Langkah promotif/preventif:
Primer: dilakukan pada ibu hamil yang mempunyai riwayat atopi pada dirinya, keluarga, anak sebelumnya, atau pada suami. Tujuannya adalah mencegah terjadinya sensitisasi pada janin intrauteri dan dilakukan saat janin dalam kandungan dan menyusui. Sekunder: bertujuan mencegah terjadinya inflamasi pada bayi/anak yang sudah tersensitisasi. Targetnya adalah bayi/anak yang mempunyai orang tua dengan riwayat atopi. Tersier: bertujuan mencegah terjadi serangan asma pada anak yang sudah menderita asma dengan cara penghindaran terhadap pencetus dan pemberian obat-obat pengendali (controller).
Medikamentosa:
2-agonis
Pereda (reliever) Ipratoropium Obat Asma kortikosteroid Pengendali (conroller) antileukotrin
Asma persisten
6- 8 minggu, respon
(-)
(+)
Pertimbangan penambahan salah satu obat: -agonis kerja panjang -agonis lepas terkendali Teofilin lepas lambat antileukotrin
6- 8 minggu, respon
(-)
(+)
P E N G H I N D A R A N
Uji provokasi
Pem. Foto thorax